Professional Documents
Culture Documents
METODE PENELITIAN
Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA dan Laboratorium PAU Pangan dan
bambu dari jenis bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata Buese Kurz), yang
digunakan dengan kriteria tertentu yaitu, warna kulit rebung sebelum dikupas
kuning cerah, panjang 25-30 cm, diameter pangkal lebih kurang 4 cm ± 0,5 cm,
jumlah ruas pelepah rata-rata 9 ± 1 dan rebung setelah dikupas dan dipotong
pada bagian ujung dengan panjang 10 cm warna putih cerah (Gambar 13a dan
13b).
asam, total gula reduksi, total fenol, total padatan terlarut, kadar pati, aktivitas
PPO, TPC, aquades, alkohol (70 %), klorin (12 %), dry ice.
55
(a) (b)
gelas ukur merk MC (1000, 50 dan 5 ml), pipet volume merk HBG 1 ml dan merk
meter (Inolab WTW), freezer, lemari es, gas chromatograph (GC 5890A
HP/kolom paropak Q), jarum suntik (mikroliter #70, Hamilton, co, reno, Nevada
QP2010 Shimadzu), toples plastik (3850 ml), slang karet, lem aquarium, selotip,
pisau stainless, talenan plastik, waskom, klem besi, manometer (Jako Austria),
tabung gas N2, unit alat vakum, spite (5 ml), vial vakum (13 ml), jangka sorong,
meteran, plastik polietilen (PE) untuk kemasan vakum, boks stryform, aluminium
foil, keranjang plastik, penggaris, selotif transparan, lilin malam dan alat-alat
gelas lainnya,
56
tabah segar pada suhu kamar. Percobaan dilakukan secara system tertutup
yaitu tingginya 20 cm, warna pada pangkal sampai bagian tengah kuning
kehijauan dan bagian ujung warna hijau, jumlah kelopak daun rata-rata 7-8
kelopak daun. Ukuran pada bagian pangkal rebung 3,3 cm ± 0,2 cm dan ukuran
Disiapkan toples plastik (3850 ml) dengan ukuran tinggi toples 22,5 cm
dengan luas lingkaran bawah toples 12,5 cm. Sekitar 6 cm dari bagian bawah
toples dibuat lubang dengan diameter 1,5 cm, selanjutnya lubang ditutup dengan
tutup dari bahan karet dengan tebal ± 4 mm, kemudian dilem dengan
menggunakan lem silicone rubber tahan air yang biasa digunakan untuk
disiapkan seperti dijelaskan diatas, dengan berat rata-rata untuk 4 rebung 300 g
dibersihkan terlebih dahulu, setelah itu toples ditutup rapat. Antara tutup dengan
toples yang sudah berisi rebung disimpan pada suhu ruangan (Gambar 14 c).
(a) (b)
© (d)
menggunakan jarum suntik 5 (lima) ml melalui lubang toples yang tertutup karet
(Gambar 14 d), kemudian gas yang diambil dimasukkan kedalam botol vial
(e) (f)
(g) (h)
ukuran 80-100 mesh, dengan kondisi operasional sebagai berikut : suhu didalam
kolom 60 0C, suhu injektor menunjukkan 100 0C, suhu detektor 200 0C, dengan
kecepatan 30 ml/menit, gas pembawa adalah helium. Hasil dari proses respirasi
yang diamati, terlihat dan ditampilkan pada monitor komputer yang menunjukkan
laju produksi CO2 dengan membandingkan pada konsentrasi CO2 udara normal.
59
kaca. Rebung bambu setelah dipanen dan dikupas akan cepat sekali mengalami
teksur lembek, sehingga dalam penelitian ini diharapkan sejauh mana pengaruh
tersebut.
