Professional Documents
Culture Documents
EKO PRASETYO
NIM : 040402027
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2009
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
ABSTRAK
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan dibutuhkan
dengan karakteristik kerja yang dikehendaki, namun tidak dapat di pungkiri adanya
gangguan yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap sistem kerja motor, salah
Jatuh tegangan jala-jala akan mengakibatkan putaran rotor turun, arus input
mengakikibatkan turunnya daya input motor induksi tiga fasa, hal ini juga akan
Penelitian ini menguraikan pengujian kinerja motor induksi tiga fasa yang
akan mengakibatkan naiknya arus motor, berkurangnya daya input dan berkurangnya
putaran rotor. Semakin tinggi tegangan sumber maka daya output motor akan semakin
besar, dan semakin besar pula efisiensi motor. Semakin tinggi beban yang dipikul
motor maka akan semakin kecil efisiensi motor induksi tiga fasa tersebut.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ( iv )
BAB I PENDAHULUAN
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB III PENGUJIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB V PENUTUP
V.2. Saran................................................................................................... 53
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
dalam sistem tenaga listrik, ukuran tingkat keandalan menjadi faktor tuntutan yang
utama.
Pada motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar tupai, adanya jatuh tegangan
jala-jala akan dapat mempengaruhi sistem kerja dari motor induksi tiga fasa Jenis
waktu singkat, hal itu berpangaruh pada daya output motor pada saat dibebani dan
saat start dari motor tersebut. Karena harga kopel yang dibangkitkan oleh motor
induksi tiga fasa sebanding dengan kuadrat tegangan, maka motor ini menjadi sensitif
tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar
tupai pada saat beroperasi. Dengan menggunakan cara yang sistematis, sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja dari
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisa
pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja motor induksi tiga fasa.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah sebagai informasi dalam memperkaya
pengetahuan para pembaca tentang unjuk kerja Motor Induksi tiga fasa.
masalah. Adapun batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Dalam tugas akhir ini penulis hanya membahas motor induksi rotor sangkar.
1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik
tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau di
3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini
dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak jurusan Teknik Elektro
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
I.5. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang motor induksi tiga fasa secara umum,
konstruksi motor induksi tiga fasa, prinsip medan putar, prinsip kerja
motor induksi tiga fasa, rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa, torsi
motor induksi tiga fasa, aliran daya motor induksi tiga fasa, effisiensi
Bab ini menjelaskan tentang tujuan pengujian motor induksi tiga fasa,
peralatan yang digunakan dalam pengujian motor induksi tiga fasa, gambar
motor induksi tiga fasa, dan data hasil pengujian motor induksi tiga fasa.
BAB IV: Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-jala Terhadap Unjuk Kerja Motor
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB II
II.1. Umum
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas
digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga.
Pada motor ini putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata
lain putaran rotor dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang
disebut slip.
Motor ini memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, handal, serta berbiaya
murah. Di samping itu motor ini juga memiliki effisiensi yang tinggi saat berbeban
penuh, tidak membutuhkan perawatan yang banyak dan dapat dihubungkan langsung
ke sumber daya tiga fasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan motor DC, motor
induksi masih memiliki kelemahan dalam hal pengaturan kecepatan. Dimana pada
motor induksi pengaturan kecepatan sangat sukar untuk dilakukan, sementara pada
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor,
bagian stator dipisahkan dengan bagian rotor oleh celah udara yang sempit (air gap)
dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Bagian stator terdiri atas tumpukan
laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat belitan dililitkan yang
berbentuk silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar
2.1.(b)). tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.1.(a)). Tiap
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk
menyatukan inti. Tiap belitan tersebar dalam alur yang disebut belitan fasa dimana
untuk motor tiga fasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120o. Kawat
belitan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis.
Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris
(Gambar 2.1.(c)). Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang
telah disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor
(a) (b)
(c)
Gambar 2.1. Komponen Stator Motor Induksi Tiga Fasa, (a) Lempengan Inti, (b) Tumpukan
Inti dengan Kertas Isolasi pada Beberapa Alurnya, (c) Tumpukan Inti dan Belitan Dalam
Cangkang Stator.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Rotor motor induksi tiga fasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu rotor
sangkar (squirrel cage rotor) dan rotor belitan (wound rotor). Rotor sangkar terdiri
dari susunan batang konduktor yang dibentangkan ke dalam slot – slot yang terdapat
pada permukaan rotor dan tiap – tiap ujungnya dihubung singkat dengan
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar yang lebih kecil adalah coran
tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih
besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan
kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar tidak selalu
ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan
menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik
Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin.
Rotor jenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa arus
yang besar pada tegangan rendah. Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan
(a) (b)
Gambar 2.2. Rotor Sangkar, (a) Tipikal Rotor Sangkar, (b) Bagian-Bagian Rotor Sangkar
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
(a) (b)
Gambar 2.3. (a) Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar Ukuran Kecil,
Untuk motor induksi rotor belitan berbeda dengan motor rotor sangkar dalam
hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan belitan terisolasi serupa
dengan belitan stator. Belitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan masing – masing
fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor.
