2. Inti cerita : Tokoh A adalah teman tokoh B. Datang tokoh C. Tokoh C sahabat dari tokoh B. Tokoh B mengunjungi tokoh C lebih dari sahabat. Namun tokoh C hanya menganggap tokoh B sahabatnya tidak lebih tokoh C tertarik pada tokoh A. Mengetahui semua itu tokoh B marah. 3. Alur : 1) Perkenalan : Tokoh A teman dari tokoh B. Datang tokoh C. Tokoh B adalah sahabat tokoh B. Tapi B menyayangi tokoh C lebih dari sekedar sahabat 2) Konflik : Awalnya memang tokoh A sangat membenci tokoh C karena sikap tokoh C yang menurut tokoh A itu sangat keterlaluan namun seiring berjalannya waktu tokoh C mulai tertarik pada tokoh A begitu juga sebaliknya. Hal itupun diketahui tokoh B. Tokoh A yang telah mengetahui perasaan tokoh B ke tokoh C. Maka tokoh A memutuskan untuk menjauhi tokoh C karena tidak tahan dengan sikap tokoh B yang menjadi jahat dan memprofokasi. Namun setelah tokoh B membicarakan keputusannya pada tokoh C. Tokoh C tidak mengindahkan keputusan dari tokoh A dan berusaha mati-matian untuk mendapatkan hati tokoh A dan disaat itu pula tokoh C mengungkapkan perasaannya pada tokoh A. 3) Penyelesaian : hubungan tokoh A dan tokoh B pun kian memburuk. Tokoh C pun merasa sangat kecewa atas keputusan tokoh A. Disaat tokoh A sedang bingung dan menangis datang tokoh D. Dan tokoh D pun memberi saran kalau hubungan persahabatan lebih baik dari hubungan sepasang kekasih karena sahabat tidak akan putus. 4) Tokoh dan penokohan
Jenis tokoh Perwatakan Ciri fisik Ciri sosial nama
Protagonis Tokoh A Baik, keras Cantik, kulit Seorang anak Luna kepala putih, pemilik rambut persahaan panjang meubel kecil Antagonis Jujur, Kulit sawo Anak orang Tomi Tokoh C bijaksana, jail, matang kaya usil, ingin menang sendiri Tirtagonis Tokoh B Jahat, suka Kulit sawo Anak pemilik Tara memfitnah, matang, kios ambisius, rambut ikal sederhana pendendam Tokoh D Baik hati, Berkaca Istri dari Bunda Fara sangat mata, cantik, pemilik perhatian agak gemuk meubel kepada anaknya
Pilih Pacar atau Sahabat?
Hari ini hari pertamaku masuk sekolah di SMA. Hari ini juga aku akan mendapatkan pengalaman baru sebagai seorang siswa SMA yaitu menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa). Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap dengan segala perlengkapan MOS yang sudah dipersiapkan. Luna “ sarapan dulu masih pagi tidak usah tergesa-gesa ”. Kata Bunda “ Iya Bun, aku takut, deg-gegan “ jawabku sambil meletakkan tas. “ Waktu SMP kan juga pernah MOS, kenapa takut? “ jawab Bunda. “ Kan beda Bun!!! Jawabku. Sesampainya di sekolah rasa takutku menjadi hilang karena ternyata aku langsung bisa berdaptasi dengan teman-teman kelompokku yaitu kelompok X.5. “ Hai aku Luna...!!! Namamu siapa? Tanyaku. “ Aku Tara” jawab Tara agak malu-malu. Dari perkenalan itu kami menjadi lebih dekat. Tetapi setelah pembagian kelas dan ternyata aku tidak satu kelas sama Tara, aku merasa sangat kecewa. Walau kali satu sekolahan tapi kami jarang bersama karena kami mempunyai kesibukan masing-masing. “ Ach...aku sendiri “ kataku. “ Tidak Lun kamu punya teman kamu yang lain bukan cuma aku “. Jawab Tara. “ tapi aku pengennya sama kamu “ jawab Tara. Karena kami tidak satu kelas hubungan aku dan Tarapun tidak sedekat waktu MOS. Akupun masuk di kelas X.5 dengan wajah cemberut. “ Anaknya asyik-asyik nggak yah?” kataku dalam hati. Tiba-tiba ada seseorang berjalan ke arahku dan menghampiriku, “ Salam kenal Aku Tomi!!! Kamu?” kata anak itu sambil mengulurkan tangannya. “ Ogh...iya, aku Luna “ jawabku diapun menjadi teman pertamaku di kelas X.5 ini. Walau dia menjadi teman pertamaku di kelas