Professional Documents
Culture Documents
D
DIKTAT MEKAN
M NIKA KEEKUATTAN MATERIAL
Oleh | GUNAW
WAN
JURU
USAN TEEKNIK M
MESIN FFAKULTTAS TEKNIK
UNIVERSITTAS SRIWIJAYA A
2008
Gunawan 1
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB I
PENGANTAR MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
MEKANIKA adalah cabang ilmu fisika yang mengkaji suatu benda pada
kondisi diam atau bergerak akibat adanya gangguan terhadap benda tersebut.
Gangguan tersebut dapat berupa gaya (force) dan/atau temperatur (thermal). Studi
pada benda yang diam disebut statis (statics) dan studi pada benda bergerak disebut
dinamis (dynamics). Ilmu mekanika memiliki dua cabang yaitu mekanika kekuatan
material dan mekanika fluida, yang masing-masing berhubungan dengan perilaku
benda pejal dan dengan perilaku fluida.
Beberapa istilah asing yang memiliki arti sama dengan mekanika kekuatan
material adalah strength of materials, mechanics of solids, dan mechanics of
deformable bodies.
Pada semua konstruksi Teknik bagian-bagian dari suatu elemen
mesin/struktur harus memiliki ukuran fisik tertentu. Bagian-bagian itu harus
memiliki ukuran-ukuran yang tepat sehingga dapat menahan beban yang
sesungguhnya yang mungkin terjadi. Oleh karena itu pemahaman yang lengkap
mengenai mekanika kekuatan material sangat diperlukan untuk keamanan dan
effisiensi desain. Perhatikan gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa akibat beban w, papan akan
melendut (deflection) sebesar δC maka kita harus menentukan :
a. Panjang dan luas penampang papan.
b. Panjang l1 dan l2, serta dimensi dari tumpuan A
c. Sifat mekanis papan (modulus elastisitas dan angka poison) sehingga
dapat memberikan lendutan yang aman.
Semua masalah mekanika kekuatan bahan dihadapkan pada dua kategori
masalah, yaitu masalah kekuatan dan masalah kekakuan. Sebuah struktur/elemen
mesin harus cukup kuat untuk menahan beban yang terjadi, dan cukup kaku
sehingga dapat berubah bentuk (deformation) pada batas-batas yang diijinkan.
Tujuan dari analisa mekanika kekauatan bahan pada dasarnya untuk
menentukan tegangan (stress), regangan (strain), dan lendutan (deflection). Jika
harga-harga dari berbagai besaran ini dapat kita ketahui untuk semua harga beban
hingga beban yang menyebabkan kegagalan (failure load), maka kita akan
memperoleh suatu gambaran lengkap mengenai kekuatan mekanik dari benda itu.
Dalam perkembangan selanjutnya, seiring dengan kemajuan yang pesat
dibidang komputerisasi, untuk keperluan desain bentuk yang sangat komplek, ilmu
mekanika kekuatan material dibantu dengan Metode Elemen Hingga, MEH (Finite
Element Methode, FEM).
∑F = 0 dan (∑ M ) o
=0 1.1
BAB II
TEGANGAN DAN REGANGAN
GAYA ( F )
TEGANGAN = 2.1
LUAS PENAMPANG ( A)
Tegangan Normal
Tegangan normal (normal stress) dilambangkan dengan huruf yunani σ
(sigma), tegangan normal didefinisikan sebagai :
4
F 890 N
σc = − =− = −57,9 MPa
π
A
(15mm )2
4
Gunawan 6
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Tegangan geser
Tegangan geser bekerja sejajar atau menyinggung permukaan benda,
seperti pada gambar dibawah ini,
Tegangan geser didefinisikan sebagai gaya total yang bekerja sepanjang penampang
dan sejajar dengan potongan benda, dan disimbulkan dengan τ (tau).
Contoh 2.2
Pada sebuah batang baja dengan
penampang berbentuk segi empat
(10 x 40 mm) diberi beban P dan
dicantelkan pada penyangga
dengan sebuah pasak baja bundar
dengan diameter 15 mm, jika
tegangan tarik ijin bahan adalah
120 MPa dan tegangan geser ijin
adalah 60 MPa, tentukan beban
maksimum yang diijinkan.
