You are on page 1of 32

INSAN 

KAMIL
Posted on 5 Februari 2010 by bakopi

Assalamualaikum Wr. Wb..

Wahai anak-anak cucunya dan ahli waris yang empunya naskah ini, perkenankanlah
kiranya tulisan ini saya muat di kolomku ini dan saya tidak bermaksut apa-apa cuma
hanya memperkenalkan naskah ini kepada teman-teman yang sepaham dengan kita. atas
izinmu saya ucapkan terima kasih dan menjadi tali persaudaraan di antara kita.

PENDAHULUAN

‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

‫ال اله اال هللا محمد رسو ل هللا‬

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta alam,Selawat dan Salam kepada Junjungan Agung
Nabi Kita Muhammad Saw,Serta para Sahabat Baginda sekalian.

Bersukur saya kehadhirat Allah atas limpahan rahmat  dan restunya dapatlah saya  menyiapkan
sebuah buku kecil ini, yang membincangkan beberapa persoalan berkaitan dengan Ilmu Tasauf.
Sekurang-kurangnya dengan berasil buku kecil ini dapat menambahkan lagi perbendaharaan
buku tasuf di kalangan masyarakat kita serta memberikan sesuatu bentuk ilmu yang boleh di
jadikan panduan kepada peminat-peminat ilmu tasauf.

Sesungguhnya perlu di tegaskan bahwa tiada jalan lain bagi manusia untuk mengenali Tuhannya
dan kembali menyerah amanah Tuhannya itu dengan selamat semoga serta mendapat keredhaan
malainkan melalui saluran tasauf dan ianya juga merupakan jalan yang terdekat untuk mengenali
diri dan mengenal Allah.

Pelajarilah ilmu tasauf karma sesungguhnya jalan tasauf adalah jalan ma`rifat  yang pernah di
jalankan dan diterpakan oleh para Wali-wali Allah

Sekian Wasalam

Pengarang

ISTIMEWA DARI PADA SUAMIMU

Untuk Istriku Mak Aji dan anak cucuku sekalian Mak Aji yang abang cintai dan kasihi.

Aku coretkan tulisan aku ini hanya sekedar untuk menjadi ingatan kepada di dalam usahaku
untuk menuju kejalan ma`rifah kepada Allah SWT dan sekedar menjadi panduan pengetahuan
kepada anak cucu yang ingin menuju kea rah matlamat dirinya dengan Allah SWT
Awal-awal lagi aku ingatkan lagi kepada sesiapa yang membaca buku catatanku ini supaya
janganlah sekali-kali membawa hal ini kepengetahuan orang-orang syariat yang buta akan
hakikat, bermata ikan kering, walaupun ia di anggap oleh orang ramai sebagai guru dan mengajar
orang lain pula.

Ini Di sebabkan semua catatan,pengertian dan istilah-istilah yang terdapat di dalam catatanku ini
adalah di buat dari pandangan hakikat  dan ma`rifat semata-mata.

Jikalau kamu bawa hal ini kepangkuan orang-orang syariat, maku sudah tentu mereka
mengatakan semua catatan yang ada dalam buku ini adalah salah menyelewengkan, songsang,
sesat malah ada di kalangan merka tersebut berani menuduh catatanku ini kafir. Keadaan ini
sebenarnya karena mereka jahil dengan ilmu hakikat dan ma`rifat. Sesungguhnya mereka itu
hanya sesuai mentalaah kitab-kitab syariat yang membincangkan tentang
dosa,pahala,sunat,wajib,haram dan mekruh saja.

Ingatlah tidak semua tok guru syari`at faham dan mengerti dengan catatn ini. Oleh yang
demikian itu, aku berwasiat kepada semua, bertanyalah hal-hal catatan ini dengan guru-guru
hakikat dan ma`rifat  sama ada dari golongan kaya miskin jahalim,lebai rakyat meskipun seorang
raja asalkan merka itu orang hakiki dan ma`rifat yang benar-benar mursyid dan sampai pula ke
muartabatnya.

Aku catatkan segala-gala inilah adalah hasil perguruan aku dengan beberapa orang guru hakikat
dan ma`rifat,yang pernah aku jelajahi untuk menjalani ilmu ghaib dan syuhadah.

‫علم غيب دان شها ده‬

Iaitu ilmu yang membawa aku ke jalan ma`rifat kepada Allah SWT. Dan lain-lain jalannya tak
boleh ku cerita dengan bahasa kepadamu sekalian. Kecuali kamu sendiri dapat menyelami di
alam ilmu hakiki dan ma`rifat.

Aku bersukur karena dapat membuat sedikit catatn ini  sekurang-kurangnya dapat menjadi
pedoman kepada aku dan anak cucuku  di suatu hari nanti.

Oleh karena itu wahai anak cucuku, pelajarilah ilmu hakikat dan ma`rifat Karena jalan sahajalah
kita boleh menjadi manusia, Insaul Karimah.

‫ انسا ن كا مل‬Yang di redhai oleh Allah di dunia akhirat. Seyogianya di ingatkan jangan sekali-kali
engkau pandang dari luar tentang sejarah hidupku yang tidak pernah belajar di Universitas Al-
Azhar atau di pondok-pondok tok guru, tetapi perhatikan dan telitilah dengan baik tulisan aku ini
di samping itu juga jangan sekali-kali engkau ikut apa yang aku buat tetapi akuilah apa yang di
catatkan di dalam buku ini semoga Allah SWT  meredhai kita bersama
Akhirnya setelah aku bermadah sebagai renungan kita bersama di dalam arah-arah tujuan kepada
Allah SWT.

Alin plan mu

Zat Ketat kita

Bulat tak bertepi

Hidayat datang nanti

Tak payah ngaji

Shir  dan tajalli

Datang sendiri

Seperti Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat v 5

‫اؤلئك على هدى من ربهم واولئك هم المفلحون‬

Artinya:Mereka itulah yang mendapatkan petunjukdaripada Tuhannya, dan mereka itulah


orang-orang yang beruntung

Sekian Wasalam Daripada suamimu

Haji Ahmad Laksamana

UNTUK ALLAH YARHAM DATUKKU TERCINTA

(WASIAT DATUK KU)

Kehadapan datukku Almarhum Tuan Guru Haji Othman Yaakub (Raden Purba Jaya) yang di
kasihi dan tercinta. Semoga di dalam kandungan sehat wal afiat serta mendapat rahmat agung
dari pada Allah SWT. Sesungguhnya aku sering berdoa kepada diriku dan dirimu moga-moga
berdua mendapat keredhaan Allah di alam yang kekal (akhirat).

Datukku yang ku kasihi

Sesunggunhnya aku tidak pernak terdetik di hatiku bahwa engkau telah kemabali ke tempat asal
kita.Aku masih merasa bahwa engkau hidup bersamaku di alam fana ini.

Bagaimana keadaanmu sekarang?. Maka sudah tentu engkau memberi jawaban positif
kepadaku.Sehat wal afiat serta mendapat perlindungan Allah SWT seperti di lindunginya Rasul-
rasul,Nabi-nabi, aulia-aul;ia,Wali-wali Allah.Maka berbahagialah engkau wahai datukku.
Warkah ini ku harapkan kepadamu sekedar untuk menyatakan hasratmu dahulu untukku
menghasilkan sebuah catatan pengajian tasauf seperti yang pernah enkau didkku di kala aku
masil kecil dahulu.Didikanmu sejak umurku 40 hari sampailah kembalimu kehadhirat Allah
SWT.Di dalam merintis cara penghjidupan dan pembelajaran ilmu tasauf.Suatu ilmu yang
mema`rifatkan dirimu dengan Allah SWT dan menjadi pusaka kepada diriku sendiri.Maka
dengan berkat didikanmu serta dengfan dorongan hasratmu di kala itu maka pada hari ini
terhasillah sebuah coretan catatan buku petua-petua ilmu tasauf yang ku namakan dengan suatu
nama yang pernah engkau sebut-sebut dahulu yaitu Hakikat Insan.

Apakah engkau lupa dengan nama ini? Tentunya tidak sebab inilah yang sering engkau
wasiatkan kepadaku …………..Bongsu carilah hakikat insane dan hakikat dirimu sampai engkau
ketemui  jika kamu ingin bersama Tuhanmu di dunia dan di akhirat serta nasehatmu inilah aku
panjangkan  pula kedalam buku catatanku hakikat insane dengan suatu harapan hanya menjadi
tapak panduan pada diriku,istriku anak-anakku serta serta keturunan manusia sejagat.

Sesungguhnya nasehat dan wasiatmu kepadku ini tetapku akan sampaikan kepada diriku dan
manusia sejagat. Aku masih teringat kisahku bersama denganmu sejak kecil. Dinama engkau
bertindak sebagai datuk pada seorang cucu dan sebagai kepadaku pada seorang murid, cucumu
bilang, tentang suatu pesanan yang engkau sering ulangi pendidk pada setiap waktu subuh.
Apakah engkau melupakan apa yang engkau lakukan padku pada setiap waktu subuh. Engkau
memegang kepalaku sambil membaca dengan suatu pesanan yang engkau pusakai dari gurumu
Tok kenali dengan berkata.

‫يا بني ال تشرك باهللا واقم الصالة وامر بالمعرؤف وانه عن المنكر وتؤمن‬

‫باهللا وان شاءهللا كان من المؤمنين حقا‬

Selepas itu setiap kali kamu membaca pesanan ini engkau menghembuskannya pada umbun-
umbunku, kamu tau? Di kala itu umurku 6 tahun. Aku tidak mengerti itu yang sebenarnya. Aku 
tidak tau hujung jatuhnya. Aku hanya mendengar dan membiyarkan diriku di pangku olehmu
sebegitu. Tetapi setelah kehilanganmu dalam fana ini dan usiaku mulai menjangkau tua barulah
aku mengerti betapa halusnya pengajaranmu terhadap diriku.

Betapa besarnya nilai nasehatmu padaku betapa sayangmu padaku.  Betapa besarnya harapanku
kepadaku untuk membentuk diriku untuk menjadi seorang mukmin yang sejati. Semakin lama
kumernung nasehatmu, semakin sebak dada ini semakin beratlah tanggung jawabku untuk
menunaikan pesanan dan nasehatmu.

Sesungguhnya wahai datukku, nasehatmu ini bukan sahajaku untuk diriku malahan aku warisi
pula dan nasehatmu ini kepada anak-anakku, Norazamiat,Norzlina,Muhammad Hafizu dan anak-
anakku yang lain malahan aku nasehatkan pula kepada merka supaya mengamalkan petuahmu
ini untuk di warisi pula oleh anak dan cucu-cucu  mereka dan keturunan mereka sampailah alam
kabir ini mengalami kiamat. Begitu pula dengan anak-anak muridku di kala ini, kuwasiatkan,
juga pada mereka supaya meneruskan  didikan murnimu itu kepada dirinya dan keterunananya
sebagai lanjutan mata rantai untuk di warisi oleh manusia sejagat raya.
Datukku yang kusayangi.

