You are on page 1of 1

ABSTRAK

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DAERAH UNTUK MENUNJANG PENCAPAIAN TUJUAN
OTONOMI DAERAH DI KOTA BANJAR. HJ YEYET 2011.

DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah merupakan institusi yang


sangat penting karena mempunyai fungsi salah satunya yaitu legislasi. Namun dalam
melaksanakan fungsi legislasi terdapat beberapa permasalahan sehingga dalam pelaksanaanya
kurang optimal.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: 1) Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPRD dalam Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah untuk Menunjang Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah di Kota Banjar?
2) Apakah peraturan daerah sebagai output dari fungsi legislasi sudah mampu menunjang
pencapaian tujuan otonomi daerah di Kota Banjar? 3) Apakah kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan fungsi legislasi DPRD Kota Banjar?
Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu pendekatan naturalistik kualitatif. Pada
pendekatan ini akan lebih banyak mementingkan proses daripada hasil. Oleh karena itu akan
dilihat dan dianalisis mengenai permasalahan yang diteliti mengenai pelaksanaan fungsi
legislasi DPRD dalam penyelenggaran pemerintahan daerah untuk menunjang pencapaian
tujuan otonomi daerah sehingga data yang diharapkan akan lebih lengkap, lebih mendalam,
lebih akurat serta dapat dipercaya.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan kesimpulan sebagai
berikut : 1) Fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjar Periode 2004-
2010 telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Hal ini dibuktikan dengan
adanya 147 Peraturan Daerah yang telah dibuat yang terdiri dari : a) Tahun 2004 sejumlah 48
PERDA; b) Tahun 2005 sejumlah 11 PERDA, c) Tahun 2006 sebanyak 32 PERDA, d) Tahun
2007 sebanyak 14 PERDA, e) Tahun 2008 sebanyak 11 PERDA, f) Tahun 2009 sebanyak 13
PERDA; g) Tahun 2010 sebanyak 18 PERDA.Dari kurun waktu tersebut telah dibuat 147
perda dengan usulan eksekutif sebanyak 127 Perda dan 20 Perda dari DPRD. Hal ini
menunjukkan bahwa usulan inisiatif DPRD Kota Banjar hanya sekitar 17 % dari seluruh
Perda yang dibuat. 2) Berdasarkan produk hukum yang dihasilan oleh DPRD Kota Banjar
pada Periode 2004-2010 secara kumulatif menunjukkan adanya kaitan erat dengan tujuan
otonomi daerah, walaupun belum sepenuhnya mampu menunjang pencapaian tujuan otonomi
daerah; 3) Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan fungsi legislasi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjar Periode 2004-2010 yaitu: a) Sumber daya
manusia atau kualitas anggota DPRD masih kurang pengetahuan dan kemampuannya di
bidang legislasi. b) Peraturan tata tertib DPRD yang menjadi acuan bagi dewan untuk
menjalankan fungsi, tugas dan wewenang, hak dan kewajibannya harus memenuhi syarat
yang telah ditentukan, diantaranya suatu usul tentang raperda tersebut harus diusulkan oleh
sekurang-kurangya 5 orang anggota DPRD yang terdiri dari lebih dari satu fraksi. c) Fasilitas
dan dana untuk menunjang kinerja DPRD masih kurang bahkan tidak ada anggaran untuk
menyusun Raperda inisiatif. d) Pelaksanaan sosialisasi peraturan daerah yang telah
diundangkan belum optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya fasilitas
penunjang dalam melakukan sosialisasi peraturan daerah, kerjasama legislatif dan eksekutif
yang kurang optimal serta kurangnya tingkat partisipasi masyarakat.

You might also like