You are on page 1of 5

 Pembuatan Unsur Logam

1. Aluminium (Al)
Aluminium adalah logam yang terbanyak di dunia. Logam ini merupakan 8% dari bagian
kerak bumi. Logam aluminium pertama kali dibuat dalam bentuk murni oleh Oersted,
pada tahun 1825, melalui pemanasan amonium klorida dengan amalgam kalium raksa.
Pada tahun 1854, Henri Sainte dan Claire Deville membuat aluminium dari natrium
aluminium klorida dengan cara memanaskannya dengan logam natrium. Pada tahun
1886, Charles Hall mulai memproduksi aluminium dengan proses skala besar seperti
sekarang, yaitu melalui elektrolisis alumina di dalam kriolit lebur. Pada tahun itu pula
Paul Herault mendapat paten Perancis untuk proses serupa dengan proses Hall. 
Kombinasi sifat yang ringan dan kuat, membuat aluminium cocok untuk berbagai
penggunaan. Dengan berat yang sama, aluminium mempunyai konduktivitas dua kali
lebih baik dari tembaga, dan keuletannya (ductility) pun tinggi pada suhu tinggi.
Aluminium biasa dipadukan dengan logam seperti tembaga, magnesium, seng, silikon,
krom, dan mangan sehingga kemanfaatannya pun lebih banyak lagi. Logam aluminium
atau paduannya (alloy), terutama paduannya dengan magnesium, banyak digunakan
dalam struktur pesawat terbang, mobil, truk, dan gerbong kereta api, dll. Bila digunakan
dengan baik, aluminium tahan korosi.
Logam aluminium dibuat melalui reduksi elektrolitik alumina murni (Al2O3) di dalam
penangas kriolit lebur. Alumina tidak dapat direduksi dengan karbon, karena adanya
pembentukan Al4C3 (aluminium karbida), dan reaksi balik antara uap aluminium dengan
CO2 di dalam kondensor akan menyebabkan terjadinya pembentukan aluminium oksida
sebagaimana semula. Perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi itu adalah sebagai
berikut:
Al2O3 + 1,5C --> 2Al + 1,5CO2

Karbon yang diperlukan untuk reduksi berasal dari anode dan untuk itu diperlukan
antara 0,5 sampai 0,6 kg karbon per kilogram logam. Walaupun secara teoritis yang
diperlukan sebetulnya hanyalah 0,33 kg, namun karena karbon dioksida yang keluar itu
mengandung 10% sampai 15% karbon monoksida (CO), maka jumlah yang diperlukan
dalam praktik tentu lebih besar. Langkah-langkah pembuatan logam aluminium adalah
sebagai berikut. 
1. Pasang atau ganti pelapis sel
2. Buat anode karbon dan gunakan di dalam sel
3. Siapkan penangas kriolit dan kendalikan komposisinya
4. Larutkan alumina di dalam kriolit lebur
5. Larutan alumina dielektrolisis sehingga membentuk aluminium logam yang bertindak
sebagai katode.
6. Karbon elektrode teroksidasi oleh oksigen yang dibebaskan
7. Aluminium cair dialirkan keluar dari sel, dipadu (bila perlu), dicetak menjadi 
logam batangan dan didinginkan.
Sel elektrolit berbentuk kotak baja besar. Di dalamnya terdapat kompartemen katode
yang dilapisi dengan campuran pitch dan batubara antrasit atau dengan kokas yang
dipanggang di tempat dengan bantuan arus listrik, atau dengan blok-blok katode yang
telah dipanggang dan kemudian disemenkan satu sama lain. Lubang kompartemen
katode itu mempunyai kedalaman 30 sampai 50 cm, dengan lebar mencapai 3 m dan
panjang 9 m bergantung pada jenis sel dan beban yang direncanakan. Tebal pelapis
berkisar antara 15 sampai 25 cm pada bagian sisi dan 26 sampai 46 cm pada bagian
dasar. Di antara dinding baja dan pelapis dipasang isolasi termal yang terdiri dari baja
tahan panas, blok asbes, atau bahan lain. Pada pelapis bagian dasar dipasang batangan
baja besar yang berfungsi sebagai pengumpul arus katode. Batangan ini menjulur keluar
melalui lubang pada kotak baja dan dihubungkan dengan batangan pengantar katode.
Pelapis sel biasanya tahan 2 sampai 4 tahun. Kerusakan biasanya terjadi karena
penyusupan logam melalui katode sehingga melarutkannya atau karena penetrasi logam
keluar dari kotak baja melalui kebocoran di sekitar kolektor arus. Keseluruhan pelapis,
isolasi dan kolektor itu kemudian diganti. Pelapisan kembali kotak sel merupakan
sebagian besar dari biaya produksi dan di sini tercakup bukan saja tenaga kerja,
kolektor, pelapis dan bahan isolasi, tetapi juga kehilangan bahan elektrolit yang diserap
oleh pelapis yang terpakai. Gambar skematik penampang penangas reduksi aluminium
ditunjukkan seperti gambar berikut ini

