You are on page 1of 17

STRATEGI HANDOFF

Pertemuan 10
Alicia Sinsuw
STRATEGI HANDOFF
• Ketika sebuah stasiun bergerak berpindah ke dalam
sel yang berbeda, pada saat percakapan sementara
berlangsung, MSC secara otomatis mentransfer
panggilan ke kanal yang baru yang dimiliki oleh
base stasiun yang baru.

• Mobile Switching Center harus melakukan :


– Identifikasi base staton yang baru
– Mengalokasikan kanal-kanal suara dan kontrol sesuai
dengan base station yang baru
STRATEGI HANDOFF (2)
• Performance yg diinginkan :
 Prioritas permintaan handoff melalui permintaan pembangunan
panggilan
 Keberhasilan transfer panggilan
 Jika memungkinkan, tidak terlalu sering Hand off
 Pelanggan tidak menyadari terjadi Hand off

• Hand off Threshold Power Level


 Desainer system harus menentukan pada level sinyal optimum
mana handoff akan mulai dilakukan
 Ada minimum power level sinyal pada BS dimana kualitas
voice yang dapat diterima (-90 to –100 dBm).
 Level sinyal yang agak lebih kuat digunakan sebagai threshold
dimana handoff dilakukan, sehingga sitem mempunyai waktu
untuk memproses hand off.
STRATEGI HANDOFF (3)
• Margin diberikan sebagai :
Δ = P r handoff - P r minimum usable
– Δ tidak bisa terlalu besar atau terlalu kecil.
– Jika Δ terlalu besar, maka bisa terjadi handoff yg tidak
perlu yg akan membebani MSC
– Jika Δ terlalu kecil, maka dapat mengakibatkan tidak
cukupnya waktu untuk menyelesaikan suatu proses
handoff, mengakibatkan panggilan akan hilang karena
kondisi sinyal yang lemah.
STRATEGI HANDOFF (4)
Dropped Call Events:
 Dropped call terjadi ketika ada delay yang sangat besar
pada saat MSC melakukan proses handoff, atau ketika
threshold terlalu kecil untuk waktu handoff pada sistem

 Delay yg sangat besar dapat terjadi selama adanya


kondisi trafik yg tinggi yg disebabkan oleh bertambahnya
beban pada MSC.

 Tidak ada kanal yg tersedia pada stasiun yg berdekatan


(memaksakan MSC menunggu hingga sebuah kanal
menjadi bebas)
Keputusan Handoff :
 Memastikan bahwa drop pd level sinyal terukur bukan disebabkan
oleh momentary fading namun bahwa stasiun bergerak tsb benar2
bergerak menjauhi base stasiun yg melayaninya.
 Base station memonitor kuat sinyal utk memastikan pentingnya
menyelesaikan proses handoff sebelum suatu panggilan hilang
(drop) yg disebabkan oleh level sinyal yang lemah, dan juga untuk
menghindari terjadinya handoff yang tidak diinginkan.
 Lamanya waktu yg dibutuhkan untuk mengambil keputusan
handoff tergantung pada kecepatan bergeraknya suatu kendaraan
 Handoff harus segera dilakukan apabila slope level sinyal rata2 yg
diterima dlm waktu singkat menurun dengan tajam pada interval
waktu yg diberikan.
Keputusan Handoff (2):
• Lamanya waktu dimana suatu percakapan dapat
dipertahankan dalam satu sel tanpa handoff, disebut
dwell time.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi dwell time adalah
perambatan, interferensi, dan jarak antara pelanggan
dengan base station.
• Pada sistem seluler 1G, pengukuran kuat sinyal
dilakukan oleh base station dan disupervisi oleh MSC.
• Setiap base station secara konstan memantau kuat sinyal
dari semua pecakapan dari mobile ke base station
(reverse channel) dan menentukan posisi dari pelanggan
bergerak terhadap menara base station.
Keputusan Handoff (3):
 Locator receiver adalah receiver cadangan pada base station yg
digunakan utk mencari dan menentukan kuat sinyal dari
pelanggan bergerak pada sel2 yg tetangga yang membutuhkan
handoff dan melaporkan semua nilai RSSI (Received Signal
Strength Indication) ke MSC.
 Berdasarkan informasi dari Locator Receiver, MSC
memutuskan perlunya handoff atau tidak.
 Untuk sistem 2G, keputusan handoff dilakukan dengan bantuan
pelanggan bergerak (mobile assisted handoff / MAHO).
 Mobile Assisted Handoff (MAHO): Setiap stasiun bergerak
mengukur daya yg diterima dari sekitar base station dan
melaporkan hasil pengukurannya secara kontinyu kepada base
station yg melayaninya.
Keputusan Handoff (4):