Secara skematik dapat dilihat pada gambar 2.4. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa
cincin slip dan sikat semata – mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Gambar 2.4. Skematik Rotor Belitan Motor Induksi
Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel
eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab
rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus
pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar. Konstruksi motor tiga
(a) (b)
Gambar 2.5. (a) Rotor Belitan, (b) Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa dengan Rotor
Belitan
Apabila belitan stator dihubungkan dengan catu daya tiga fasa maka akan
dihasilkan medan magnet yang berputar. Medan magnet ini dibentuk oleh kutub –
kutubnya yang berada pada posisi yang tidak tetap pada stator tetapi berubah – ubah
mengelilingi stator. Adapun magnitud dari medan putar ini selalu tetap yaitu sebesar
contoh pada motor induksi tiga fasa dengan jumlah kutub dua. Dimana ke-tiga
fasanya R,S,T disuplai dengan sumber tegangan tiga fasa, dan arus pada fasa ini
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
ditunjukkan sebagai IR, IS, dan IT, maka fluks yang dihasilkan oleh arus – arus ini
adalah :
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.8
Medan Putar Pada Motor Induksi Tiga Fasa
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
(a). Pada keadaan 1 ( gambar 2.8 ), ωt = 0 ; arus dalam fasa R bernilai nol sedangkan
besarnya arus pada fasa S dan fasa T memiliki nilai yang sama dan arahnya
berlawanan. Dalam keadaan seperti ini arus sedang mengalir ke luar dari
resultan fluks yang dihasilkan memiliki besar yang konstan yaitu sebesar 1,5 Φm
3
ΦR = 0 ; ΦS = Φm sin ( -120o ) = − Φm ;
2
3
ΦT = Φm sin ( -240o ) = Φm
2
Oleh karena itu resultan fluks, Φr adalah jumlah phasor dari ΦT dan – ΦS
3
Sehinngga resultan fluks, Φr = 2 x Φm cos 30o = 1,5 Φm
2
(b). Pada keadaan 2, arus bernilai maksimum negatif pada fasa S, sedangkan pada R
dan fasa T bernilai 0,5 maksimum pada fasa R dan fasa T, dan pada saat ini ωt =
30o, oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing – masing fasa :
ΦS = Φm sin ( -90o ) = - Φm
Maka jumlah phasor ΦR dan - ΦT adalah = Φr’ = 2 x 0,5 Φm cos 60 = 0,5 Φm.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks
(c). Pada keadaan ini ωt = 60o, arus pada fasa R dan fasa T memiliki besar yang sama
dan arahnya berlawanan ( 0,866 Φm ), oleh karena itu fluks yang diberikan oleh
3
ΦR = Φm sin ( 60o ) = Φm
2
3
ΦS = Φm sin ( -60o ) = − Φm
2
ΦT = Φm sin ( -180o ) = 0
3
Maka magnitud dari fluks resultan : Φr = 2 x Φm cos 30o = 1,5 Φm
2
Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks
(d). Pada keadaan ini ωt = 90o, arus pada fasa R maksimum ( positif), dan arus pada
fasa S dan fasa T = 0,5 Φm , oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing –
masing fasa
ΦR = Φm sin ( 90o ) = Φm
Maka jumlah phasor - ΦT dan – ΦS adalah = Φr’ = 2 x 0,5 Φm cos 60 = 0,5 Φm.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks
Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan
dihasilkan arus tiga fasa, arus ini menghasilkan medan magnetik yang berputar
dengan kecepatan sinkron. Ketika medan melewati konduktor rotor, dalam konduktor
ini diinduksikan ggl yang sama seperti ggl yang diinduksikan dalam belitan sekunder
transformator oleh fluksi arus primer. Rangkaian rotor merupakan rangkaian tertutup,
baik melalui cincin ujung atau tahanan luar, ggl induksi menyebabkan arus mengalir
dalam konduktor rotor. Jadi arus yang mengalir pada konduktor rotor dalam medan
magnet yang dihasilkan stator akan menghasilkan gaya (F) yang bekerja pada rotor.
Gambar – 2.9 di bawah ini menggambarkan penampang stator dan rotor motor
induksi, dengan medan magnet diumpamakan berputar searah jarum jam dan dengan
Gambar 2.9. Penampang Rotor dan Stator Motor Induksi Memperlihatkan Medan
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Untuk arah fluksi dan gerak yang ditunjukkan gambar 2.9, penggunaan aturan
tangan kanan fleming bahwa arah arus induksi dalam konduktor rotor menuju
pembaca. Pada kondisi seperti itu, dengan konduktor yang mengalirkan arus berada
dalam medan magnet seperti yang ditunjukkan, gaya pada konduktor mengarah ke
atas karena medan magnet di bawah konduktor lebih kuat dari pada medan di atasnya.
