You are on page 1of 7

8.

Kelainan dan gangguan pada system ekskresi

Zat-zat makanan dalam tubuh kita diubah menjadi energi. Proses pencernaan dalam tubuh
kita menghasilkan sari makanan. Sari makanan ini dibakar dalam sel menghasilkan
energi. Pada saat mengubah zat makanan menjadi energi, sel menghasilkan limbah.

Limbah yang dihasilkan berupa zat-zat sisa metabolisme, zat ini tidak dimanfaatkan lagi
oleh tubuh. Oleh karena itu, zat ini harus dibuang agar tidak meracuni tubuh. Proses
pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut proses pengeluaran atau ekskresi. Zat
Limbah ini diekskresikan keluar tubuh oleh organ ekskresi, yaitu ginjal, kulit, paru-paru,
dan hati.

1. Gangguan pada ginjal

Fungsi ginjal dapat terganggu karena infeksi bakteri, radang, batu ginjal, dan sebagainya.
Jika salah satu ginjal tidak berfungsi atau mengalami gangguan, maka ginjal yang
satunya lagi akan mengambil alih tugas ginjal yang pertama. Namun ginjal bisa rusak
kedua-duanya dan ini akan berakibat sangat fatal karena urea akan tertimbun dalam tubuh
dan menyebabkan kematian. Berikut ini adalah kelainan dan penyakit pada ginjal.

a. Batu ginjal
Batu ginjal terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam ginjal sehingga
menghambat keluarnya urine dan menimbulkan nyeri. Penyakit ini dapat diatasi dengan
pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam
kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.

b. Radang ginjal (nefritis)


Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron,
khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron
mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi
terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa
disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya
dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan
dengan organ penderita.

c. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini
akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan
resiko sangat tinggi. Mengapa demikian? Karena menyebabkan penimbunan urea dalam
tubuh dan kematian. Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan
ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.

2. Gangguan pada kulit

Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan kulit sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Ada penyakit yang tidak berbahaya dan berbahaya. Gangguan
kulit yang biasa terjadi adalah sebagai berikut.

a. Biduran
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Biduran
ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal.

Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. Jika
penyakit ini disebabkan oleh alergi, maka cara pencegahannya adalah dengan
menghindari bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi. Pengobatan
dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.

b. Ringworm
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan
timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga
agar kulit tetap kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan dengan
mengkonsumsi obat anti jamur.

c. Psoriasis
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan
gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang
dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Penyebab pasti dari penyakit ini
belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya
gangguan pada sistem kekebalan tubuh.

Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel
limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di
kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.

d. Kanker kulit
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan.
Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna
kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahan dapat dilakukan dengan
tabir surya atau menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.

3. Gangguan pada hati

Penyakit hati bisa disebabkan oleh infeksi virus, tidak bekerjanya hati dan empedu.
Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan hati misalnya penyakit hepatitis dan
kuning.

a. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa
macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
b. Penyakit kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan
cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke
dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan,
bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini
terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah
berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.

4. Gangguan pada paru-paru

Penyebab utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi secara optimal adalah infeksi
virus dan bakteri serta polusi udara. Polusi udara disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan,
pembakaran, dan asap rokok. Penyakit pada paru-paru misalnya asma, TBC, pneumonia,
dan kanker paru-paru.

a. Asma
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan
penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai
dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat
menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan
memicu serangan asma.

b. Tuberculosis (TBC)
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. TBC
dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri
tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis.
Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang
manjadi active tuberculosis.

Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk
melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi
terutama pada bagian paru-paru.

c. Pneumonia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru
khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus
dipenuhi oleh cairan.

1. Pengertian ekskresi sekresi eleminasi dan defekasi


Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung
kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang
disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih
atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk
berkemih

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali
perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.
Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.