G1 = konsentrasi oksigen 21 %
G2 = konsentrasi oksigen 7 %
G3 = konsentrasi oksigen 3 %
Percobaan dilakukan secara sistem tertutup mengikuti metode Deily dan Rizvi
(1981) dalam Harsojuwono (1997). Disiapkan wadah toples yang terbuat dari
60
kaca, dengan ukuran diameter bawah 12 cm, tinggi 13 cm dan volume toples
1900 ml. Tutup toples yang akan digunakan diberi lubang sebanyak dua buah
dengan diameter 1 (satu) cm, ditutup dengan baut dan dipasang slang yang
terbuat dari bahan karet. Kemudian tutup baut dilapisi dengan lem silicone
kemudian ditutup rapat. Antara tutup dengan toples diisi lilin dan bagian luarnya
21 %, kedua slang langsung ditutup dengan cara mengikat dengan klem dari
yang sudah berisi rebung kemudian ditutup seperti sebelumnya, satu slang
dihubungkan dengan tabung Nitrogen dan satu lagi dihubungkan dengan alat
61
vakum. Setelah terpasang, alat vakum dinyalakan, udara yang ada dalam toples
akan divakum sampai jarum pada alat manometer menunjukkan angka 500
vakum dimatikan, kemudian slang yang menghubungkan tabung yang berisi gas
angka tadi yaitu 500 mmHg dan 650 mmHg akan turun sampai kembali
kemudian disimpan pada suhu kamar dan diamati sesuai perlakuan pada 0, 1,
2 dan 3 hari. Diagram alir dari penelitian Tahap II ini disajikan dalam
Gambar 17.
62
Penelitian II.
Rebung Dibersihkan, dikupas, dipotong ukuran 10 cm
terhadap perubahan fisik dan kimia yang terjadi. Penentuan untuk pengamatan
bagian dalam dan luar rebung dengan cara diukur ketebalan rebung, kemudian
dibagi dua, dengan mengiris dari bagian pangkal sampai ke ujung rebung sama
rata, sehingga diperoleh bagian sisi dan bagian dalam (Gambar 18).
4.3.2.3. Pengamatan
berikut:
a. Nilai kecerahan
dihidupkan, dipilih color space L* a* b*, lab ditekan. Lensa fokus (bagian ujung
berbunyi nada beep dan display menunjukkan hasil pengukuran nilai L*, a*, b*.
b. Aktivitas PPO
aktivitasnya dalam waktu 2-3 menit. Setelah diekstrak enzim dapat ditentukan
absorbansi dilakukan selama 3 menit dengan selang waktu baca 1 menit. Dilihat
ekstrak enzim, kemudian ditambah 2,6 ml buffer Na-asetat ditambah 0,3 ml 0,5 M
catechol pada 25 0C. Selanjutnya dibaca absorbansi nya pada λ= 420 nm.
64
c. Total fenol
sebelum diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm. Kurva
standar dibuat dengan cara yang sama dengan mengganti sampel dengan asam
galat. Kandungan total fenol dalam ekstrak rebung dinyatakan sebagai mg/g.
d. Kadar air
rebung yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
yang telah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-
105 0C selama 3-5 jam. Kemudian didinginkan dalam deksikator dan ditimbang.
Sampel dipanaskan lagi dalam oven 30 menit, didinginkan dalam deksikator dan
e. Kadar pati
Ditimbang 2-5 g rebung yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml
Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquades sampai
65
volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung karbohidrat yang larut dan dibuang.
Untuk bahan yang mengandung lemak, maka pati yang terdapat sebagai residu
pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml ether. Biarkan ether menguap dari
Jenis =1,125). Ditutup dengan pendingin balik dan dipanaskan di atas penangas
air mendidih selama 2,5 jam. Setelah dingin, dinetralkan dengan larutan NaOH
45 % dan diencerkan sampai volume 500 ml, kemudian disaring. Kadar gula
seperti pada penentuan gula reduksi berat glukosa x 0,9 = berat pati.
glukosa anhidrat per 100 ml), kemudian dari larutan standar dilakukan enam kali
dan 10 mg/100 ml. Tujuh tabung reaksi yang bersih disiapkan dan masing-
masing diisi dengan larutan standar sebanyak 1 ml. Satu tabung diisi dengan 1
dilakukan penggojogan sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.
diperoleh.