Masih tergiang-giang lagi di telingaku satu lagi nasehatmu padaku yang paling berharga yang
menjadi pusaka abadi kepadaku dan keturunanku dan menjadi pusat kepada muridku dan
keturunanku dan menjadi pusaka kepada muridku dan keturunannya ialah wasiat terakhirmu, di
suatu malam di tepi telaga di kampong kita yaitu seminngu sebelum engkau meninggalkan dunia.
Aku masih lagi teringat betapa beningnya malam malam dan gemetar tubuhku di kala engkau
berkata:

Bonsu, mari kita pergi ke telaga raya di sebelah jalan itu kita duduk bersama-sama disana di
bawah teduhan pokok bacang, engkau mengheret tanganku dalam keadaan pelik. Lantas aku
menuruti kehendkmu dan kita dudukla bersama di atas tungu cengal berhapiran dengan peringi
itu, sambil menghisap rokok dan tenang sekali. Kesenyapkan suaramu seketika dan aku juga
turut kaku dengan telatahmu yang ku lihat celah-celah cahaya api pelita yang kita bawa bersama-
sama itu. Aku mulai dapat melihat aliran air jernih mulai mengalir keluar dari pada kelopak
matamu.

Dalam keadaan hening bening begitu lantas terkelurlah kata-kata di bibirmu. Bonsu dengar
baik-baik! Adalah pesanku yang terakhir. Cukup rasanya aku mengajarmu dan ini adalah yang
terkhir bagiku untuk menyatakan sesuatu kepadamu.  Bonsu sebenarnya, mengertikan ilmuku
saat-saat kematianku telah tiba. Pada hari sabtu depan waktu beduk i`sya berbunyi di pukul
orang maka di saat itulah sebenarnya aku akan menhembuskan nafas yang terkhir untuk
kembali ke tempat asal kita.

Datukku, kamu tahukan perasaanku di saat itu seluruh tubuhku gementar , mulut terkunci kaku
seolah-olah dunia ini hancur,perasaanku lumat, nyawaku seakan-akan melayang bersama kata-
katamu. Terbayang di hati saat perpisahan itu sedang aku harus ke Universitas Pertanian esok.

Saat pemeriksaanku adalah sama dengan saat-saat pemergianmu. Dalam keadaan kaku terpaku
dengan lamunan dengan perasaan hiba itu terkeluar lagi kata-katamu kepadaku. Apakah engkau
mengingatinya? Sudah tentu dan engkau berkata:

Bonsu dengarlah baik-baik nasehat ini Pertama-tama engkau jangan sekali-kalimelupai


dirimu,diri Allah dan diri Muhammad, carilah Allah dan Muhammad sampai jumpa. Kalau
engkau ingin selamat dunia akhirat.

Keduanya, jangan sekali-kali kamu tinggalkan. Jika kamu tinggalkan niscya engkau akan di timp
mushibah yang besar.

Ketiga, “Bonsu, jikalau engkau ingin mencari ilmu dan menuntut carilah di saatmu muda,
jikalau kamu inginkan kekayaan, carilah di masa muda dan jikalau kamu ingin beribadah.
Beribadahlah di masa muda, engkau pegangilah kataku ini dengan baik dan wasiatkan kembali
hal yang sama ini kepada keturunanmu dan manusia sejagat. Sesungguhnya inilah pusakaku
yang kuwarisi dari pada keturunanku. Monyangku dan direstui pula oleh guruku tok kenali”
Datukku yang tercinta

Sesungguhnya hasil dari pada petua hidupmu dan wasiat mulah maka dapatlah aku mendidik
diriku sendiri , aku mendidik keturunanku dan aku mendidik ilmuku  dan aku memberitahumu,
aku tidak akan melupainya buat selama-lamanya.

Seperkara lagi yang sering menerpa pemikiranku dan menjadi kegalakan kepadaku tentang ilmu
yang kau pusakai ini adalah suatu bentuk ketegasan wajah yang di tunjukkan olehmu kepadaku
di malam wasiat terakhir itu. Apakah yang engkau perkatakan kepadaku?

“Bongsu, aku tegaskan padamu apa saja yang ada padaku adalah sama dengan ilmu yang ada
pada dadamu. Pegangilah ianya walau sejuta manusia menuduh kamu kafir,gila dan faseq.
Sesungguhnya ilmumu dan ilmuku adalah benar-benar warisan keturunan kita dan warisan
gurku Tok Kenali dan Tok Kemuning. Sesungguhnya aku warisi ilmuku ini dari npada
monyangmu dan aku tokok tambah di dalam pengajianku, dan guru-guru yang lain. Jikalau Tok
Kenali salah, maka apa yang ada pada dadaku dan dadamu adalah salah, maka biarlah salah
sekalianpun asalnya ianya Tok Kenali Dan ilmu monyangmu (Raden Warjono) serta keturunan
kita. Sebarkanlah ilmu Tuhan ini dari pada keturunanmu dan manusia sejagat”

Sebagai dalil kebenaran kata-kataku ini,perhatikanlah saat-saat kematianku.Di antaranya


peristiwa-peristiwa aneh pertama aku akan menghembuskan nafas terkhirku setelah sahaja
masuk waktu i`sya hari sbtu, kedua kuburku akan mempunyai pasir sedangkan tidak logis bagi
tanah  kampong kita ini berpasir. Ketiga aku akan menunjukkan kepadamu kesaktian Tuhanku
ketika menghantarkanmu ke setesyen kereta api untukmu ke Universitas. Jika ketiga-tiga
peristiwa ini tidak berlaku. Maka sesungguhnya ku tegaskan bahwa segala  ilmu yang ada pada
dadaku adalah salah dan tentu akan menjadi manusia yang terhina di alam baqa nanti.  Maka
kuwasiatkan kepadamu jika hal sedemikian tidak berlaku,kamu kencinglah di batu nisan sebelah
kakiku. Kau beraklah diatas kuburku setiap pagi senin dan jum`at selama tujuh keturunan. Ingat
wasiatku ini.

Jika hal ini benar-benar berlaku, maka pegangilah ilmu yang ada pada dadamu walau sejuta
manusia mengatakan kalau kafir, gila gila dan fasiq, ini penegasanku wahai cucuku,Bongsu,
Aku yakin dengan ilmuku dank au saksikan sendiri. Semoga Allah merdhai kita bersama”

Datukku yang kukasihi.

Sebagai pengetahuanmu segala penegasanmu di saat kematianmu sememangnya berlaku. Aku


tidak syak lagi di hatiku tentang kebenaran wasiatmu. Kutegaskan kembali kepadamu, Walau
sedunia manusia mengatakan aku kafir,gila dan fasiq. Biarlah aku kafir, gila dan fasiq brsama-
sama denganmu dan gurumu Tok Kenali.

Sebagai pengetahuanmu sesudah hilangnyamu di dunia fana ini dan bagi meneruskan perjuangan
mencari Allah dan Muhammad, Aku telahpun menjalajahi seluruh Asia Tenggara di mana-mana
kelapanganku  untuk bertemu dan bertanya kepada guru-guru hakiki dan ma`rifat bagi tujuan
ilmu tasauf ini hamper 12 tahun rasanya aku bertindak sedemikian Tok guru mana yang tidak
kutemui. Semuanya aku cobak sedaya upaya menemui mereka dan bertanya tentang ilmu
pegangan mereka (Ilmu Tasauf)

Aku menjelajahi seluruh Pattani (Thailand), Jawa,Berunai, Singapura, Sulawesi dengan satu
tujuan untuk mencari dan menemui meraka yang mewaris (ilmu tasauf.) Dimana sama para
masyhur, aku menemuinya  dimana saja yang aneh kelakuannya aku temui sehingga perangai
kanehan mereka sedikit sebanyak melekat pada tabiat perangaiku. Biarlah apa yang terjadi
namun wasiatmu tetapku pegangi buat selama-lamanya.Bagi mengakhiri warkahku ini, aku
benar-benar mengharapkan doa restu darimu semoga diriku dan dirimu diredhai oleh Allah
SWT. Sebagimana diredhainya Rasul-rasul, Nabi-nabi, Aulia-aulia, para siddiqin para Wali
Allah yang terdahulu dan yang terkemudian dari pada kita nanti.

B A B  K E D U A

HUBUNGAN MANUSIA DANGAN ALAH

Pada alam ‫ غئب الغيب‬yaitu keadaan entah perentah pada semata-mata yaitu pada belum awal,
sebelu akhir, belum ada bulan belum ada mata hari,belum ada bintang, belum ada
sesuatu.Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah maka dalam keadaan ini diri empunya
Zat tersebut telah mentajallikan diriNya untuk memuji diriNya. Lantas ditajallinya (‫ )نورهللا‬dan
yang kemudianNya. Pada peringkat ini di katakan martabat.

‫انت‬  ‫انا‬  ‫انا‬   ‫انت‬

Anta Ana ,  Ana Anta

Maka dalam keadaan ini enpunyaNya Zat telahpun bertanya kepada ‫نورمحمد‬  kalian roh untuk
menentukan kedudukan dan taraf ketuhanan dan taraf hamba. Lantas ditanyakan kepada  ‫نورمحمد‬ 
Apakah Aku ini Tuhanmu ? maka jawab ‫نورمحمد‬  yang mewakili seluruh   ‫روح الباقي‬   ataupun 
‫روح اقدوس‬  menjadi “Ya engkaulah Tuhanku dengan kata

‫انا عبدك ابن عبدك الاعبد غيرك اال انت‬


Artinya: Aku adalah hamba Engkau dari kalangan anak-anak hamba Engkau yang ini mungkin
menyembah hanya engkau.

Sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur`an S……..Ayat…….

‫ِ الست بربكم ّ قالوابلئ شهدنا‬


Artinya: Apakah Aku ini Tuhanmu maka jawab sekalian roh  bahkan (ya) Engkaulah Tuhan
kami.

Selepas persumpahan roh ini di laksanakan maka bermulialah era baru didalam pengwujudan
Allah SWT.

Seperti firman Allah didalam hadis Qudsi yang bermaksud.

“Aku suka mengenal diriku, lalu Aku jadikan makhluk ini dan Aku perkenalkan diriKU kepada
mereka lalu mereka pula mengenal diriKu

Apa yang dimaksut makhluk ini ialah  ‫نورمحمد‬  sebab seluruh kejadian alam maya ini ialah  
‫نورمحمد‬   maka sesudah persembahan roh itu jadilah alam maya ini yaitu  ‫علم كبير‬  sebelum
daripada ini dalam usahaNya untuk memperkenalkan diriNya dengan menyerahkan rahasia
diriNya tetpi didalam persoalan ini sebelum manusia sanggup menerimanya tiada satupun
makhluk-makhluk di alam maya ini sanggup memikul suatu rahasia besar yaitu rahasia diri Allah
SWT tersebut.

