Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Abstract
LIFE CYCLE ASSESSMENT OF 50 MWATT COAL-FIRED POWER PLANTS. Coal-fired power plants
are increasingly used as a source of energy in Indonesia that are experiencing rapid population growth and
energy demands. Air pollution caused by coal energy production is a very serious environmental problem.
Estimating the environmental impact of coal-fired power plants can be conducted using Life Cycle
Assessment (LCA). LCA is a systematic analytical method that helps identify, evaluate, and minimize the
environmental impacts of a specific process. The LCA of processes studied was divided into four main
subsystems: coal mining, transportation, coal processes, and electricity generation. In addition to focusing
on the impacts from the power plant, the emissions, waste, material resources consumption, and energy use
of all processes required for 50 MWatt Coal-fired power plants to operate, were assessed. The resulted
study can help to determine which areas have the greatest environmental burdens and to focus on improving
process steps.
Pengkajian LCA sangat penting energi maupun bahan baku, dan output
dilakukan karena beroritentasi produk atau jasa, emisi maupun limbah. Pada proses ini
pendekatan integratif, dan dirancang untuk dilakukan pengumpulan data kuantitatif
menyediakan informasi paling ilmiah dan untuk menentukan level atau tipe input
kuantitatif yang dapat mendukung pengambilan energi maupun material pada suatu sistem
keputusan. industri dan hasil yang di lepaskan ke
LCA dapat digunakan untuk menangani lingkungan.
dampak lingkungaan dari produk, proses, atau 3. Penakaran dampak (Impact Assessment)
aktifitas dalam seluruh siklus hidup mulai dari Penakaran dampak digunakan untuk
ekstraksi material mentah, pemrosesan, menganalisis dampak suatu proses terhadap
transportasi, penggunaaan, dan pembuangan lingkungan dan kesehatan manusia yang
akhir. Manfaat penerapan konsep LCA adalah telah didata secara kuantitatif pada
sebagai berikut: penakaran inventori. Dalam
1. Perbaikan produk: LCA dapat pengklasifikasian, data inventori yang
mengidentifikasi pilihan biaya paling dihubungkan dengan efek potensi terhadap
efisien dan efektif bagi pengurangan ekologi dan kesehatan manusia ditempatkan
dampak lingkungan dari produk atau jasa. dalam kategori-kategori khusus.
Perbaikan ini dapat membuat produk lebih 4. Interpretasi atau analisis perbaikan
diinginkan oleh konsumen. (Improvement Analysis)
2. Perbaikan proses: LCA dapat diterapkan Pada tahapan ini dilakukan interpretasi
untuk mengevaluasi operasi atau proses hasil, evaluasi, dan analisis terhadap usaha-
produksi perusahaan. Hal ini merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk
metode yang berguna untuk menghitung perbaikan.
sumberdaya dan penggunaan energi.
Manfaat LCA dapat menawarkan pilihan METODOLOGI
bagi perbaikan efisiensi seperti Studi LCA dilakukan dengan cara
meminimalkan limbah, penggunaan sebagai berikut :
sumberdaya lebih sedikit, dan memperbaiki 1. Mengumpulkan data dan informasi dari
kualitas proses. buku serta jurnal yang terkait dengan LCA
3. Perencanaan strategis: LCA dapat dan PLTU batubara.
digunakan sebagai perencanaan strategis. 2. Menganalisis sistem dalam PLTU batubara
Jika peraturan lingkungan dan harapan 50 MWatt.
lingkungan meningkat, akan 3. Menganalisis LCA pada PLTU batubara 50
mengakibatkan peningkatan tekanan MWatt.
terhadap perusahaan untuk memperbaiki
kinerja operasinya. PEMBAHASAN
Komponen utama LCA dapat dibagi
menjadi empat bagian, yaitu[6]: Cakupan
1. Tujuan dan cakupan (Goal and Scoping) Dalam LCA ini mempunyai cakupan
Tujuan dan cakupan perlu dirumuskan semua proses yang penting dalam produksi
untuk dilakukan inventarisasi kegiatan yang listrik PLTU batubara mulai dari proses
diperkirakan dapat menimbulkan dampak penambangan batubara, pengolahan batu bara,
penting yang ditimbulkan oleh proses atau transportasi dan pengoperasian PLTU. Cakupan
produk tertentu terhadap lingkungan. LCA ini ditunjukkan pada gambar 1.
