You are on page 1of 3

Nama : Mastini Febiyanti

Kelas : X.5

No : 19

Kerangka cerpen

1. Tema : Sahabat dan Cinta


2. Inti cerita : Tokoh A adalah teman tokoh B. Datang tokoh C. Tokoh C
sahabat dari tokoh B. Tokoh B mengunjungi tokoh C lebih dari sahabat. Namun
tokoh C hanya menganggap tokoh B sahabatnya tidak lebih tokoh C tertarik
pada tokoh A. Mengetahui semua itu tokoh B marah.
3. Alur :
1) Perkenalan : Tokoh A teman dari tokoh B. Datang tokoh C. Tokoh B
adalah sahabat tokoh B. Tapi B menyayangi tokoh C lebih dari sekedar
sahabat
2) Konflik : Awalnya memang tokoh A sangat membenci tokoh C karena
sikap tokoh C yang menurut tokoh A itu sangat keterlaluan namun seiring
berjalannya waktu tokoh C mulai tertarik pada tokoh A begitu juga
sebaliknya. Hal itupun diketahui tokoh B. Tokoh A yang telah mengetahui
perasaan tokoh B ke tokoh C. Maka tokoh A memutuskan untuk menjauhi
tokoh C karena tidak tahan dengan sikap tokoh B yang menjadi jahat dan
memprofokasi. Namun setelah tokoh B membicarakan keputusannya pada
tokoh C. Tokoh C tidak mengindahkan keputusan dari tokoh A dan berusaha
mati-matian untuk mendapatkan hati tokoh A dan disaat itu pula tokoh C
mengungkapkan perasaannya pada tokoh A.
3) Penyelesaian : hubungan tokoh A dan tokoh B pun kian memburuk. Tokoh
C pun merasa sangat kecewa atas keputusan tokoh A. Disaat tokoh A sedang
bingung dan menangis datang tokoh D. Dan tokoh D pun memberi saran
kalau hubungan persahabatan lebih baik dari hubungan sepasang kekasih
karena sahabat tidak akan putus.
4) Tokoh dan penokohan

Jenis tokoh Perwatakan Ciri fisik Ciri sosial nama


Protagonis
Tokoh A Baik, keras Cantik, kulit Seorang anak Luna
kepala putih, pemilik
rambut persahaan
panjang meubel kecil
Antagonis Jujur, Kulit sawo Anak orang Tomi
Tokoh C bijaksana, jail, matang kaya
usil, ingin
menang
sendiri
Tirtagonis
Tokoh B Jahat, suka Kulit sawo Anak pemilik Tara
memfitnah, matang, kios
ambisius, rambut ikal sederhana
pendendam
Tokoh D Baik hati, Berkaca Istri dari Bunda Fara
sangat mata, cantik, pemilik
perhatian agak gemuk meubel
kepada
anaknya

Pilih Pacar atau Sahabat?