Agar sederhana, hanya satu konduktor rotor yang diperlihatkan. Tetapi, konduktor –
konduktor rotor yang berdekatan lainnya dalam medan stator juga mengalirkan arus
dalam arah seperti pada konduktor yang ditunjukkan, dan juga mempunyai suatu gaya
ke arah atas yang dikerahkan pada mereka. Pada setengah siklus berikutnya, arah
medan stator akan dibalik, tetapi arus rotor juga akan dibalik, sehingga gaya pada
rotor tetap ke atas. Demikian pula konduktor rotor di bawah kutup – kutup medan
stator lain akan mempunyai gaya yang semuanya cenderung memutarkan rotor searah
jarum jam. Jika kopel yang dihasilkan cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang
menahan, motor akan melakukan percepatan searah jarum jam atau dalam arah yang
1. Apabila belitan stator dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa yang
3. Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak
4. Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya adalah
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
dΦ
e1 = − N 1 ( Volt )
dt
5. Penjumlahan ketiga fluksi bolak-balik tersebut disebut medan putar yang berputar
dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh jumlah kutub p dan
120 × f
frekuensi stator f yang dirumuskan dengan ns = ( rpm )
p
6. Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada belitan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang
besarnya
E 2 = 4,44 fN 2 Φ m ( Volt )
dimana :
E2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
Фm = Fluksi maksimum(Wb)
7. Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan
menghasilkan arus I2
8. Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada rotor
9. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel
10. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron.
Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr) disebut slip (s)
dan dinyatakan dengan
ns − n r
s= × 100%
ns
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
11. Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang terinduksi pada
belitan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini
dimana
keadaan berputar)
12. Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada
belitan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika nr < ns
Untuk menentukan rangkaian ekivalen dari motor induksi tiga fasa, pertama –
tama perhatikan keadaan pada stator. Gelombang fluks pada celah udara yang
berputar serempak membangkitkan ggl lawan tiga fasa yang seimbang di dalam fasa –
fasa stator. Besarnya tegangan terminal stator berbeda dengan ggl lawan sebesar jatuh
tegangan pada impedansi bocor stator, sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan
2.2.
V1 = E1 + I 1 ( R1 + jX 1 ) Volt ………….(2.2)
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
resultan(Volt)
menghasilkan suatu fluks yang akan melawan fluks yang diakibatkan arus rotor.
menghasilkan fluks celah udara resultan. Arus penetralan dapat dipecah menjadi
komponen rugi – rugi inti I c yang sefasa dengan E1 dan komponen magnetisasi I m
yang tertinggal dari E1 sebesar 90° . Sehingga dapat dibuat rangkaian ekivalen pada
R1 X1 I2
IΦ
I1
V1 Rc Ic X m I m E1
Pada rotor belitan, jika belitan yang dililit sama banyaknya dengan jumlah
kutub dan fasa stator. Jumlah belitan efektif tiap fasa pada belitan stator banyaknya a
kali jumlah belitan rotor. Bandingkan efek magnetis rotor ini dengan yang terdapat
pada rotor ekivalen magnetik yang mempunyai jumlah belitan yang sama seperti
stator. Untuk kecepatan dan fluks yang sama, hubungan antara tegangan E rotor yang
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
diimbaskan pada rotor yang sebenarnya dan tegangan E 2 s yang diimbaskan pada
E 2 s = a E rotor ……………..(2.3)
Bila rotor – rotor akan diganti secara magnetis, belitan – ampere masing –
masing harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya I rotor dan arus I 2 s
I rotor
I 2s = ……………….(2.4)
a
ekivalen dan impedansi bocor frekuensi slip Z rotor dari rotor yang sebenarnya
E 2S a 2 E rotor
Z 2S = = = a 2 Z rotor ( Ohm )…….(2.5)
I 2S I rotor
Karena rotor terhubung singkat, hubungan fasor antara ggl frekuensi slip E 2 s
yang dibangkitkan pada fasa patokan dari rotor patokan dan arus I 2 s pada fasa
tersebut adalah
E 2S
= Z 2 S = R2 + jsX 2 ………….(2.6)
I 2S
Dimana
stator (Ohm)
demikian karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip. Jadi X 2 didefinisikan
sebagai harga yang akan dimiliki oleh reaktansi bocor pada rotor dengan patokan pada
frekuensi stator.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron.
Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip
sebesar E 2 s dan ggl lawan stator E 1 . Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan
rotor akan sama dengan tegangan stator, karena belitan rotor identik dengan belitan
stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s kali
kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah
E 2 s = s E 1 ………………..(2.7)
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang
dihasilkan komponen beban I 2 dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif
I 2 s = I 2 ..............................(2.8)
Dengan membagi persamaan (2.7) dengan persamaan (2.8) didapatkan persamaan 2.9
berikut ini :
E 2S sE1
= ………………(2.9)
I 2S I2
E 2S sE1
= = R2 + jsX 2 ….(2.10)
I 2S I2
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Dengan membagi persamaan (2.10) dengan s, maka didapat
E 1 R2
= + jX 2 ……………..(2.11)
I2 s
Dari persamaan (2.6) , (2.7) dan (2.11) maka dapat digambarkan rangkaian ekivalen
R2 X2 R2 X2
I2 I2 R2 I2
sX 2 1
E2s E1 s E1 R2 ( − 1)
s
R2 R
= 2 + R2 - R2
s s
R2 1
= R2 + R2 ( − 1) …………….(2.12)
s s
Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas,
maka dapat dibuat rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa pada masing – masing
R1 X1 I '2 sX 2
IΦ I2
I1
V1 Rc R2
Ic X m I m E1 sE 2
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Untuk mempermudah perhitungan maka rangkaian ekivalen pada gambar–
2.12 diatas dapat dilihat dari sisi stator, rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa
R1 X1 I '2 X2
'
IΦ
I1 '
R2
V1 Rc E1 s
Xm
I m Ic
Gambar 2.13. Rangkaian Ekivalen Perfasa Motor Induksi Dilihat dari Sisi Stator
R1 X1 I '2 X2
'
R '2
IΦ
I1
' 1
R2 ( − 1)
V1 E1
s
Xm Rc
I m Ic
Gambar 2.14. Rangkaian Ekivalen Perfasa Motor Induksi Dilihat dari Sisi Stator
tidak dibenarkan dalam motor induksi yang bekerja dalam keadaan normal, karena
adanya celah udara yang menjadikan perlunya suatu arus penetralan yang sangat besar
(30% sampai 40% dari arus beban penuh) dan karena reaktansi bocor juga perlu lebih
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen Rc dapat dihilangkan (diabaikan), seperti
R1 X1 I '2 X2
'
R '2
IΦ
I1
' 1
R2 ( − 1)
V1 E1 s
Xm
Gambar 2.15. Rangkaian Ekivalen Perfasa Motor Induksi Dilihat dari Sisi Stator dengan
Mengabaikan Rc
Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke
rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama dengan daya yang diinputkan ke
rotor.
Daya total yang dimasukkan pada belitan stator (Pin) dirumuskan dengan :
I1 = arus masukan(Ampere)
Dari rumus ini kita bisa mengambil kesimpulan terhadap hubungan Tegangan
(V) terhadap Arus (I), Daya Input (Pin) dan Faktor daya (cos θ).
Sebelum daya ditransfer melalui celah udara, motor induksi mengalami rugi-
rugi berupa rugi-rugi tembaga stator (PSCL) dan rugi-rugi inti stator (PC). Daya yang
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
ditransfer melalui celah udara (PAG) sama dengan penjumlahan rugi-rugi tembaga
rotor (PRCL) dan daya yang dikonversi (Pconv). Daya yang melalui celah udara ini
( )
PAG = 3 I 2'
2 R2'
s
( ) R + 3(I ) R
= 3 I 2'
2 '
2
' 2
2
'
2
(1 − s )
s
.............(2.15)
Diagram aliran daya motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.16 di bawah
ini.
PAG Pconv
PSLL
PG+A
PRCL
PC
PSCL
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya
(1 − s ) '
( )
Pconv = 3 I 2'
2
s
R2 = (1 − s ) PAG ( Watt )...........(2.17)
Dari gambar 2.16 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami rugi-rugi
gesek + angin (PG&A), sehingga daya mekanis keluaran sama dengan daya yang
Dari rangkaian ekivalen dan diagram aliran daya motor induksi tiga fasa yang
telah diperoleh sebelumnya dapat diturunkan suatu rumusan umum untuk torsi induksi
sebagai fungsi dari kecepatan. Torsi motor induksi diberikan oleh persamaan:
Pconv
τind = ..........................................................(2.18)
ωm
PAG
τind = ..........................................................(2.19)
ωsync
selalu bernilai konstan untuk tiap – tiap frekuensi dan jumlah kutub yang diberikan
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
motor. Karena kecepatan sinkron selalu tetap, maka daya pada celah udara akan
2.15, untuk menentukan besarnya arus I2, kemungkinan penyelesaian yang paling
mudah dapat dilakukan dengan menentukan rangkaian ekivalen Thevenin dari gambar
tersebut.
Agar dapat menghitung ekivalen Thevenin dari sisi input rangkaian ekivalen
motor induksi, pertama – tama terminal X’s dihubung buka (open - circuit ),
impedansi Thevenin, maka tegangan fasa dihubung singkat ( short – circuit ) dan Zeq
mendapatkan tegangan ekivalen Thevenin. Oleh karena itu dengan aturan pembagi
tegangan diperoleh :
ZM
VTH = V1
Z M + Z1
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
jX M
VTH = V1
R 1 + jX1 + jX M
XM
VTH = V1 ................................(2.20)
R1 + ( X 1 + X M )
2 2
Karena reaktansi magnetisasi XM >> X1 dan XM >> R1, harga pendekatan dari
VTH ≈ V1 .X M ..........................................................(2.21)
X1 + X M
ekivalen Thevenin dibentuk oleh impedansi paralel yang terdapat pada rangkaian.