0,5 g, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquades
dan dimasukkan dalam tabung reaksi yang bersih. Reagen Nelson sebanyak 1
sampel dan kurva standar glukosa. Apabila larutan terlalu pekat sehingga tidak
dapat ditera, maka harus dilakukan pengukuran ulang dengan larutan sampel
Pb-asetat.
dengan aquades sampai 10 ml, kemudian mengambil 1 tetes dengan pipet dan
h. Nilai pH
i. Kadar asam
10 g dan diencerkan dengan aquades sampai volume 100 ml, disaring dengan
kertas saring. Filtrat yang diperoleh diambil 10 ml, ditambah tiga tetes indikator
phenolptalin dan titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah jambu. Penentuan total asam pada contoh, dilakukan
P = Faktor pengenceran
y. Nilai tekstur
(Cp-20 N Iwada Digital Force Gauce Japan). Rebung yang akan diukur
Kemudian kursor diletakkan pada tanda [●], dan di ON kan sehingga komputer
secara otomatis akan mencatat Gaya (N) dan jarak yang ditempuh oleh tekanan
penekanan (Compression) atau tombol [▲] untuk tarikan (Tension), yang ada
pada alat tensile strength. Setelah pengujian selesai tekan tombol (■) untuk
berhenti dan menyimpan data. Hasil pengukuran dapat dicata atau diprint.
steril, dituangkan media agar cairan steril yang telah dipersiapkan sebelumnya.
dengan posisi terbalik pada suhu 32-38 0C selama 24 jam, kemudian dihitung
l. Uji organoleptik
sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = netral, 5 = agak suka,
6 = suka dan 7 = sangat suka). Panelis yang digunakan adalah umum yang
diasumsikan panelis tidak terlatih dan bisa mewakili pendapat umum atau
(Lampiran 1).
69
gas nitrogen hingga tinggal 3 ml dan dimasukkan ke dalam wadah sampel yang
berikut: suhu kolom awal 60 0C, suhu interval 25 0C, gas pembawa Helium, jenis
sebagai berikut:, suhu akhir 280 0C dengan kenaikan 10 0C/menit, suhu injektor
300 0C, jenis pengion Electron Impack (70 ev), volume sample yang diinjeksikan
menggunakan perangkat lunak (Wiley 229, NIST 12, dan NIST 62 Library).
n. Uji efektivitas
kontribusinya dengan angka relatif 0-1. Bobot ini berbeda tergantung dari
Untuk variabel dengan rerata semakin besar semakin baik, maka nilai
terendah sebagai nilai terjelek dan nilai tertinggi sebagai nilai terbaik. Sebaliknya
untuk variabel dengan nilai semakin kecil semakin baik, maka nilai tertinggi
sebagai nilai terjelek dan nilai terendah sebagai yang terbaik. Menghitung nilai
hasil (Nh) masing-masing variabel yang diperoleh dari perkalian bobot normal
(BN) dengan nilai efektifitas (Ne). Menjumlahkan nilai hasil dari semua variabel,
dan kombinasi terbaik dipilih dari kombinasi perlakuan yang memiliki nilai hasil
(Nh) tertinggi.
dianalisis dengan analisis varian dan uji Friedman (Meilgaard et al., 1999).
Identifikasi senyawa ekstrak aroma didasarkan atas hasil spektrum massa dan
standar dari suatu bank data (National Institue Standard of Technology = NIST
(DeGarmo et al., 1984). Data nilai kecerahan (L*), pH, total asam, total gula
reduksi, kadar pati, total padatan terlarut, kadar air, tekstur, total fenol, aktivitas
PPO dan TPC, dianalisis dengan analisis variansi dan jika perlakuan
percobaan. Diagram alir dari penelitian Tahap III ini disajikan dalam Gambar 19.
dilakukan secara sistem tertutup mengikuti metode Deily dan Rizvi (1981) dalam
Harsojuwono (1997), sama seperti penelitian Tahap II. Disiapkan wadah toples
yang terbuat dari kaca sejumlah 24 buah, dengan ukuran diameter bawah 12 cm,
tinggi 13 cm dan volume toples 1900 ml. Tutup toples yang akan digunakan
72
diberi lubang sebanyak dua buah dengan diameter 1 (satu) cm, ditutup dengan
baut dan dipasang slang yang terbuat dari bahan karet. Kemudian tutup baut
cm, sejumlah 4 potong rebung fresh-cut direndam dalam larutan klorin dengan
masing-masing konsentrasi sesuai dengan perlakuan yaitu 0, 100 dan 200 ppm
Antara tutup dengan toples diisi lilin dan bagian luarnya ditutup kembali
dengan perekat selotif untuk mengurangi kebocoran gas. Toples yang sudah
dihubungkan dengan tabung Nitrogen dan satu lagi dihubungkan dengan alat
vakum.
TAHAP III.