Hari ini hari pertamaku masuk sekolah di SMA. Hari ini juga aku akan
mendapatkan pengalaman baru sebagai seorang siswa SMA yaitu menjalani MOS (Masa
Orientasi Siswa). Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap dengan segala perlengkapan MOS
yang sudah dipersiapkan.
Luna “ sarapan dulu masih pagi tidak usah tergesa-gesa ”. Kata Bunda
“ Iya Bun, aku takut, deg-gegan “ jawabku sambil meletakkan tas. “ Waktu SMP kan juga
pernah MOS, kenapa takut? “ jawab Bunda. “ Kan beda Bun!!! Jawabku.
Sesampainya di sekolah rasa takutku menjadi hilang karena ternyata aku
langsung bisa berdaptasi dengan teman-teman kelompokku yaitu kelompok X.5.
“ Hai aku Luna...!!! Namamu siapa? Tanyaku. “ Aku Tara” jawab Tara agak malu-malu.
Dari perkenalan itu kami menjadi lebih dekat. Tetapi setelah pembagian kelas dan
ternyata aku tidak satu kelas sama Tara, aku merasa sangat kecewa. Walau kali satu
sekolahan tapi kami jarang bersama karena kami mempunyai kesibukan masing-masing.
“ Ach...aku sendiri “ kataku. “ Tidak Lun kamu punya teman kamu yang lain bukan cuma
aku “. Jawab Tara. “ tapi aku pengennya sama kamu “ jawab Tara. Karena kami tidak
satu kelas hubungan aku dan Tarapun tidak sedekat waktu MOS.
Akupun masuk di kelas X.5 dengan wajah cemberut. “ Anaknya asyik-asyik nggak
yah?” kataku dalam hati. Tiba-tiba ada seseorang berjalan ke arahku dan
menghampiriku, “ Salam kenal Aku Tomi!!! Kamu?” kata anak itu sambil mengulurkan
tangannya. “ Ogh...iya, aku Luna “ jawabku diapun menjadi teman pertamaku di kelas
X.5 ini. Walau dia menjadi teman pertamaku di kelas ini tapi aku sangant membenci dia,
karena dia selalu bertengkar dan debat karena hal-hal kecil yang tidak seharusnya
diperdebatkan. Menurutku dia itu sok pintar dan sok paling benar. Dia nggak pernah
mau kalah sama aku. Parahnya lagi aku dan dia satu kelompok yang sama, otomatis juga
setiap ada tugas kelompok kita selalu debat. “ Kamu kenapa sih nggak pernah ngalah “
Tanyaku pada Tomi menyampaikan opiniku “ jawab Tomi tegas. Hidup di kelas yang
sama hampir tiap hari ngelihat Tomi kami bukan semakin akrab malah semakin tak akur.
Dan pada suatu hari akupun baru mengetahui kalau Tomi dan Tarapun saling
kenal bahkan aku kira hubungan mereka lebih dari sekedar teman.
“ Tomi, kamu kenapa kok kayaknya lesu belok lostrok banget sih “
kata Tara. “ Aku lagi BT ma Luna “ jawab Tomi. “ Luna? Kenapa dengan dia? Dia baik
kok?” jawab Tara. “ Kalian udah saling kenal?” kata Tomi. “ Iya waktu MOS dia satu kelas
sama aku” jawab Tara.
Secara tidak sengaja aku bertemu dengan Tara. Kamipun pergi bersama dan tidak tahu
kenapa tiba-tiba Tara mengalihkan pembicaraan”. “ Tomi itu orangnya baik, tapi
mungkin dia masih kekanak-kanakan “ kata Tara. “ Siapa yang nanya?” jawabku. “ Aku
itu nggak mau kalian bertengkar, kalian itu teman-temanku, aku pingin kalian rukun “
jawab Tara. “Kayaknya nggak bisa deh “ jawabku sinis. “ Harus bisa “ jawab Tara lagi. “
Kamu pacaran ya sama Tomi...???” tanyaku. “ Nggak, kami cuma sahabat “ jawab Tara. “
Ah...masa’ sih...jujur aja deh “ jawabku sambil tersenyum. “ Sejujurnya aku sayang dia,
tetapi aku nggak tahu dengan dia “jawab Tara.
Beberapa bulan kemudian, aku, Tara dan Tomi dipertemukan di kelas yang sama
di kelas XI.IPA I. Dari situ mulai akrab dengan Tomi, kami tak saling bertengkar lagi.
Keakraban kita membuat Tara menjadi cemburu padaku. Aku dan Tomipun semakin
akrab, kami tak tahu kenapa KASDA’aN ini berubah 180 derajat dari keadaan
sebelumnya. Kamipun mulai merasakan benih-benih cinta diantara kita. Tarapun
mengetahui semua itu. “ Lun, aku sayang Tomi!”. Kata Tara. “ Iya Tar, aku tahu aku cuma
sahabatan kok sama dia “ jawabku. Akupun menyadari kalau perasaanku itu salah dan
aku memutuskan untuk menjauhi Tomi. “ Lun, kamu kenapa? Aku salah apa? Kenapa
kamu ngejauhin aku?” tanya Tomi. “ Tara Tom&jery dia sayang kamu, aku nggak
mau ada perselisihan antara aku dengan Tara nasiku “ jawabku. “ Tapi aku cuma
menganggap dia sebagai sahabatku nggak lebih “ jawab Tomi. “ Mending kamu lupain
kisah kita beradalah disisi Tara “ jawabku. Tetapi Tomi tidak mau mengikuti
perkataanku. Diapun berusaha meluluhkan hatiku kembali. Tara mengetahui semua itu
dan menganggapku sebagai teman yang jahat. Dia menjadi wanita yang keras setelah
itu. Dia memfitnahku dan memberikan cap buruk padaku. “ Teman makan teman “ kata
Tara. “ Asthaghfirrullah...” kujawab dalam hati. Sejak itu hubungan pertemanan aku dan
Tara sangat renggang. “ Akupun tak tahu harus bagaimana lagi, aku bingung “ kataku
sambil nangis”. “ Kamu kenapa Lun?” kata Bunda. Lalu akupun menceritakan semua
kisahku Tara dan Tomi dari awal. “ Luna seharusnya kamu tidak egois, kamu harus bisa
mengerti “ jawab Bunda. “ Iya Bun, lama-lama aku sadar kalau semua ini hanya ambisi “
jawabku. “ Kamu harus minta maaf sama Tomi dan Tara, kamu anak Bunda masih kecil
pula nggak usah pacaran dudulah “ jawab Bunda laig.
Akupun mengikuti saran Bunda, aku minta maaf kepada Tomi dan Tara, dan
mengajak mereka untuk selalu hidup rukun lalu aku meminta mereka menjadi
sahabatku, karana sahabat tidak mengenal kata putus, dan sahabat akan abadi
selamanya, tapi nek ora udot angel othok.

You might also like