Pernah di tawarkan rahasiaNya itu kepada langit,bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak
sanggup untuk menerimanya.

Tujuan Empunya Zat  ‫ذات الحق‬  mentajallikan ‫نورمحمد‬  itu adalah untuk memperkenalkan diriNya
sendiri dengan diri rahasiaNya sendiri maka diri rahasiaNya itu adalah di tanggung dan di
perakui amanahNya oleh suatu kejadian yang bernama Ihsan yang bertuhankan diri batin yang
bernama Allah dan diri yang bernama itulah diri batin kepada diri manusia (Rohani) seperti
firman Allah dalam hadis Qudsi   ‫االنسان سرىوانا سره‬      Artinya :Manusia adalah rahasia Aku dan
diri Akulah yang menjadi rahasianya

Dalam menawarkan tugas amanah yang berat ini Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur`an
S………..Ayat ………..

‫انا عرضنا االمانة على السموات واالرض والجبال فابين ان‬


‫يحملنها واشفقنا منها وحملها االنسان‬
Sesungguhnya pernah Kutawarkan amanah rahasia diriKu ini kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, tetapi semuanya mereka tidak mau menerimanya karena takut.

Mengabaikan lalu yang sanggup menerimanya adalah manusia (‫)انسان كمل‬. Maka terimalah
manusia diri rahasia Allah itu dan ianya tetap menjadi tanggung jawab  manusia menjaga
amanah Tuhannya itu dengan cara mengenal dirinya memuji dan memuja rahasia dirinya sejak
daripada ia dilahirkan kedalam dunia dan sampailah ianya kembali kehadhirat Allah ‫رب اعزة‬ 
Tuhan pemilik rahasia dan di samping itu manusia juga diamanahkan untuk menjadi pemerintah
kepada alam  ‫ كبير‬ (alam semester) yang terbentang luas ini.Seperti firman Allah dalam
S.Albaqarah Ayat 30
‫واذ قال‬
‫ للملئكة اني جاعل فى االرض خليفة‬ ‫ربك‬
Ingatlah kamu apabila Tuhan memberi tau malaikat untuk menjadikan manusia sebagai
Khalifah (di alam maya ini).

Dan firman Allah didalam Al-Qur`an lagi. Surah An-Nur Ayat 55

‫وعدهللا الذين امنوا منكم وعملواالصلحت ليستسخلفنهم فى‬


‫االرض كما‬
 ‫ الذي‬ ‫ دينهم‬ ‫ لهم‬  ‫ *وليمكننن‬ ‫ منقبلهم‬  ‫ الذين‬  ‫استخلف‬
‫ لهم‬ ‫ارتضى‬
Dan Allah  telah berjanji kepada orang-orang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-
amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dibumi
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelumnya berkuasa dan sesungguhnya Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diredhaiNya untuk mereka.

Ini berartilah dua amanah penting haru dipikul dan di pertanggung jawabkan kepada manusia.
Pertama menjaga, mengenal, memuji dan mengembalikan amanah rahasiaNya itu pada
EmpunyaNya rahasia yang di kandung oleh alam  Saghir ( ‫ ) صغير‬ yaitu batang tubuh manusia itu
sendiri.Kedua menjaga amanah pemerintahan di alam semesta ini  (‫ ) علم كبير‬Dengan lain
perkataan tugas manusia adalah menjaga dan mengawal hubungannya dengan tuan Empunya diri
rahasia dan juga makhluk lain.

Oleh karena diri rahasia telahpun diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab untuk
memperbanyakkan diri-diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu decade ke decade
yang lain dan dari satu generasi ke generasi yang lain. Sampailah alam ini mengalami kiamat dan
dikumpulkan kembali.

Adapun diri manusia menanggung rahasia, maka manusia berusaha mengenal dirinya. Karena
dengan mengenal dirinyalah manusia tersebut akan dapat mengenal akan Tuhannya dan kembali
menyerahkan dirinya

kepada Empunya diri, apalagi tempuh perkhidmatannya tamat yaitu dikala berpisah roh dengan
jasad. Seperti firman Allah dalam S.An-Nisa  Ayat 58
Sesungguh Allah memerintahkan kamu supaya memulangkan amanah kepada yang berhak
menerimanya (Allah)

Perlu ditegaskan sekali lagi  tujuan Allah Taala menyerahkan amanah diriNya pada manusia
adalah untuk memperkenalkan diriNya dan memuji dengan diri rahasiaNya  yaitu Allah memuji
diriNya dengan sendiri. Sepertifirmannya dalam hadis Qudsi

‫من عرق نفسه فقد عرف ربه‬


Artinya: Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan Tuhannya

Dan fiman Allah dalam Al-Qur`an S….A….

‫وما خلقت الجن واالنس اال ليعبدون‬


Sesungguhnya Aku jadikan jin dan manusia adalah untuk berbakti kepadaKu

Dalam menjalankan tugas bahan pada konteks hubungan manusia dengan Tuhannya dan lagi
menemukan janji tertunai,sumpah terpelihara,maka iblis ditugaskan bersama-sama dengan
gengnya, syaitan supaya membuat ujian godaan terhadap keteguhan sumpah janji.

Iblis dan kucu-kuncunya akan berusaha sedaya upaya pada hakikat menipu menggelas,dan
menentukan kesetiaan sumpah janji manusia terhadap Allah SWT. Manusia-manusia yang tidak
berpedoman dan hamba akan terbang mengikuti arus angina ujian. Maka rugilah manusia
tersebut dan jadilah ia binatang yang pandai bercakap. Tetapi bagi manusia-manusia yang teguh,
brprinsip dan mengerti serta kenal pula pada sumpah janjinya, maka ianya berjaya duduk disisi
Allah SWT dan mereka itulah orang-orang beruntung.

Sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur`an Surah Yasin Ayat 60

Bukankah Aku telah memerintahkan kepda mu hai bani Adam, supaya kamu tidak tunduk kepada
syaitan,sesungguhnya syaitan itu adalah musuhmu yang nyata.

Firman Allah dalam Surah Al-Balad Ayat 4

Sesungguhnya Aku jadikan manusia untuk di uji (dengan susah payah)

Adapun manusia pada awalnya yaitu sebelum di lahirkan ke lam maya tentu di masa bayinya
bersih di sisi Allah SWT, tetapi kemudian telah bergelombang dengan pengaruh Lumpur-lumpur
kehidupan dengan masyarakat sudah barang tentu terrpengaruh dengan linkungan yang ada
disekitarnya, menurut keadaan yang pernah di rasakan pada ruang lingkup lingkungan itu, tentu
juga mengikuti iblis dan syaitan serta gengnya serta lalai terhadap tugas utamanya maka manusia
menjadi kotor itu akan tertutuplah pintu hubungan antara Tuhan dangan hambanya. Sabda
rasulullah SAW.
‫ بواه يحودانه اوينصرنه‬ ‫كلو مولد يولدعلى الفطرة فا‬
‫اويمجسا نه‬
Artinya: Sesungguhnya kel;ahiran kanak-kanak itu adalah bersih tetapi ibu bapaknyalah yang
mencorak ianya menjadi yahudi,nasrani atau majusi.

Bila saja kekotoran melanda sehingga membentuknya kentulan darah kotor di bahagian bawah
jantung manusia maka berartilah manusia tersebut tidak mempunyai lagi hati Nurani  (Qalbi)

Dan bila hati  manusia menjadi kotor dan kehilangan Qalbi Maka semakin ialah semakin jauh
hubungan diantara Allah dengan dirinya yang kotor itu.

Manusia yang berperangai begini akan terus hanyut tersandar lemas didalam Lumpur-lumpur
hidupnya didalam dunia ini.Mereka ini akan lupa pada Tuhannya dan juga pada dirinya
sendiri.Hidupnya berpura-pura menjadi manusia tetapi pada hakikatnya lebih hina daripada
binatang.

Manusia jenis ini, mempunyai mata tapi buta, mempunyai telinga tetpi tuli dan mempunyai hati
tetapi tidak dapat memerhati. Seluruh kemudahan rizkinya yang di peroleh dipergunakan untuk
tujuan mengabai dan menjauhkan hubungan dirinya dengan Allah SWT. Dia hanya pandai
menyumbat perut bodohnya dengan makanan, menyucikan tubuh mayatnya dengan sabun mandi,
namun ia merelakan rahasia Allah yang ada pada pada batang tubuhnya kebuluran kurus kering
meliti dan kotor bagai bangkai biawak yang busuk.Hinanya manusia ini jeleknya lebih dapada
segala-galanya.

Firman Allah dala Al-Qur`an Surah …….Ayat…..

‫لقد خلقنا االنسان في احسان تقويم ثم ردد نه اشفل سا فلين‬


Sesungguhnya kami telah jadikan manusia didalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian
kami kembalikan dia ketempat yang sehina-hina

Firman Allah dalam Surah Al-A`raf Ayat 179

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Lantaran itu manusia akan menghadapi penyakit barah kotor hati yang menyebabkan manusia
tersebut merana didalam kegelapan, sesat untuk kembali kedalam kepangkuannya semula. Pada
hakikatnya manusia ini akan ditutupkan pintu pergantungannya berhubungan dengan Allah
SWT  ketika hayatnya dialam maya ini. Firman Allah dalam Surah Al-Baqrarah Ayat…7

Allah telah menggunci mata hati dan pendengaran mereka dan ditutup penglihatannya

Firman Allah dala Surah Al-Baqrarah Ayat 10

Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta.

Mereka ini sanggup menipu Tuhannya menipu orang ramai dan malahan sanggup menipu dirinya
sendiri. Inilah yang dinamakan manusia bertelinga lembu bermata ikan kering berhati bangkai.

Firman Allah dala Surah Al-Baqrarah Ayat 9

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Sesungguhnya menyadari hidupnya kita didunia ini adalah bertujuan menunjukkan sesuatu
pengkhidmatan cemerlang dengan Allah SWT dan menunaikan sumpah janji yang termaterai
serta menyadari pula akan hakikat bahwa hidup kita  didunia ini terus di uji akan kesetiaan dan
keteguhan kita dengan sumpah janji .Maka kita haruslah menyucikan hati, menyucikan  seluruh
anggota dhahir dan anggota batin kita supaya hubungan kita dengan Allah didunia akhirat tidak
terputus walau sesaatpun dan kita menjadi manusia yang di redhai oleh Allah dan dapat duduk
disisinya diakhirat nanti.

Adapun cara merapatkan antara hamba dengan Tuhannya telah di bagikan oleh para ulama
kepada 4 pembagian.

1. Secara Syari`at
2. Secara Tharikat
3. Secara Hakikat
4. Secara Ma`rifat

Sesungguhnya dengan mengetahui cara-cara jalan merapatkan hubungan diantara hamba dengan
tuhannya . Maka manusia itu akan menjadi manusia yang baik dalam berhubungan dengan Allah
dan berhubungan dengan sesama makhluk. Maka manusia ini akan dikaruniakan keredhaaan dan
dapat berada disisi Tuhannya.