Z1 Z M
ZTH =
Z1 + Z M
jX M (R 1 + jX1 )
ZTH = RTH + jXTH = ...............................(2.22)
R 1 + j(X1 + X M )
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Karena XM >> X1 dan XM + X1 >> R1, tahanan dan reaktansi Thevenin secara
RTH ≈ R1
XTH ≈ X1
VTH VTH
I2 = ; I2 =
Z TH + Z 2 RTH + R2 / s + jX TH + jX 2
VTH
I2 = .............................................(2.23)
(RTH + R2 / s ) + ( X TH + X 1 )
2 2
2
R2 3VTH R2 / s
[(R ]..................(2.24)
2
PAG = 3 I 2 ; PAG =
+ R2 ) + ( X TH + X 2 )
2 2
s TH
2
P 3VTH R2 / s
τind = AG
ωsync
; τind =
[
ω sync (RTH + R2 ) + ( X TH + X 2 )
2 2
] ..............(2.25)
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Gambar kurva torsi kecepatan (slip) pada motor induksi ditunjukkan pada
gambar 2.20
Gambar 2.20
Karakteristik torsi – slip pada motor induksi
Sedangkan kurva torsi - kecepatan motor induksi yang menunjukkan
Gambar 2.21
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Dari kedua kurva karakteristik torsi motor induksi di atas dapat diambil
1. Torsi motor induksi akan bernilai nol pada saat kecepatan sinkron
2. kurva torsi – kecepatan mendekati linear di antara beban nol dan beban penuh.
Dalam daerah ini, tahanan rotor jauh lebih besar dari reaktansi rotor, oleh karena
itu arus rotor, medan magnet rotor, dan torsi induksi meningkat secara linear
3. Akan terdapat torsi maksimum yang tak mungkin akan dapat dilampaui. Torsi ini
disebut juga dengan pull – out torque atau break down torque, yang besarnya 2 –
4. Torsi start pada motor sedikit lebih besar daripada torsi beban penuhnya, oleh
karena itu motor ini akan start dengan suatu beban tertentu yang dapat disuplai
5. torsi pada motor akan memberikan harga slip yang bervariasi sebagai harga
kuadrat dari tegangan yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam membentuk
6. jika rotor motor induksi digerakkan lebih cepat dari kecepatan sinkron, kemudian
arah dari torsi induksi di dalam mesin menjadi terbalik dan mesin akan bekerja
7. jika motor induksi bergerak mundur relatif arah dari medan magnet, torsi induksi
mesin akan menghentikan mesin dengan sangat cepat dan akan mencoba untuk
berputar pada arah yang lain. Karena pembalikan arah medan putar merupakan
suatu aksi penyaklaran dua buah fasa stator, maka cara seperti ini dapat digunakan
sebagai suatu cara yang sangat cepat untuk menghentikan motor induksi. Cara
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
II.8. Efisiensi Motor Induksi Tiga Fasa
perbandingan antara masukan dan keluaran atau dalam bentuk energi listrik berupa
perbandingan watt keluaran dan watt masukan. Defenisi NEMA terhadap efisiensi
energi adalah bahwa efisiensi merupakan perbandingan atau rasio dari daya keluaran
yang berguna terhadap daya input total dan biasanya dinyatakan dalam persen Juga
Dari persamaan 2.26 terlihat bahwa efisiensi motor bergantung pada besar
Pada motor induksi pengukuran efisiensi motor induksi ini sering dilakukan
Dimana pengukuran daya masukan tetap dibutuhkan pada ketiga cara di atas.
Umumnya, daya elektris dapat diukur dengan sangat tepat, keberadaan daya mekanis
yang lebih sulit untuk diukur. Saat ini sudah dimungkinkan untuk mengukur torsi dan
kecepatan dengan cukup akurat yang bertujuan untuk mengetahui harga efisiensi yang
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
kalorimetri. Walaupun pengukuran dengan metode ini relatif sulit dilakukan,
keakuratan yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan
rugi secara individual, karena dalam teorinya metode ini tidak memerlukan
pembebanan pada motor, dan ini adalah suatu keuntungan bagi pabrikan.
Seperti kita ketahui PLN memproduksi tegangan listrik dengan nilai nominal
220V/380 Volt tiga fasa pada frekuensi 50 Hz, dan dalam bentuk gelombang sinus.
Besar tegangan listrik ini berbeda pada setiap negara, sebagai contoh di Amerika
tegangan jala jala ialah 110 V/60 Hz di Australia 240V/ 50 Hz, dll.
untuk menentukan kualitas tegangan pelayanan. Secara umum ada tiga hal yang perlu
dijaga kualitasnya :