3.TAHAPAN PEMBENTUKAN URIN BERISI TENTANG FAKTOR YG


MEMPENGARUHI JMLH URIN MANUSIA

PEMBENTUKAN URINE
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada kapsula bowman, berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala
ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah ini terdiri dari bagian yang padat
yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam,
dengan komposisi air sekitar 96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (elektrolit
terutama natrium dan sisa metabolism terutama ureum, cyte dan erytrocite 1-2 buah/
lapangan pandang (ini noprmal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan uronilin
yang menyebabkannya menjadi kuning. Ada tiga tahap pembentukan urine :
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan aferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula
bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat, dll yang
diteruskan ke tubulus ginjal. Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul
Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit)
sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses
penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus.
Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma,
seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang
komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-
garam lainnya.
b. Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke
dalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. Volume urin manusia
hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan
direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-
zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah.
Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap
hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang
komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat
mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5%
garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi
memberi warna dan bau pada urin. Sisa penyerapan urin kembali yang terjadi pada
tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika
urinaria.
MIKTURASI
Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbulnya refleks rasa ingin kecing bila
tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria. Kesukaran mikturasi biasanya
disebabkan oleh :
1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria diatas 50 tahun)
2. Batu urethra
3. Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi.
Proses miksi dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria, uretra. Darah memasuki
glomerulus aferen dan kemudian meningkat melalui arteriol aferen. Glomerulus
merupakan jalinan dari 50 kapiler sejajar dan dilapisi oleh sel-sel epitel. Btekanan darah
di dalam glomerulus menyebabkan cairan difiltrasikan ke dalam kapsula Bowman. Dari
situ cairan tersebut mengalir ke dalam ansa henle, kemudian turun ke bawah medulla
ginjal, sekitar 1/3- 1/5 menembus jauh ke dalam medulla. Bagian bawah ansa henle
tersebut mempunyai dinding sangat tipis dan karena itu disebut segmen tipis ansa henle.
Dari ansa henle, cairan tersebut megalir ke dalam tubulus distalis. Akhirnya cairan
tersebut mengalir ke dalam tubulus (duktus) koligens yang mengumpulkan cairan dari
beberapa nefron. Duktus koligen berjalan dari korteks kembali ke bawah melalui
medulla, sejajar dengan ansa henle, kemudian ia bermuara ke dalam velvis ginjal.
Ketika filtrate glomerulus megalir melalui tubulus tersebut, kebanyakan air dan berbagai
zat yang terlarut di dalamnya direabsorpsi ke kapiler, peritubulus, dan sejumlah kecil
solute lain disekresikan ke dalam nobulus. Air dan solute tubulus yang tersisa menjadi
urina
PEMBENTUKAN URINE
Pembentukan urine dihasilkan oleh filtrasi glomerulus, rearbsorpsi glomerulus, dan
sekresi tubulus. Kecepatan sekresi berbagai zat dalam urine menunjukan jumlah ketiga
proses ginjal. Dinyatakan secara matematis :
Kecepatan raksi urine = laju filtrasi – laju rearbsorpsi + laju sekresi
Pembentukan urine di mulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus, kapsul Bowman.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH DAN TERBENTUKNYA URINE


1. Usia
Pengeluaran urin usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan
rangsangan untuk miksi dan balita makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga
urin yang dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit
karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira
10% tiap tahun.
2. Jenis dan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh
3. Life Style dan aktivitas
Seorang yang suka berolahraga, urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat
karena cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energy sehingga cairan yang
dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat.
4. Status kesehatan
Orang yang dalam keadaan sehat produksi urinnya akan berbeda dengan orang sakit.
Orang yang sakit mengeluarkan urin bisa lebih banyak ataupun sedikit bergantung pada
penyakit yang dideritanya.
5. Psikologis
Orang yang cemas metabolismenya lebih cepat sehingga urin lebih cepat dikeluarkan.
6. Cuaca
Bila cuaca panas cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat sedangkan
cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin.
7. Jumlah air yang diminum
Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat
menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif.
Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
8. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga
aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan
darah menurun.
9. Banyak sedikitnya hormone insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan
dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu
proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
VOLUME URIN YANG WAJIB DIKELUARKAN
Volume urin yang wajib dikeluarkan individu perharinya (dalam keadaan normal)

dipengaruhi oleh osmolaritas minuman atau makanan yang diminum.

You might also like