2. Analisis inventori (Inventory Analysis)
Analisis inventori merupakan bagian LCA
yang berisi inventori input yang berupa
Data PLTU batubara yang akan dianalisis Tabel 2. Komposisi Batubara Bituminous
ditunjukkan pada Tabel 1.
Persen (%) berat
Komposisi
Tabel 1. Data PLTU Batubara (batubara kering)
Karbon 78
Parameter Perancangan Data Oksigen 5
Kapasitas PLTU 50 MWatt (100 %) Hidrogen 4,3
Efisiensi PLTU 65 % Nitrogen 1
Pola Operasi 24 jam Sulfur 0,8
Kandungan air 5,2
Lain-lain : Abu (Ash) 5,7
Pada analisis ini jenis batubara yang
digunakan adalah batubara bituminous. Heating Value 7555,3 kkal/kg
batubara
Komposisi batubara bituminous dapat dilihat
pada Tabel 2. Berdasarkan data pada tabel di atas dapat
dihitung kebutuhan batubara untuk PLTU,
yaitu:
7
PLTU batubara 50 Mwatt = 4,29923.10 kkal/jam ~ 100%
Panas diubah menjadi listrik = (4,29923.107 x (100/65)
= 66.142.000 kkal/jam ~ 65 %
Kebutuhan batubara = (66.142.000 kkal/jam : 7555,3 kkal/kg)
= 8.754,384 kg/jam
Dalam sehari membutuhkan batubara = 210.105,224 kg/hari
= 210,1 ton/hari
Berdasarkan cakupan LCA yang telah proses penambangan batubara yang digunakan
ditentukan, analisis inventori dilakukan pada adalah proses penambangan batubara bawah
empat tahap, yaitu : tanah. Proses penambangan batubara bawah
a. penambangan batubara; tanah terdiri atas proses pemotongan (cutting),
b. transportasi; pengeboran (drilling), peledakan (blasting),
c. pengolahan batubara pemuatan (loading), dan pengangkutan
d. proses dalam PLTU (hauling). Inventori untuk input material, energi
penambangan batubara bawah tanah dengan
Penambangan batubara
kapasitas 1 juta ton batubara/tahun telah
PLTU batubara kapasitas 50 MWatt dilakukan oleh Sokka pada tahun 2005
dengan dengan efisiensi 65 % memerlukan ditunjukan pada Tabel 3 [7].
bahan baku batubara sebanyak 210,1 ton/hari
sebagai bahan bakarnya. Pada analisis ini
Tabel 3. Data Inventori Input Material dan Energi Pada Penambangan Batubara
Data yang digunakan untuk menganalisis tahun 2005[7]. Kebutuhan energi untuk
inventori transportasi batubara menggunakan transportasi batubara ditunjukkan pada Tabel 6.
data inventori yang dilakukan oleh Sokka pada
Tabel 13. Potensi Dampak PLTU Batubara Terhadap Ekologi dan Kesehatan Manusia
Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong konsumsi energi, bahan baku, emisi serta
dimasukkan ke dalam fasilitas flue gas faktor-faktor lainnya yang berkaitan
desulfurization (FGD) kemudian dengan produk tersebut sepanjang siklus
disemprotkan udara sehingga SO2 dalam hidupnya.
gas buang teroksidasi oleh oksigen 2. Tujuan utama studi pendahuluan
menjadi SO3. Gas buang selanjutnya Penakaran Daur Hidup (Life Cycle
didinginkan dengan air, sehingga SO3 Assessment/LCA) ini adalah untuk
bereaksi dengan air (H2O) membentuk mengetahui dan menganalisis aspek
asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat lingkungan PLTU dengan bahan bakar
selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 batu bara kapasitas 50 MWatt. Cakupan
sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa LCA PLTU batubara mulai dari proses
gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar penambangan batubara, pengolahan batu
dari sistim FGD sudah terbebas dari oksida bara, transportasi dan pengoperasian
sulfur. PLTU.