1. Frekuensi (50Hz)
3. Keandalan.
ketergantungan terhadap pelayanan tenaga listrik, pengaruh beban yang satu terhadap
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Pada kenyataannya tegangan listrik produk PLN bukanlah tegangan sinus
murni yang berkualitas sempurna. Tengangan listrik PLN ini seringkali disalurkan
ditempat yang paling jauh dengan sumber tenaga akan lebih kecil dari tegangan
nominal. Rugi tegangan pada saluran yang menyebabkan adanya jatuh tegangan (Vd)
Keterangan :
Dari tinjauan dan kondisi adanya tegangan pada sebuah tahanan menyebabkan
arus mengalir melalui tahanan tersebut. Bila keadaan ini terjadi didalam kabel-kabel
utama atau saluran yang panjang, hal ini sering dihubungkan sebagai penurunan
tegangan, penurunan IR atau penurunan pada tahanan. Penurunan tegangan ini bisa
juga dilihat sebagai akibat usaha yang harus dikeluarkan untuk mengatasi perlawanan
terhadap aliran arus dan harus dikeluarkan dari tegangan sumber agar mendapatkan
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB III
3.1 Umum
Pada motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar tupai adanya jatuh tegangan
jala-jala akan dapat mempengaruhi sistem kerja dari motor induksi tiga fasa Jenis
waktu singkat, hal itu berpangaruh pada daya output motor pada saat dibebani dan
saat start dari motor tersebut. Karena harga kopel yang dibangkitkan oleh motor
induksi tiga fasa sebanding dengan kuadrat tegangan, maka hal itu menunjukkan
Maksud dan tujuan pengujian motor induksi tiga fasa ini adalah sebagai
simulasi gangguan yang terjadi pada industri yang banyak menggunakan motor
induksi tiga fasa sebagai alat penunjang proses produksi. Gangguan pada motor
induksi tiga fasa salah satunya adalah jatuh tegangan jala-jala, untuk itu Penulis
melakukan pengujian pada motor induksi tiga fasa. Sehingga dari percobaan ini
Penulis dapat menganalisa pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja
Pengujian motor induksi tiga fasa ini bertujuan untuk memperoleh berapa
besar pangaruh jatuh tegangan terhadap putaran rotor (Nr), apakah dengan turunnya
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
tegangan jala-jala akan berdampak menurunnya putaran rotor. Pengujian ini juga
dimaksudkan untuk memperoleh harga arus input (Iin) akibat jatuh tegangan, apakah
dengan menurunnya tegangan jala-jala arus input semakin tinggi atau makin rendah
harga daya input motor induksi tiga fasa itu (Pout), memperoleh besar faktor daya (Cos
φ ) dari motor induksi tiga fasa itu. Tak lupa dalam pengukuran atau pengujian motor
induksi tiga fasa ini digunakan untuk mengetahui tegangan terendah yang mampu
besarnya unjuk kerja motor induksi tiga fasa dapat ditentukan melalui persamaan
sebagai berikut :
f
ns = 120
P
(3.1)
Dimana :
Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan kecepatan nr, dan medan
ns − nr
S= x100% (3.2)
ns
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
ϖ r = ϖ s (1 − S ) (3.3)
Dimana :
S : Slip
Atau
Nr
ϖ r = 2π (3.4)
60
Dimana :
Daya Output motor induksi adalah daya mekanis yang dihasilkan rotor dan
dari data hasil pengukuran dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut
Nr
Pm = T .ϖ = T .2π .
60
2π
= T.Nr (3.5)
60
Dimana :
Jadi daya output motor induksi tiga fasa juga dapat diperoleh melalui
Pout = T .ϖ r (3.6)
Sedangkan rugi daya total yang hilang pada motor induksi dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Prugi total = Pin - Pout
(3.7)
Pout
η= x100% (3.8)
Pin
Spesifikasi :
- AEG Typ B AL 90 LA - 4
- 1415 rpm, 50 Hz
- Kelas isolasi : B
3. Tank ampere
4. Tacho meter
6. Multi meter
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
3.4 Gambar Diagram Pengujian Motor Induksi Tiga Fasa
R
S2
R A2
P A1
n RB
T
S M
M DC
A Ind
C V1 T A3
T
1 S1
S3
N
PTDC 1
K L R S T
W 3φ
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
4. Mengatur beban motor induksi tiga fasa sebesar 5 N-m dengan menggunakan
penghubung.
6. Mengamati pengukuran atau pengujian arus input (Iin), daya input (Pin), faktor
daya (Cos φ ) dengan menggunakan alat ukur listrik (Tree Phase and Single
Phase Maesurument) dan mengukur besar kecepatan putar rotor pada saat
1. Beban 6 N-m
Tabel 3.1 Pengukuran motor induksi tiga fasa dengan beban 6 N-m
No VS IIn Nr Pf PIn
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB IV
4.1 Umum
tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja motor induksi tiga fasa jenis rotor sangkar
tupai saat beroperasi. Dengan menggunakan cara yang sistematis nantinya dapat
diketahui seberapa besar pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja dari
motor induksi tersebut. Untuk mendapatkan data yang falit dan nyata maka Penulis
mencoba menguji motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai 1500 Watt. Data dari
pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap kecepatan putar rotor (Nr), arus input
motor (IIn), daya input motor (Watt) dan faktor daya (Cos ϕ ), Selanjutnya data-data
dari hasil pengukuran tersebut dipakai untuk perhitungan slip motor, daya output
motor, rugi daya total dan efisiensi motor akibat adanya jatuh tegangan jala-jala.