1. Cara Syari`at

Adapun yang dinamakan jalan Syari`at ialah suatu jalan dhahir ynag membentuk sesuatu
peraturan. Atur cara dan peradaban diantara manusia dan Allah dan manusia sesama manusia
serta dengan makhluk-makhluk lainnya.
Sesungguhnya peraturan-peraturan Syari`at ini telah digariskan oleh Allah dalam Al-Qur`an dan
juga digariskan oleh Rasulullah.SAW melalui perbuatannya dan ucapannhya  yang diberi nama
Hadist Sebagaimana Rasulullah bersabda

‫تركت فيكم امرين لن تضلواماان تمسكتم بما كتا ب هللا وسنة‬


‫رسوله‬
Kamu tidak akan sesat selama-lamanya jika kamu berpegang kepada kedua-duanya yaitu kitab
Allh dan sunah Rasul.

Didalam perturan-peraturan ini Allah telah mengariskan kontek hubungan diriNya dengan
manusia, hokum-hukum hidup secara individu maupun secara bermasyarakat.

Dibincangkan soal akidah, soal ibadah, muamalat, soal munakahat dan lain-lain peraturan untuk
kebahagiaan manusia sesame manusia dan kebahagiaan manusia dengan Allah SWT untuk dunia
dan akhirat.. Ditentukan garis-garis panduan hidup, tentang nama yang wajib, haram, sunat,
harus dan mekruh,dosa,pahala, surga dan neraka. Dengan lain perkataan syari`at menggariskan
dasar pokok “buatlah yang disuruh dan tinggalkan apa yang dilarang”.

Adapun peringkat cara syari`at adalah suatu peringkat cara pengabdian hamba terhadap
TuhanNya maka dengan mengikuti garis panduan dan peraturan-peraturan yang ditentukan maka
dapatlah seseorang manusia itu menjadi taraf hamba yang paling baik.

Suatu perkara yang perlu diingatkan pada peringkat  syari`at pengamalan-pengamalan benar-
benar mengharapkan sesuatu balasan atau upaya pada tiap apa yang dikerjakan. Dan dengah
upah yang dikerjakan itulah  mereka yakin dan menentukan sama ada mereka dikaruniakan surga
atau terpaksa menhuni didalam neraka.

Jadi disini dapatlah di simpulkan bahwa matlamat utama pengamalan-pengamalan syariat adalah
surga dan seboleh-bolenya jauh daripada neraka yang mempunyai suatu keyakinan berbuat baik
di balas dengan baik dan berbuat jahat dibalas dengan jahat pula..

Berdasarkan firman Allah dalam Surah Az-Zalzalah Ayat 7-8

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya.

dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya pula.
Dan firman Allah lagi dalam Surah….Ayat

‫فمن ثقلت موازينه فاولئك هم امفلحون *ومن خفت موازينه‬


‫فاولئك الذين خسروانفسهم في جهنم خلدون‬
Barangsiapa yang berat pertimbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya maka mereka ituklah orang-orang
yang merugikan diri sendiri. Merka itu kekal didalam neraka jahanam.

Disamping mereka berdaya upaya melakukan sesuatu kerja dengan balasan untuk Allah semata-
mata, mereka juga benar-benar mengharapkan satu balasan setimpal dengan kerjanya yang
dilakukan.

Ini bermakna mereka berbakti kepada Tuhannya berundan disebalik batupun ada hati di sebalik
barang, pekerjaan mereka bolehlah disifatkan sebagai kebaktian separuh hamba (semi hamba)

Lantas jika mereka benar-benar bersifat hamba yang tolen, maka tidak mengharapkan barang
balasan daripada Tuhannya. Kerena setiap balasan bukan suatu yang boleh pinta-pinta tetapi ia
lebih merupakan satu karuniaNya daripada Tuhan.

Firman Allah dalam surah Jin Ayat 13

Dan Sesungguhnya Kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), Kami beriman kepadanya.
Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, Maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan
tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.

Apakah elok seseorang yang mengakui dirinya hamba, menagih janji dirinya? Dan apakah
mereka sangsi terhadap Tuhannya? Dari itu seseorang yang mengerti tentang dirinya hamba
sudah tentu ianya tidak mengharapkan itu balasan daripada Tuhannya dan ingatlah Allah tidak
mungkir janjinya.

Sesungguhnya bagi  mereka yang mengikuti cara syaitan ia akan mencapai satu martabat
beriman dan shaleh  ‫صالح‬  dan dengan mematuhi segala peraturan-peraturan berhubungan dengan
Allah dan berhubungan dengan manusia. Maka mereka akan dikaruniakan surga diakhirat nanti.

Firman Allah dalam Surah Al-Kahfi Ayat 107


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal,.

Adalah perlu diingatkan masuknya surga bagi orang-orang syari`at itu bukan sekali-kali karena
pahalanya  tetapi sekedar balas ihsan daripada Allah Taala diatas kepatuhannya dengan Allah
SWT.

Walaupun seberapa banyak pahala yang diperoleh oleh mereka,maka sudah tentu mereka tidak
boleh membelikan surga, karena surga bukanlah sesuatu yang murah menjadi bahan belian dan
jualan.

Sebaiknya orang-orang syari`at haruslah beriktiar sedaya upaya mereka menjadikan diri mereka
seorang mukmin supaya Allah sendiri membeli dirinya dan hartanya dengan surga, diatas dasar
perjungan penegakan peraturan-perturan Allah didalam hidupnya.

Dan firman Allah lagi dalam Surah….Ayat

‫ بان لهم‬ ‫ واموالهم‬ ‫ انفسكم‬ ‫ان هللا اشتر ى من المؤمنين‬


‫ في سبيل هللا‬ ‫ يقتلون‬ ‫الجنة‬
Sesunggunya Allah akan membeli orang-orang mukmin dirinya dan hartanya dengan surga 
atau mereka yang berjuang menegakkan peraturan Allah

Maka berbahagialah bagi manusia-manusia yang mengamalkan cara syariatyang menduduki cara
martabat dirinya sebagai seorang hamba yang mukmin dan mereka diberikan oleh Allah surga 
dan kekal didalamnya buat selamanya.Dan firman Allah lagi dalam Surat ASh-Shafat 111Ayat

Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Adalah perlu ditegaskan disini bahwa sanya matlamat perjanjian akhir syari`at adalah untuk
mendapatkan suatu yang bernama surga menjauhkan diri dari siksaan apai neraka, berupaya
sedaya upaya mendapat banyak pahala dan mengurangkan segala dosa.Buatlah yang disuruh,
tinggalkanlah apa yang di cegah oleh syari`at Muhammad SAW.

2. Cara Tharikat

Adapun jalan tharikat ini adalah jalan yang pernah diterokai dan dilalui bagi tujuan untuk
merpatkan dirinya dengan Allah SWT. Ia merupakan suatu jalan bagaiman hendak menyucikan
diri hati supaya terbentuk  satu jalinan akrab diantara dirinya dengan Allah SWT.

Sesuatu jalan tharikat yang sebenarnya adalah merupakan satu cara menyucikan diri untuk
menuju kehadhirat Allah Taala  dan jalan ini hendaklah mempunyai akar umbi persambungan
daripada Rasulullah SAW.
Jalan Thrikat yang mendapat restu dari junjungan alam itu kemudiannya diwarisi pula oleh para
sahabat Baginda dan seterusnya. Bersambung menjadi mata rantai dan di warisi pula oleh para
Wali Allah yang agung dan sampailah kepada seseorang guru asalnya untuk mengajar saluran
jalan Tharikat ini.

Sesungguhnya mana-mana Tharikat yang tak mempunyai azasakar umbinya daripada Baginda
Rasulullah SAW, dan para sahabatnya yang akrab,maka jalan Tharikat itu adalah satu jalan
Tharikat yang salah dan rekaan semata-mata hanya din azaskan mengikut pandangan sendiri dan
Tharikat ini tidak akan sampai kemana-mana.

Oleh kerena itu siapa saja yang hendak mengikuti jalan pengajian Tharikat maka adalah menjadi
tanggung jawabnya membuat penentuan asal pangkal sesuatu Tharikat itu. Dan tentukan ianya
berasal dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Jalan Tharikat adalah suatu cara memuja dan memuji Allah dan melatih diri supaya tidak
melupai Allah pada setiap ketika dan memberi segala keagungan dan kebesaran itu kepada Allah
semata-mata.

Jalan menyuci diri dan hati ini adalah melalui proses mengenalkan nafsu-nafsu yang dimiliki
oleh manusia, supaya ianya tidak lalai dan lupa dirinya dan akan Tuhannya dan seterusnya
bangun memberi keagungan itu kepada Allah Taala

Dan firman Allah lagi dalam Surat Al-Muddasir Ayat 1-4

Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!. dan Tuhanmu
agungkanlah!. dan pakaianmu bersihkanlah,

Di samping itu juga orang Tharikat mengasuhkan dirinya supaya kasihkan kepada Allah dan
Allah mengasihi dirinya.

Dan firman Allah lagi dalam Surat

‫يحبو نه كحب هللا والذين امنوااشد حباهلل‬


Mereka mengasihi dirinya seperti mereka mengasihi Allah,sedangkan orang yang beriman tetap
mengasihi Allah

Dan firman Allah lagi dalam Surat Ali Imram Ayat 31

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu

Adapun nafsu yang dimiliki oleh manusia itu seperti yang tercatat didalam Al-Qur`an adalah
terbagi kepada tujuh nafsu.
1. Amarah                             ‫اماره‬
2. Lauwamah                        ‫لومه‬
3. Malhamah                        ‫ملهمه‬
4. Muthmainnah               ‫مطمئنه‬
5. Radhiah                           ‫راضيه‬
6. Marhamah                      ‫مرحمه‬
7. Kamaliah                          ‫كماليه‬

Dengan mengenal nafu-nafsu tersebut, maka ornag-orang Tharikat akan mencapai martabat di
taraf nafsu-nafsu tersebut yang mempunyai kelebihan berlainan diantara satu martabat nafsu
dengan lain. Untuk mengenal dan mencapai martabat nafsu itu seseorang itu hendaklah menuntut
dan mengamalkan seluruh ilmu tharikat daripada guru-gurun yang mursyid dan dapat pula
mencapai martabat nafsu-nafsu tersebut, disamping mereka mengikut petua-petua yang di
ancurkan oleh guru mereka dari satu peringkat ke satu peringkat sehingga menjadi manusia
kamil ( ‫)انسان كامل‬  dan diredhai oleh allah didunia dan diakhirat.