Penyelesaian:
Pada batang batang baja luas
penampang kritis yang menerima tarikan
Akritis = (40-15)x10 mm2 = 250 mm2
Maka beban maksimum yang diijinkan akibat tarikan adalah
P = σijin .Akritis = 120 MPa x 250 mm2 = 30 kN
Pasak akan menerima double geseran, maka beban maksimum akibat geseran pada
pasak adalah
P = τijin 2A
= 60 MPa x 2 x π/4 x (15 mm)2 = 21,2 kN
maka dari kedua nilai P diatas, diambil nilai P maksimum yang akan menyebabkan
kerusakan adalah 21,2 kN.
Contoh 2.3
Sebuah struktur seperti pada gambar
disamping. Batang terbuat dari baja dengan
tegangan luluh 36 ksi dan pena pada titik A
dan B terbuat dari baja dengan tegangan luluh
48 ksi. Jika beban P sebesar 5 kips (1000 lb)
dan dengan factor keamanan 3, tentukan:
a. jika lebar batang BD adalah 2 in
tentukan tebal t (lihat potongan b-b)
b. tentukan diameter pasak pada titik A
dan B.
Jawab
REGANGAN (STRAIN)
concept of strain:
Fn Fn
L − Lo
Lo ε=
Lo
L
PERUBAHAN PANJANG
REGANGAN =
PANJANG AWAL
Gunawan 9
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
δ
ε= ……………….2.6
l
dimana δ = perubahan panjang
= panjang awal (l) – panjang ahir (lo)
l = panjang awal
Regangan geser terjadi akibat tegangan geser. Tegangan geser tidak mempunyai
kecenderungan untuk memperpanjang atau memperpendek elemen dalam arah x, y,
dan z , tetapi tegangan geser akan menghasilkan perubahan bentuk seperti terlihat
pada gambar dibawah ini.
π
γ= −θ * …………………….2.7
2
Gunawan 10
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB III
TARIKAN DAN TEKANAN DALAM BATAS ELASTIS
Sebuah batang prismatic yang menerima beban aksial, yang dilakukan pada
mesin uji tarik akan diperoleh grafik hubungan tegangan dan regangan seperti pada
gambar.
σ = Eε ………………….. 3.1
Fl
δ= …………………… 3.2
AE
Gunawan 11
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
pada saat benda mengalami perubahan panjang, benja juga mengalami konstraksi
lateral (perubahan luas penampang) seperti pada gambar berikut ini
Bentuk
awal
Bentuk
akhir P
ε lateral
υ=−
ε aksial …………………. 3.3
untuk keadaan geser (akibat adanga gaya geser) hokum hooke akan menjadi :
τ = Gγ .................................. 3.4
E
G=
2(1 + υ )
…………………… 3.5
contoh 3.1.
Sebuah batang silindris terbuat dari baja dengan E = 30 x 103 ksi, ν = 0,3 dan σy =
50 ksi. Jika panjang awal batang adalah 4 ft dan diameter awal = 1 in. berapakah
perubahan panjang dan perubahan diameter batang akibat gaya aksial 10 kips.
Penyelesaian.
Pertama kita harus menguji apakah dengan beban 10 kips tersebut benda masih pada
kondisi elastisitas.
P 10kips
σ= = = 12,73ksi ≤ σ y
A π (0,5in) 2
sehingga berdasarkan hukum hooke
P ε radial
ε= dan υ=− maka
AE ε aksial
perubahan panjang δ = panjang awal x εaksial
48 x10
= = 20 , 4 x10 − 3 in
π ( 0 , 5 ) 2 30 x10 3
perubahan diameter ∆ diameter = d x εradial
0.3 x10 x1
= − = −127 x10 −6 in
πx0.5 x30 x10
2 3
contoh 3.2.
Batang kaku AC, dengan berat batang
diabaikan, yang ujung-ujungnya disangga
dititik A dan C. pada titik D batang
dihubungkan dengan leveling jack, yang
selain berfungsi untuk mendukung beban
dari batang CD, leveling jack juga dapat
bergerak naik – turun untuk menjaga batang
AC tetap horizontal. Pada titik B terdapat
beban P dan dengan adanya leveling jack
beban P akan bekerja pada daerah 0 < a < 1
untuk menjaga batang AC tetap horizontal.
Tentukan :
(a). Tegangan aksial pada batang 1 dan 2.
Gunawan 13
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
(b). perpindahan uA ketika beban diberikan (c). pergerakan uD supaya pada batang
AC akibat beban tersebut uA = uC.
Penyelesaian .
atau
Sehingga,
Fl
b. Dari persamaan 3.2 δ = , dapat ditulis ulang sebagai :
AE
l
δ = fF dengan f =
AE
l1 120
maka f 1 = = 3
= 2.00(10 −3 )in / kip
A1 E1 2(30 x10 )
l 60
f2 = 2 = 3
= 2.50(10 −3 )in / kip
A2 E 2 0.8(30 x10 )
dari penyelesaian a diperoleh harga F, sehingga
δ 1 = f1 F1 = −2.40(10 −3 )in
δ 2 = f 2 F2 = 2.00(10 −3 )in
perubahan panjang batang 1 (δ1) = -uA
perubahan panjang batang 2 (δ2) = uC - uD
maka uA = 2.40(10-3) in
Gunawan 14
A KEKUATAN MATERIAL
MEKANIKA
ntoh 3.3.
con
m2, dan E = 2200 GPa dib
Sebbuah batang memiliki luuas penampaang 200 mm beri beban
sepperti pada gam
mbar dibawaah ini, tentukkan perubahhan panjang yyang terjadi..
Pennyelesaian
Unttuk menyeleesaikan perm
masalahan inii, perhatikann gambar dibbawah ini :
mak
ka :
con
ntoh 3.4.
Sebbuah batangg baja berpeenampang lingkaran AB BCD dengann
luas penampan ng yang beerbeda-bedaa seperti paada gambarr,
tenttukan teganngan maksim mum dan perubahan
p bentuk
b yangg
terjadi pada battang tersebutt.
Pennyelesaian :
Unttuk menyeleesaikan perm
masalahan inii, perhatikann gambar dibbawah ini
Gunawan 15
A KEKUATAN MATERIAL
MEKANIKA
Maaka
bessarnya tegang
gan pada tiaap batang adaalah :
sehhingga deform
masi total paada batang aadalah
δtotaal = δ1 - δ2 + δ3 = 0.097 – 0.127 + 0.0099 = 0.69 mm
m
Gunawan 16
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 3.5
Sebuah batang baja dengan penampang segi empat dengan panjang sisi 20 mm
ditumpu pada kedua ujungnya seperti pada gambar. Jika pada titik B diberi beban
450 kN, tentukan reaksi dititik A dan C, dan deformasi batang AB.
Penyelesaian
Jumlah gaya Vertikal = 0,
Deformasi batang AB
Deformasi batang BC
karena
maka
maka
Deformasi batang AB
Gunawan 17
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 3.6
Sebuah batang Aluminium memiliki luas penampang 2500 mm3 ditumpu kaku
seperti pada gambar, jika E = 80 GPa, Tentukan tegangan pada tiap bagian dan
jarakperubahan panjang masing-masing bagian
Penyelesaian
Contoh 3.7
Dua batang vertical terbuat dari baja dan tembaga,
ditumpu vertical seperti pada gambar disamping,
jika luas penampang kedua batang adalah 12.5 mm2
pada bagian bawah batang digunakan untuk
menahan beban 10 kg, dan Ebaja = 200 GPa, dan
Etembaga = 110 GPa, tentukan harga x supaya batang
penahan beban (bagian bawah) tetap pada posisi
horizontal dan tentukan tegangan pada tiap batang.
Penyelesaian,
Gunawan 19
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 3.8
Batang AB ditumpu seperti pada gambar dibawah ini, dan diberi beban di salah satu
ujungnya sebesar 20 kN, jika luas penampang batang baja : 200 mm2 dan luas
penampang batang tembaga : 400 mm2, tentukan tegangan pada tiap batang.
Gunawan 20
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
penyelesaian,
Jika Ps = beban pada batang baja
Pc = beban pada batang tembaga
Momen pada titik A
Gunawan 21
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
ε T = α∆T
2.13
dimana εT = Regangan akibat temperature
α = Koefesien ekspansi thermal
σ
ε = εσ + εT = + α ∆T
E
2.14
Contoh 3.9
Dua buah batang terbuat dari aluminium dan baja seperti pada gambar dibawah ini,
jika pada titik B diberi beban 200 kN pada temperature 320 K, tentukan tegangan
pada masing-masing batang pada temperature 370 K
Penyelesaian
maka :
Perubahan panjang pada batang aluminium
maka total perubahan panjang pada kedua batang akibat temperature adalah :
Maka tengan total pada kedua batang akibat gaya 200 kN dan perubahan
temperature 50 K adalah
Gunawan 23
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 3.10
Tiga buah batang digunakan untuk menumpu batang berbentuk L seperti pada
gambar dibawah ini, jika batang ketiga didinginkan sampai suhunya turun 50 0 C,
berapakah gaya pada masing – masing batang tersebut.