Maksud dan tujuan dari pengujian motor induksi tiga fasa ini adalah untuk
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
motor induksi tiga fasa sebagai alat penunjang proses produksi. Gangguan pada motor
induksi tiga fasa salah satunya adalah adanya jatuh tegangan jala-jala. Dalam
menganalisa, Penulis menggunakan data-data teknik motor yang diperoleh dari hasil
pengujian langsung pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai 1500 Watt di
motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai diperlukan data teknis atau spesifikasi dari
motor induksi tersebut. Data teknis tersebut dipergunakan sebagai penunjang dalam
menganalisa disamping teori praktis yang terdapat dalam reverensi. Data teknis dapat
Nr : 1415 Rpm
F : 50 Hz
Cos θ : 0,82
P :4
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Dari hasil pengujian dan dengan berdasarkan teori penunjang tentang motor
induksi tiga fasa maka besarnya daya output dan rugi daya total dapat kita cari. Untuk
itu penulis mengambil contoh pada tegangan 380 Volt dengan beban 6 N-m
120 f
Ns =
P
120 x50
= = 1500 Rpm
4
Ns − Nr
S=
Ns
1500 − 1415
= = 0,056
1500
Pout = Txϖ r
ϖ r = ϖ s (1 − S )
sehingga
2π .N s
ϖs =
60
2 x3,14 x1500
= = 157 rad
60 s
jadi
ϖ r = ϖ s (1 − S )
= 157(1 − 0,056 )
= 148,2 rad
s
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Besar daya output motor induksi tiga fasa 1500 Watt sebagai berikut :
Pout = Txϖ r
= 6x148,2
= 889,248Watt
= 1560 − 889,248
= 670,752 Watt
Pout
η= x100%
Pin
889,248
= x100%
1560
= 57 %
terhadap unjuk Kerja Motor Induksi Rotor Sangkar Tupai, maka Penulis tuangkan
dalam tabel. Dari hasil perhitungan daya output, rugi daya total, efisiensi motor pada
tegangan nominal sampai tegangan terendah dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Pengukuran motor induksi tiga fasa dengan beban 6 N-m
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
(Volt) (A) (Rpm) (Cos φ ) (Watt) (Watt) (Watt) (%)
rotor, daya input, factor daya, daya output, rugi daya total, dan efisiensi motor maka
1. Pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap arus input motor induksi tiga fasa.
Gambar 4.1 grafik hubungan tegangan jala-jala terhadap arus input motor.
Ada pun pengaruh drop tegangan jala-jala terhadap harga arus input
motor induksi tiga fasa adalah semakin rendah tegangan yg diberikan ke motor
maka semakin kecil gaya yang dihasilkan untuk memutar motor, akibatnya
membuat motor diam karena terbebanin oleh beban. Hal tersebut membuat
Motor Induksi dalam keadaan menuju short circuit (rotor tertahan) sehingga
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
2. Pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap putaran rotor
semakin rendah tegangan yang diberikan ke motor maka semakin kecil gaya
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Gambar 4.3 grafik hubungan tegangan jala-jala terhadap faktor daya (Cos θ )
bertambah besar sehingga Cos θ dari motor akan turun. Faktor daya
tergantung besar nilai daya input motor apabila daya input motor besar maka
arus input.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Gambar 4.4 grafik hubungan tegangan jala-jala terhadap daya input motor
jala-jala yang mensuplai dan besar beban yang dipikul motor induksi tersebut.
Semakin rendah tegangan yang diberikan ke motor maka akan semakin kecil
Gambar 4.5 grafik hubungan tegangan jala-jala terhadap daya output motor.
output motor adalah semakin besar tegangan sumber yang menyuplai motor
semakin besar daya outputnya dan sebaliknya jika tegangannya semakin kecil.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Gambar 4.6 grafik hubungan tegangan jala-jala terhadap rugi-rugi daya motor
Rugi daya total yang hilang akan semakin besar seiring merosotnya
tegangan jala-jala. Hal ini dapat dilihat dari grafik diatas yg nilainya semakin
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Seiring merosotnya tegangan jala-jala yang di berikan ke motor akan
Besar pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap unjuk kerja motor induksi
tiga fasa dapat di tentukan melalui pengujian dan perhitungan. Untuk mendapatkan
perbandingan besarnya kinerja motor dalam perhitungan materi yang digunakan data
hasil pengujian, bedanya untuk mencari besar daya input motor digunakan persamaan
P= 3 .V.I. Cos θ . Dari hasil perhitungan daya input motor ini dapat dicari besar
rugi daya dan efisiensi motor. Dengan menggunakan persamaan ini diharapkan antara
pada tegangan 380 Volt dengan beban 6 N-m dan dapat kita lihat dalam perhitungan
dibawah ini :
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
P= 3 .V.I. Cos θ
ϖ r = ϖ s (1 − S )
sehingga
2π .N s
ϖs =
60
2 x3,14 x1500
= = 157 rad
60 s
jadi
ϖ r = ϖ s (1 − S )
= 157(1 − 0,056 )
= 148,20 rad
s
Besar daya output motor induksi tiga fasa 1500 Watt sebagai berikut :
Pout = Txϖ r
= 6x148,2
= 889,248 Watt
Motor induksi dapat berputar jika tegangan terinduksi oleh medan magnet
putar stator, artinya agar tegangan terinduksi maka di perlukan adanya perbedaan-
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan medan
putar rotor (Nr). Bila Ns=Nr tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada batang konduktor rotor, sehingga tidak menghasilkan kopel, kopel akan timbul
jika Ns > Nr. Perbedaan antara Ns dan Nr disebut dengan slip, hubungannya dengan
pengukuran perhitungan diatas adalah jika beban bertambah akan memperbesar kopel
motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor sehingga
slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila
beban motor bertambah putaran rotor cenderung menurun dan slip motor akan
bertamah besar.
