Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya
itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi
(tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa
hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi”
terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum
didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Dalam membangun argumen mengapa penelitian itu perlu dilakukan bisa saja
terinspirasi oleh hasil penelitian orang lain, data-data statistik, hasil bacaan jurnal
penelitian, studi pustaka, pengamatan yang menceritakan terjadinya kesenjangan
antara yang “seharusnya” (das sollen) dengan fakta-fakta sosial “yang ada” (das
sein), misalnya. Yang terpenting, sekali lagi, latarbelakang hendaknya berisikan
argumentasi mengapa penelitian itu perlu dilakukan.
Masalah lain yang secara teknis biasanya disampaikan dalam latar belakang
adalah apakah penelitian yang akan dilakukan dimungkinkan untuk dilaksanakan:
baik dari segi dana, waktu, tenaga dan sebagainya. Bisa saja problem penelitian yang
dikemukakan sangat menarik tetapi dari segi waktu dan biaya tidak mungkin
dilaksanakan.
c. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada dasarnya sangat berkaitan dengan tujuan dan sifat
penelitian yang akan dilakukan. Artinya perumusan masalah sangat tergantung
dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dan jenis penelitian yang akan
dilakukan. Sementara bentuk perumusan masalah dapat berupa pertanyaan atau
berbentuk peryataan. Jika tujuan penelitian itu bersifat deskriptif (to describe),
misalnya, maka bentuk pertanyaannya biasanya dirumuskan dengan pertanyaan
“apakah” (what), tetapi jika jenis penelitiannya bersifat eksplanasi (to explain), maka
perumusan masalahnya biasanya didahului oleh pertanyaan “mengapa” (why) atau
sejauhmana (how). Tentu saja kententuan ini bukan rumus matematis. Apa yang
dikemukakan dalam rumusan masalah sebenarnya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang ingin ditemukan jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Sementara
hal-hal yang dapat dipilih sebagai masalah antara lain: kontribusi terhadap khasanah
ilmu pengetahuan; menindaklanjuti temuan-temuan sebelumnya; dan mencari
jawaban dari (sesuatu) masalah dan sebagainya. Dan yang lebih penting pertanyaan-
pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah minimal harus menyatakan
hubungan antar dua gejala, apa yang akan diteliti harus dapat ditiliti secara empiris
dan dikemukakan secara eksplisit.1
1
Yulfita Rahardjo, Metodologi Penelitian, PPK-LIPI,2004. hal.2.
mempertimbangkan faktor bahasa dalam pengertian siapa yang dibidik sebagai
pembacanya.2
2
Lexi J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kulitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2008), cet ke XXV
h. 36
rumusannya harus menyakinkan dan berhasil-guna seperti yang telah ditawarkan
dalam tujuan penelitian. Dalam banyak kasus antara tujuan dan kegunaan penelitian
tidak jarang dijadikan satu, meskipun umumnya dipisahkan.
g. Masalah Hipotesa
4
ibid, hal. 43
Sedangkan dalam penelitian kualitatif hipotesa (kerja) lebih merupakan
semacam petunjuk jalan, yang bisa disusun sebelum dan/atau ketika penelitian itu
sedang berlangsung. Tujuannya bukan untuk diverifikasi melainkan untuk dijadikan
pedoman kerja, yang setiap saat bisa berubah jika ada temuan-temuan yang berbeda
dengan asumsi semula. Jadi dalam penelitian kualitatif hipotesa bisa dipungut
dijalan.
h. Metodologi Penelitian
Penelitian ilmiah harus menggunakan metode atau teknik penelitian. Dengan
kata lain dapat dikatakan sebagai sebuah paparan mengenai apa yang dilakukan
dalam suatu penelitian (langkah-langkah) yang dilakukan sebelum melakukan suatu
penelitian dan dikemas dalam bagian metode penelitian. Menurut Moloeng metode
adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis. Adapun jenisnya
diantaranya seperti deskriptif, komparatif, eksperimen, sensus, survai, kepustakaan,
dan metode penelitian tindakan kelas (PTK)5.
i. Instrumen
5
Lexi J. Moloeng, Op. Cit, hal. 4
a. Analisis atau Pembahasan
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian kuantitatif seringkali
menggunakan statistik yang salah satu fungsinya adalah untuk menyederhanakan
data penelitian untuk lebih mudah difahami. Setelah data dianalisa dan informasi
yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasikan untuk mencari
makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian6
Sebagaimana kita ketahui dalam analisa kuantitatif ada beberapa teknik
analisa, seperti: Description (Distribution; numerical and graphical, Central
tendency and dispersion) : Association (Correlation; simple, partion and multiple,
Analisysis of variance and covariance; Regression : simple, partial and multiple:
Causation (factor analysis, path analysis, regression: simple, partial and multiple:
Inference (sample statistic to population parameter, sample difference to
population differences. Semua pemilihan analisa data itu sangat tergantung pada
tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif kita
kenal teknik analisa: Description; Theory generation; Analytic induction,
Grounded theory (open and axial coding), Categorizing and connecting, From
everyday typications to typologies Untuk analisa kuantitatif telah dipermudah dengan
adanya program SPSS. Sedangkan dalam analisa penelitian kualitatif, dapat
7
menggunakan analysis interactive model yang dikembangkan Miles dan Huberman
seperti mulai data collection and timing, data display, data reduction and analysis,
hingga conclution. Yang terpenting dalam analisa data harus ada konsistensi antara
tujuan penelitian, hipotesa yang telah dirumuskan dengan teori yang telah digunakan.
Jangan sampai teori yang telah dirumuskan tidak digunakan untuk menganalisa data.
6
Sofian Effendi dan Chris Manning, Prinsip-prinsip Analisa Data, dalam Masri Singarimbun dan Soffian
Effendi (ed) , Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 264.
7
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, Second Edition, Sage Publications
International Educational and Professional Publisher, Thousand Oaks London, New Delhi, 1994, p.12.
Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan
relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari
uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Selanjutnya,
saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil
penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang
dialami selama penelitian.
C. Penutup
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis membagi kepada tiga fase fase pertama
pendahuluan yang terdiri dari judul, latar belakang, rumusan masalah, manfaat dan kegunaan,
Tinjauan pustaka serta metodelogi penelitian. Fase kedua yaitu Isi karya ilmiah yang terdapat
didalamnya yaitu hasil analisis atau pembahasan masalahan yang diteliti dan fase terakhir
yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Demikian makalah ini kami susun. Meskipun kami sadari masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun uraian materi. Namun kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat, guna memotivasi diri dalam mempelajari lebih mendalam mengenai
Penulisan karya ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan tahapan dalam penulisan karya
ilmiah.
Daftar Pustaka