Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
2011
PENDAHULUAN
Kelas/Semester : XI/1
Indikator :
Konsep prasyarat :
1. Gerak melingkar
2. Vektor
3. Hukum Newton tentang gerak
Konsep Esensial :
Gaya Gravitasi
dijelaskan oleh
Aspek
Materi Penerapan
Kognitif Afektif Psikomotor
Hukum
Seseorang
Gravitasi
- menimbang
Umum
berat badannya
Newton
Medan
Gravitasi
Kecepatan dan
Satelit
Periode Orbit
Hukum Kepler Revolusi Bumi
PEMBAHASAN
1. Hukum Gravitasi Newton
Pada saat itu juga, Newton sedang berpikir tentang persoalan gaya tarik
yang terlihat tidak berhubungan dengan gaya yang bekerja pada Bulan. Ia
mengamati bahwa suatu benda yang dilepaskan pada ketinggian tertentu di atas
permukaan Bumi selalu akan jatuh bebas ke permukaan bumi. Hal ini disebabkan
karena adanya gaya tarik yang bekerja pada suatu benda tersebut, disebut gaya
gravitasi. Jika pada suatu benda bekerja suatu gaya, maka gaya tersebut
disebabkan oleh benda lainnya (sesuai dengan Hukum III Newton). Oleh karena
itu benda yang dilepas akan bergerak jatuh bebas ke permukaan Bumi, maka
Newton berpendapat bahwa pusat Bumilah yang yang mengerjakan gaya pada
benda tersebut, arah gayanya selalu menuju ke pusat Bumi. Menurutnya, jika
gravitasi bekerja di puncak pohon apel, bahkan di puncak gunung, maka mungkin
saja gravitasi bekerja sampai ke bulan. Dengan penalaran bahwa gravitasi bumi
yang menahan bulan pada orbitnya, Newton mengembangkan teori gravitasi yang
sekarang diwariskan kepada kita.
Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan Newton ini telah ada
sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah diselidiki oleh
orang yunani, jauh sebelum Newton lahir. Persoalan yang selalu dipertanyakan
adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan bagaimana
gerakan planet-planet, termasuk matahari dan bulan (matahari dan bulan pada
waktu itu digolongkan menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu
itu melihat kedua persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai
dua hal yang berbeda. Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi apa
yang dihasilkan oleh dibangun di atas hasil karya orang-orang sebelum dirinya.
Yang membedakan Newton dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa
memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet)
disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang sama. Pada abad
ke-17, menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi penyebab
jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada orbitnya
ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya satelit alam
kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
Mari kita belajar hukum dasar cetusan Newton yang kini diwariskan
kepada kita. Hukum dasar inilah yang menentukan interaksi gravitasi. Ingat
bahwa hukum ini bersifat universal alias umum; gravitasi bekerja dengan cara
yang sama, baik antara diri kita dengan bumi, antara bumi dengan buah mangga
yang lezat ketika jatuh, antara bumi dengan pesawat yang jatuh, antara planet
dengan satelit dan antara matahari dengan planet-planetnya dalam sistem
tatasurya.
2
ν
a R=
R
Diketahui orbit bulan yang hampir bulat mempunyai jari-jari sekitar
384.000 km dan periode (waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu putaran)
adalah 27,3 hari atau sama dengan 2,36x106 s. Dengan demikian, percepatan
bulan terhadap bumi adalah
2
2 πR
a R=
ν2
=
( T ) =4 π 2
R
R R T2
4 (3 , 14 )2 ( 3 , 84 x 108 m)
a R= =0 , 0027 ms−2
62
( 2 , 36 x 10 )
maka diperoleh
0 , 0027 ms− 2 1
a R= −2
g≈ g
9,8 ms 3600
Jadi percepatan gravitasi bulan terhadap bumi 3600 kali lebih kecil
dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi terhadap benda-benda di
permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari bumi. Jarak bulan dengan bumi
ini sama dengan 60 kali jari-jari bumi (jari-jari bumi = 6380 km). Jika jarak bulan
dari bumi (60 kali jari-jari bumi) dikuadratkan, maka hasilnya sama dengan 3600
(60 x 60 = 602 = 3600). Angka 3600 yang diperoleh dengan mengkuadratkan 60
hasilnya sama dengan Percepatan bulan terhadap bumi, sebagaimana hasil yang
diperoleh melalui perhitungan.
