You are on page 1of 41

VIRAL HEPATITIS

FUNGSI HEPAR
 Pembentukan dan Ekskresi Empedu
 Fungsi Metabolik
 Penanganan glukosa
 Penanganan asam amino
 Penanganan asam lemak
 Penanganan kolesterol
 Biotransformasi bilirubin
 Biotransformasi hormon
 Biotransformasi amonia
 Metabolisme obat
 Pembentuk protein plasma
 Pembentuk faktor pembekuan
 Fungsi imunologis
 Penyimpan vitamin dan mineral
Fecal-oral transmission
• HAV (+++)
• HEV (+++)
Parenteral transmission
• HBV (+++)
• HCV (+++)
• HDV (++)
• HAV (+)
Sexual transmission
• HBV (+++)
• HDV (++)
• HCV (+)
Perinatal transmission
• HBV (+++)
• HCV (+)
• HDV (+)
Transmisi Secara Enterik
• HAV dan HEV
• Virus tanpa selubung
• Tahan terhadap cairan empedu
• Ditemukan di tinja
• Tidak berhubungan dengan penyakit hati
kronik
• Tidak terjadi viremia berkepanjangan atau
karier intestinal
HAV
• Picorna virus
• Virus RNA single stranded berdiameter 27-28 nm
• Masa inkubasi 15-50 hari
• endemisitas tinggi di negara berkembang
• HAV diekskresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama
1 -2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah awitan
penyakit.
• Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu),
• Replikasi di sitoplasma hepatosit
• Transmisi enterik (fekal-oral) predominan di antara
anggota keluarga.
• Faktor risiko
• Tempat penitipan bayi atau anak batita.
• Berpergian ke negara berkembang
• Perilaku seks oral-anal
• Pemakaian bersama pada IVDU (intra
vena drug user)
• Tidak terbukti penularan maternal-
neonatal
HEV
• Virus RNA Diameter 27-34 nm
• Replikasi pada hepatosit
• Masa inkubasi rata-rata 40 hari
• HEV RNA terdapat di serum dan tinja
selama fase akut
• sumber penularan melalui air
• Dilaporkan adanya transmisi maternal-
neonatal
• Viremia yang memanjang atau
pengeluaran di tinja merupakan kondisi
yang tidak sering dijumpai.
Transmisi Melalui Darah
• HBV, HCV, dan HDV
• Virus dengan selubung
• Rusak bila terpajan cairan empedu /
detergen
• Tidak terdapat dalam tinja
• Dihubungkan dengan penyakit hati kronik
• Dihubungkan dengan viremia persisten
HBV
• Virus DNA berselubung ganda berukuran 42
nm memiliki lapisan permukaan dan bagian inti
• Masa inkubasi berkisar dari 15-180 hari
• Viremia berlangsung selama beberapa minggu
sampai bulan setelah infeksi akut
• Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan
50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis
kronik dan viremia yang persisten
• Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis
kronik, sirosis dan kanker hati.
• Distribusi di seluruh dunia: Prevalensi karier di
USA < 1 %, di asia 5-15%.
• HBV ditemukan di darah, semen, sekret
servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain.
• Cara transmisi
• Melalui darah : penerima produk darah,
IVDU, pasien hemodialisis, pekerja
kesehatan, pekerja yang terpapar darah
• Transmisi seksual
• Penetrasi jaringan (perkutan) atau
permukosa : tertusuk jarum, Penggunaan
ulang peralatan medis yang terkontaminasi,
penggunaan bersama pisau cukur dan silet,
tato, akupunktur, tindik, penggunaan sikat
gigi bersama
• Transmisi maternal-neonatal, maternal-infant
• Tak ada bukti penyebaran fekal-oral
HCV
• Virus RNA untai tunggal
• Partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm
• Masa inkubasi 15-160 hari (puncak pada
sekitar 50 hari)
• Infeksi yang menetap dihubungkan
dengan hepatitis kronik, sirosis, kanker
hati.
• Prevalensi serologi infeksi lampau / infeksi
yang berlangsung berkisar 1,8% di USA,
sedangkan di Italia dan Jepang dapat
mencapai 20%.
• Cara transmisi
• Darah (predominan) : IVDU dan penetrasi
jaringan, resepien produk darah
• Transmisi seksual: masih menjadi
perdebatan namun jumlahnya rendah
• Tak terdapat bukti transmisi fekal-oral.
• 80 %  hepatitis kronis , dan 70% 
sirosis hati
HDV
• Virus RNA
• Masa inkubasi diperkirakan 4-7 minggu.
• Infeksi HDV hanya terjadi pada individu
dengan risiko infeksi HBV
• IVDU
• Homoseksual atau biseksual
• Resipien donor darah
• Pasangan seksual
• Cara penularan .
• Melalui darah
• Transmisi seksual
• Penyebaran maternal – neonatal
Gambaran Klinis
Sembuh Spontan
• Mulai dari asimptomatik (infeksi tidak
nyata)  fatal (gagal hati akut)
• Sindrom klinis yang mirip pada semua
virus, dari gejala prodromal dan gejala
gastrointestinal
• Malaise, anoreksia, mual dan muntah
• Gejala flu, faringitis, batuk, coryza,
fotofobia, sakit kepala, dan mialgia
• Demam jarang ditemukan, kec HAV
• Gejala prodromal (-) saat timbul kuning,
anoreksia , malaise kelemahan dapat
menetap
• Ikterus didahului dengan kemunculan urin
berwarna gelap, pruritus dapat timbul
ketika ikterus meningkat
• PF pembesaran dan nyeri tekan pada hati
• Splenomegali ringan dan limfadenopati
pada 15-20% pasien.
Gagal Hati Akut
• Perubahan status mental
• Edema sereberal (edema papil)
• Koagulopati ( perpanjangan masa
perdarahan)
• Gagal organ multiple
• Ascites, dapat anasarka
• PF  hati mengecil
Hepatitis dengan Kolestasis
• Kuning sangat menonjol dan menetap
• Pruritus
• Anoreksia dan diare
• Prognosis baik pada px dgn resolusi
komplit
• Sering pada HAV
Laboratorium
Pada pasien sembuh spontan
• ↑ konsentrasi serum alanin dan aspartat
transferase
• Serum bilirubin jarang >10 mg/dl, kec dgn
kolestasis
• Serum fosfatase alkali Normal/meningkat
sedikit
• Masa protrombin normal/meningkat 1-3
dtk
• Serum albumin normal / menurun ringan
Gagal Hati akut
• Koagulopati yang berat
• Leukositosis, hiponatremi dan hipokalemi
umum dijumpai
• Hipoglikemi
• Elevasi serum bilirubin dan transaminase,
aminotransferase kembali normal
walaupun penyakit progresif
Hepatitis dengan Kolestasis
• Bilirubin serum > 20mg/dl
• Aminotransferase kembali normal walau
kolestasis masih menetap
• Fosfatase alkali meningkat
DIAGNOSIS SEROLOGIS
Transmisi infeksi secara enterik:
HAV:
• IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6
bulan setelahnya.
• Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan
infeksi lampau

