You are on page 1of 11

Laporan Kasus

PERAN BIOPSI HEPAR DALAM MENEGAKKAN DIAGNOSIS IKTERUS OBSTRUKTIF


EKSTRA HEPATIK

Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo


Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/ SMF Penyakit Dalam RSUD Mataram

ABSTRACT

ROLE LIVER BIOPSY TO CONFIRM DIAGNOSIS OF EKSTRAHEPATIC


OBSTRUCTIVE ICTERUS

Obstructive icterus is caused by 2 major group from the intrahepatic and ekstrahepatic and ekstrahepatic. Generally to
confirm clinical diagnosis is done with USG imaging. In which USG easily could differentite the cause of the bile duct (accuracy
90%). The mothode of biopsy is only to evaluate the intrahepatic icterus. In certain cases, it is not easy to confirm either its
obstructive icterus extraheaptic or intrahepatic, as the bile duct smetimes to seen clearly on the USG examination, which is to
assure the side of obstructive because the distal part of the bile duct difficult to be seen in 30%-50% cases until hepatic biopsy is
reduced. Meanwhile the histopatology appearance of extrahepatic icterus are marked by classis changes known as ductuler
reaction, which as the oedema of connective tissue, ductular proliferation and neutrofil infiltration. There by here, we report the
case of a man, 53 years old with obstructive icterus, where in the beginning is suspected as intrahepatic cholestasis and the cause
of extrahepatic icterus is unknown, then the diagnosis was confirmed with histopatology examination.

Keywords : extrahepatic icterus, liver biopsy

PENDAHULUAN sindromic bile duct paucity”, obat-obatan


hepatotoksik, reaksi penolakan kronik setelah
Ikterus obstruktif disebabkan oleh dua transplantasi hati dan stadium lanjut dari
grup besar penyebab dari kondisi intrahepatik dan sirosis bilier primer.14-16
ekstrahepatik.1-8 Penyebab dari ikterus obstruktif ekstrahepatik
Penyebab dari ikterus obstruktif intrahepatik dibagi dalam dua bagian yaitu :
yaitu : a) Kolestasis yang berhubungan dengan
1. Ikterus obstruktif yang berhubungan dengan kerusakan kandung empedu yaitu stadium
penyakit hepatoseluler, seperti Steatohepatitis, lanjut sirosis bilier primer dan obat-obat
hepatitis virus akut A, hepatitis B atau dengan hepatotoksik1,2,,4-9
ikterus dan fibrosis, sirosis dekompensata serta b) Kolestasis yang berhubungan perubahan atau
hepatitis karena obat.9-13 obstruksi traktus portal seperti batu duktus
2. Ikterus obstruktif yang berhubungan dengan koledokus, striktur kandung empedu, sklerosis
duktopenia seperti sindrom Alagille’s, primer kolangitis, karsinoma pankreas dan
kolestatik familial progresif tipe 1, “non pankreatitis kronik. 11,14,18.

Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
203
Umumnya diagnosis ikterus obstruktif secara keluhan tidak berkurang penderita dirujuk ke
klinik ditegakkan dengan cara imaging. Internist, dengan kecurigaan penyebab ikterus
Pemeriksaan ultrasonografi mudah membedakan adalah ikterus obstruksi intrahepatik kemudian
penyebab ikterus ekstra hepatik atau intra hepatik disarankan masuk rumah sakit untuk pengobatan
dengan melihat pelebaran dari saluran empedu dan persiapan pemeriksaan biopsi hati.
dengan ketepatan 95%. Tindakan biopsi umumnya Penderita baru kali sakit seperti ini,
hanya dilakukan untuk evaluasi dari ikterus intra riwayat sakit kuning atau liver disangkal,
hepatik. demikian juga tidak ada keluarga sakit yang sama.
Pada kasus tertentu tidak selalu mudah untuk 5 bulan sebelum masuk rumah sakit penderita
menegakkan diagnosis ikterus obstruktif mengeluh banyak minum/makan dan sering
ektrahepatik atau intra hepatik. Kadang-kadang kencing (3P) dan 2 bulan yang lalu baru diketahui
saluran empedu tidak terlihat jelas pada menderita Diabetes Mellitus dan mendapatkan
pemeriksaan USG untuk menentukan letak terapi Bufaramin, Gliclazid 80 mg dan Lesichol.
obstruksi, karena bagian distal saluran empedu Penderita adalah seorang petani sawah, masih
sukar terlihat pada 30-50% kasus, sehingga aktif bekerja sebelum penderita sakit, riwayat
dibutuhkan pemeriksaan patologi anatomi dengan mengkonsumsi alkohol jenis minuman tradisional
tindakan biopsi hepar dalam memastikan selama + 20 tahun, tetapi 15 tahun terakhir tidak
diagnosis ikterus obstruktif ekstrahepatik.8,13-16 lagi mengkonsumsi alkohol. Kebiasaan minum
Berikut ini dilaporkann sebuah kasus ikterus alkohol tersebut tidak rutin dilakukan oleh
obstruktif yang mula-mula tidak bisa ditegakkan penderita.
diagnosisnya dengan imaging, tetapi kemudian Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
akhirnya diagnosis ditegakkan dengan penderita kesadaran kompos mentis dan keadaan
pemeriksaan histopatologi. umum baik. Seluruh tubuh tampak kekuningan.
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 x/menit,
KASUS respirasi 20 x/menit, dengan temperature axial
36,5 °C. Pemeriksaan mata jelas ditemukan
Seorang laki-laki 53 tahun suku Sumbawa, ikterus. Pemeriksaan THT tidak ditemukan
pekerjaan petani, masuk rumah sakit atas rujukan kelainan. Pemeriksaan thorak tidak ditemukan
Internist dengan keluhan nyeri perut. Keluhan kelainan. Jantung dan Paru tidak ditemukan
nyeri perut dirasakan sejak 2 bulan sebelum kelainan. Pada pemeriksaan abdomen dari
masuk rumah sakit,dirasakan hilang timbul dan inspeksi tidak ditemukan adanya distensi. Bising
tidak dipengaruhi oleh makanan/minuman. Tidak usus normal. Hepar dan Lien tak teraba,
ada keluhan perubahan warna urine atau feses. ditemukan nyeri tekan pada abdomen bawah
Penderita mulai merasakan ada perubahan warna prosesus xipoideus. Perkusi timpani tidak
urine menjadi merah seperti teh dan feses seperti ditemukan asites. Pada ekstremitas ke empat akral
dempul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. hangat tidak dijumpai edema.
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit Hasil laboratorium tanggal 12 Januari
penderita mengeluh timbul kuning dan gatal-gatal 2006, darah lengkap didapatkan leukosit 7.300/µl,
pada kulit seluruh badan, sebelumnya tidak ada Hb 13,6 gr/dl, hematokrit 44,0% dan trombosit
keluhan seperti ini, kuning juga dikeluhkan timbul 180.000/ µl. Urine lengkap menunjukkan adanya
pada mata, disertai demam tidak tinggi naik turun bilirubin dalam urine (+3) dan urobilin (+2). Gula
sampai penderita datang ke rs. Karena kuning darah sewaktu 246 mg/dl. Fungsi hati didapatkan
pada kulit dan mata makin bertambah penderita SGOT 55 U/L, SGPT 34 U/L, Bilirubin Total
berobat ke dokter umum, kemudian karena 21,7 %, Bilirubin Direk 13,5%, alkali phosphatase

