Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pembimbing :
dr. M. Adriannes B., Sp.OG
2
ABSTRAK
Datang seorang P4A1, 47 tahun, dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir.
Keluhan dirasakan sejak 2 minggu ini. Perdarahan keluar banyak mrongkol-
mrongkol, ganti pembalut > 10 x/hari, nyeri perut tidak dirasakan. Pasien sudah
merasakan gangguan haid sejak 1 tahun yang lalu, Mual (-), Muntah (-), pasien
tidak merasa ada benjolan di perut. Riwayat keputihan (-), contact bleeding (-),
demam (-), BAB dan BAK baik.
Perdarahan abnormal dari jalan lahir yang terjadi pada pasien ini tidak
disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah. Dari pemeriksaan USG didapatkan
VU terisi cukup, tampak uterus membesar ukuran 7,6 x 6,2 x 4,5 cm3, tidak
tampak kelainan pada adneksa dan parametrium kiri dan kanan. Kesan : tidak
ditemukan kelainan ginekologi.
____________________________________________________________________
_____
Kata kunci : AUB, perimenopause
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1
Terminologi yang digunakan untuk menggambarkan Abnormal Uterine
Bleeding4
Terminologi Definisi
5
Polymenorrhea Perdarahan reguler dengan interval kurang dari 21 hari
Oligomenorrhea Interval perdarahan lebih dari 35 hari
Amenorrhea Tidak ada perdarahan uterus kurang lebih selama 6 bulan
Intermenstrual Perdarahan uterus diantara siklus reguler
Diagnosis
Diagnosis dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti.
Kehamilan, penyakit tirod, dan penyakit darah harus disingkirkan. Pemeriksaan
panggul harus dilakukan terlepas apakah pasien sedang mengalami perdarahan
atau tidak. Suatu penundaan sampai perdarahan berhenti bisa memperlambat
diagnosis keganasan dalam panggul. Pemeriksaan Pap smear harus dibuat. Sonde
uterus dan pengambilan sample endometrium dalam paruh kedua siklus haid bisa
menolong diagnosis patologi dalam rongga rahim, menyingkirkan kanker
endometrium, atau memastikan ovulasi. Harus dipertimbangkan membuat
6
histeroskopi atau histerosalpingografi (HSG) bila pemeriksaan pelvis normal dan
ovulasi telah dipastikan atau pasien tidak berhasil dengan terapi hormone.
Pemeriksaan uktrasonografi membantu mengkonfirmasi adanya fibroid atau
patologi lain.2
Ya Tidak
(CBC = complete
Ya blood count;Tidak
ß-HCG = beta human chorionic gonadotropin; D&C =
dilatation and curettage)
Ya Tidak
Ya Tidak
7
Hamil/Tidak
Hamil Iatrogenik ?
Management
lebih lanjut PUD
Differensial Diagnosis4
8
Keganasan
KET
Kelainan abnormal jinak :
Abortus
adenomyosis, leiomiomata, polip
PTG
pada cervix atau endometrium,
Placenta previa
Lesi premaligna : displasia cervix,
Pengobatan/iatrogenik hiperplasia endometrium
Alat intrauteri Lesi maligna : Ca Cervix squamous
Hormones (kontrasepsi oral, estrogen, cell, adenokarsinoma endometrium
progesterone)
Herbal dan suplemen : ginseng, kedelai
Kortikosteroid Trauma
Antikoagulan
Antipsikotik Benda asing, abrasi, laserasi,
SSRI’s pelecehan seksual
Tamoksifen
Pengobatan
Selama perdarahan yang terjadi tidak berbahaya, atau tidak mengganggu
keadaan pasien, maka tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Pada keadaan tang
tidak akut dapat diberikan antiprostaglandin, antiinflamasi nonsteroird, atau asam
tranexamat. Pemberian tablet esterogen-progesteron kombinasi, atau tablet
progesteron saja maupun analog GnRH (agonis atau antagonis) hanya bila dengan
obat-obat tersebut di atas tidak memperlihatkan perbaikan. Pada keadaan akut,
dimana Hb sampai< 8 gr %, maka pasien harus dirawat dan diberikan transfusi
darah.
Pengobatan harus diarahkan pada diagnosis yang spesifik. Observasi dan
memberi keterangan yang menyenangkan adalah terapi terbaik pada remaja yang
9
mengalami perdarahan irregular yang tidak banyak. Dapat dipakai kontrasepsi
oral, akan tetapi ini bisa memperberat penekanan terhadap sumbu hypothalamus
ovarium yang telah ada. Regulasi hormonal mempunyai angka kesembuhan 90 %
pada pasien-pasien anovulasi.