ini tapi aku sangant membenci dia, karena dia selalu bertengkar dan debat karena hal-hal kecil yang tidak seharusnya diperdebatkan. Menurutku dia itu sok pintar dan sok paling benar. Dia nggak pernah mau kalah sama aku. Parahnya lagi aku dan dia satu kelompok yang sama, otomatis juga setiap ada tugas kelompok kita selalu debat. “ Kamu kenapa sih nggak pernah ngalah “ Tanyaku pada Tomi menyampaikan opiniku “ jawab Tomi tegas. Hidup di kelas yang sama hampir tiap hari ngelihat Tomi kami bukan semakin akrab malah semakin tak akur. Dan pada suatu hari akupun baru mengetahui kalau Tomi dan Tarapun saling kenal bahkan aku kira hubungan mereka lebih dari sekedar teman. “ Tomi, kamu kenapa kok kayaknya lesu belok lostrok banget sih “ kata Tara. “ Aku lagi BT ma Luna “ jawab Tomi. “ Luna? Kenapa dengan dia? Dia baik kok?” jawab Tara. “ Kalian udah saling kenal?” kata Tomi. “ Iya waktu MOS dia satu kelas sama aku” jawab Tara. Secara tidak sengaja aku bertemu dengan Tara. Kamipun pergi bersama dan tidak tahu kenapa tiba-tiba Tara mengalihkan pembicaraan”. “ Tomi itu orangnya baik, tapi mungkin dia masih kekanak-kanakan “ kata Tara. “ Siapa yang nanya?” jawabku. “ Aku itu nggak mau kalian bertengkar, kalian itu teman-temanku, aku pingin kalian rukun “ jawab Tara. “Kayaknya nggak bisa deh “ jawabku sinis. “ Harus bisa “ jawab Tara lagi. “ Kamu pacaran ya sama Tomi...???” tanyaku. “ Nggak, kami cuma sahabat “ jawab Tara. “ Ah...masa’ sih...jujur aja deh “ jawabku sambil tersenyum. “ Sejujurnya aku sayang dia, tetapi aku nggak tahu dengan dia “jawab Tara. Beberapa bulan kemudian, aku, Tara dan Tomi dipertemukan di kelas yang sama di kelas XI.IPA I. Dari situ mulai akrab dengan Tomi, kami tak saling bertengkar lagi. Keakraban kita membuat Tara menjadi cemburu padaku. Aku dan Tomipun semakin akrab, kami tak tahu kenapa KASDA’aN ini berubah 180 derajat dari keadaan sebelumnya. Kamipun mulai merasakan benih-benih cinta diantara kita. Tarapun mengetahui semua itu. “ Lun, aku sayang Tomi!”. Kata Tara. “ Iya Tar, aku tahu aku cuma sahabatan kok sama dia “ jawabku. Akupun menyadari kalau perasaanku itu salah dan aku memutuskan untuk menjauhi Tomi. “ Lun, kamu kenapa? Aku salah apa? Kenapa kamu ngejauhin aku?” tanya Tomi. “ Tara Tom&jery dia sayang kamu, aku nggak mau ada perselisihan antara aku dengan Tara nasiku “ jawabku. “ Tapi aku cuma menganggap dia sebagai sahabatku nggak lebih “ jawab Tomi. “ Mending kamu lupain kisah kita beradalah disisi Tara “ jawabku. Tetapi Tomi tidak mau mengikuti perkataanku. Diapun berusaha meluluhkan hatiku kembali. Tara mengetahui semua itu dan menganggapku sebagai teman yang jahat. Dia menjadi wanita yang keras setelah itu. Dia memfitnahku dan memberikan cap buruk padaku. “ Teman makan teman “ kata Tara. “ Asthaghfirrullah...” kujawab dalam hati. Sejak itu hubungan pertemanan aku dan Tara sangat renggang. “ Akupun tak tahu harus bagaimana lagi, aku bingung “ kataku sambil nangis”. “ Kamu kenapa Lun?” kata Bunda. Lalu akupun menceritakan semua kisahku Tara dan Tomi dari awal. “ Luna seharusnya kamu tidak egois, kamu harus bisa mengerti “ jawab Bunda. “ Iya Bun, lama-lama aku sadar kalau semua ini hanya ambisi “ jawabku. “ Kamu harus minta maaf sama Tomi dan Tara, kamu anak Bunda masih kecil pula nggak usah pacaran dudulah “ jawab Bunda laig. Akupun mengikuti saran Bunda, aku minta maaf kepada Tomi dan Tara, dan mengajak mereka untuk selalu hidup rukun lalu aku meminta mereka menjadi sahabatku, karana sahabat tidak mengenal kata putus, dan sahabat akan abadi selamanya, tapi nek ora udot angel othok.