204 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


294 U/L, GT 43 U/L. Kolesterol total 256. Serum ekstrahepatik (Inflammatory grade I, Fibrosis
creatinin 1,7 mg/dl dan ureum darah 21 mg/dl. stage I)
HBsAg dan anti HCV keduanya negatif. Waktu Penderita mendapatkan diet DM 2100
perdarahan 6 menit dan waktu pembekuan 8 menit. kalori/hari, glurenorm 1 tab/hari, asam
Pemeriksaan waktu protrombin 13,2 menit dan ursodyoxicholic 3 x 250 mg. Setelah perawatan 2
INR 0,9. minggu keluhan gatal-gatal berkurang tetapi
Hasil USG abdomen tanggal 12 Januari ikterus dan hasil lab tidak menunjukkan adanya
2006 didapatkan Hepar : ukuran normal, intensitas perbaikan
echoprenkim homogen normal, tepi rata, sudut Karena hasil Patologi anatomi dari biopsi
tajam, tak tampak pelebaran IHBD/EHBD, v. hati menunjukkan adanya kolestatik ekstrahepatik,
Hepatika/v.Porta tampak normal, tak tampak maka dilakukan pemeriksaan USG abdomen ulang
nodul/kista. Gall bladder : ukuran normal, dinding pada tanggal 24 Januari 2006 dan didapatkan
tidak menebal, duktus cystikus tampak normal, tak Hepar : ukuran membesar ringan, permukaan rata,
tampak pelebaran common bile duct. tepi tajam, echoparenkim baik, tak tampak
Pankreas/Lien : ukuran normal, intensitas nodul/abses. IHBD/CBD dilatasi sampai distal, tak
echoparenkim homogen normal, tidak tampak tampak batu. Gall bladder tampak penuh dengan
nodul/kista. Ren D/S : ukuran normal, ukuran sludge. Pancreas kesan normal. Lien normal. Ren
echocorteks homogen normal, batas sinus cortex D/S normal tak tampak batu/ectasis. Kesimpulan
jelas, tak tampak batu/nodul/kista. Kesimpulan : Ikterus obstruktif ekstra hepatik dengan sludge
tidak tampak gambaran obstruksi common bile pada gall bladder.
duct. Hasil USG disimpulkan adanya kolestasis
intrahepatik yang belum diketahui penyebabnya Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium ulangan
maka kemudian dilakukan pemeriksaan PCR Lab 16-1-2006 19-1-2006 21-1-2006 24-1-2006

untuk mendeteksi virus Hepatitis E dan SGOT 54 U/L 200 65 130

didapatkan hasil PCR Hepatitis E negatif. SGPT 46 U/L 230 55 40

Pemeriksaan imunoserologi IgM anti HAV Bilirubin Total 27 % 21,79% 23,0% 19,25 %
hasilnya negatif. Bilirubin Direk 8,8% 7,31 % 11,5% 7,25 %
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Alk fosfatase 169 U/L 210
patologi anatomi dengan melakukan biopsi hati
GT 80 U/L
pada tanggal 14 Januari 2006, dengan hasil
GDS 167 mg/dl 242 mg/dl 197 mg/dl
patologi anatomi : didapatkan 13 buah portal
BT 1’06”
tracts, sudah ada infiltrasi sel radang meningkat
dan fibrosis meningkat. Fibrosis sudah meluas ke CT 11’03”