b. Mengolah polutan menjadi pupuk 3. Analisis inventori dilakukan dengan
Peralatan berteknologi tinggi lain yang kini menginventori input energi dan bahan
mulai dipakai untuk mengolah polutan baku, output emisi dan limbah yang
penyebab hujan asam adalah electron dihasilkan.
beam machine atau Mesin Berkas Elektron 4. Penakaran dampak (Life Cycle Impact
(MBE). Proses pembersihan gas buang Assessment) digunakan untuk menganalisis
dilakukan dengan mendinginkan SOx dan dampak proses PLTU batubara terhadap
NOx dengan semburan air (H2O). Ke dalam lingkungan dan kesehatan manusia yang
campuran senyawa ini selanjutnya telah di data secara kuantitatif pada
ditambahkan gas ammonia dan dialirkan penakaran inventori
ke dalam tabung pereaksi (vessel). 5. Interpretasi hasil LCA dapat digunakan
Campuran senyawa yang mengalir dalam untuk merancang usaha-usaha dalam
tabung pereaksi ini selanjutnya diirradiasi sistem PLTU batubara sehingga lebih
dengan berkas elektron. Gas-gas polutan ramah lingkungan.
akan berubah, SOx menjadi SO3 dan NOx
menjadi NO3 karena mendapatkan DAFTAR PUSTAKA
tambahan energi dari elektron. Kedua 1. AKHADI, M., 2001, “Meningkatkan Efisiensi
senyawa tersebut bereaksi dengan air PLTU Batubara” ELEKTRO INDONESIA
sehingga dihasilkan produk antara Nomor 35, Tahun VI.
(intermediate product) berupa asam sulfat
dan asam nitrat. Setelah 0,1 detik dari 2. SUGIYONO, A., 2000, “Prospek Penggunaan
Teknologi Bersih Untuk Pembangkit Listrik
proses irradiasi, produk antara (asam sulfat
dengan Bahan Bakar Batubara di Indonesia”,
dan asam nitrat) bereaksi dengan ammonia Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 1, No.1.
sehingga dihasilkan produk akhir berupa
ammonium sulfat dan ammonium nitrat. 3. TAMBUNAN, E., 2007, “Analisis Dampak
Kedua senyawa ini dapat dimanfaatkan Lingkungan Dengan Penerapan Life Cycle
sebagai bahan baku pupuk sulfat dan Assessement (LCA) di Instalasi Rawat Inap
(IRNA) Rumah Sakit Haji Surabaya, Tugas
pupuk nitrogen.
Akhir, Jurusan Teknik Industri, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
KESIMPULAN
4. ASTUTI, P., MULYONO, C., dan SUEF, M.,
Berdasarkan hasil Preliminary Life Cycle 2004, “Evaluasi Konsep Produk Dengan
Assessment yang dilakukan pada PLTU Pendekatan Green Quality Function
batubara 50 MWatt dapat diambil kesimpulan : Deployment II”, Jurnal Teknik Industri Vol.
1. Penakaran daur hidup (LCA) adalah suatu 6, No. 2.
metode pengukuran dampak suatu produk
5. SOVACOOL, 2008, “Valuing the Greenhouse
tertentu terhadap ekosistem yang dilakukan Gas Emissions from Nuclear Power: A
dengan mengidentifikasikan, mengukur, critical survey” International Journal of
menganalisis, dan menakar besarnya Global Energy No.36.
TANYA-JAWAB
Pertanyaan
Apa beda penakar siklus hidup (LCA)
dengan AMDAL ? (Sutanto-STTN)
Jawaban
Studi LCA dilakukan untuk menganalisis
dampak lingkungan mulai dari pengambilan
bahan baku dari alam sampai menjadi limbah
yang dibuang kembali ke alam, sedangkan
AMDAL hanya berupa studi dampak yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang akan
dilakukan.