Rebung Dikupas, dipotong ukuran 10 cm
Setelah terpasang alat vakum dinyalakan, udara yang ada dalam toples
akan divakum sampai jarum pada alat manometer menunjukkan angka 500
menghubungkan tabung yang berisi gas nitrogen dibuka, alat klem pada mesin
vakum dibuka, jarum pada manometer yang menunjukkan angka tadi akan
menurun sampai kembali ke angka nol, kemudian aliran gas nitrogen ditutup
(Gambar 16). Selanjutnya slang ditutup dengan klem secara kuat, disimpan
pada suhu kamar dan diamati sesuai dengan perlakuan pada 0, 1, 2 dan 3 hari
(Gambar 15).
4.3.3.3. Pengamatan
berikut:
a. Nilai kecerahan
dihidupkan, dipilih color space L* a* b*, lab ditekan. Lensa fokus (bagian ujung
berbunyi nada beep dan display menunjukkan hasil pengukuran nilai L*, a*, b*.
b. Aktivitas PPO
aktivitasnya dalam waktu 2-3 menit. Setelah diekstrak enzim dapat ditentukan
absorbansi dilakukan selama 3 menit dengan selang waktu baca 1 menit. Dilihat
ekstrak enzim, kemudian ditambah 2,6 ml buffer Na-asetat ditambah 0,3 ml 0,5 M
catechol pada 25 0C. Selanjutnya dibaca absorbansi nya pada λ= 420 nm.
c. Total fenol
sebelum diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm. Kurva
standar dibuat dengan cara yang sama dengan mengganti sampel dengan asam
galat. Kandungan total fenol dalam ekstrak rebung dinyatakan sebagai mg/g.
d. Kadar air
rebung yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 1-2 g dalam botol timbang
yang telah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-
105 0C selama 3-5 jam. Kemudian didinginkan dalam deksikator dan ditimbang.
Sampel dipanaskan lagi dalam oven 30 menit, didinginkan dalam deksikator dan
e. Kadar pati
Ditimbang 2-5 g rebung yang telah dihaluskan dalam gelas piala 250 ml
Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan aquades sampai
volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung karbohidrat yang larut dan dibuang.
Untuk bahan yang mengandung lemak, maka pati yang terdapat sebagai residu
pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml ether. Biarkan ether menguap dari
Jenis =1,125). Ditutup dengan pendingin balik dan dipanaskan di atas penangas
air mendidih selama 2,5 jam. Setelah dingin, dinetralkan dengan larutan NaOH
45 % dan diencerkan sampai volume 500 ml, kemudian disaring. Kadar gula
seperti pada penentuan gula reduksi berat glukosa x 0,9 = berat pati.
glukosa anhidrat per 100 ml), kemudian dari larutan standar dilakukan enam kali
dan 10 mg/100 ml. Tujuh tabung reaksi yang bersih disiapkan dan masing-
masing diisi dengan larutan standar sebanyak 1 ml. Satu tabung diisi dengan 1
76
dilakukan penggojogan sampai semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.
diperoleh.
0,5 g, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquades
dan dimasukkan dalam tabung reaksi yang bersih. Reagen Nelson sebanyak 1
sampel dan kurva standar glukosa. Apabila larutan terlalu pekat sehingga tidak
dapat ditera, maka harus dilakukan pengukuran ulang dengan larutan sampel
Pb-asetat.
dengan aquades sampai 10 ml, kemudian mengambil 1 tetes dengan pipet dan
77
h. Nilai pH
i. Kadar asam
ditimbang 10 g dan diencerkan dengan aquades sampai volume 100 ml, disaring
dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diambil 10 ml, ditambah tiga tetes
indikator phenolptalin dan titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH sampai terjadi
perubahan warna menjadi merah jambu. Penentuan total asam pada contoh,
Keterangan :
P = Faktor pengenceran
y. Nilai tekstur
(Cp-20 N Iwada Digital Force Gauce Japan). Rebung yang akan diukur
78
Kemudian kursor diletakkan pada tanda [●], dan di ON kan sehingga komputer
secara otomatis akan mencatat Gaya (N) dan jarak yang ditempuh oleh tekanan
penekanan (Compression) atau tombol [▲] untuk tarikan (Tension), yang ada
pada alat tensile strength. Setelah pengujian selesai tekan tombol (■) untuk
berhenti dan menyimpan data. Hasil pengukuran dapat dicata atau diprint.