tepi portal tracts, tetapi belum ada portal to portal


septa. Bile ducts proliferatif. Didapatkan endapan- Setelah hasil USG ulangan ditemukan
endapan bile pigment sangat luas, baik intraseluler ikterus obstruktif ekstrahepatik maka dilakukan
maupun didalam sinus-sinus terutama tindakan operasi untuk eksplorasi mencari tempat
ekstraselular. Sel-sel hepar edematous ringan. sumbatan dan dilakukan shunt antara vesika felea
Tidak ada fatty liver yang signifikan (minimal). dan yeyenum untuk mengalirkan cairan empedu
Sinus melebar dan sel Kupfer proliferatif. Central yang tertampung di vesika felea dan
vein dilatasi ringan. Tidak ada nekrosis sel menghilangkan obstruksi. Saat operasi didapatkan
hepar.Tidak ada tanda sirosis hepatis atau hepar berwarna hitam, vesika felea besar, teraba
keganasan. Dari hasil PA disimpulkan Kolestasis massa tumor padat pada bagian posterior
duodenum, keras berlobus, terfiksir dengan
ukuran diameter + 5 cm. dilakukan tindakan
Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
205
cholesisto-yeyunostomi (side to side), dipasang stroma fibrotik. Pleomorfik inti : sedang.
drain tube, dan biopsi jaringan pada tumor Kesimpulan : well differentiated adenocarcinoma
kemudian dilakukan pemeriksaan PA. pancreas, infiltratif.
Tiga hari post operasi penderita masih Hari ke-15 post operasi penderita
ikterus, dengan urine ditemukan berwarna dipulangkan dalam keadaan membaik dan
kehijauan dan feses berwarna hitam. Terapi masih mendapatkan terapi oral ursodioxicholic acid 3 x
dilanjutkan dengan antibitika Ceftriaxon 2 gr/hari 250 mg, glurenorm 2 x ½ tab dan roboransia.
dan asam ursodioxicholic 3 x 250 mg.
Pada hari ke-6 post operasi didapatkan
cairan drain berwarna kuning, dicurigai PEMBAHASAN
merupakan cairan ascites dan urine kuning keruh.
Penderita masih ditemukan ikterik dan mengeluh Ikterus obstruktif adalah kegagalan aliran
bengkak pada kedua kaki. bilirubin ke duodenum, dimana kondisi ini akan
menyebabkan perubahan patologi di hepatosit dan
Pemeriksaan laboratorium post operasi : ampula Vateri. Perubahan makroskopik pada
Lab 26-1-2006 30-2-2006 2-2-2006 ikterus obstruktif berupa hepar yang membesar,
SGOT 80 U/L 107 87
berwarna kehijauan, edema dengan tepi tumpul,
pada tahap lanjut ditemukan bernodul-nodul.
SGPT 70 U/L 50 63
Secara mikroskopik tampak gambaran akumulasi
Bilirubin Total 24,25 % 22,64 % 15,79 %
empedu di sel-sel hepar dan saluran empedu.
Bilirubin Direk 12,59% 11,24 % 11,24 % Gambaran obstruksi ini dapat dibedakan intra
Alk fosfatase 125 U/L 126 U/L hepatik dan ekstra hepatik melalui pemeriksaan
GDS 142 mg/dl 97 mg/dl 197 mg/dl
patologi4-8,13,16,18.
Pada umumnya kolestasis dinilai secara
Protein Total 4,61 mg
mikroskopik pada regio sentrilobuler/zone 3
Albumin 2,55
dimana banyak ditemukan stasis bilirubin dalam
Globulin 2,06 hepatosit, sel Kuppfer dan kanalikulus empedu.
Perubahan yang dinilai adalah perubahan traktus
Pada hari ke-7 post operasi penderita portal, edema, proliferasi duktus, dan infiltrasi
masih mengeluh bengkak pada kedua kaki dan neutrofil. 2,5-7.
lemah, makan minum kurang, mual dan muntah, Pemeriksaan juga menilai kerusakan atau
ikterik mulai berkurang, cairan drain masih hilangnya duktus > 50% traktus portal
berwarna kuning dan urin keruh kehijauan. (duktopenia) pada regio interlobuler, fibrosis
Didapatkan hipoalbuminemia. Diberikan nutrisi periportal dan perubahan pada hepatosit periportal.
parenteral Ringer Laktat/ dektrosa 5%/ Pan amin Hepatosit mengalami degenerasi karena retensi
G per hari. dari garam empedu.2,4-7,10
Pada hari ke-12 post operasi keadaan
penderita makin membaik, ikterus makin
berkurang akan tetapi masih didapatkan asites,
dan keluhan rasa tidak enak diperut dan mual,
dianjurkan untuk mobilisasi ringan.
Hasil pemeriksaan patologi anatomi dari
tumor didapatkan bentukan acini kelenjar
pankreas yang ganas dan infiltratif kedalam