Selama beroperasinya sel, terjadi pembentukan kerak di atas permukaan penangas


lebur. Alumina ditambahkan ke atas kerak ini, dimana alumina mengalami pemanasan
dan melepaskan kandungan airnya. Kerak ini dipecahkan secara berkala dan alumina
diaduk ke dalam penangas agar konsentrasinya tetap berada di sekitar 2% sampai 6%.
Kebutuhan teoristis alumina adalah 1,89 kg per kilogram aluminium. Tetapi dalam
praktik, angkanya kira-kira 1,91 kg. Bilamana kadar alumina di dalam penangas
berkurang, dan efek anode berlangsung, maka pada anode terbentuk suatu lapisan tipis
karbon tetrafluorida dan penangas tidak dapat lagi membasahi permukaan anode.
Mengenai mekanisme yang sebenarnya terjadi dari pelarutan alumina di dalam penangas
dan bagaimana mekanisme dekomposisi elektrolitiknya masih belum jelas. Tetapi hasil
akhirnya adalah pembebasan oksigen pada anode dan pengendapan logam aluminium
pada katode. Oksigen bergabung dengan anode karbon dan menghasilkan CO dan CO2,
tetapi yang terbanyak adalah CO2.

2. Besi (Fe)
Oleh karena proses pembuatannya mudah, besi mampu dibuat secara masal dengan
biaya yang relatif kecil. Kekuatan besi cor kelabu dapat dilakukan dengan cara
menambahkan unsur paduan. Komposisi kimia besi cor yang dihasilkan pola dipengaruhi
oleh komposisi kimia, teknik/proses pembuatan serta. Komposisi kimia unsur-unsur
pemadu dalam besi kasar ini terdiri dari 3-4 %C. Dibuat dari kayu, cetakan yang
komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada struktur. Satu- satunya cara
pembuatan yang dapat dikerjakan adalah dengan silikon merupakan unsur yang sangat
penting dalam pembuatan besi tuang. la menaikan fluiditas. Ada sekitar 20 unsur non
logam yang biasanya dengan cara pengendapan ion logam, pembuatan senyawa yang
mengandung lamelar dengan besi berkoordinasi secara tetrahedral dengan enam ligan
khlorin.
Secara bergantian lokasi ion ditempati oleh ion lurus NO2 bersifat oksidator kuat dan
digunakan dalam pembuatan bahan-bahan kimia, dan PbO2 terbentuk.
Alam dan kehidupan kita pun semua tertulis dengan lambang-lambang kimia membuat
daftar periodik tempat unsur-unsur yang bersifat mirip masuk. Hemoglobin mengandung
besi, berfungsi membawa oksigen. Nama Geologi : Vickers, Annealing, fase, Baja chrom.

3. Krom (Cr)
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun
berikutnya. Khrom adalah logam berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga
memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi.
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru,
Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini
biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan
dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan
indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada
kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai katalis.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit
memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kstabilan struktur
kristal.
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting
adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran
aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis
kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit.
Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom,
merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri
tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri penerbangan dan
lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.
Senyawa Khrom beracun dan harus ditangani dengan peralatan keselamatan kerja yang
layak.

4. Timah (Sn)

5. Emas (Au)
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
• Endapan primer; dan
• Endapan plaser.
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk
amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling
sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi
dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni
yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan,
maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam
dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap
dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag
tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses
pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi
adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering
digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut
lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:
4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-
Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan
pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN +2 H2O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang
mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan
akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan
deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari
logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap
logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan
logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au
dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal
maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya
dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut “Proses Merill Crowe”.
Dalam proses penyepuhan dengan emas reaksi yg terjadi adalah reduksi ion-ion emas
menjadi logamnya,
Au+ + e- -> Au atau Au3+ + 3e- -> Au
Satu logam aja melibatkan ratusan reaksi redoks. Untuk besi, reaksi totalnya adalah
2Fe2O3 + 3C -> 4Fe + 3CO2. Fe2O3 adalah bijih besi (hematit) dengan kokas
(karbon/C) sebagai reduktor.
Ada juga karbit (kalsium karbida) direaksikan dengan air menghasilkan C2H2 (gas
asetilena/etuna). Mungkin gas ini dipakai sebagai pengisi balon.
CaC2 (s) + 2H2O (l) -> C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq).
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua..

 Pembuatan Unsur Non Logam


1. Karbon (C)
Dalam proses pembuatan karbon aktif berbahan dasar kulit singkong lebih baik
menggunakan cara aktifasi kimia. Diberikan proses reaksi/pembuatan ... (karbon).
Kriolit berfungsi menurunkan titik leleh Al2O3 dari 2000°C.
hidrogenasi karbon monoksida, reaksi karbonilasi, hidrogenasi senyawa tak jenuh.
dipengaruhi oleh komposisi kimia, teknik/proses pembuatan serta. Seperti pada baja
karbon rendah + unsur-unsur pemadu kurang dari 4 %.
.Karbon monoksida (CO) timbul karena adanya proses pembakaran yang tidak sempurna
telah terjadi akumulasi beberapa unsur kimia, sehingga akan sangat berbahaya sekali.
Pembuatan ruangan tempat penampung limbah padat (slag).
2. Silikon (Si)

3. Nitrogen (N)

4. Fosfor (P

You might also like