Mereka hendak menjalani Tharikat dengan tekun dan penuh usaha supaya tercapai martabat
tersebut. Adapun pekerjaan dan amalan orang-orang Tharikat tidaklah lagi mengharapkan
pahala, artinya apa yang diperlakukan semasa amalan Tharikat ini hanya bagi mereka semat-
mata mengharapkan dirinya dapat mendampingi Allah SWT pada setiap ketika. Mereka bukan
lagi gila akan pahala atau surga tetapi sebaliknya mereka gila untuk mengenal Allah dengan
berusaha mengenal dirinya sendiri. Pendek kata mereka maunya Allah semata-mata. Disini di
antara kata-kata mereka yang masyhur adalah-

“Padaku tiada pahala, tiada syrga, yang kuidami adlah kekasihku Allah jua”.

Perlu juga ditegaskan disini bahwa matlamat akhir pengajian Tharikat adalah untuk mengenal
diri dan mengenal Allah, menyucikan nafsu dirinya ke suatu derajat nafsu tertinggi,
kemuliaannya dengan Allah SWT. Mereka akan berusaha sedaya upaya menghampiri dirinya 
dengan Allah Taala. Didlam masa hayatnya dialam fana ini pada setiap masa dan setiap ketika.

3. Cara Hakikat

Cara ketiga adalah cara Hakikat dan adpun cara ilmu Hakikat suatu cara menyelami  dan
mengenali diri sendiri yang merupakan satu-satu jalan kea rah Ma`rifat diri dengan Allah  SWT
dan ianya adalah  juga merupakan jalan yang dilalui  oleh Wali-wali Allah Arifbillah dan para
Aulia.

Mereka yang menjalani pengajian  ilmu Hakiki ini akan beriktiar dengan tekun dan tabah untuk
merapat dirinya  dengan Allah, dengan cara membongkar, menyelidik dan menyaksikan rahasia
dirinya menjadi manusia kamil mul kamil. Bagi mereka yang hendak menuju ke Hadhirat Allah 
dengan jalan Hakikat ini hendaknya mereka terlebih dahulau menjalani cara-cara Tharikat dan
berjaya pula membersihkan dirinya dari segala bentuk syirik kepada Allah Taala sama ada syirik 
‫ صغير‬  syirik ‫خفي‬  dan syirik ‫جلى‬
Mereka hendaklah menjalani perguruan dengan guru-guru Hakiki dan Ma`rifat serta mursyid
yang mempunyai pengetahuan yang luas serta mempunyai pula ke tahap martabatnya. Di
samping itu orang-orang Hakiki haruslah pula mendapat didikan secara terperinci  dari guru-guru
ghaib, yang terdiri daripada Wali-wali Allah yang teragung, Nabi-nabi dan Rasul-rasul.

Guru ghaib ini akan mengajar seseorang itu di samping guru dhahir yang mursyid  yang melatih
mereka menjalani alam ilmu Hakiki. Guru-guru ghaib akan mengajar mereka ilmu LADUNI 
seperti yang di terngkan dalam bab berikutnya. Untuk pengetahuan lebih jelas silahkan bertanya
dengan guru-guru Hakiki Ma`rifat lagi Mursyid.

Dengan menjalani ilmu Hakiki, maka manusia tersebut akan mencapai suatu tahap tinggi disisi
Allah SWT. Dan sungguh berbahagialah orang-orang Hakiki yang mencapai martabatnaya dan
dapat mereka duduk disisi Allah di dunia dan diakhirat nanti.

Orang Hakiki yang sampai martabatnya bukan saja mulia disisi Allah tetapi ianya akan mendapat
kemuliaan dikalangan masyarakat  dan di puji sampai sepanjang hayatnya.

Adlah perlu di tegas disini bahwa matlamat akhir pengajian Hakiki adalah untuk menjadi Allah
pada Dhahir dan Bathin  ya`ni pada diri Dhahir  dan diri Bathin pada martabat kemuliaan Insani
Kamil-Mulkamil. Tiada suatupun pada dirinya  hanya kecuali Allah semata-mata.

1. 4. Cara Ma`rifat

Sementara jalan Ma`rifat adalah suatu jalan yang pernah di lalui oleh para Wali Allah yang
agung.  Para-para Arifbinllah, para Aulia, Nabi dan Rasul. Seseorang yang ingin menuju ke jalan
Ma`rifat kepada Allah ini haruslah terlebih dahulu menjalani latihan pada peringkat jalan Hakiki
kerena jalan Hakiki merupakan  persmbungan jalan ke jalan Ma`rifat.

Orang-orang Ma`rifat akan mencungkil segala rahasia alam maya sama ada alam saghir ( ‫علم‬
‫ )صغير‬ataupun alam kabir (‫ ) علم كبير‬malahan terus menerokai diri rahasia Allah itu sendiri.

Bagi mereka yang menjalani jalan Ma`rifat, mereka diasuh bukan saja oleh dhahir,hakiki lagi
ma`rifat, guru-guru ghaib terdiri dari Wali-wali Allah, Nabi-nabi dan Rasulullah malahan bagi
orang yang sedang menuju jalan ma`rifat ini di ajar sendiri oleh Tuhannya melalui guru bathin
yaitu diri rahasia Allah ( diri rahasia sendiri). Untuk menjelaskan hal ini silahkan bertanya
kepada guru hakiki lagi mursyid.

Bagi mereka yang mencapai keperingkat ma`rifat ini mereka adalah yang penting bertuah yang
akan mendapat martabat, derajat dan kesaktian serta yang paling tinggi disisi Tuhannya, diberi
peluang peluang menjelajahi 7 petala langit dan 7 petala bumi, `Arasy dan Qursi surga neraka
semasa hidupnya dialama dunia ini.

Alangkah bertuahnya kita bila mencapai martabat tersebut dan kitalah orang tertinggi didalam
segala hal pandangan allah SWT. Orang-orang yang mencapai martabat ini, akan mendapat
sanjungan dari pada Allah dan dari pada manusia sejagat alam raya. Mereka akan dihormati
sepanjang hayatnya. Akhir kalam tiliklah pantun orang Tharikat:

Pujuk paku dalam paku,

Paku datang dari seberang.

Cari akau didalam aku,

Aku berselindung didalam terang.

Namun begitu perlulah kit tegaskan secara terng-terang disini bahwa matlamat akhir pengajian
ma`rifat adalah untuk kembali semula menjadi Tuhan,pada martabat dari kita pada alam ghaibul-
ghaib ya`ni Ahdah.

Untuk mengenal yang lebih mendalam,  silahkan bertnya kepada ornag-orang ma`rifat lagi
mursyid.

B A B  K E T I G A

HUBUNGAN ILMU ALLAH DENGAN MANUSIA

Sebagimana kita mengetahui bahwa manusia dijadikan oleh Allah untuk berbakti kepadaNya dan
untuk menyatakan dirinya sendiri pada Zat sifat Asma dan Af`al

Seperti fiman Allah dalam Qur`an  Surah Az-Azriaat Ayat 56

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Dan untuk mencurahkan bakti kepada Allah, maka manusia haruslah mengabdi padaNya Seperti
Sabda Rasulullah SAW

‫اول الدين معرفةهللا‬


Bermula awal agama itu adalah dengan mengenal Allah.

Oleh itu  untuk mengetahui ma`rifat Allah, maka diberinya ilmu kepada manusia melalui akal
dan iman ‫ )عقل دان ايمان‬dengan satu harapan supaya manusia mengerti akan hakikat sebenar tujuan
dhahirnya ke dunia ini. Sesungguhnya semua ilmu yang ada pada manusia adalah ilmu Allah
semata, sedangkan pada hakikatnya  manusia itu adalah kosong tidak bermaya. Firman Allah
dalam Surah Yunus Ayat 57
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.

Manusia sebenarnya tidak berhak keatas sesuatu, hanya Allah saja yang empunyanya.
Bagaimanakah manusia itu boleh mengaku ini hak aku, itu hak aku sedang dirinya, sendiripun
bukan hak dia, tetapi hak Allah semata-mata.

Adapun Ilmu Allah itu terbagi kepada 3  sukatan pelajaran yaitu:

1. Ilmu Qalam ( )
2. Ilmu Ghaib ( )
3. Ilmu Syahadah ( )

Seperti Firman Allah dalam Surah  Ayat 3-5

bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dan firman Allah dalam Al-Hsyr Ayat 22

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,

ILMU QALAM

Adapun ilmu qalam ini adalah satu ilmu yang boleh dipelajari oleh manusia dengan manusia
biasa bagi tujuan untuk memahami sesuatu dialam maya kita ini yang boleh difahami dan
diterima oleh indra kita yang tujuh.

Ilmu qalam biasanya boleh membicarakan dengan mengajar manusia tentang sesuatu yang
dhahir semata-mata: Yang boleh diterima oleh pemikiran manusia saja. Ilmu qalam boleh
dipelajari di sekolah secara formal atau secara informal dengan masyarakat dan makhluk alam
keliling dalam kehidupan keseharian. Tahap ilmu ini hanya boleh dikuasai oleh panca indra yang
tujuh dan dapat ditanya hanya oleh diri manusia itu sendiri saja, tetapi ianya tidak pula
mempunyai keupayaan untuk menerangkan sesuatu yang difahami oleh seseorang itu kepada
orang lain, apalagi kepada makhluk-makhluk yang lain.

Pemahaman terhadap ilmu ini adalah setakat batas melihat, setakat batas mendengar sesuatu
pendengaran, dan setakat merasa. Tetapai ianya tidak dapat menerangkan bagaiman rupa warna
merah kepada orang buta sehingga orang buta tersebut dapat memahami dan mengenal rupa
warna merah. Jawabnya tentulah tidak boleh, dalam hal ini apakah sebenarnya jika kenal rupa
warna tersebut kenapa pula kita tidak dapat memperkenalkan kepada sibuta itu.

Ini menunjukan bahwa tahap pencapian pengetahuan ilmu qalam hanya itulah sampai ke tahap
itu saja, tidak lebih daripada itu dan tidak sampai kemana-mana. Kalulah warna merah tersebut
wujud dan dapat dilihat oleh mata lentik sendiripun kita telah gagal untuk memberi pemahaman
kepada orang buta dan kepada semua orang. Maka bagaimana halnya untuk memperkenalkan
diri Allah yang bersifat bersalahan dengan benda-benda lain.

Memandang hal ini Allah telah mengwujudkan satu lagi sukatan pelajaran yang diberi nama ilmu
ghaib ( ‫ )علم غئب‬yang mempunyai daya untuk menerangkan sifat yang tidak boleh di terangkan
oleh ilmu qalam. Adapun alat penerimaan ilmu qalam itu adalah mata dhahir, telinga dhahir,
lidah kulit dhahir dan segala anggota dhahir.

Dengan ilmu qalam, manusia boleh mengaji dan mengkaji atom, bom atom manusia yang
berjaya membuat kajian atom tersebut tidak mengerti apa dia ada sebenarnya. Hal ini jika
ditanya kepada seseorang professor (Phd) sekalipun sudah tentu dia tidak dapat
menerangkannya. Biasanya ilmu qalam banyak mengunakan logika yang boleh diterima oleh
pemikiran manusi.