206 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


satunya adalah proliferasi duktus bilier yang baru.
Proliferasi duktus dipengaruhi oleh peningkatan
perfusi di daerah perivaskuler pleksus bilier,
stimulasi reseptor adrenergik dan dopaminergik
yaitu taurocholate dan taurolithocholate dan
peningkatan AMP siklik dan interleukin 6.
Infiltrasi netrofil akan terjadi pada ikterus
obstruksi dengan adanya reaksi sitokin kompleks
dan chemokine2,5-7,17.
Gambaran periduktus dan fibrosis seperti
kulit bawang (onion-skin fibrosis) dapat
ditemukan pada kolestasis ekstrahepatik dimana
terjadi obstruksi aliran empedu dalam waktu yang
lama. Keadaan ini dapat juga terjadi pada Primary
Gambar 1. Penyebab ikterus obstruksi secara anatomi2 Sclerosing Cholangitis.2-8
Pada keadaan ikterus obstruktif yang
disebabkan oleh batu empedu, striktur empedu
KOLESTASIS EKSTRAHEPATIK atau karsinoma pankreas, gambaran klinik jelas
dengan ikterus progresif dan peningkatan kadar
Jika terjadi obstruksi empedu, perubahan alkali fosfatase serum dan bilirubin serum.
hepar dapat terjadi dengan cepat dan ikterus dapat Diagnosis umumnya tegak dengan pemeriksaan
terlihat dalam 36 jam. Setelah 2 minggu akan Ultrasonografi dengan konfirmasi pada saat
ditemukan ruptur dari duktus interlobuler. Pada tindakan operasi.4,18
kolangitis akan ditemukan lekosit
polimorfonuklear pada kandung empedu dan Primary Sclerosing Cholangitis
sinusoid.2-9,11,18. Primary sklerosing cholangitis terjadi
Ikterus obstruktif ekstrahepatik kemungkinan penyempitan dari saluran empedu karena adanya
disebabkan oleh adanya obstruksi fisik pada stenosis dan dilatasi duktus bilier intrahepatik dan
saluran empedu pada umumnya diluar hati, ekstrahepatik. Karakteristik Sklerosis kolangitis
menimbulkan gejala kolestasis akut.2,4,7,8,18 primer adalah peradangan/inflamasi kronik pada
Kolestasis ekstrahepatik disebabkan oleh: saluran empedu (periduktus ekstra hepatik) yang
• Batu empedu menyebabkan fibrosis obliterasi dan striktur pada
• Carsinoma pancreas dan ampula sistem bilier.1-8,18
• Striktur saluran empedu Gambaran patologi anatomi tampak infiltrasi pada
• Cholangiocarsinoma zona portal oleh limfosit besar, sel
• Sklerosing Cholangitis primer atau polimorfonuklear, kadang makrofag dan eosinofil.
sekunder Pada duktus interlobuler tampak inflamasi
Ikterus obstruksi extra hepatik memberikan 3 periduktus. Tahap lanjut gambaran fibrosis pada
perubahan klasik pada traktus portal : traktus portal sampai duktus bilier yang kecil
1. Oedema jaringan ikat (“onion skin appearance”). Diagnosis pasti jika
2. Proliferasi duktus ditemukan pengurangan jumlah duktus bilier,
3. Infiltrasi neutrofil proliferasi duktus dan deposisi substansi cooper
Gambaran ini dinamakan “ductular reaction”.2,5,7 dengan “piecemeal necrosis”.5-8,11,18.
Pada gambaran mikroskopik ikterus
obstruktif selalu ditemukan cairan empedu karena
adanya peningkatan tekanan di traktus porta,
sehingga terjadi reaksi duktuler yang salah

Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
207
Untuk membedakan antara pigmen
KOLESTASIS INTRA HEPATIK empedu dan lipofuscin, empedu berwarna coklat
tua dengan ukuran granul bervariasi sedangkan
Secara anatomi umumnya penyebab ikterus lisosom lipofuscin berwarna kuning muda.
obstruktif intrahepatik adalah: Pengecatan Hall’s stain dapat dilakukan untuk
• Sepsis identifikasi bilirubin. Perubahan parenkim hati
• Hepatitis virus dan hepatitis karena obat terjadi degenerasi sitoplasma pada hepatosit
• Mutasi transpor empedu karena bereaksi dengan asam empedu. Kadang
• Sirosis bilier primer ditemukan apoptosis di lobulus. Peningkatan
• Reaksi penolakan transplantasi hati1-6,8-14,18. retikulum endoplasma, hepatosit raksasa
Ikterus biasanya muncul dapat akut atau kronik multinuklear.2,5,7,10,12
tergantung dari perjalanan penyakit.
Dengan pengecatan HE pigmen empedu Hepatitis
tampak coklat pada sitoplasma hepatosit dan Pada hepatitis gambaran kerusakan dan infiltrasi
kanalikuli.. Pada potongan melintang dan sel ditandai adanya pigmen coklat pada sinusoid
potongan longitudinal saluran empedu membentuk sel Kuppfer, inflamasi periportal, hepatosit
garis lurus atau bercabang disamping hepatosit. membulat dan apoptosis pada hepatitis E.
Pada kolestasis yang predominan di regio Ditemukan sirosis pada panderita infeksi kronik
sentrilobuler agak sulit dibedakan dengan pigmen Hepatitis B atau C, dan kolestasis pada kanalikuli
hemosiderin atau lipofuscin. Kerusakan dan substansi hepatoseluler.5,7,9,10,12
interlobular dapat terjadi tanpa kerusakan
histologi.9,10 Sirosis Bilier Primer
Pada stadium awal umumnya belum terjadi Pada sirosis bilier primer, dari biopsi hati
perubahan histologi, secara klinik sering terjadi ditemukan kerusakan pada septum dan regio
pada kasus ikterus obstruktif pada wanita dengan interlobuler pada saluran empedu. Lumen duktus
antibodi anti mitokondrial positif dan antibodi bilier ireguler dan membran basal rusak.
anti nuclear positif. Kerusakan empedu luas Kerusakan saluran empedu yang terjadi adalah
ditemukan pada kasus obstruksi empedu akut yang reaksi seluler dengan ditemukan
diinduksi obat.5,7,12 limfosit, sel plasma,eosinofil dan histiosit. Pada
Pada traktus portal yang normal rasio arteri tahap lanjut dapat ditemukan fibrosis portal atau
hepatica : saluran empedu = 1:1, perbandingan ini perkembangan sirosis, kerusakan progresif sekresi
akan berubah bila terjadi kerusakan pada zone empedu ditandai dengan perubahan periportal.
interlobuler seperti pada keadaan sirosis bilier Reaksi asam empedu di hepatosit periportal
primer, reaksi penolakan kronik transplantasi memberikan gambaran pseudoxanthomatous atau
hepar, dan sindroma Allagile’s. Jika terjadi stasis cholat. Pada pengecatan cooper–protein
pengurangan duktus lebih dari 50% akan terjadi akumulasi dengan peningkatan retensi cat
menyebabkan keadaan duktopenia. Duktopeni pada hepatosit. Dapat ditemukan badan Mallory.
atau hilangnya duktus bilier interlobuler lebih Fibrosis portal dan periportal, dan terbentuk
dari setengah portal tract ditemukan pada fase jembatan antara portal tract dan sirosis bilier pada
akhir kerusakan kandung empedu. Dengan tahap lanjut ikterus yang lama.2,3,5,7,8,11,14,18
berbagai variasi kolestasis pada parenkim mudah Perbedaan utama antara kolestasis ekstra
diidentifikasi dan arteri hepatika tanpa duktus hepatik dan intrahepatik secara patologi anatomi
bilier di traktus portal. Sel inflamasi kronik dapat adalah :
ditemukan dengan duktus yang normal tidak • Kolestasis ekstra hepatik : tampak “duktular
ditemukan. Pigmen empedu sedikit pada stadium reaction”, terutama dengan adanya proliferasi
awal dapat diidentifikasi di lobulus, periportal duktus bilier.
dan kanalikuli.2,5,7

