You are on page 1of 11

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

MASYARAKAT DENGAN UNSUR-UNSURNYA

Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang


yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Manusia juga dapat berkomunikasi, yang membedakannya dari kumpulan


benda-benda mati. Sehingga dapat menyatakan atau mengungkapkan segala
yang mereka rasakan, yang merekan inginkan dan harapkan. Juga mereka dapat
sauing mengerti. Dengan saling berkomunikasi ini maka timbullah suatu sistem
kumunikasi diantara mereka. Timbul pula norma-norma atau peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
Ada kesadaran meeka adalah suatu kesatuan, oleh karena itu setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain, timbul pula suatu sistem hidup
bersama. Dan sistem kehidupan bersama inilah yang menimbulkan kebudayaan.

Terbentuknya kelompok itu pada hakekatnya adalah guna mencapai


suatu tujuan bersama. Karena manusia sebagai individu menyadari bahwa daya
kemampuannya terbatas dalam tujuan-tujuannya seorang diri. Sebaliknya
kelompok itu adalah guna dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota-
anggotanya. Mengingat bahwa kebutuhan maupun tujuan manusia itu banyak,
maka adalah wajar jika manusia itu selalu hidup dalam berbagai kelompok.
Masyarakat adalah kelompok yang di dalamnya setiap orangnya itu berfungsi
dalam keseluruhan kehidupan bersama.

Dalam masyarakat manapun, dalam kelompok yang lebih besar maka


akan ada kelompok-kelompok yang lebih kecil. Karena itu manusia sebagai
individu akan dapat menjadi anggota berbagai kelompok sekaligus.

1
KEBUDAYAAN DENGAN UNSUR-UNSURNYA

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dalam waktu yang


cukup lama yang menghasilkan kebudayaan. Jadi tak ada masyarakat yang tidak
mempunyai kebudayaan. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
merumuskan kebudayaan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat.

Ada unsur kebudayaan yang universal, yang selalu ada dimanapun di


dunia manusia, baik yang hidup dalam masyarakat kecil (pedesaan) maupun
dalam masyarakat kota yang besar dan kompleks.

Unsur-unsur kebudayaan tadi adalah :

1. Sistem religi dan upacara religius


2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan.

Kebudayaan berubah karena unsur-unsurnya berubah. Perubahan itu


dapat terjadi dalam bentuk unsur-unsur kebudayaan tersebut, atau karena
konfigurai antar unsur berubah. Komunikasi memegang peranan penting dalam
antar hubungan unsur-unsur kebudayaan tadi. Karena kebudayaan ataupun
perubahan kebudayaan tidak boleh dan tidak dapat dipisah-pisahkan dari para
individu yang membentuk kebudayaan, dari para individu yang membentuk
masyarakat, sebagai pendukung kebudayaan itu. Dengan demikian, maka
manusia diikat menjadi satu kesatuan oleh kebudayaan.

2
PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial bisa diartika sebagai segala perubahan pada lembaga-


lembaga sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan pada lembaga-lembaga
sosial itu selanjutnya memunyai pengaruh pada sistem-sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-pola perikelakuan ataupun sikap-sikap
dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.

Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu


merupakan suatu respons ataupun jawaban, dialami terhadap perubahan-
perubahan 3 unsur utama:

1. Faktor alam
2. Faktor teknologi
3. Faktor kebudayaan

1. Faktor alam, apabila yang dimaksud adalah perubahan jasmaniah, kurang


seklai menentukan perubahan sosial. Tidak begitu kelihatan hubungan
korelatifnya, kalaupun ada, maka prosesnhya lambat. Tapi kalau faktor alam ini
diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa dilihat nyata. Misalnya
pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah dan memerlukan
pola relasi ataupun sistem komunikasi lain yang baru.
2. Dalam masyarakat modern, faktor teknologi dapat mengubah sistem
komunikasi dan sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang demikian pesat
majunya sudah pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.
3. Kebudayaan itu berakumulasi. Sebab kebudayaan berkembang, semakin
bertambah secara berangsur-angsur. Selalu ada yang baru. Selalu ada yang baru,
ditambahkan kepada yang telah ada. Dan seiring dengan pertambahan unsur-
unsur kebudayaan tersebuut, maka berubah pula kehidupan sosial ekonomi
ataupun kebudayaan itu sendri.

3
PEMBANGUNAN SEBAGAI PERUBAHAN SOSIAL
Pada umumnya pembangunan nasional di-interpretasikan sebagai
perkembangan suatu bangsa menuju perbaikan nasibnya. Dengan demikian
maka pembangunan dan perkembangan selalu dipergunakan dalam komunikasi
dengan suatu sikap optimisme tentang perwujudan kemajuan. Salah satu
manfaat dari perubahan ini adalah pembangunan yang intinya ditujukan untuk
meningkatkan kebahagiaan manusia bukan saja secara material tetapi juga
spiritual.
Dalam hubungannya dengan ilmu teknologi dan lingkungan, ada 3
dimensi yg tercangkup dalam konsep pembangunan :
a. Pengadaan benda-benda dan jasa-jasa melalui berbagai kombinasi faktor-
faktor produksi,
b. Perubahan sosial ekonomi,
c. Hubungan antara manusi dan lingkungannya.

Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan


manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Manusia yang utuh, dalam pengertian ini berarti pua manusia yang mempunyai
harga diri, oleh adanya kesempatan kerja dan kemampuan untuk dapat
mencapai taraf hidup yang layak sebagai manusia. (Ketetapan MPR No.IV/1973)

Soeharsono Sagir mengemukakan 3 kesimpulan untuk Pembangunan


Nasional :

1. Pembangunan Nasional seimbang berrti adanya keseimbangan antara


dimensi kwantitatif dan kwalitatif dalam mencapai tujuan
pembangunan ; orientasi pembangunan tidak semata-mata
meningkatkan produksi saja tetapi juga menuju tercapainya keadilan
sosial yang tercermin dalam perluasan kesempatan kerja bagi tiap
warga negara agar dapat hidup layak.

4
2. Pemerintah sebagai agent of development harus mampu
menciptakan suatu kondisi yang memberikan dorongan bagi
masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam Pembangunan
Nasional; tanpa penciptaan suatu kondisi yang baik (favourable) maka
ajakan partisipasi pada masyarakat akan mengalami hambatan.
3. Dukungan terhadap Pembangunan Nasional akan selalu positif jikalau
arah dan tujuan pembangunan selalu dilandasi oleh : pembagunan
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia
seperti yang tela menjadi garis besar haluan negara kita.

Akhirnya, apabila menghadapi Pembangunan itu kita artikan juga dengan


menghadapi masa sepan maka hal itu persoalan pengetahuan dan konsepsi
intelektual saja.

INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI KOMUNIKASI

Hubungan antar manusia, ataupun relasi relasi sosial menentukan


struktur dari masyaratnya. Hubungan antar manusia atau relasi relasi sosial ini
didasarkan kepada komunikas. Karenanya komunikasi merupakan dasar dari
eksistensi suatu masyarakat.

Gillin& Gillin mengatakan bahwa : proses-proses sosial adalah cara-cara


berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-
kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabilaada perubahan-perubahan
yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang ada.

Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, dan karena


bentuk-bentuk lain dari pross sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus

5
dari interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial itu
sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial.

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau kebih individu
manusia, dimana kelakuan individu yangsatu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.

Gillin dn Gillin mengajukan dua syarat yang harus dipenuhu agar interaksi
sosial bisa terjadi:

1. Adanya kontak sosial


2. Adanya komunikasi

SISTEM KOMUNIKASI KOTA

Beberapa ciri yang umum dimiliki oleh kota alamiah adalah :

1. Kota itu berfungsi non-agrikultur,


2. Adanya spesialisasi kerja,
3. Spesialisasi bersifat politis, rekreasional dan religius,
4. Ciri-ciri populasi, yang meliputi mobilitas dan heterogenitas

Mobilitas penduduk kota kelihatan lebih banyak diperbandingkan dengan


penduduk desa, terutama mobilitas vertikal. Ciri-ciri siste komunikasi di kota itu
antara lain adalah: diversitas kompleksitas komunikasi, baik komunikasi sosal
maupun komunikasi media. Kemudian komunikasi yang bersifat tidak permanen
dan anonim.

SISTEM KOMUNIKASI DESA

6
Desa (dan juga kota) biasanya tersusun dari individu-individu yang
terorganisasi dalm kelompok-kelompok lokal yang lebih kecil. Bentuk kelompok-
kelompok lokal yang permanen disebut juga dengan komuniti (diterjemahkan
juga dengan kata paguyuban).

Beberapa ciri atau hal-hal yang dapat menghambat atau setidaknya


mempunai pengaruh terhadap pembangunan desa, misalnya saja:

o Tingkat pendapatan penduduk yang rata-rata masih rendah sekali


o Umumya terdapat sikap fanatisme ataupun nostalgis terhadap tradisi
masa lampau
o Kurang bersifat kompetitif
o Belum terbina sikap mental, sistem nilai yang dapat menunjang ilmu
pengetahuan
o Tak ada rangsangan-rangsangan kuat untuk bertindak kreatif
o Faktor-faktor sikap mental, faktor-faktor kelembagaan, faktor lingkungan
o Sikap rakyat/penduduk yang masih pasif
o Masih famili-sentris
o Sifat nrimo
o Acuh tak acuh
o Orientasi ke masa lampau
o Penguasaan tanah, hak tuan tanah
o Hak komunal
o Lembaga perkreditan pribadi (lintah darat)
o Mobilitas vertikal masih kurang
o Entrepreneurship belum berkembang, dll

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

7
Komunikasi Pembangunan mencakup pengertian-pengertian yang lebih
luas. Selain komunikasi sebagai alat atau penunjang pembangunan, juga
membicarakan komunikasinya sendiri dengan sistem-sistem komunikasi yang
ada pada berbagai daerah/masyarakat, ataupun unsur-unsur komunikasi yang
lain seperti nilai-nilai, kemajuannya, hari depannya, dan seterusnya.