Sebenarnya ilmu qalam ini adalah satu ilmu perhubungan manusia dengan manusia saja didalam
menghadapi kehidupan keseharian. Adapun perantaraan pengajar ilmu qalam adalah guru dhahir
(amnesia biasa manusia yang mendapat didikan formal dari sekolah Universitas atau daripada
gelombang pemikirannya)

Sesungguhnya fikiran itu telah diilhamkan oleh Allah kepada manusia tersebut didalam bidang-
bidang tertentu dan kemudian disampaikan pula kepada manusia lain setakat bahasa yang ada.

Dengan lain perkataan bahwa ilmu qalam diajar oleh guru dhahir saja.

ILMU GHAIB

Adapun ilmu ghaib ( ‫ ) علم غئب‬adalah merupakan satu ilmu yang dapat menerangkan sesuatu
yang tidak boleh diterangkan oleh ilmu qalam. Ilmu ghaib boleh diajar sepenuhnya oleh guru
ghaib dan ianya tidak boleh diajar oleh guru dhahir. Didalam hal ini pengajaran dan pengajian
ilmu ini, guru dhahir hanya bertindak sebagai penasehat mengikuti pengalaman (mursyidnya)
didalam bidang hakiki dan ma`rifat terhadap seseorang yang menerima ilmu ghaib. Biasanya
guru ghaib yang mengajarkan ilmu ghaib ini adalah terdiri dari Wali-wali Allah yang ghaib ,para
Nabi dan Rasul-rasul.

Ilmu ghaib biasanya hanya diajar dan diperoleh orang-rang tertentu saja yaitu orang-orang yang
di anugerahkan oleh Allah untuk menerimanya atau kepada orang-orang yang sedang
mengalami  jalan hakiki dan ma`rifat melalui jalan tasauf atau sufi
Ilmu ghaib adalah satu ilmu yang pengetahuannya amat luas sekali sehingga oleh plat yang
bernama (‫ ) عقل‬Dan(‫ ) ايمان‬seseorang itu.

Daya pengetahuan ilmu ini adalah terlampau amat luas, semada dibidang dunia alam ghaib dan
disemua bidang yang berkaitan dengan ketuhanannya dan diri manusia. Pendek kata ilmu ghaib
ini adalah satu ilmu yang meliputi alam saghir ( ‫ ) صغير‬atau alam kabir    ( ‫ )كبير‬. Sesungguhnya
pemegang-pemegang ilmu ghaib ini adalah dari dua golongan manusia , pertama seseorang
manusia yang dipilih sendiri oleh Allah untuk dikaruniakan dengan ilmu ghaib melalui satu cara
penyampaian yang di beri nama LADUNI (‫)لدنى‬

Bagi mereka ini akan terus diajarkan ilmu ghaib oleh guru ghaib. Adpun bagi golongan kedua
adalah bagi mereka yang menemui jalan hakikat kepada allah SWT  meneruskan dengan cara
bergurau dengan guru-guru hakikat dan ma`rifat lagi mursyid yang mengetahui akan hakikat dan
ma`rifat kemudiannya semasa menerima petuah gurunya itu.maka orang tersebut kemudian
mendapat LADUNI melalui perantaraan guru ghaib yang terdiri dari pada Wali-wali Allah,Nabi
dan Rasul-rasul.

Tahab kekuatan ilmu ghaib adalah menembusi tujuh petala langit dan tujh petala bumi serta apa
saja yang ada diantara keduanya. Bermula cara untuk mendapatkan ilmu ini maka seseorang itu
hendaklah menyucikan jiwanya melalui mengamalkan kaedah-kaedah hakikat, yaitu jalan
menuju kepada Allah SWT dan dengan cara jalan mengenal diri mengikuti kaedah-kaedah tasauf
atau berjalan-jalan dengan orang-orang sufi.

Seseorang itu hendaklah ia membersihkan diri dan jiwa raganya terhadap Allah SWT supaya 
jalan sufi tersebut dicapai oleh mereka. Oleh kerena ilmu ini hanya boleh dicapai oleh akal ( ‫)عقل‬
dan iman (‫) ايمان‬  saja maka seseorang yang hendak memiliki ilmu ghaib ini hendaklah mendapat
akal terlebih dahulu dalam hidupnya. Ini hanya boleh dihasilkan oleh hati orang-orang mukmin
terhadap Allah SWT.

Bagi mendapatkan akal ini seseorang itu hendaklah menghancurkan ketularan darah kotor
diujung jantung mereka, yang menjadi tempat istana iblis. Bila sudah hancur ketularan darah
kotor tersebut maka terpancarlah satu Nur dari dalam jantung yaitu Nur Qalbun.  Sesungguhnya
cahaya Nur Qalbun (‫ ) نور قلب‬ini sebenarnya adalah Qalbi (‫ ) قلبى‬  ‫ قلبى‬orang mukmin             ( ‫قلب‬
‫ ) المؤمنين بيت هللا‬artinya hati orang mukmin itu adalah istana Allah. Yang bernama  ‫ عقل‬dan dengan
adanya  ‫ايمان‬  ini maka manusia tersebut akan mempunyai iman  ‫ايمان‬  yaitu keyakinan hakiki
terhadap sesuatu atau penerimaannya secara muthlak  tanpa sifat was-was syak dan wahham
terhadap sesuatu yang diterima melalui ilmu ghaib. Walaupun ia itu tidak boleh diterima oleh
fikiran manusia.

Kadar kuasa penerimaan terhadap ilmu ghaib yang luas ini adalah tergantung terus kepada kadar
tahap kesucian hati dan jiwa manusia tersebut di samping menggariskan kadar yang di
karuniakan sendiri oleh Allah terhadap mereka firman Allah dalam Surah Al-Taghaabun Ayat 11

Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya akan diberi petuah kepada hatinya.
Makin suci hati seseorang itu dengan Allah, semakin tinggi pula tahap penerimaan ilmu ghaib
ini. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan bertanya kepada mereka yang hakiki dan ma`rifat
serta mursyid.

Pengetahuan ilmu ghaib ini dapat dilihat dengan mata bashir dan dapat mendengar dengan
telinga batin dan dapat pula kelezatan ilmu ini di rasai oleh hati (‫قلب‬  ) hakiki yang dimiliki oleh
orang-orang ariffinbillah.

Jikalau Nabi dan Rasul Allah menerima wahyu dari Tuhannya dengan sembilan cara. Maka ilmu
ghaib diajarkan kepada orang-orang tertentu melalui jalan LADUNU  dengan lima cara.

1. Dengan cara Nur


2. Tajalli
3. Sir
4. Sirusir
5. Tawasul

1. 1. Cara Nur (‫)نور‬

Cara ini biasanya dapat diterima oleh seseorang yang sedang menjalankan Tharikat Tasauf.
Biasanya ia dihantar melalui sebuah mimpi yang alami oleh seseorang yang mengamal Tharikat
Tasauf, mimpi ini dihantar secara kiasan atau secara terang-terngan.

Bila seseornga murid dalam tidurnya bermimpi maka adalah menjadi kewajiban merujuk hal
mimpinya kepada guru untuk mendapatkan penafsiran akan sebuah mimpi tersebut.

Dan bagi seseorang guru yang mursyid dan berpengalaman sudah tentu dapat menerangkan
maksudnya, makna dan ujung jatuhnya sebuah mimpi yang diterima oleh anak muridnya.
Didalam sebuah mimpi tersebut, orang-orang tasauf telah diberi kuasa dengan satu peristiwa
yang berlaku didalam mimpinya ataupun guru ghaib yang terdiri dari Nabi-nabi, Rasul-rasul dan
Wali-wali Allah datang mengajar seseorang kepadanya didalam mimpi tersebut

Maka dengan jalan mendapatkan mimpi tersebut orang-oraang yang menjalakan Tasauf dapat
menerima Ilmu Ghaib. Seperti firman Allah dalam Surah Yusuf Ayat  6

DiajarkanNya kepadamu sebagian dari ta`bir mimpi-mimpi dan disempurnakannikmatnya (ilmu


ghaib) kepadamu

1. Cara Tajalli (‫)تجلى‬

Tajalli bolehlah ditaarifkan sebagai penjelmaan buah fikiran daripada perasaan “Zok” semasa
mereka menjalani latihan Tharikat Tasauf. Dengan mengalami  “Zok” terhadap Allah SWT
tersebut maka tersebutlah dari mulut atau terbit daripada akalnya suatu pengetahuan baru yang
tidak pernah didengar dan diperkatakan oleh mereka sendiri sebelumnya.
Misalnya terbacalah ia sepotong doa, sedangkan selama ini orang tersebut tidak pernah membaca
doa sedemikian. Dalam menghadapi Tajalli ini seseorang itu hendaklah merujuk kepada gurunya
bagi mendapat penerangan yang lebih jelas. Dengan rasa Tajalli ini  maka seseorang itu akan
memperoleh ilmu ghaib.

Untuk menjelaskan hal Tajalli selanjutnya silahkan bertanya kepada orang-orang hakiki dan
ma`rifat lagi mursyid.

3. Cara Sir ( ‫) سر‬

Dimana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya suara tersebut akan
memberitahukan sesuatu yang mengajar ilmu ghaib dengan terang dan jelas. Bisikan tersebut
akan dirasai beserta dengan satu kelezatan yang susah untuk diceritakan disini.

Cara sir ini biasa juga dinamakan oleh setengah hati Tasauf sebagai Radio atau Telepon. Juga
perlu ditegaskan disini bahwa suara-suara tersebut adalaha daripada suara wali-wali Allah yang
agung. Yang mengajarkan seseorang itu tentang ilmu ghaib.

Dengan jalan ini dapatlah orang-orang Tasauf  menambahkan ilmu ghaib. Bila saja seseorang itu
menerima sir, maka ia hendaklah membentangkan hal diatas kepada gurunya bagi tujuan supaya
dapatlah guru mereka menerangkan dengan lebih baik dan jelas terhadap apa yang diperoleh dari
guru ghaibnya.

Kolom dikosongkan halaman  41 gambar jantung manusia

4. Cara Sirusir

Cara Sirusir adalah merupakan satu jalan penyampaian ilmu ghaib dengan cara rahasia didalam
rahasia. Seseorang yang menerima ilmu ghaib dengan cara ini, mereka dapat melihat dengan
mata basher (‫ ) مات بصير‬dan dapat mendengar dengan telinga bahtin, mendengar tentang satu-satu
peristiwa atau pengajaran ilmu ghaib mereka disamping itu dengan penerimaan gambar dan
pendengaran suara daripada satu-satu peristiwa itu mereka dapat juga menikmati satu kelezatan
yang payah sekali untuk diterangkan disini.