Pada akhirnya Newton berpendapat bahwa besar gaya gravitasi Bumi pada
suatu benda, F, berkurang dengan kuadrat jaraknya, r, dari pusat Bumi:
1
F∝
r2
mbm mbe
F∝
r2
Newton mulai meneliti lebih lanjut dalam hal menganalisis gravitasi. Dia
meneliti data-data yang telah dikumpulkan tentang orbit planet-planet yang
mengitari Matahari saat itu. Dari kumpulan data tersebut dia berpendapat bahwa
gaya gravitasi yang dikerjakan oleh Matahari pada planet menjaga planet-planet
agar teteap bergerak pada orbitnya mengitari Matahari. Newton juga berpendapat
bahwa hal ini berkurang secara kuadrat terbalik terhadap jarak planet-planet
tersebut dari Matahari. Oleh karena kesebandingan kuadrat terbalik tersebut, maka
Newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasi Matahari pada planetlah yang
menjaga planet-planet tersebut tetap pada orbitnya mengitari Matahari. Dari hal
tersebut timbul suatu pertanyaan mengapa gaya gravitasi tidak bekerja pada
semua benda? Kemudian dari pertanyaan tersebut Newton mengajukan hukum
gravitasi umum Newton, yang berbunyi sebagai berikut.
m1 m2
F12=F 21=F=G
r2
Dengan F12 = F21 = F = besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
F12 F21
m1 m2
3. F12 adalah gaya gravitasi pada benda 1 yang dikerjakan oleh benda 2
(aksi); F21 adalah gaya gravitasi pada bensa 2 yang dikerjakan oleh
benda 1 (reaksi). Jadi, F12 dan F21 adalah dua gaya yang bekerja pada
benda berbeda, sama besar, dan berlawanan arah (pasangan gaya aksi-
reaksi).
Serat Kuarsa
m Sumber Cahaya
Cermin M
M
Poros
Skala
m
a. Posisi pertama
Serat Kuarsa
Sumber Cahaya
m
Cermin
M M
Poros
m
Skala
b. Posisi kedua
Neraca Cavendish terdiri dari sebuah batang ringan yang digantung pada
bagian tengahnya oleh seutas serat kuarsa (atau kawat halus). Pada kedua ujung
batang ringan terdapat dua bola timbal kecil identik yang bermassa m dengan
diameter kurang lebih 2 inci. Dua bola timbal yang lebih besar dan identik
bermassa M dengan diameter kurang lebih 8 inci, dapat digerakan sangat dekat
(hampir bersentuhan) ke bola kecil m. Gaya gravitsai antara M dan m
menyebabkan batang ringan terpuntir dan serat kuarsa berputar. Besarnya sudut
puntiran batang dideteksi dari pergeseran berkas cahaya pada skala. Setelah sistem
dikalibrasi sehingga besar gaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
puntiran tertentu diketahui, gaya tarik menarik antara M dan m dapat dihitung
secara langsung dari data pengamatan sudut puntiran serat tersebut.
F=G
mM Fr 2
G=
r2 atau mM
F=G
mM Fr 2
M=
r2 atau mG
Dari persamaan tersebut Kita dapat menentukan nilai besarnya massa Bumi (M).
Kita dapat mengetahui bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda yang bermassa
m = 1 kg adalah F = mg = (1kg) (9,8 m/s2) = 9,8 N. Sedangkan jarak benda di
permukaan Bumi dari pusat Bumi adalah 6.370 km atau 6.370.000 m. Jika nilai
ini disubstutusikan pada persamaan di sebelumnya, maka didapat massa Bumi
sebesar
Pada suatu benda kadang ada beberapa gaya yang bekerja. Untuk
menentukan besarnya nilai gaya yang bekerja diperlukan suatu persamaan
resultannya. Persamaan umum dari resultannya adalah
F=F12 +F13
m3
F13
F
θ
m1 m2
F12
Dari gambar diketahui ada dua gaya gravitasi yang mempengaruhi m1. Pada kasus
inivektor gaya gravitasi ini membentuk sudut θ, maka besar resultan gaya
gravitasi dapat dihitung dengan persamaan kosinus sperti di bawah ini
4. Medan Gravitasi
w = mg
dengan :
w = gaya berat benda (N)
M = massa Bumi
m = massa benda (kg)
r = jari – jari Bumi
g = besar percepatan gravitasi (ms-1)
Dalam hal ini, g merupakan kuat medan gravitasi. Dari persamaan 1.7 dan 1.8
diperoleh
Mm M
mg = G r2 ⇒ g=G r2
dengan :
g = kuat medan gravitasi/percepatan gravitasi (ms-2)
G = konstanta gravitasi umum (6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
M = massa bumi (kg)
r = jarak benda ke pusat Bumi (m)
Besar kuat medan gravitasi (g) yang dialami oleh suatu benda karena
pengaruh Bumi berbeda – beda, tergantung pada jarak benda ke pusat Bumi.