HEV
• • IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh
pemeriksaan untuk riset
• • IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah
puncak dari penyakit.
• • IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan
DIAGNOSIS SEROLOGIS

Transmisi melalui darah:

HEPATITIS B
• IgM anti HBc (antibodi) dan HBsAg (Antigen)
• Keduanya ada saat gejala muncul
• HBsAg mendahului IgM anti HBc
• HBsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa
secara rutin
• HBsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa
minggu sampai bulan sebelum hilangnya IgM anti HBc
• HBeAg dan HBV DNA
• HBV DNA merupakan petanda yang
pertama muncul, akan tetapi tidak rutin
diperiksa
• HBeAg muncul setelah HBsAg
• Kedua petanda akan hilang dalam
minggu sampai bulan pada infeksi yang
sembuh, dan muncul anti HBs dan anti
Hbe
• Tidak untuk rutin
• IgG anti HBc
• Mengantikan IgM anti HBc pada infeksi
yang sembuh
• Membedakan infeksi lampau atau
berlanjut
• Tidak muncul pada pemberian vaksin
HBV
• Antibodi terhadap HBsAg (anti HBs)
• Antibodi yang terakhir muncul
• Merupakan antibodi penetral
• Mengindikasikan kesembuhan dan
kekebalan terhadap reinfeksi
• Muncul dengan vaksin HBV
DIAGNOSIS SEROLOGIS