Mereka boleh melihat dengan mata kepala sendiri satu-satu peristiwa yang berlangsung, ianya
boleh diibaratkan seperti tayangan gambar di Televisi ( TV) atau TV Phone. Oleh karena itu
setengah orang-orang Tasauf menamakan cara ini seperti penerimaan Televion ( TV ). Dan bagi
seseorang murid yang menerima pengalaman Ilmu ghaib, dengan cara ini maka hendaklah ia
menunjukkan hal ini kepada gurunya supaya ada satu penerangan dapat diberi kepada muridnya
itu. Dengan cara ini, maka satu lagi orang-orang Tasauf dapat menerima ilmu ghaib dari
Tuhannya.

5. Cara Tawasul (‫) تواصل‬

Cara Tawasul adalah dengan cara penjelmaan oleh Wali-wali Allah yang ghaib dan menjelma
untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalani Tasauf. Mereka bertemu
dalam keadaan hidup-hidup, bukan dalam keadaan tidur atau sebagainya. Dia datang sama
seperti kedatangan kawan-kawan keseharian.

Mereka datang memperkenalkan diri dengan tujuan kedatangannya. Mereka akan mengajar ilmu
ghaib kepada orang-orang tersebut langsung. Dan berkenaan pula dapat memahaminya
pengajaran itu tanpa ragu-ragu.

Kadang-kadamg penjelmaan mereka boleh dilihat oleh orang ramai jika saat penjelmaan itu
dikala ramai orang. Pengajaran ilmu ghaib oleh guru-guru ghaib dengan cara ini adalah jelas dan
terang, dan senang difahami malah kita dapat berbicara dengan guru ghaib terhadap sebarang
kemusykilan kita.

Perlu diingat bahwa kedatangan mereka itu adalah merupakan satu penghormatan kepada ahli
Tasauf  Sufi dan dengan itu terbentuklah satu perhubungan yang akrap antara kedua pihak.bagi
mereka yang dapat menguasai dan menyelami sendiri alam ilmu ghaib tersebut sudah pasti
mereka dapat menjelajahi seluruh alam maya. Tujuh petala langit dan tujuh petala bumi. Mereka
juga diberi peluang untuk menjelajahi di alam lain termasuk Barzah, Surga dan Neraka, `Arasy
dan Qursi Allah SWT. Dan ini jauh terkeluar dari garis-garis tahapan manusia  biasa.

Fiman Allah dalm Surah …… Ayat …

‫ومن يتق هللا يجعل له مخرجا‬


Barangsiapa yang bertqwa kepada Allah niscaya dia akan keluar dari kesusahan.

Disamping itu orang yang mencapai keperingkat ini disifatkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai
orang mati pada sebelum mati seperti sabda Rasulullah SAW

‫الموت قبل الموت‬


Matikan diri kamu sebelum merasai mati.

Mereka yang telah mencapai keperingkat ini adalah mereka yang telah berjaya dialam lain hakiki
dan ma`rifat dengan Allah. Jiwa mereka selalu dalam ketenangan disamping Tuhannya semasa
hidup didunia ini dan juga di negri akhirat nanti mereka adalah termasuk di kalangan manusia
yang baik dan beruntung.

ILMU SYAHADAH (‫) شهادة‬

Adapun ilmu syahadah adalah satu ilmu yang paling tinggi didalam sukatan pelajaran ilmu Allah
yang boleh dikuasai oleh manusia.ia merupakan maetabat ilmu yang tinggi. Ilmu ini adalah satu
ilmu ma`rifat dan syahadah secara sebenar-benar   (‫ ) حق‬kepada Allah SWT.
Ilmu ini Allah sendiri akan mengajar manusia mengenal dirinya dengan dengan lain perkataan
bolehlah ditegaskan disini bahwa ilmu syahadah adalah ilmu untuk menyatakan dari diri Allah
itu sendiri. Hanya bagi orang-orang yang mencapai martabat ilmu ghaib yang paling tinggi saja
baru dapat menguasai ilmu syahadah ini. Jika ilmu qalam diajar oleh guru dhahir dan ilmu ghaib
diajar oleh guru ghaib, maka ilmu syahadah hanya boleh diajar oleh guru bathin saja yaitu diri
bathin kita sendiri yang telah mencapai ma`rifat kepada Allah, dengan lain perkataan Tuhan
sajalah yang mengajar diri kita akan rahasia ilmu ini.

Tahap pengenalan dan pencapaian ilmu ini adalah lebih jauh daripada ilmu ghaib dan inilah ilmu
yang paling tinggi dapat dicapai oleh manusia. Ilmu ini hanya boleh dicapai oleh para Rasul,
Nabi dan para Wali-wali yang teragung  dan sudah tentu kitalah menjadi manusia beruntung  dan
mendapat kerendahan daripada Allah SWT.

PEBAGIAN ILMU OLEH PARA ULAMA

Adapun pembagian ilmu –ilmu diawal bab ini oleh para ulama dalah ada 4 katagori:

1. Syari`at ‫شريعة‬
2. Thariqat  ‫طريقة‬
3. Hakikat‫حقيقة‬
4. Ma`rifat‫عرفة‬

Dan kemudiannya dicabangkan pula ke 4 cabang pengetahuan.

1. Fiqih ‫فقه‬
2. Tauhid‫توحيد‬
3. Usul‫اصو ل‬
4. Tasauf‫تصوف‬

Manusia yang hendak menuju kepada Allah SWT, hendalah mengetahui keempat kelas ilmu
ilmu ini yaitu syari`at, thariqat, hakikat dan ma`rifat dan seseorang itu hendaklah mengekalkan
keempat-empat kelas ilmu itu didalam hidupnya. Manusia yang mengamalkan empat kelas ilmu
ini akan menjadi manusia yang sempurna dengan Allah damn masyarakatnya. Mereka akan
terlepas dari tuduhan cemoohan, cela, caci maki dari satu pihak dengan satu pihak fahaman yang
lain.

Sesungguhnya bagi mereka yang mengamalkan syariat tanpa hakikat adalah hampa bagaikan
padi tidak berisi dan ianya akan dibuang begitu saja. Dan orang yang mengamalkan hakikat
tanpa syari`at ianya sama seperti sebiji isi yang tidak berkulit maka ianya tentu tidak dapat hidup
didalam masyarakat ramai. Didalam catatan ini tidak pula aku berhasrat untuk
membincangkannya secara lebih panjang dan cukuplah itu dulu setakat itu saja.

Nota: CARA TAJALLI


Biasanya seseorang yang sedang mengalami tajalli, sering timbul kepalanya banyak persoalan
dan dikemukakan seolah-olah tersebut kepada dirinya sendir, kemudian didapatinya satu-satu
jawaban yang tepat dan memuaskan hatinya, walaupun persoalan dan jawaban yang
diperolehnya itu tidak pernah dialamainya sebelum ini. Malahan bila dilihatnya sesuatu, maka
secara tidak disengajakan timbul dihatinya suatu ilham dan minat untuk mengkajinya, maka
disinilah terbitnya soalan, kajian dan jawaban dari akalnya sendiri.

Dibandingkan sesuatu itu dengan dirinya sendiri, tentang sikapnya, perangainya, pendirinnya dan
sebagainya yang boleh menimbulkan keinsafan besar pada dirnya sendiri terhadap Allah SWT.

H. T E N T A N G M E N C A P A I D E R A J A T “ I N S A N K A
MIL”
Ditulis oleh nur al - mu'min   
Pada bagian ini, kita akan membicarakan tentang peningkatan dan pembersihan diri
untuk mencapai derajat Insan Kamil atau Manusia Sempurna, yaitu orang yang telah
memisahkan dan melepaskan dirinya dari hal-hal keduniaan.

Tujuan pembersihan ini ada dua :

1. Untuk mencapai sifat-sifat Allah, yakni bersifat dengan sifat-sifat-Nya yang mulia.

2. Untuk mencapai Zat Allah, yakni mengenal-Nya me lalui hakikat dan ma’rifah.

Pembersihan diri untuk mencapai sifat Allah memerlukan suatu ajaran yang dapat
menunjukkan proses pembersihan cermin hati, yakni dengan cara membaca (dzikir atau
wirid) Asma’ Allah (nama-nama Allah).

Dzikir adalah kunci untuk membuka pintu hati. Dan apabila pintu hati telah terbuka,
muncullah dari dalamnya pikiran-pikiran yang arif untuk membuka mata hati. Ketika mata
hati telah terbuka, maka tampaklah sifat-sifat Allah melalui mata hati itu. Kemudian mata
hati akan melihat refleksi (bayangan) kasih sayang, kelembutan, keindahan, dan kebaikan
Allah, dalam cermin hati yang bersih dan berkilauan. Tanpa dzikir, pintu hati manusia akan
terus tertutup dan dipenuhi debu-debu dunia. Selain itu, dengan diabaikannya dzikir,
manusia tidak akan pernah lepas dari hasratnya untuk mengejar keinginan dan kecintaan
terhadap dunia.

Seorang Mu’min melihat dengan Nurullah. Mu’min juga merupakan cermin bagi mu'min
yang lain. Orang yang berilmu membuat bayangan, tetapi orang yang arif mengkilaukan
cermin hati yang di dalamnya terdapat bayangan hakikat. Dan apabila mata hati itu bersih
berkilauan dan suci, muncullah dalam cermin itu berbagai rahasia Allah yang berupa hakikat
yang dicurahkan kepada hati yang bersih berkilauan dan suci itu.

Apabila cermin hati itu sempurna karena selalu dibersihkan dengan zikrullah hingga
berkilauan, pemilik hati itu akan sampai kepada sifat-sifat Ketuhanan dan mengenal sifat-
sifat itu. Hal ini hanya mungkin terjadi bila cermin hati kita telah bersih berkilau.

1. Ikhtisar Dzikir yang


Sempurna
Ditulis oleh nur al - mu'min   
Ketika semua telah lenyap, yakni fana’ di Hadhirat Allah SWT, yang tertinggal hanya Ruh
Suci (Ruh al-Quds). Ia melihat dengan Nur Allah, ia melihat Allah, ia melihat untuk Allah.
Tidak ada bayangan dan tidak ada yang menyerupai Allah, sebagaimana firman-Nya :

 “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura: 11)

Satu yang tertinggal dan mutlak, yakni Nur Suci. Suatu karunia yang tinggi yang
diberikan kepada orang yang utama. Tidak ada lagi yang ingin diketahuinya setelah tingkat
ini. Inilah peringkat fana’ (lenyap dan musnah). Tingkat puncak yang dapat dicapai oleh
manusia ketika berada di alam fana’ ini, tidak ada lagi, kecuali Allah. Hanya Allah tempat
bertanya, dan hanya Allah pula yang memberikan jawaban. Maka di peringkat itu seseorang
sangat dekat dengan Allah hingga tidak ada siapa dan apapun yang menjadi celah di antara
dia dengan Allah.

Itulah keadaan ketika seseorang menjadi ‘kosong’, tanpa diri, kecuali Zat Allah yang
wujud. Itulah pula keadaan ‘bersatu’ dan ‘berpadu’ dengan Allah, karena hati seorang
Mu'min adalah rahasia Tuhan.