Semakin jauh jarak benda dari pusat Bumi, semakin kecil kuat medan gravitasi
yang memengaruhinya.
Besar percepatan gravitasi yang dialami semua benda di sebuah
permukaan planet adalah sama. Selembar bulu ayam dan segumpal tanah liat
dijatuhkan dari ketinggian yang sama dalam tabung hampa akan bersamaan
mencapai dasar tabung. Namun bila tabung berisi udara tanah liat akan mencapai
dasar tabung lebih dahulu. Hal itu bukan disebabkan karena percepatan gravitasi
di tempat tersebut yang berbeda untuk benda yang berbeda, namun disebabkan
oleh adanya hambatan udara di dalam tabung.
g1 =G r 21 dan g2 = G r 22
Kuat medan gravitasi yang merupakan besaran vektor diukur dalam satuan
Nkg-1 atau ms-2. Resultan dari kedua kuat medan gravitasi tersebut adalah :
g= √ g 21+g22+2 g1 g2 cos α
Secara vektor, kuat medan gravitasi pada sebuah titik karena pengaruh beberapa
benda bermassa diuliskan menjadi :
g = g1 + g2 + g3 +.......+gn
Karena g adalah besaran vektor, maka penjumlahannya berbeda dengan
penjumlahan biasa.
mv2
F sp=
R
mv 2 GmM
F sp =F G ; =
R R2
GM GM
v 2=
R
atau v=
R √
Percepatan gravitasi tempat-tempat yang dekat dengan permukaan planet
dapat dinyatakan sebagai
GM GM
v 2=
R
atau v=
R √
|g R2| atauv =
2
v=
√ R
√ gR
GmM GmM
F G= atau F G=
rr Rr
mv2
F sp=
R
2
mv GmM
F sp =F G ; =
R R2
GM GM
v 2=
R
atau v=
R √
Percepatan gravitasi tempat-tempat yang dekat dengan permukaan planet
dapat dinyatakan sebagai
GM GM
v 2=
R
atau v=
R √
Jika GM dari persamaan pertama
|g R2| atauv =
v 2=
√ R
√ gR
v=√ g B R= √¿ ¿
7. Hukum-hukum Kepler
v
v
F F F Fs
s G G
v
F
F F
G
s
F s
v G
E
D
M C
B
A
Tafsiran Newton terhadap hukum III Kepler (kuadrat perioda setiap planet
mengelilingi Matahari, sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata
planet tersebut terhadap Matahari) dapat diterangkan dengan memperhatikan
gambar di bawah ini yang mengilustrasikan interaksi Matahari yang bermasa M
dan planet yang bermasa m. Titik pusat masa dari sistem dua benda tersebut
terletak sepanjang garis yang menghubungkan benda-benda di suatu titik A. Pada
titik pusat masa sistem tidak bekerja gaya luar sehingga tidak mengalami
percepatan
A M
m R
FG = FR
mM v2
G 2 =m
( R+r ) r
Jarak Matahari dari titik pusat masa sistem jauh lebih kecil dari pada jarak planet
dari titik pusat masa sistem sehingga R dapat diabaikan dan menghasilkan
persamaan
mM v2
G =m
r2 r
Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah T, di
mana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran,2πr. Dengan demikian,
besar v adalah :
2 πr
v=
T
T2 4 π 2
=
r 3 GM
4 2
Karena GM merupakan suatu konstanta yang hanya bergantung pada masa
matahari maka nilai ini akan berlaku untuk semua planet.
T2
=k
r3
Dengan demikian keadaan yang terjadi sesuai dengan hukum III Kepler.
v2 1 2 πR 2 4 π2 R
a=
R
; a= ( )
R T
; a=
T2
v2 1 2 πR 2 4 π2 R
a= ; a=
R R T ( ); a=
T2
Gaya sentripetal yang harus dikerjakan Matahari pada planet supaya planet tetap
pada orbitnya adalah
F=ma
4 π2 R
F¿ m
( T2 )
m4π2
F=
T 2 /R
T2
Dari hukum III Kepler: =k
R3
T2 2
=k R
R
m4π2
F=
kR2
mM
F=G
R2
m4π2 mM
2
=G 2
kR R
4 π2
k=
GM
T 2 4 π2
k= =
R 3 GM
G = tetapan gravitasi
M = massa Matahari
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen, 2002, Fisika untuk SMA kelas XI, Semester 1, Jakarta :
Penerbit Erlangga
Sutrisno & Taufik Ramlan Ramalis, 2003, Ilmu Fisika 2, Bandung : ACARAYA
MEDIA UTAMA