A1 = A2 = A3 = 1000 mm2
E = 70 GPa, α = 23 x 10-6 /C
L1 = 1.25 m, L2 = 2.0 m, L3 = 2.50 m
a = 1.25 mm, b = 1.00 mm. c = 2.50 mm
Penyelesaian,
Untuk menyelesaikan permasalah ini
pertama-tama kita analisis gaya-gaya reaksi
yang bekerja pada batang (1), (2) dan (3),
dengan menggambarkan diagram benda bebas batang L, seperti pada gambar
dibawah ini :
Dimana,
Gunawan 24
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Akibat pendinginan pada batang (3), maka batang L akan berotasi berlawanan arah
dengan jarum jam seperti pada gambar dibawah ini,
yang akan mengakibatkan perubahan panjang pada batang (1), (2) dan (3) sebesar
δA, δB, dan δC. perbandingan perubahan panjang tersebut dapat ditulis dalam
persamaan berikut ini :
(3)
dengan mensubsitusi persamaan (3) ke persamaan (2) maka diperoleh
(4)
kemudian substitusikan persamaan (4) ke persamaan (1), maka diperoleh,
sehingga δD = 1.0648 mm
kemudian selesaikan persamaan (4)
Gunawan 25
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB IV
TORSI
Beberapa contoh mekanisme torsi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pada sebuah poros pejal yang salah satu sisinya di jepit, akibat adanya gaya
puntir yang bekerja pada salah satu ujung poros, maka poros akan terdeformasi
seperti pada gambar berikut ini:
Pada potongan ∆x, sudut QRS akan terdeformasi menjadi sudut Q*R*S*, sehingga
regangan geser yang terjadi adalah
π
γ = γ (x , ρ)= - ∠ Q*R*S* = ∠ S’R*S* 4.1
2
karena γ adalah kecil maka kita dapat mendekati sudut dengan tangent , pada saat
yang sama kita gunakan limit ∆x → 0, maka kita dapat :
S *S ' ρδφ dφ
γ= lim = lim ∆x = ρ dx 4.2
∆x → o R*S ' ∆x → o
Torsi = ∫A
ρ dFs
Akibat adanya torsi pada sebuah poros, pada penampang poros akan terdapat gaya
geseran yang mengakibatkan tegangan geser (τ), seperti pada gambar berikut ini :
maka persamaan torsi diatas menjadi
Torsi = ∫
A
ρ τ dA 4.3
τ = Gγ 4.4
Gambar 4.3 Distribusi Tegangan geser
Gunawan 27
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
dφ
τ = Gρ 4.5
dx
⎛ dφ ⎞
maka Torsi = ∫
A
ρ ⎜ Gρ
⎝
⎟dA
dx ⎠
4.6
Integral dari persamaan diatas dikenal sebagai momen inersia polar (IP), maka
I P = ∫ ρ 2 dA 4.8
A
πr 4 πd 4
Untuk poros pejal IP = = 4.9
2 32
Untuk poros dengan jari-jari dalam ri dan jari-jari luar ro maka
π ( ro 4 − ri 4 ) π (d o 4 − d i 4 )
IP = = 4.10
2 32
dari persamaan 3.7 maka laju puntiran diperoleh dari persamaan berikut ini :
dφ T
= atau 4.11
dx GI P
l
T
sudut puntir
dφ = ∫ dx 4.12
0
GI P
jika batang memiliki luas penampang yang seragam sepanjang L maka sudut puntir
menjadi :
TL
φ= 4.13
GI P
sehingga jika dalam satu elemen mesin terdapat n bagian dengan jari-jari berbeda
pada jarak L tertentu, maka sudut puntirnya menjadi :
Gunawan 28
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
n
Ti Li
φ =∑ 4.14
i =1 Gi I P i
Persamaan umum untuk tegangan geser akibat torsi adalah
Tρ
τ= 4.15
IP
dan tegangan geser maksimum pada poros dengan jari-jari r adalah
Tmaks r
τ maks = 4.16
IP
Contoh 4.1
Sebuah poros baja (Gs = 11 x 103 ksi)
dimasukkan kedalam sebuah poros
berlubang yang terbuat dari aluminium (Ga
= 4 x 103 ksi) dengan suaian paksa,
sehingga poros baja melekat erat ke poros
aluminium seperti pada gambar
disamping, jika terdapat torsi sebesar 10
kip pada ujung poros, tentukan a. tegangan
geser maksimum pada baja dan
aluminium, b. sudut puntir total pada
poros tersebut.