• HDV (Hepatitis D)
 Pasien HBsAg positif dengan:
- Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi
(pemeriksaan belum mendapat persetujuan)
- IgM anti HDV dapat muncul sementara.
Koinfeksi HBV/HDV
• HBsAg positif
• IgM anti HBc positif
• Anti HDV dan atau HDV RNA
Superinfeksi HDV
o HBsAg positif
o IgG anti HBc positif
o Anti HDV dan atau HDV RNA Titer anti HDV akan
menurun sampai tak terdeteksi dengan adanya
perbaikan infeksi.
DIAGNOSIS SEROLOGIS

• HCV(Hepatitis C)
1.Deteksi anti HCV
• Anti HCV dapat dideteksi pada 60 %
pasien fase akut 35% sisanya terdeteksi
pada beberapa minggu atau bulan kemudian.
• Anti HCV tidak muncul pada < 5% pasien
yang terinfeksi (Pada pasien HIV, Anti HCV
tidak muncul dalam persentase yang lebih
besar)
• Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi
untuk periode yang panjang, baik pada pasien
yang mengalami kesembuhan spontan
maupun yang berlanjut menjadi kronik
DIAGNOSIS SEROLOGIS

2. HCV RNA
• Merupakan petanda yang paling awal muncul
pada infeksi akut hepatitits C.
• Muncul setelah beberapa minggu infeksi
• Pemeriksaan yang mahal. Untuk mendiagnosis
penyakit tidak rutin dilakukan, kecuali pada
keadaan dimana dicurigai adanya infeksi pada
pasien dengan anti HCV negatif.
• Ditemukan pada infeksi kronik HCV
Pencegahan

HAV
1. Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
• Efektifitas tinggi (Angka proteksi 94-100%)
• Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun

b. Dosis dan jadwal vaksin HAV


• > 19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 Unit Elisa) dgn
interval 6-12 bulan
• Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX® (360 Unit Elisa), 0,
1, dan 6-12 bulan atau 2 dosis (720 Unit
Elisa), 0, 6-12 bulan
2. Imunoprofilaksis pasca paparan
• Efektifitas tinggi (Angka proteksi 94-100%)
• Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun
• > 19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 Unit Elisa) dgn
interval 6-12 bulan
• Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX® (360 Unit Elisa), 0,
1, dan 6-12 bulan atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0,
6-12 bulan
• Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi
tidak sempurna
• Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid
sesegera mungkin setelah paparan.
HEV
• Kemunculan IgG anti HEV pada kontak
dengan pasien hepatitis E dapat bersifat
proteksi, akan tetapi efektifitas dari
imunoglobulin yang mengandung anti
HEV masih belum jelas.
• Pengembangan imunoglobulin titer tinggi
sedang dilakukan.
• Vaksin HEV sedang dalam penelitian
klinis pada daerah endemik.
HBV
• Imunoprofilaksis vaksin hepatitis B sebelum
paparan
• Vaksin rekombinan ragi
• Mengandung HBsAg sebagai imunogen
• Efektifitas sebesar 85-95% dalam mencegah
infeksi HBV
• Booster hanya untuk individu dengan
imunokompromais jika titer dibawah 10 mU/mL
• Pemberian IM (deltoid) Dosis Dewasa  dewasa
• Bayi, anak sampai 19 thn  ½ dewasa
• Diulang 1 dan 6 bulan kemudian
2. Imunoprofilaksis pasca paparan dengan vaksin
hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIG).
• Indikasi:
Kontak seksual dengan individu yang terinfeksi
hepatitis akut
• 1). Dosis 0,04-0,07 mL/kg HBIG sesegera
mungkin setelah paparan;
• 2). Vaksin HBV pertama diberikan pada saat
atau hari yang sama pada deltoid sisi lain
• 3). Vaksin kedua dan ketiga diberikan 1 dan 6
bulan kemudian.
Neonatus dari ibu yang diketahui mengidap
HBsAG positif:
• 1). Setengah mililiter HBIG diberikan
dalam waktu 12 jamsetelah lahir di
bagian anterolateral otot paha atas
• 2). Vaksin HBV dengan dosis 5-10 ug,
diberikan dalam waktu 12 jam pada sisi
lain, diulang pada 1 dan 6 bulan.
• Efektifitas perlindungan melampaui 95%.
Vaksin Kombinasi Untuk Perlindungan
Dari Hepatitis A dan B
• Vaksin kombinasi
(TwinrixGlaxoSmitliKlinet) mengandung
20ug protein HBsAg (Engerix B®) dan >
720 Unit Elisa hepatitis A virus yang
dilemahkan (Havrix) memberikan
proteksi ganda dengan pemberian
suntikan 3 kali berjarak 0,1 dan 6 bulan.
• Di indikasikan untuk individu dengan
risiko baik terhadap infeksi HAV maupun
HBV.
Pengobatan
Infeksi sembuh spontan
• Rawat jalan, kec mual atau anoreksia
berat
• Mempertahankan asupan kalori dan cairan
yg adekuat
• Aktivitas fisik berlebihan dan
berkepanjangan harus dihindari
• Tidak ada pengobatan spesifik untuk
hepatitis A, E, D
• Interferon pada Hep C menurunkan resiko
infeksi kronik
• Lamivudin dan adefovir masih belum jelas
pada hep B akut
Gagal Hati Akut
• Perawatan di RS
• Belum ada terapi yang spesifik
• Tujuan :
• Monitoring kontinu dan terapi suportif
selama perbaikan infeksi dan fx hati
• Pengenalan dini dan terapi terhadap
komplikasi yang mengancam nyawa
• Mempertahankan fungsi vital
• Persiapan transplantasi bila tidak ada
perbaikan
Angka survival 65-75% pada
transplantasi dini
Hepatitis Kolestasis
• Perjalanan penyakit dapat dipersingkat
dengan pemberian jangka pendek
prednison atau asam ursodioksikolat.
• Pruritus dikontrol dengan kolestiramin
KOMPLIKASI
1.Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda
gagal hati akut,­penciutan hati, kadar bilirubin serum
meningkat cepat, pemanjangan waktu protrombin yang
sangat nyata, dan koma hepatikum. Prognosis adalah
kematian pada 60 hingga 80% pasien ini.
• HBV merupakan penyebab 50% kasus hepatitis fulminan,
dan sering disertai oleh infeksi HDV.
• jarang pada HCV dan
• Jarang pada HAV.
KOMPLIKASI
2. hepatitis kronis persisten. Komplikasi tersering hepatitis
virus adalah perjalanan klinis yang lebih lama hingga
berkisar dari 2 hingga 8 bulan. Keadaan ini dikenal
sebagai hepatitis kronis persisten, dan terjadi pada 5
hingga 10% pasien. Walaupun pemulihan terlambat,
penderita hepatitis kronis persisten hampir selalu
sembuh.
3. kekambuhan .5 hingga 10% pasien hepatitis virus
mengalami kekambuhan setelah sembuh dari serangan
awal. Hal ini biasanya berkaitan dengan individu berada
dalam risiko tinggi (misal, penyalah­gunaan zat, dan
penderita karier).
• hepatitis agresif atau kronis aktif bila terjadi kerusakan
hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi sirosis
• Kondisi ini dibedakan dari hepatitis kronis persisten
melalui pemeriksaan biopsi hati
KOMPLIKASI
4. Hepatitis agresif atau kronis aktif .
seperti digerogoti (piece meal) dan
terjadi sirosis
dibedakan dari hepatitis kronis
persisten melalui pemeriksaan biopsi
hati.
• 50% penderita HCV
• penderita HBV jauh lebih kecil (sekitar 1
sampai 3%)
• tidak timbul sebagai komplikasi HAV
atau. HEV
KOMPLIKASI
5. Karsinoma hepatoselular primer
infeksi HBV kronis dan sirosis terkait.
Baru-baru ini, sirosis terkait-HCV dan
infeksi HCV kronis telah dikaitkan pula
dengan kanker hati primer

You might also like