208 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


• Kolestasis intrahepatik : tidak ada Pada kasus ini juga diberikan asam
proliferasi duktus bilier bahkan bisa tampak ursodioksikolat. Asam ursodioksikolat sering
ductopenia diindikasikan untuk penderita kolestasis
Gambaran fibrosis akan tampak pada kolestasis intrahepatik maupun kolestasis ekstrahepatik.
intrahepatik dan ekstrahepatik tahap lanjut.5,7 Untuk penderita batu empedu atau sirosis bilier
Gejala klinik yang muncul jika ditemukan primer diberikan 13-15 mmg/kgBB/hari pada
kasus ikterus obstruksi akut atau kronik secara umumnya dapat meningkatkan kadar asam
garis besar adalah gatal pada kulit, malasorbsi ursodioksikolat di empedu 40%-50%.1,2,4,14,17
lemak dan defisiensi Vitamin K. Pada kolestasis Mekanisme kerja asam ursodioksikolat :
kronik dapat ditemukan hiperlipidemia/ deposisi 1. Sebagai proteksi terjadinya kerusakan
kolesterol dengan gejala xanthoma/xantelasma kolangiosit karena efek toksik asam empedu.
dan kelainan tulang (osteodistrofi hepar). 2. Stimulasi sekresi empedu
Ditemukan juga gejala steatorrhoea. Pada 3. Stimulasi detoksifikasi asam empedu
pemeriksaan fisik dapat ditemukan pembesaran 4. Menghambat apoptosis hepatosit.17
hepar dengan tepi lunak pada penekanan.1-4, 11-14 Terapi primer asam ursodioksikolat pada
Pada kasus ini ditemukan gejala ikterus penderita ikterus obstruksi ektrahepatik berujuan
dengan keluhan gatal pada kulit, proteksi terhadap kerusakan kolangiosit.
steatorrhoea,hiperglikemi dan peningkatan jumlah Pemberian dosis tinggi 20 mg/kgBB/hari dapat
bilirubin serum dengan bilirubin indirek dominan, memperlambat stadium kerusakan histologi,
peningkatan serum alkali fosfatase dan kolesterol. memperbaiki gambaran kolangiografi dan
Dari pemeriksaan patologi anatomi jaringan biopsi memperpanjang proyeksi masa hidup penderita.
hati didapatkan sudah ada infiltrasi sel radang Penggunaan asam ursodioksikolat dosis tinggi
meningkat dan fibrosis meningkat. Fibrosis sudah dengan alasan telah terjadi gangguan alkalinisasi
meluas ke tepi portal tracts, tetapi belum ada empedu yang disebabkan penurunan sekresi
portal to portal septa. Bile ducts proliferatif. bikarbonat oleh epitel kandung empedu sehingga
Didapatkan endapan-endapan bile pigment sangat mengurangi absorbsi asam ursodioksikolat di
luas, baik intraseluler maupun didalam sinus-sinus intestinum.1,2
terutama ekstraselular. Sel-sel hepar edematous
ringan.Tidak ada fatty liver yang signifikan RINGKASAN
(minimal). Sinus melebar dan sel Kuppfer
proliferatif. Central vein dilatasi ringan.Tidak ada Telah disampaikan laporan kasus dengan
nekrosis sel hepar.Tidak ada tanda sirosis hepatic kolestatik ektrahepatik yang disebabkan oleh
atau keganasan. Dari hasil PA disimpulkan obstruksi mekanik karsinoma kaput pankreas.
Kolestasis ekstrahepatik (Inflammatory grade Pada kasus ini diagnosis ditegakkan atas dasar
I,Fibrosis stage I). Hasil USG abdomen
gambaran patologi anatomi biopsi hati karena
didapatkan tanda obstruksi saluran empedu
pada awalnya dicurigai intrahepatik dan tidak
ekstrahepatik. Hasil pemeriksaan USG
dikonfirmasi dengan eksplorasi saat operasi diketahui sebab kolestasis ekstrahepatik.
didapatkan hepar berwarna hitam, vesika felea
besar karena penumpukan cairan empedu , teraba
massa tumor padat pada bagian posterior
duodenum, keras berlobus-lobus, terfiksir dengan
ukuran diameter + 5 cm. Dengan kesimpulan post
operasi ikterus obstruktif yang disebabkan oleh
karena tumor suspek karsinoma pankreas yang
kemudian dipastikan dengan pemeriksaan patologi
anatomi.

Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
209
Gambar 2. Penderita ikterus yang Gambar 3. Ikterus yang terligat jelas pada
dipersiapkan untuk biopsy hati mata penderita

Gambar 4. Gambaran patologi anatomi Gambar 5. Gambaran sel hati


sel hati Perbesaran 10 x perbesaran 40x

Gambar 6. Sel Hati pembesaran 100x Gambar 7. Sel Hati perbesaran 400x

210 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


Gambar 8. Gambaran proliferasi duktus Gambar 9. Gambaran akumulasi pigmen
biller empedu di sel-sel hepatosit

Gambar 10. USG awal yang menunjukkan tidak ada obstruksi ekstrahepatik

Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
211
Gambar 11. Gambar USG abdomen ulangan dengan Obstruksi ekstrahepatik