PERLUKAH PEMBANGUNAN?

Perlukah perubahan-perubahan itu, yang salah pemanfaatannya adalah


pembangunan? Apabila manusia ingin maju, maka ia harus membangun, dan
membangun, dan membangun berarti mengubah lingkungan. Tidak mengadakan
perubahan lingkungan berarti pula menghentikan evolusi kultural manusi, dan
hal itu tidak mungkin. Sebab penghentian evolusi kultural berarti pula
berakhirnya sejarah manusia.

Perubahan lingkungan tidak selalu menyebabkan masalah lingkungan.


Perubahan lingkungan haruslah dapat menambah kualitas lingkungan. Dengan
memasukkan faktor lingkungan dalam pembangunan, tujuan pembangunan
bukanlah sekedar menaikkan kemakmuran, melainkan adalah menaikkan
kesejahteraan. Kebutuhan manusi yang non ekonomis tetapi esensial, haruslah
pula menjadi sasaran pembangunan.

Kualitas suatu lingkungan akan menurun apabila terjadi perubahan


lingkungan kompleks ke arah lingkungan sederhana, dan lingkungan stabil ke
arah lingkungan instabil.

Tujuan kita dalam pengelolaan lingkungan (baca:Pembangunan) adalah


dapatnya tetap membina lingkungan yang cukup beranekaragam, baik bilogis
maupun kultural, untuk menjaga stabilitas, memberikan kesempatan

8
berkembangnya bakat-bakat manusia yang masih terpendam sehingga bakat-
bakat tersebut dapat menjadi fungsional. Hasil-hasil baru yang timbul dapat
memberikan rangsangan-rangsangan baru lagi untuk ekselerasi perkembangan
kemanusiaan. Sehingga mengubah lingkungan berarti membangun, dan
membangun berarti maju. Komunikasi Pembangunan adalah sarana untuk semua
itu, disamping ia juga memikirkan dirinya sendiri.

IMPACT KOMUNIKASI, KOMUNIKASI PEMBANGUNAN dan


BEBERAPA MASALAHNYA

Dipandang dari segi sosiologi, komunikasi dikenal sebagai usaha manusia


untuk menimbulkan, mempertahankan, melangsungkan proses-proses sosial,
suatu keadaan yang merupakan jaringan dari pertukaran-penerimaan
rangsangan manusia satu sama lain.

Seseorang akan selalu berusaha untuk mencapai keseraiannya dengan


lingkungannya, dengan jalan komunikasi dia akan berusaha untuk membuat
lingkungannya sesuai untuk dirinya. Setiap orang dengan demikian akan
membentuk suatu strategi komunikasi, yaitu situasi yang mencerminkan
kekuatan-kekuatan dimana organisme datang untuk berdamai dengan itu
lingkungannya. Dan karena setiap orang mempunyai strategi komunikasinya
sndiri, dengan demikian berarti meningkatkan adanya hambatan-hambatan.

Komunikasi Pembangunan merupakan satu kegiatan atau proses


komunikasi yang menginginkan perubahan besar-besaran dalam sikap, mental
dan tingkah laku manusia. Perubahan ini menimbulkan impact komunikasi
pembangunan. Untuk mengubah mental, sikap ataupun tingkah laku seseorang
adalah tidak mudah. Apabila haya dititikberatkan saja kepada satu unsur teknis
komunikasinya, serta kurang memperhatikan faktor paling penting dan
menentukan yaitu manusianya itu sendiri, maka banyak kemungkinan tujuan

9
komunikasi pembangunan itu akan gagal. Tetapi sebaliknya, kurang
memperhtikan segi-segi teknis komunikasinya, maka komunikasi pembangunan
ada kemungkinan akan gagal juga. Semua itu tergantung pada situasi yang
dihadapi.

Perubahan pada umumnya dapat dijalankan dengan dua jalan yaitu coersi
dan dengan jalan persuasi. Meskipun masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa
teknik-teknik yang telah dikenal:

1. Teknik persuasi,
2. Teknik Pengadaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secra
tidak langsung mengubah sikapnya (=compulsion),
3. Teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam
bidang bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai
dengan apa yang diulang (=pervasion)
4. Memaksa secara langsung pengadaan perubahan sikap (=coersion),
dengan adanya hukuman fisik maupun materi.

Perencanaan dalam komunikasi pembangunan tidak cukup hanya satu


kegiatan komunikasi untuk satu tahap/rencana. Setiap tahap harus merupakan
satu rencana perhitungan dalam longterm project sehingga komunikasi
pembangunan berarti juga Planning dalam Komunikasi. Selalu harus
diperhitungkan bahwa setiap tahap perubahan akan mengakibatkan gejala nyang
meminta kegiatan komunikasi yang baru dan seringkali lain daripada semulanya.

Sumber :

10
Pratikno, Riyono. 1986, “Komunikasi Pembangunan.” Bandung : P.T.
Alumni

11

You might also like