Hal serupa juga diberikan secara khusus sebagai karunia kepada orang-orang yang
khusus pula, orang-orang yang mencari-Nya hingga bertemu dengan-Nya, orang yang telah
berma’rifah kepada Tuhan Penciptanya, yang telah mengenali Tuhannya, dan kemudian
Tuhan pun mengenalinya, yang telah mencintai dan merindukan Tuhan Penciptanya,
kemudian Tuhan Pencipta pun mencintai dan merindukannya. Ucapan-ucapannya sangat
sulit dituangkan ke dalam bentuk tulisan karena terlalu sulit dan tidak dapat diuraikan.
Peristiwa atau keadaan ini bukanlah omong kosong. Karena itu, setiap orang dapat
menginterpretasikannya dengan sesuka hati. Orang yang belum mengetahui hal ini, artinya
mereka masih jahil. Dan orang yang jahil tidak boleh membuat interpretasi keraguan dan
kekeliruan, yang akhirnya membawa keadaan tindakan saling menuduh, sesat dan
menyesatkan.

Bagi orang yang belum mengenal keadaan fana’ ini, sebaiknya menjauhkan diri darinya.
Dan orang yang masih berendam di tepi pantai yang dangkal, jangan mencoba-coba
menduga lautan yang dalam, karena kelak yang ditemuinya bukan hidayah, melainkan
kesesatan.

Ini bukan medan permainan untuk menguji nasib. Siapa suka boleh berbicara mengikuti
nafsunya, atau menurut akalnya yang sempit. Ini adalah ahwal hakiki yang menghendaki
ma’rifah yang hakiki pula.

Akan tetapi, bagi orang yng benar-benar sudah mengenal yang haq dan yang batil, dia
tidak akan berhenti. Apa yang dicarinya selama ini telah ditemukannya. Dia telah mengenal
dirinya, dan kini dia telah mengenal Tuhannya. Dirinya adalah hamba. Sebagai seorang
hamba, dia tidak memiliki apa-apa, karena Zat Ketuhanan itulah Tuannya yang memiliki
segala kekuasaan-Nya.

Inilah keadaan ketika manusia melepaskan dirinya dari segala perkara, dari segala
sesuatu selain Allah, mengosongkan diri dari segala sesuatu, kecuali Allah. Maka, ketika
itulah Allah akan memberi pakaian kepada manusia berupa sifat-sifat Ketuhanan, dan
tenggelamlah ia di dalam sifat-sifat Ketuhanan itu sehingga semua gerak-geriknya tidak
terlepas dari sifat-sifat Tuhan yang Maha Besar lagi Maha Agung.

Semua itu adalah kesadaran ruhani yang sangat dalam artinya, hasil dari mengenang
dan memusatkan renungan hati pada maksud dan pengertian batin Asma’ Allah tersebut.

2. Pintu
Istana Raja
Ditulis oleh nur al - mu'min   
Pada umumnya pintu-pintu istana Raja tertutup rapi, tidak sembarang orang dapat
memasukinya. Orang yang boleh masuk hanyalah mereka yang sudah dikenal oleh Raja
atau orang yang memiliki keperluan penting dengan Raja. Dan tidak semua orang yang
memiliki keperluan penting dengan Raja akan dibukakan pintu oleh Raja. Ia harus membawa
keperluan khusus yang sudah diketahui oleh Raja, dan Raja memang ingin mendengar
langsung darinya. Itulah yang dilakukan Raja di dunia, yang bila engkau berurusan
kepadanya maka engkau berurusan dengan dunia.

Tetapi jika engkau akan berurusan kepada Raja dari segala Raja, niscaya pintu akan
selalu terbuka untukmu. Namun, terdapat beberapa syarat untuk bisa memasukinya, yaitu
bila engkau telah berpaling dari pintu-pintu lain di dunia ini, dan kini engkau menuju kepada
pintu Raja dari segala Raja itu dengan membelakangi semua pintu, selain pintu-Nya.

Kelak akan terbukalah sebuah pintu rahasia dari hatimu, yaitu pintu Sirr yang batin,
yang sejak dahulu tertutup, dan saat ini terbuka tanpa upaya darimu. Kini masuklah engkau
dan bersenang-senanglah di dalam taman kebahagiaannya, karena tiada taman yang lebih
indah dari taman itu. Taman yang tidak sembarang orang yang dapat memasukinya. Engkau
akan menikmati keadaan dan hakikat yang telah engkau cari dengan susah payah. Apabila
engkau telah mengenal jalan ke sana, engkau tidak akan berbelok ke jalan yang lain.
Engkau tidak ingin melupakan jalan itu. Bagaimana mungkin engkau akan melupakannya,
sedangkan di dalamnya engkau mengecap segala kenikmatan yang belum pernah engkau
kecap.

Orang Mu'min harus membuang semua jalan yang telah diikutinya sebelum bertemu
dengan jalan yang penuh kenikmatan itu. Jalan yang dulu dilaluinya adalah jalan palsu, 
karena kenikmatannya hanya sementara. Ia mesti meniti jalan yang mampu membawanya
kepada kenikmatan yang hakiki. Ia mesti menghadapkan wajahnya kepada Tuhan yang
menciptakan semua kenikmatan itu, yaitu kenikmatan sementara di dunia dan kenikmatan
yang hakiki yang ada di sisi-Nya. Tegasnya, ia mesti menuju ke jalan Allah, jalan setiap
orang yang diberikan iman oleh Allah untuk mencari dari mana sumber iman itu datang.
Bukankah iman merupakan suatu karunia yang utama, yang khusus diberikan kepada orang
yang diutamakan Tuhan ? Maka sewajarnyalah ia berusaha keras mencari dan mengenal
Tuhan yang telah memberinya iman. Dengan mengenal Tuhan, imannya kelak akan
berkembang dan hidup subur, tidak akan digoncang badai dan topan, dan didekati oleh
malapetaka serta bencana alam yang akan merusak pohon imannya yang hidup subur itu,
karena pohon itu akan dijaga dan dipelihara oleh yang memberinya karena ia telah
mengenal siapa pemberinya itu.

Dalam perjalanannya menuju Allah, Tuhan yang mencipta dan memberinya iman itu, ia
harus menanggung berbagai ujian untuk membuktikan bahwa ia sungguh-sungguh ingin
mencari dan mengenal-Nya dengan hakikat pengenalan. Orang yang sudah bulat niatnya
untuk mencapai sesuatu, tidak boleh mundur karena ada sesuatu yang menghalanginya.
Malah dia mesti bersikap teguh hati dan pantang mematahkan cita-citanya kepada apa yang
ditujuinya. Bukankah dia sedang mencari dan menuju ke tempat yang akan memberinya
kenikmatan dan kebahagiaan yang hakiki, yang tiada taranya ? Apakah ia akan mematahkan
cita-citanya itu ? Bahkan dia akan terus menuju sehingga dia mencapai hakikat yang
dicarinya, walaupun dirintangi seribu satu bencana dan malapetaka.

Karena itu, dia harus menerima dengan rela hati segala apa yang ditakdirkan oleh Allah
baginya, serta menyerahkan sepenuhnya kepada takdir-Nya, agar dia diterima oleh Allah
dan berhasil menempuh semua ujian-Nya. Dengan menanggung semua ujian itu barulah
dapat dikatakan bahwa dia benar-benar dan sungguh-sungguh ingin berada di sisi Allah.
Hanya dengan cara begitu barulah pintu Tuhannya dibukakan untuknya, sesuai dengan
bunyi firman Allah :

 “ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.” (Q.S. At-Thalaaq: 2)

Ujian ini pasti bertujuan untuk melihat siapa yang menyimpan niat yang benar, dan
dapat keluar dari ujian itu dengan kemenangan untuk mencapai cita-citanya.

Firman-Nya lagi :

 “Dan Kami coba mereka dengan (ni`mat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-
buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).”( Q.S. Al-A’raaf: 168)

Tegasnya, hati anak Adam itu senantiasa mengembara ke jalan yang baik dan ke jalan
yang buruk, selalu menempuh jalan yang mulia dan jalan yang hina, jalan kekayaan dan
jalan kemiskinan, dan seterusnya, sehingga dia mengakui bahwa semua itu adalah dari
Allah, dan ditetapkan oleh Allah. Dia harus bersyukur atas apa yang ditakdirkan Tuhannya,
atas yang baik atau yang buruk, karena Dia lebih tahu apa yang mesti ditakdirkan. Maka
apabila yang ditakdirkan itu ‘baik’, dia bersyukur sambil berterima kasih, bahwa dia telah
diberikan yang ‘baik’ itu. Dan jika yang ditakdirkan itu ‘buruk’ dia harus bersyukur juga
sambil bersabar, mudah-mudahan dengan takdir yang buruk itu akan muncul berbagai
macam kebaikan yang tidak terduga datangnya. Kemudian dia tidak lupa memohon kepada
Allah, agar yang buruk itu diangkat dan digantikan dengan yang baik. Dia harus sering
bersabar dalam keadaan ini, karena apa yang dicita-citakannya itu mungkin terlambat
datangnya atau mungkin tidak datang sama sekali. Malah seharusnya dia menyakinkan
dirinya bahwa semua takdir Tuhan selalu baik, meskipun dia sulit menerimanya.

Begitulah sikap ‘Insan Kamil’, bila dia menginginkan agar pintu Tuhan dibuka
untuknya. Dia telah mengakui bersyukur dan bersabar, sambil menerima takdir apa saja
yang ditetapkan oleh Allah. Dan kini dia masih menunggu di pintu Tuhan yang mentakdirkan
semua itu. Itulah taufik yang utama, yang diberikan kepada orang yang paling istimewa.
Maka apabila pintu Raja dari segala Raja itu dibuka untuknya, di sana dia akan melihat apa
yang tidak pernah dilihatnya, dia mendengar apa yang tidak pernah didengarnya, dan
mengalami apa yang tidak pernah dialaminya, atau yang tidak pernah terlintas di dalam
hatinya. Semua tindakan baik dan buruk berakhir di sini. Tidak ada lagi yang dikira ‘baik’
dan tidak ada lagi yang dikira ‘buruk’. Tidak ada waktu lagi. Dan kini yang ada hanya waktu
untuk bermesra-mesraan dengan Tuhan Penciptanya, duduk bersama-sama dan berbincang-
bincang dengan Tuhan yang dirindukannya.

Dia lupa dengan segala macam kenikmatan, karena terlalu asyik dengan Tuhan yang
memberi nikmat. Dia tidak ingat lagi kepada segala macam bahaya dan bencana, karena dia
sedang sibuk dengan Tuhan yang memberi bahaya dan bencana itu. Dia dekat dengan siapa
yang dicarinya. Hati dan pikirannya kini sedang tertumpu kepada karunia-karunia khusus
yang akan diberikan Tuhannya, sehingga jika dia menginginkan sesuatu maka terjadilah apa
yang diinginkannya itu dengan sendirinya, wallahu-a’lam.

You might also like