212 J Peny Dalam, Volume 7 Nomor 3 September 2006


10. Jamel S. Moleculer Biology and Pathogenesis
DAFTAR RUJUKAN of Hepatitis E Virus. Available at:
http://www.Stanford.edu/group/virus/hep.e/20
05/pathogenesis/htm.http://www.expertreview
1. Greenberger NJ/ Paumgartner G. Diseases of s.org/moleculermedicine. issue : 1462-
Gall Bladder and Bile Ducts. In: Braunwald E, 3994.Search : 21-1-2006
Hauster SL, Fauci AS, Longo DL, Kasper DL 11. Humes DH, L Herbert. Approach to The
(eds).Harrison’s Principles of Internal Patient with Jaundice. Billiary Tract Disease.
Medicine’s 16th ed. New York : Mc Graw Hill Disorders of the Pancreas Liver and Billiary
Co,2005:1880-1890. Tract. In : Kelley’s Textbook of Internal
2. Sherlock S, Dooley J. Jaundice.Cholestasis.In : Medicine 4th edition. Lippincott, Williams &
Disease of The Liver and Billiary System. 11th Wilkins publisher. Boston, 2000. [CD ROM}
edition. Oxford : Blackwell Scientific 12. Anonymous. Viral Hepatitis Update. Available
Publ,2002, pp.201-14.217-35. at: Viral Bunker http://www.indianmedsci.org/
3. Kessler I. Pathophisiology Lecture. Lecture17. article.asp?issn:0019-5359 issue :11-511-7.
Pancreatic and Liver Disfunction. Available Search : 21 Jan 2006.
at : http://faculty.cse.edu/ikessle/path/path.16. 13. Flora KD. Diagnostic Liver Biopsy. e
html. Section 1-7. Search : 26 Januari 2006 Medicine Specialtieies Gastroenterology. e
4. Sulaiman HA. Pendekatan Terhadap Pasien Medline. 2004: Section 1-7. [CD ROM]
Ikterus. Sjaifullah Noer HM. Laparoskopi dan 14. Fiedmen LS. Liver, Billiary Tract and
Biopsi Hati. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Pancreas. Tierney,Jr LM, McPhee S,
Dalam jilid I. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Papadakis MA (editors). In: Current Medical
penerbit FK UI 1997 :233-6.243-50. Diagnosis and Treatment 2005.Lange Medical
5. Lefkowitch JH. Histological assesment of Books, San Fransisko.2005:629-71.
cholestasis. In : Clinics in Liver Disease 8th ed. 15. Sidharta H. Ultrasonografi Hepar.
Elsevier Saunders . 2004 :27-40. Ultrasonografi Kandung Empedu.
6. Santos JL, Almeida H, Cerski CTS and Ultrasonografi Saluran Empedu.Ultrasonografi
Silveira TR. Histopathological Diagnosis of Pancreas. Dalam: Atlas Ultrasonografi
intra- and extrahepatic neonatal cholestasis. Abdomen dan Beberapa Organ Penting.edisi
From : Brazilian Journal of medical and ke-2. Balai Penerbit FK UI Jakarta,2000 :3-
biological research.2006. 4,97-8,159-60.

7. Crawford JM. Diseases of Organ systems : 16. Anonymous. Liver Biopsy. Available at :
The liver and Billiary Tract. Kumar V, Cotran http:/www.liverfoundation.org/htm.
RS and Robbins SL (editors) In : Basic 2005.serach : 26 Jan 2005.
Pathology 6th edition. WB Saunders Company. 17. Paumgartner G, Beuers U. Mechanisms of
Philadelphia,1997: 517-55. action and therapeutic efficacy of
8. Pratt DS. Cholestasis and Cholestasis ursodioxycholic acid in cholestatic liver
Syndromes. Curr Opin Gastroenterology. disease.In : Clinics in Liver Disease 8th ed.
Lippincott, Williams & Wilkins. Boston, Elsevier Saunders . 2004 :67-81.
2005 : 21 (3) : 270-71. 18. Vlahcevic ZR, Heuman DM. Bilirubin
9. Anonymous. Hepatitis E Pathogenesis, Metabolism, Hyperblirubinemia and Approach
Pathology and Immune Response. Available to The Jaundiced Patient. Diseases of the Liver,
at: http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd Gall Bladder and Bile Ducts. In :Cecil’s
/orfpath/Choles.htm Search : 21 Januari 2006. Textbook of Medicine [CD ROM] Section 146.

Peran Biopsi Hepar Dalam Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik
Yuliana Sherly M, Haris Widita, IG Ardita, Soewignjo Soemohardjo
213

You might also like