Penyelesaian
a. Dari persamaan 4.5 diperoleh :
Maka :
(2)
maka,
Gunawan 29
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
b. Untuk menentukan sudut puntir total kita tidak dapat menggunaka persamaan
4.12, karena pada permasalahan ini porosnya tidak homogen (terbuat dari dua
material yang berbeda), tetapi kita gunakan persamaan (3), maka
Contoh 4.2
Penyelesaian
Perhatikan DBB untuk poros bertangga berikut ini :
Contoh 4.3
Sebuah poros baja (G = 11.5 x 106 psi )
dengan radius r = 1.0 in dan panjang L = 30
in dimasukkan kedalam poros berlubang
aluminium (G = 3.9 x 106 psi) yang
memiliki panjang L = 20 in dengan jejari
luar aluminium = 1.5 in. poros baja melekat
erat keporos aluminium dan ujung-ujungnya
dijepit, seperti pada gambar disamping, jika
terdapat torsi 5000 lb.in pada bagian B,
tentukan besarnya tegangan geser
maksimum pada kedua poros.
Penyelesaian
Diagram denda bebas, poros dibagi menjadi beberapa nodal seperti pada gambar
berikut ini :
Dan
Maka
maka tegangan geser maksimum pada poros baja dan poros aluminium adalah
Gunawan 32
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 4.4
Penyelesaian
a). Rotasi roda gigi B, DBB system roda gigi-poros
Ti = k ti φ i dengan i = 1.2.3
⎛ GI p ⎞
dan k ti = ⎜⎜ ⎟
⎟
⎝ L ⎠i
(2)
c. torsi titik C
Gunawan 34
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Poros padat atau berlubang biasanya digunakan untuk memindahkan daya dari satu
peralatan ke peralatan yang lainya seperti dari turbin ke pembangkit daya listrik,
atau motor ke roda mobil, dan lain-lainnya seperti pada gambar dibawah ini.
Penyelesaian,
Daya yang dihasilkan poros adalah
Maka torsi T ,
Supaya aman maka tegangan geser ijin harus lebih besar atau sama dengan tegangan
geser maksimum, maka
BAB V
MOMEN INERSIA
5.1 Pendahuluan
Pada matakuliah statika struktur kita telah mengenal adanya momen, dimana
sebuah momen didefinisikan dengan gaya dikalikan jarak yang tegak lurus dengan
titik tinjau (F.x). momen ini juga disebut dengan momen pertama dari gaya. Jika
momen ini dikalikan lagi dengan jarak (x) yang tegak lurus antara arah gaya dan
titik tinjau (Fx.x) = F(x2), besaran ini disebut momen kedua dari gaya atau momen
dari momen gaya atau momen inersia.
Kadang – kadang sebagai ganti gaya (F) digunakan luas penampang atau
massa, kemudian momen kedua ini dikenal sebagai momen kedua penampang atau
momen kedua massa, tetapi semua momen kedua ini menunjukkan momen inersia.
Perhatikan sebuah penampang seperti pada gambar dibawah ini, untuk
menentukan momen inersia terhadap sumbu X – X dan sumbu Y –Y, maka kita bagi
penampnag tersebut menjadi beberapa elemen,
Jika
dA = luas elemen
x = jarak pusat grafitasi elemen
terhadap sumbu X – X
y = jarak pusat grafitasi elemen
terhadap sumbu Y – Y
G
Gambar 5.1 Momen inersia
maka
contoh 5.1
Tentukan momen inersia dengan penampang
seperti pada gambar disamping ini jika b = 60
mm, d = 80 mm, b1 = 30 mm dan d1 = 40 mm.
penyelesaian
Gunawan 38
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
maka
Gunawan 39
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
contoh 5.2
sebuah penampang lingkaran memiliki diameter luar (D) = 80 mm dan diameter
dalam (d) = 60 mm, tentukan memen inersia penampang tersebut.