Eksisi polip endometrium atau leiomioma submukosum efektif dalam
menangani perdarahan abnormal pada rahim. Histerektomi hanya dipakai sebagai
tindakan terakhir. Perdarahan yang cukup berat yang dapat menyebabkan anemia
sedang, dan tidak terkendali dengan hormon atau terapi lain, membenarkan
pertimbangan untuk histerektomi.2
BAB III
STATUS PENDERITA
A. ANAMNESIS
Tanggal 19 Desember 2010 jam 14.00 WIB
10
1. Identitas Penderita
Nama : Ny. Sri Lestari
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Nanasan, RT 7/ III, Ml jiman, Colomadu
Status Perkawinan : Kawin 1 kali dengan suami 23 tahun
Tanggal Masuk : 19 Desember 2010
No.CM : 01 04 2629
2. Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan lahir
11
5. Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Mondok : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
• Riwayat DM : Disangkal
• Riwayat Asma : Disangkal
• Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
6. Rsiwayat Fertilitas
Baik
7. Riwayat Obstetri
I. Laki-laki, meninggal, 1 tahun
II. Perempuan, 22 tahun
III. Laki-laki, 20 tahun
IV. Abortus, 2 bulan, kuretase
V. Laki-laki, 11 tahun
8. Riwayat Haid
- Menarche : 14 tahun
- Lama menstruasi : 7 hari
- Siklus menstruasi : 28 hari
-
9. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali ( umur 23 tahun )
12
10. Riwayat Keluarga Berencana
-
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan Umum : Sedang, CM, Gizi cukup
Tanda Vital :
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 94 x / menit
Respiratory Rate : 22 x/menit
Suhu : 36,8 0C
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjuctiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
THT : Tonsil tidak membesar, Pharynx hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax : Gld. Mammae dalam batas normal
Cor :
Inspeksi : IC tidak tampak
Palpasi : IC tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada ka = ki
Palpasi : Fremitus raba dada ka = ki
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Ronki basah kasar (-/-)
Abdomen:
Inspeksi : Dinding perut = dinding dada
13
Palpasi : Supel, NT (-), hepar lien tidak membesar, TFU tidak
teraba, massa (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Oedema
- -
- -
Akral dingin
- -
- -
2. Status Ginekologi
Inspeksi
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Wajah : Kloasma gravidarum (+)
Thorax : Glandula mammae hipertrofi (+), aerola mammae
hiperpigmentasi (+)
Abdomen :
Inspeksi : Dinding perut = dinding dada
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), TFU tidak
teraba, massa (-)
Inspekulo
VU tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh,
mencucu, tampak darah mengalir keluar dari OUE, darah (+),
discharge (-)
Pemeriksaan Dalam :
VT : vulva / uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal,
portio kenyal, licin, OUE tertutup, corpus uteri sebesar
14
telur bebek, adneksa dan parametrium kiri dan kanan
dalam batas normal (tidak ditemukan kelainan), darah (+),
discharge (-)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah tanggal 19 Desember 2010 :
Hemoglobin : 7,5 gr/dl
Hematokrit : 22,4 %
Antal Eritrosit : 2,65 x 103/uL
Antal Leukosit : 8,2 x 103/uL
Antal Trombosit : 317 x 103/uL
Golongan Darah :O
GDS : 135 mg/dL
Ureum : 30 mg/dL
Creatinin : 0,4 mg/dL
SGOT : 24 u/L
SGPT : 23 u/L
HbS Ag : negatif
Nitrazin Test : (-) positif
Albumin : 4,2
PT : 14,0
APTT : 23,6
PP Test : Negatif
HbsAg : Negatif
D. DIAGNOSA AWAL
15
Abnormal Uterine Bleeding pada usia perimenopause dengan anemia (Hb:
7,5 g/dl)
E. PROGNOSA
Baik
F. TERAPI
- Mondok bangsal
- Perbaikan KU transfusi s/d Hb > 10 g/dl
- Cek darah lengkap
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam
- Inj. As. Tranexamat 50 gr/8 jam
- Usul kuretase diagnostik/terapeutik (jika KU baik)
- Usul pemeriksaan staff bangsal
BAB IV
ANALISA KASUS
16
Analisa Diagnosis
Abnormal Uterine Bleeding (AUB)
Diagnosis AUB dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
teliti. Kehamilan, penyakit tirod, dan penyakit darah harus disingkirkan. Pada
pasien ini didapatkan adanya keluhan perdarahan dari jalan lahir tanpa adanya
tanda-tanda kehamilan (PP Test negatif), penyakit tiroid (tidak ada gejala khas),
dan penyakit perdarahan (trombosit, PT, APTT dalam batas normal), serta tidak
ditemukan juga penyakit hati (kadar SGOT dan SGPT dalam batas normal)
Analisis Penatalaksanaan
Pada keadaan akut, dimana Hb < 8 gr %, maka pasien harus dirawat dan
diberikan transfusi darah. Pada pasien ini, