You are on page 1of 15

LAPORAN

PRAKTEK LAS LISTRIK

Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Praktek Mata Kuliah Pabrikasi Logam

Oleh :

Galih Trisna Lesmana

0905849

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT. Karena atas ijin dan karunianya
saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek pengelasan menggunakan las listrik.,
shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Dan
tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.

Di bab ini saya menulis tentang las listrik. Las listrik adalah salah satu cara
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan disambung. Di dalam laporan ini akan di bahas lebih
lanjut.

Saya menyadari laporan ini banyak kekurangannya,semoga bapak dapat


memakluminya.semoga laporan ini bermanfaat bagi semuanya.

Bandung, mei 2010

Penulis

Galih trisna lesmana

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii

Bab I: Pendahuluan
1.1. Latar belakang................................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................1
1.3. Ruang lingkup penulisan laporan...................................................................1
1.4. Sistematika penulisan.....................................................................................1

Bab II: Praktek kerja las listrik


2.1. Tujuan praktek....................................................................................................3
2.2. Alat-alat...............................................................................................................3
2.3. Bahan...................................................................................................................4
2.4. Landasan teori.....................................................................................................4
2.5. Langkah kerja......................................................................................................10
2.6. Temuam praktek dan pembahasan......................................................................10
Bab III: Kesimpulan dan saran
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................11
3.2. Saran....................................................................................................................11
Lampiran....................................................................................................................12
Gambar kerja..............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..


Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda
yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis.

1.2. Tujuan.
Tujuan praktek las listrik adalah:

 Memenuhi salah satu tugas laporan pabrikasi logam.


 Siswa dapat mengetahui cara menggunakan las listrik secara benar.
 Siswa dapat mengetahui keselamatan kerjanya.

1.3. Ruang Lingkup Penulisan Laporan.


Laporan praktek pengelasan dengan menggunakan las asetilin ini ditulis,
untuk mengisi tugas praktek di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Pendidikan Teknik Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

1.4. Sistematika penulisan


Kata pengantar
Daftar isi
Bab I: Pendahuluan
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Ruang lingkup penulisan laporan
Bab II: Praktek pengelasan menggunakan las asetilin
2.1. Tujuan praktek
2.2. Alat-alat
2.3. Bahan
2.4. Landasan teori

4
2.5. Langkah kerja

2.6. Temuam praktek dan pembahasan

Bab III: Kesimpulan dan saran

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Lampiran

Gambar kerja

5
BAB II

PRAKTEK PENGELASAN MENGGUNAKAN LAS LISTRIK


2.1. Tujuan Praktek.
Praktek las listrik memiliki beberapa tujuan antara lain :

a. Tujuan Secara Umum.


Secara umum praktek las listrik ini bertujuan untuk :
 Melatih kesabaran dan ketelitian dalam bekerja.
 Melatih untuk bekerja lebih baik.
 Mengajarkan agar kita berhati-hati dalam menggunakan las listrik.
b. Tujuan Secara Khusus.
Secara khusus praktek ini bertujuan untuk :

 Mengisi salah satu syarat mata kuliah pabrikasi logam.


 Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran.
 Melatih keterampilan dalam bidang pengelasan menggunakan las
asetilin.
2.2. lat-alat.
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek pengelasan dengan
menggunakan las listik antara lain :

a. Alat Utama.
 Mesin las.
 Elektroda.
 Tang massa dan palu massa.
 Pemegang elektroda.
b. Alat Tambahan.
 Palu.
 Tang penjepit.
c. Keselamatan Kerja.
 Kamar las.
 Kacamata kas
 Sepatu dan baju.

6
2.3. Bahan.
Bahan yang dipakai dalam proses pengelasan adalah Plat Besi dengan rincian
ukuran sebagai berikut :

Panjang bahan : 493 mm.

Lebar bahan : 36 mm.

Tebal bahan : 36 mm.

2.4. Landasan Teori


Las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian
juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.

Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan
pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
1. Mesin Las Arus Bolak-balik (Mesin AC)
Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber
tenaga dalam proses pengelasan.
Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum
sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan.
Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya
tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan
tegangan. Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini
disebut transformator atau trafo.
Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo step-down,
yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan kebanyakan
sumber listrik, baik listrik PLN maupun listrik dari sumber yang lain, mempunyai
tegangan yang cukup tinggi, padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh
mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt. Transformator yang
digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar. Untuk mencairkan
sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan
pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya
yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10
ampere sampai 500 ampere.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan

7
las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan
sebaliknya.

2. Mesin Las Arus Searah (Mesin DC)


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus
searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah.
Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat
penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak
mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah
arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
a. nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,
b. setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC,
c. tingkat kebisingan lebih rendah,
d. mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.

8
Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel.
Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai
jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai
bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat
yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang
dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran.
Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak
mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.

Sumber penyebab gangguan pada mesin las bisa terjadi dari dalam mesin
(internal) atau dari luar (eksternal). Gangguan-gangguan dari luar yang bisa terjadi
misalnya arus dari sumber tegangan mati atau tegangan dari sumber lemah atau turun.

9
Adapun gangguan dari dalam mesin sendiri misalnya sikat katup mesin DC kotor,
mesin las terlalu panas, kumparan pada trafo rusak (akibat hubung singkat atau
lilitannya putus), atau ada ada salah satu instalasi yang tidak terhubung (ada kabel
putus). Gangguan-gangguan yang timbul dapat diatasi dengan beberapa cara, antara
lain menaikkan putaran generator untuk menaikkan tegangan atau menaikkan arus
yang lemah, memperbaiki atau mengganti lilitan kumparan trafo, mendinginkan
mesin, jika kabel amper rusak diganti yang baik, memperbaiki hubungan kabel,
membersihkan sikat pada katup, dan menghidupkan listrik cadangan bial sumber
utamanya mati.
3. Mesin Las Ganda (Mesin AC-DC)
Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu
fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil
dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus
searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik
atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat
pengatur arus dari mesin las. Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai
semua kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC.
Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las
untuk pengelasan berbeda.
Menentukan besarnya arus listrik
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan harus diatur
sesuai kebutuhan. Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya
arus dan tegangan listrik yang digunakan. Tidak ada aturan pasti besar tegangan
listrik pada mesin las yang digunakan.Hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja
operator las tubuh manusia tidak akan mampu menahan arus listrik dengan tegangan
yang tinggi.
Tegangan listrik yang digunakan pada mesin las (tegangan pada ujung
terminal) berkisar 55 volt sampai 85 volt. Tegangan ini disebut sebagai tegangan
pembakaran. Bila nyala busur listrik sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20
volt sampai 40 volt. Tegangan ini disebut dengan tegangan kerja. Besar kecilnya
tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya diameter elektroda.
Semakin besar arus yang terjadi.
Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya
besar arusnya saja. Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar
tombol pengatur arus. Besar arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang

10
ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk mengukur besar arus listrik) yang terletak
pada mesin las. Pada masing-masing las, arus minimum dan arus maksimum yang
dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100 ampere sampai 600 ampere.
Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter
elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan,
polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.
Pengaruh arus listrik pada hasil las
Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:
a. penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,
b. terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu
melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik,
c. penembusaun kurang baik,
d. pinggiran-pinggiran dingin.

Bila arus terlalu tinggi (besar), maka elektroda akan mencair terlalu
cepat dan menghasilkan: (lihat gambar)
- permukaan las yang lebih lebar dan datar,
- perembasan terlalu dalam,
- terjadi undercut sepanjang alur las.

11
Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las
Untuk menghasilkan rigi–rigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan
menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil. Apabila elektroda di
gerakkan:
a. tepat dan stabil, menghasilkan daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
perembesan luasnyabaik. ( lihat gambar ),

Hasil gerakan elektroda yang tepat dan stabil

b. terlalu cepat, menghasilkan perembesan las yang dangkal karena pemanasan


bahan bakar dasar (perhatikan gambar)

Hasil gerakan elektroda yang terlalu cepat

terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.

12
2.5. Langkah Kerja.
1. Mesin las disiapkan dan stel amperenya, yaitu “ON” untuk menghidupkan
dan “OFF” untuk mematikan mesin las.
2. Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti: sarung tangan, apron, helm las,
dan sepatu kerja.
3. Pasangkan klem massa sebaik mungkin agar pada saat pengelasan terjadi
sirkuit listrik yang baik. Pasangkan elektroda pada tang las.
4. Siapkan alat-alat bantu seperti: sikat las, palu las dan tang penjepit.
5. Lakukan setiap proses menurut langkah kerja yang ditentukan.
6. Mintalah petunjuk guru/instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.
7. Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disiplin.

2.6. Temuan Praktek dan Pembahasan.


Pada saat praktek menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain :

 Elektroda sering menempel , ini dapat dicegah dengan tidak menenpatkan


elektroda terlalu dekat denga bahan.
 Pada praktek ini cahaya yang ditimbulkan sangat terang,maka gunakanlah
kacanata las yang sesuai.jika tidak mata akan terasa perih di kenudian hari.

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan.
Dari hasil praktek mengelas dengan menggunakan las listrik dapat
disimpulkan bahwa pengelasan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan harus
sesuai prosedur yang berlaku. Gunakan kacamata dalam mengelas.

3.2. Saran.
Ada beberapa saran yang bisa disampaikan antara lain :

 Berhati-hati dalam kegiatan praktek.


 Utamakan keselamatan baik benda kerja maupun diri kita sendiri.
 Tidak boleh bercanda atau main –main dalam melakukan pengelasan.

14
LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka.: dasar-dasar pengelasan menggunakan peralatan las busur


listrik.

2. Job Sheet.

3. Gambar Kerja.

15

You might also like