Perubahan tegangan tidak hanya mempengaruhi torsi awal tetapi juga torsi
pada keadaan jalan. Setiap penambahan beban motor maka torsi yang dihasilkan
motor akan terus merosot. Akibatnya putaran motor pun semakin pelan dan akhirnya
berhenti artinya jika tegangan turun maka torsi motor akan turun seiring dengan
bertambahnya beban.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
Daya output motor adalah merupakan daya yang dihasilkan oleh
putaran rotor. Daya output dihasilkan dari daya input motor dikurangi total rugi-rugi
pada motor induksi. Rugi pada motor diantaranya rugi tembaga (Pcu), rugi inti, rugi
celah udara (Pag). Rugi inti dan rugi celah udara relatif konstan tetapi rugi tembaga
akan bertambah besar seiring naiknya beban motor. Jika beban motor ditambah pada
tegangan yang sama maka daya input dan arus input bertambah besar sehingga
menghasilkan daya output yang lebih besar. Hal ini terlihat pada tabel pengukuran
dan tabel perhitungan. Semakin besar beban yang dipikul motor maka arus input dan
daya input motor akan bertambah besar, bertambahnya besar komponen aktif tersebut
motor akan mempengaruhi nilai efisiensi. Semakin bertambahnya beban motor maka
berhitungan besar daya input motor pada pengukuran lebih besar hal ini disebabkan
faktor ketelitian dari alat ukur itu sendiri atau faktor usia motor itu sendiri. Dari
perhitungan nilai daya input motor lebih kecil dari hasil percobaan, hal ini juga
mempengaruhi rugi daya pada motor meskipun selisihnya kecil. Percobaan dan
perhitungan ini dikatakan telah sesuai landasan teori yang ada hal ini dibuktikan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pergukuran dan perhitungan diatas bahwa
adanya pengaruh jatuh tegangan jala-jala terhadap daya output dan efisiensi motor
induksi tiga fasa rotor sangkar tupai yang cukup signifikan yang dapat mempengaruhi
kinerja motor induksi. Dengan bertambahnya beban, daya input, arus input, daya
output dan rugi daya akan bertambah besar, sedangkan efisiensi motor semakin kecil
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
seiring dengan bertambahnya beban motor sehingga putaran rotor pun akan semakin
turun.
tegangan sumber yang menjalankan motor, maka daya output semakin besar. Efisiensi
motor juga akan semakin besar sejalan dengan bertambahnya daya output motor
induksi tersebut. Demikian sebaliknya jika terjadi penurunan tegangan jala-jala. Dari
hasil perhitungan pengaruh jatuh tegangan jala-jala pada beban yang sama dapat
mempengaruhi unjuk kerja motor induksi . Semakin kecil tegangan jala-jala maka
semakin kecil daya output dan efisiensi motor semakin kecil pula putaran rotor.
Berkurangnya tegangan jala-jala berpengaruh besar slip yang dihasilkan oleh motor
induksi, semakin kecil tegangan jala-jala maka semakin besar slip motor induksi
tersebut.
tegangan jala-jala secara maksimum dan sesuai dengan kapasitas motor. Hal ini dapat
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tegangan Jala-jala Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi tiga fasa jenis rotor sangkar
1. Nilai arus input motor induksi tiga fasa naik jika terjadi jatuh tegangan jala-jala
begitupun sebaliknya hal ini sesuai dengan rumus Pin = 3V1I1 cosθ . Dimana
2. Daya input motor ikut berkurang seiring dengan jatuhnya tegangan jala – jala
karena Tegangan berbanding lurus dengan Daya input sesuai gengan rumus
3. Pada hasil pengujian didapatkan bahwa ketika dibebankan Putaran turun dan
mengakibatkan Arus naik, dan berdasarkan persamaan Putaran tehadap Arus nilai
5.2 Saran
1. Dalam penggunaan motor induksi tiga fasa sebaiknya dilakukan perawatan yang
kontinu, supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih fatal yang dapat menggangu
sistem produksi.
diusahakan agar tegangan sumber yang masuk sesuai dengan kapasitas tegangan
maksimum motor.
DAFTAR PUSTAKA
1. A.E. Fitz Gerald dan Charles Kingsley Jr., 1992, Mesin-mesin Listrik, Edisi ke-
2. A. Kadir, Prof, Ir, 1993, Pengantar Tenaga Listrik, Cetakan Pertama, Penerbit
3. A. Kadir, Prof, Ir, 1986, Mesin Tak Serempak, Cetakan ke-II, Penerbit
Djamban, Jakarta.
5. Hanafi Gunawan, Ir, Drs, 1993, Mesin dan Rangkaian Listrik, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Moscow.
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010
7. S.A Nasar, 1993, Electromecanics and Electrical Machines, 2nd Edition,
8. Sumanto, Drs, MA., 1992, Motor Arus Bolak-balik, Penerbit Andy Offset,
Yogyakarta.
9. Yon Rijono, Drs., 1997, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Andy Offset,
Yogyakarta.
10. Zuhal, 1993, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Cetakan ke-
Eko Prasetyo : Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Jala-Jala Terhadap Unjuk Kerja
Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai, 2010