Penyelesaian,
π π
I XX = (D4 − d 4 ) = (804 − 604 ) = 1374 x103 mm4
64 64
Kita tahu bahwa momen inersia elemen terhadap sumbu pusat gravitasi adalah
y2.da, dan momen inersia total penampang terhadap sumbu pusat gravitas adalah
IG = Σ y2.da
Maka momen inersia penampang terhadap sumbu AB adalah
IAB = Σ (y + h)2.da = Σ (y2 + h2 + 2hy).da
= (Σ y2.da) + (Σ h2.da) + (Σ 2 hy.da)
= IG + a.h2 + 0
Gunawan 40
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
contoh 5.3
Tentukan momen inersia penampang berikut ini terhadap sumbu X – X.
Y
Penyelesaian
Penampang dibagi menajadi 2 dengan;
dan
X X
kemudian tentukan koordinat centriod
BAB V1
MOMEN LENTUR DAN GAYA GESER
PADA STRUKTUR BATANG (BEAMS)
6.1 Pendahuluan
Batang (beams) adalah struktur yang didesain untuk menahan beban dari
arah melintang (transversal), dimana arah beban bekerja tegak lurus dengan sumbu
memanjang dari beams, sebuah beam tahan terhadap beban yang merupakan
kombinasi dati gaya geser internal pada arah transversal dan momen lentur
(bending). Beberapa jenis tumpuan dan beban yang biasa digunakan pada struktur
beam dapat dilihat pada gambar dibawah ini,
Gaya geser (shear force, SF) pada penampang lintang beam adalah ketidak
seimbangan gaya vertical kearah kanan atau kiri penampang, SF akan cenderung
menggeser salah satu bagian beam, keatas atau kebawah.
Momen lentur (bending moment, BM) pada penampang lintang beam
adalah penjumlahan aljabar dari momen gaya, kearah kanan atau kiri penampang.
Aturan tanda untuk SF dan BM dapat dilihat pada bambar dibawah ini,
Gunawan 42
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 6.1
Sebuah kantilever beam pada
gambar disamping menerima beban
5 kN, pada titik C dan momen 4
kN.m pada titik D. tentukan gaya
geser dan momen lentur pada titik B
yang memiliki jarak 2 m dari
tumpuan A.
Gunawan 43
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Penyelesaian
Contoh 6.2
Sebuah beam dengan tumpuan sederhana menerima beban terdistribusi seperti pada
gambar disamping ini, tentukan a). reaksi dititik A dan C, b). persamaan V(x) dan
M(x) untuk 0 <x < 6 ft dan c). persamaan V(x) dan M(x) untuk 6<x<12 ft.
Gunawan 44
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Penyelesaian
Gunawan 45
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
6.2 Diagram gaya geser (SFD) dan Diagram momen lentur (BMD)
Diagram – diagram dapat kita peroleh harganya seecara numeris sepanjang
sumbu absis penampang, diagram ini sangat berguna karena memberikan informasi
tentang distribusi gaya geser dan momen lentur pada seluruh beam. Pada
perencanaan struktur beam, terdapat pertanyaan yang harus dijawab seorang
desainer, yaitu “berapa harga SF dan BM maksimum dan dimana terjadinya harga
maksimum tersebut”, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu
menggambar diagram gaya geser (SFD) dan diagram momen lentur (BMD)
pada keseluruhan beam.
dV
Hubungan beban dan gaya geser = = p (x) 6.1
dx
x2
atau V2 − V1 = ∫ p( x)dx
x1
6.2
Gunawan 46
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 6.3
Dari contoh 6.2 tentukan a).
gambar SFD dan BMD. b).
tentukan momen lentur
maksimum.