• Proses handoff dimulai ketika daya yg diterima dari base


station sel yg bersebelahan mulai melampaui daya yang
diterima dari base station yang melayaninya, baik oleh level
tertentu maupun untuk periode waktu tertentu.
• MAHO jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem 1G,
karena pengukuran dilakukan oleh stasiun bergerak (MSC
tidak memonitor kuat sinyal), cocok untuk penggunaan
mikrosel.
• Intersystem handoff : Selama proses suatu pembicaraan,
sebuah stasiun bergerak berpindah dari satu sistem seluler ke
sistem seluler lainnya, dikontrol oleh MSC yang berbeda.
Intersystem Handoff :
 Penting, karena : Jika sinyal suatu stasiun bergerak
menjadi lemah pada sel ybs dan MSC tidak dapat
menemukan sel yg lain dalam sistemnya untuk
mentransfer perccakapan yg sementara berlangsung,
maka dibutuhkan Intersystem Handoff.
 Hal yg harus diketahui saat implementasi Intersystem
Handoff: Suatu panggilan lokal dapat menjadi panggilan
jarak jauh (roaming), kompatibilitas antara dua MSC
harus ditentukan sebelum mengimplementasikan
intersystem handoff.
 Untuk meningkatkan QoS, telah dikembangan berbagai
metode untuk meprioritaskan handoff.
Prioritas Handoff :
Konsep Guard Channel
 Suatu bagian kecil dari total kanal yg tersedia dalam suatu sel
dicadangkan secara khusus untuk permintaan handoff dari
percakapan yg sementara berlangsung yg mungkin saja di
alihkan ke dalam sel
 Memiliki kekurangan dlm hal mengurangi total trafik yg
dibawa pd saat beberapa kanal dialokasikan untuk
pembangunan panggilan.
 Keunggulannya : menawarkan penggunaan spektrum yg
efisien dengan strategi dynamic channel assignment.
Prioritas Handoff (2) :
Metode Queuing of handoff requests
 Utk mengurangi probabilitas pemutusan percakapan secara
terpaksa yg disebabkan oleh kurangnya kanal yg tersedia.
 Antrian dimungkinkan karena adanya keterbatasan interval
waktu antara waktu dimana level sinyal yg diterima drop di
bawah threshold handoff dan waktu dimana percakapan
terputus yg disebabkan oleh level sinyal yg tidak cukup kuat.
 Waktu delay dan ukuran antrian ditentukan berdasarkan pola
trafik dari daerah layanan tertentu.
 Tidak ada jaminan probabilitas nol dari pemutusan percakapan
karena bisa terjadi delay yg sangat besar.
Practical Handoff Problem :

Range kecepatan pelanggan bergerak yg cukup besar


 Kendaraan dgn kecepatan tinggi melewati daerah
jangkauan suatu sel hanya dlm beberapa detik,
sedangkan pelanggan pejalan kaki mungkin tidak
memerlukan handoff selama suatu panggilan
berlangsung.
 Penambahan mikrosel untuk menambah kapasitas, MSC
akan cepat terbebani jika para pelanggan dengan
kecepatan tinggi secara konstan melewati sel2 yg sangat
kecil.
Practical Handoff Problem (2) :
Pendekatan Sel Payung (Umbrella Cell Approach)

 Memberikan daerah jangkauan yg besar kepada


pelanggan stasiun bergerak dgn kecepatan tinggi
sekaligus memberikan daerah jangkauan yg kecil untuk
pelanggan yg berjalan dengan kecepatan rendah.
 Meminimisasi handoff utk pelanggan dgn kecepatan
tinggi dan memberikan mikrosel tambahan untuk
pelanggan pejalan kaki.
 Kecepatan dari setiap user dapat diperkirakan oleh base
station atau MSC dengan mengevaluasi seberapa cepat
waktu perubahan kuat sinyal rata2 pd RVC.
Pendekatan Sel Payung
Practical Handoff Problem (3) :
Cell Dragging (in microcell systems)
 Hasil dari pelanggan pejalan kaki yg memberikan sinyal yg
sangat kuat kepada base station yg disebabkan oleh lintasan
radio LOS antara pelanggan dan base station.
 Kuat sinyal rata2 tdk cepat hilang karena kecepatan yg rendah.
 Walaupun pelanggan berjalan di luar desain jangkauan dari
suatu sel, sinyal yg diterima dpt berada di atas threshold
handoff sehingga handoff tidak dapat dilakukan.
 Dapat menyebabkan potensi interferensi dan masalah
pengaturan trafik.
 Threshold handoff dan parameter jangkauan radio harus diatur
dengan baik.

You might also like