steril, dituangkan media agar cairan steril yang telah dipersiapkan sebelumnya.
dengan posisi terbalik pada suhu 32-38 0C selama 24 jam, kemudian dihitung
l. Uji organoleptik
sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = netral, 5 = agak suka,
6 = suka dan 7 = sangat suka). Panelis yang digunakan adalah umum yang
diasumsikan panelis tidak terlatih dan bisa mewakili pendapat umum atau
(Lampiran 1).
j. Uji efektivitas
kontribusinya dengan angka relatif 0-1. Bobot ini berbeda tergantung dari
Untuk variabel dengan rerata semakin besar semakin baik, maka nilai
terendah sebagai nilai terjelek dan nilai tertinggi sebagai nilai terbaik. Sebaliknya
untuk variabel dengan nilai semakin kecil semakin baik, maka nilai tertinggi
sebagai nilai terjelek dan nilai terendah sebagai yang terbaik. Menghitung nilai
80
hasil (Nh) masing-masing variabel yang diperoleh dari perkalian bobot normal
(BN) dengan nilai efektifitas (Ne). Menjumlahkan nilai hasil dari semua variabel,
dan kombinasi terbaik dipilih dari kombinasi perlakuan yang memiliki nilai hasil
(Nh) tertinggi.
menggunakan analisis varian metode acak kelompok. Apabila dari hasil uji
menunjukkan adanya pengaruh, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
dianalisis dengan analisis varian dan uji Friedman (Meilgaard et al., 1999).
Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan uji efektivitas (De Garmo et al.,
1984). Data nilai kecerahan (L*), pH, total asam, total gula reduksi, kadar pati,
total padatan terlarut, kadar air, tekstur, total fenol, aktivitas PPO dan TPC,
S0 = suhu kamar
S1 = suhu 5 0C
S2 = suhu 10 0C
30 unit percobaan.
Penelitian IV.
Pilih rebung ukuran
Rebung Tinggi ± 25 cm
Diameter ± 4 cm
atas tray pada alat vakum, ujung plastik ditekan dengan pipa, kemudian vakum
pada suhu kamar, 5 0C dan 10 0C, diamati sesuai dengan perlakuan pada
minggu ke 0 , 1 , 2, 3 dan 4.
4.3.4.3. Pengamatan
Instrument (Cp-20 N IWADA Digital Force Gauce Japan). Analisis kadar serat
600 ml. Ditambah dengan 3 tetes zat anti buih antifoam agent. 200 ml larutan
dalam sampel.
dan kadang digoyangkan. Suspensi disaring melalui kertas saring dan residu
dicuci dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi (diuji
dengan kertas lakmus). Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring
melalui kertas saring kering yang diketahui beratnya sambil dicuci dengan larutan
K2SO4 10 %.
84
suhu 110 ºC sampai beratnya konstan. Kertas saring dan isinya didinginkan di
1984).
menggunakan analisis varian metode acak kelompok. Apabila dari hasil uji
menunjukkan adanya pengaruh, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
dianalisis dengan analisis varian dan uji Friedman (Meilgaard et al., 1999).
1984). Data nilai kecerahan (L*), pH, total asam, total gula reduksi, total
padatan terlarut, tekstur dan TPC, dianalisis dengan analisis variansi dan jika
Gambar 22.
perlakuan 0, 100 dan 200 ppm klorin selama 10 menit, kemudian dikemas
Penelitian V.
Rebung dipotong 10 cm
Pencucian dan pengupasan rebung
Penyimpanan 5 0C
(waktu 0,1,2,3,4 minggu)
tekanan 300 mmBar, dan disimpan pada suhu sesuai perlakuan suhu 5 0C
4.3.5.3. Pengamatan
IWADA Digital Force Gauce Japan). Analisis serat kasar menggunakan metode
menggunakan analisis varian metode acak kelompok. Apabila dari hasil uji
menunjukkan adanya pengaruh, maka dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
dianalisis dengan analisis varian dan uji Friedman (Meilgaard et al., 1999).
1984). Data nilai kecerahan (L*), pH, total asam, total gula reduksi, total
padatan terlarut, tekstur dan TPC, dianalisis dengan analisis variansi dan jika
Identifikasi senyawa ekstrak aroma didasarkan atas hasil spektrum massa dan
standar dari suatu bank data (National Institue Standard of Technology = NIST
dan Wiley).