Penyelesaian
a. SFD dan BMD
4. kemiringan BMD = SF
Contoh 6.4
Tentukan SFD dan BMD dari struktur beam berikut ini,
Penyelesaian
DBB
Persamaan kesetimbangan ;
A. SFD
tahapan penggambaran SFD
1. SF pada x = 0- adalah nol
2. SF pada x = 0+ ditentukan oleh persamaan 6.3 maka ∆V = Ay (tanda/arah
positif pada SFD karena akibat gaya Ay batang cenderung bergerak keatas,
gambar b)
3. untuk 0 < x < a, p(x) = 0, dari persamaan 6.1 dV/dx = 0 (kemiringannya
adalah nol)
4. pada x = a, terdapat gaya P kearah bawah, dari persamaan 6.1 dV/dx = -P
5. untuk a < x < L, p(x) = 0, maka dari persamaan 6.1 dV/dx = 0
6. SF pada x = L- ditentukan oleh persamaan 6.3 maka ∆V = Cy
Gunawan 49
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
(c) BMD
b. BMD
tahapan penggambaran BMD
1. pada x = 0 momennya adalah nol, karena jenis tumpuan sederhana
2. untuk 0 < x < a, dari persamaan 6.4 dM/dx = V(x) = konstan
3. pada x = a, dari persamaan 6.5 M(a) ditentukan dari luas daerah kurva SFD
dari x = 0 ke x = a, sehingga m (a) = V(a)
4. untuk a < x < L, dari persamaan 6.4 dM/dx = V(x) = -(Pa)/L = konstan
5. pada x = L, M(L) = 0, karena jenis tumpuan sederhana
Contoh 6.5
Tentukan SFD dan BMD dari struktur beam berikut ini
Penyelesaian
Persamaan keseimbangan
Gunawan 50
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
a. SFD
tahapan penggambaran SFD
1. SF pada x = 0- adalah nol
2. SF pada x = 0+ ditentukan oleh persamaan 6.3 maka ∆V = Ay
3. untuk a < x < L, p(x) = 0, maka dari persamaan 6.1 dV/dx = 0
4. SF pada x = L- ditentukan oleh persamaan 6.3 maka ∆V = Cy
a). SFD
b). BMD
b. BMD
tahapan penggambaran BMD
1. pada x = 0 momennya adalah nol, karena jenis tumpuan sederhana
2. untuk 0 < x < a, dari persamaan 6.4 dM/dx = V(x) = konstan
3. pada x = a- , dari persamaan 6.5 M(a) ditentukan dari luas daerah kurva SFD
dari x = 0 ke x = a, sehingga m (a) = V(a)
4. pada x = a, dari pers. 6.6 ∆MB = – Mo = (Moa/L – Mo) = – (Mo(L – a)/L)
5. untuk a < x < L, dari persamaan 6.4 dM/dx = V(x) = -Mo /L = konstan
6. pada x = L, M(L) = 0, karena jenis tumpuan sederhana
Gunawan 51
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 6.6
Tentukan SFD dan BMD dari struktur beam berikut ini
Penyelesaian,
Dari DBB diperoleh :
a. SFD
tahapan penggambaran SFD
(pers. 6.3)
(pers. 6.1)
(pers. 6.2)
(pers. 6.3)
(pers. 6.1)
(pers. 6.2)
Gunawan 52
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
b. BMD
tahapan penggambaran BMD
(pers. 6.4)
(pers. 6.4)
(pers. 6.5)
(luas segi tiga)
(pers. 6.4)
(pers. 6.5)
Gunawan 53
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB. VII
TEGANGAN PADA BATANG (BEAMS) SIMETRIS
Chassis mobil
Excavator
Gambar 7.1 Struktur yang menerima lenturan
Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa besarnya tegangan yang
terjadi pada sembarang potongan sebuah batang ditentukan oleh gaya geser dan
momen lentur pada potongan itu. Kondisi pada batang dimana pada bagian batang
tersebut, gaya geser adalah nol dan hanya terjadi momen lentur, kondisi ini disebut
lenturan murni. Perhatikan gambar struktur yang dibebani dibawah ini,
s' s1 y
εx = = 7.1
nn1 r
hasil percobaan meunjukkan bahwa pemanjangan serat longitudinal pada sisi
cembung disertai dengan kontrksi lateral, sedangkan kompresi longitudinal sisi
cekung disertai ekspasi longitudinal dengan jumlah yang sama. Akibatnya bentuk
penampang berubah-ubah seperti pada gambar 7.3.b. Regangan yang terjadi kearah
lateral diperoleh dari berikut ini,
Gunawan 55
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
y
ε z = − µε x = − µ 7.2
r
akibat distorsi ini semua garis lurus yang sejajar dengan sumbu z menjadi
melengkung agar tetap lurus pada sisi penampang. Jari-jari lengkungan R akan
menjadi lebih besar dari rdalam porsi yang sama dimana εx lebih besar daripada εz ,
maka ,
1
R= r
µ 7.3
y
σx = E 7.4
r
distribusi tegangan ini terlihat pada gambar dibawah ini,
momen yang dihasilkan dari gaya yang bekerja pada penampang dA dan berjarak y
dari sumbu netral adalah :
Gunawan 56
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
y E EI
M = ∫ E .dA. y = ∫ . y 2 dA = z 7.5
r r r
dengan I z = ∫ y 2 dA.
My
σx = 7.6
Iz
contoh 7.1
sebuah batang T dengan dimensi seperti
pada gambar, momen pada bagian ini
adalah M = 4 kip.ft. tentukan a). Sumbu
netral dari penampang ini. b). Momen
inersia penampang terhadap sumbu
netral. c) tegangan tarik dan tekan
maksimum.
Penyelesaian
a). lokasi sumbu netral, untuk menentukan sumbu netral ini kita gunakan teori
momen pertama. Jika η adalah jarak koordinat pada arah y, maka
Gunawan 57
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
tetapi karena kita harus mencari momen inersia terhadap sumbu netral C (tidak
terhadap centroid masing-masing) maka kita gunakan teori sumbu sejajar yang
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
maka,
contoh 7.2
dari contoh 7.1 diatas tentukan besarnya resultan gaya
tarik dan gaya tekan pada penampang batang, serta jarak
yang memisahkan kedua resultan gaya tersebut.
Penyelesaian.
Gunawan 59
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
contoh 7.3
batang dengan penampang T seperti
pada contoh 7.1 digunakan untuk
menahan beban seperti pada gambar,
tentukan tegangan tarik dan tekan
maksimum pada batang tersebut.
Penyelesaian.
SDF dan BMD dari struktur diatas dapat digambarkan sebagai berikut ini,
SFD
BMD
dari grafik BMD diatas diperoleh dua titik momen maksimum yaitu MB = M(4 ft) =
-800lb, dan MC = M (8 ft) = 1600 lb, sehingga disini terdapat 2 tegangan tekan
maksimum dan 2 tegangan tarik maksimum, sehingga
Gunawan 60
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB VIII
DEFLEKSI PADA BATANG SIMETRIS
Didalam mendesain suatu batang, perhatian tidak hanya pada tegangan yang
timbul akibat aksi beban, tetapi juga kepada defleksi yang ditimbulkan akibat beban.
Perhatikan sebuah batang yang mengalami defleksi seperti pada gambar berikut ini :
1 M
= 8.1a
r EI Z
dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa :
1 dθ
ds = rdθ dan = 8.1b
r ds
lengkungan defleksi pada gambar diatas menjadi semakin kecil seiring dengan
perpindahan titik m sepanjang kurva dari A ke B. Dengan demikian suatu
pertambahan ds yang positif yang berhubungan dengan suatu dθ yang negatif, maka
persamaan diatas menjadi
1 dθ
=− 8.1c
r ds
Gunawan 61
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
pada prakteknya defleksi pada batang yang diijinkan terjadi sangat kecil dan kurva
defleksinya sangat datar, maka
dy
ds ≈ rdθ dan θ = tan gθ = 8.1d
dx
dengan menggantikan ds dan θ kedalam persamaan 8.1.c maka :
1 d2y
=− 2 8.1.e
r dx
akhirnya persamaan 8.1.a menjadi
d2y
EI z 2 = − M 8.2
dx
persamaan diatas merupakan persamaan deferensial kurva defleksi dan harus
diintegrasikan dalam tiap-tiap keadaan tertentu untuk mengetahui defleksi batang.
Dengan mendeferensialkan persamaan 8.2 terhadap x maka diperoleh :
d3y
EI z 3 = −V 8.3
dx
d4y
EI z = −q 8.4
dx 4
contoh 8.1
sebuah batang ditumpu dengan tumpuan
sederhana, menerima beban merata
sepanjang l, tentukan defleksi maksimum
dari batang tersebut.
Penyelesaian.
Momen letur pada smebarang penampang mn, yang berjarak x dari tumpuan kiri
adalah :
Gunawan 62
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Gunawan 63
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 8.2
Tentukan persamaan defleksi untuk kantilever dengan beban terdistribusi merata,
Penyelesaian ,
Momen letur pada smebarang penampang mn, yang berjarak x dari tumpuan kiri
adalah
Maka,
Maka,
Gunawan 64
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 8.3
Tentukan persamaan defleksi untuk tumpun sederhana yang dibebani secara
terpusat.
Gunawan 65
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Gunawan 66
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Gunawan 67
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Gunawan 68
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BAB IX.
LINGKARAN MOHR
Contoh 1.
Gunawan 69
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 2.
Gunawan 70
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 3.
Gunawan 71
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 4.
Gunawan 72
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 5.
Gunawan 73
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
Contoh 6.