Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian Tindakan
Jantung memiliki suatu sistem dimana selnya mempunyai kemampuan untuk
membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik secara spontan. Kegiatan listrik jantung
sering dihubungkan dengan perjalanan impuls dari jantung yang dihantaran menuju
jaringan tubuh dan diukur pada permukaan tubuh menggunakan galvanometer.
Galvanometer yang khusus digunakan untuk mendeteksi dan meningkatkan aktivitas listrik
yang lebih kecil dari jantung dan kemudian dapat digambarkan pada kertas yang berjalan
disebut Elektrokardiogram (EKG). EKG dapat mencatat aktivitas listrik miokardium dari
12 posisi yang berbeda - 3 posisi standar, 3 posisi unipolar, dan 6 posisi dada.
Elektrokardiograf juga dapat didefinisikan sebagai alat diagnosa yang sudah umum
dan sering digunakan dalam rangka mengukur aktivitas elektrik jantung dengan bentuk
gelombang (McCann, 2004). Impuls yang bergerak akibat adanya sistem konduksi jantung
menciptakan elektriksitas yang kemudian dapat dimonitor dari permukaan tubuh.
Pemasangan elektrode di kulit individu dapat mendeteksi elektriksitas tersebut dan
mentransmisi tersebut ke instrumen dan merekamnya (elektrokardiogram) sebagai aktivitas
jantung (McCann, 2004). Jadi pengertian EKG adalah rekaman aktivitas listrik jantung atau
bioelektrikal pada jantung yang digambarkan dengan sebuah grafik EKG atau dengan kata
lain grafik EKG menggambarkan rekaman aktifitas listrik jantung.
B. Tujuan Tindakan
1. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)
2. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan
ventrikel)
3. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit
5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis
6. Mengidentifikasi gangguan ritme dan konduksi jantung dan pembesaran
rongga jantung.
Ketiga sadapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi
yang lazim disebut segi tiga EITHOVEN.
b. Sadapan unipolar
Sadapan unipolar terdiri dari 2 sadapan yaitu sadapan unipolar ekstremitas dan
unipolar prekordial
• Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi
diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda
pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0).
Sandapan aVR
Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) dimana tangan kanan
bermuatan positif, tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda
indiferen.
Sandapan aVL
Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) dimana tangan kiri
bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indiferen.
Sandapan aVF
Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) dimana kaki kiri
bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk
elektroda indiferen.
Letak sadapan:
V1 : Ruang interkostal ke-4 di sebelah kanan sternal.
V2 : Ruang interkostal ke-4 di sebelah kiri sternal.
V3 : Di tengah antara V2 dan V4.
V4 : Ruang interkostal ke-5 di garis midklavikula.
V5 : Ruang interkostal ke-5 di garis anterior aksila (di tengah antar V4
dan V6).
V6 : Ruang interkostal ke-5 di garis midaksila atau sejajar dengan V4.
Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung
menyebabkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama
yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui
ruang-ruang dan pembuluh darah. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan
atrium dan ventrikel yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan
serta secara serempak mengeluarkan volume darah yang sama.
Selama masa diastole (relaksasi), atrium secara pasif terus-menerus menerima darah
dari vena kava superior dan inferior, dan vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium
menuju ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Tekanan ventrikular mulai meningkat
saat ventrikel mengembang untuk menerima darah yang masuk. Katup semilunar aorta dan
pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan
dalam ventrikel.
Akhir diastole ventrikular, nodus SA melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong darah menuju ventrikel. Kemudian saat
sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan
dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup AV untuk segera menutup.
Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah. Ini
disebut periode kontraksi isovolumetrik. Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi
jantung pertama. Jika kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat dengan cepat
sehingga mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka.
Kemudian, darah dikeluarkan dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Saat
diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel menurun tiba-tiba sampai tekanan di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar
sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua). Ventrikel kembali menjadi
rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena semua katup menutup. Jika
tekanan dalam ventrikel
menurun terus- menerus katup
AV membuka dan siklus jantung
dimulai kembali.
Sistem Konduksi Jantung
Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung, terdapat
jalur konduksi khusus dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan
2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur
3. Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls
4. Daya rangsang : kemampuan berespons terhadap stimulasi
Impuls jantung biasanya berasal dari nodus sinoatrialis (SA). Nodus SA terletak di
dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. Impuls jantung kemudian
menyebar dari nodus SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Suatu
jalur antar-atrium (berkas Bachmann) mempermudah penyebaran impuls dari atrium kanan
ke atrium kiri. Jalur internodal−anterior, tengah, dan posterior−menghubungkan nodus SA
dengan nodus atrioventrikularis (VA).
Penghantaran impuls relatif lambat melewati nodus VA karena tipisnya serat di daerah
ini dan konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih merupakan mekanisme komunikasi
antar sel yang yang mempermudah konduksi impuls. Hasilnya adalah hambatan konduksi
impuls selama 0,9 detik melalui nodus AV. Hambatan hantaran melalui nodus AV
menyebabkan pengisian ventrikel menjadi optimal. Hambatan AV juga melindungi
ventrikel dari banyaknya impuls atrial abnormal.
Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa yang
memisahkan atrium dari ventrikel. Berkas His berjalan ke bawah di sisi kanan septum
interventrikularis dan kemudian bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut
berkas kiri berjalan secara vertikal melalui septum interventrikularis dan kemudian
bercabang menjadi bagian anterior dan posterior yang lebih tebal. Berkas serabut kanan dan
kiri kemudian menjadi serabut Purkinje. Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan
cepat sekali karena berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap
penyebaran hantaran. Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali lebih cepat
dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV. Dengan demikian, urutan normal
rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas
His, cabang-cabang berkas, dan serabut Purkinje.
10. Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kiri
11. Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki
kanan
12. Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan
kanan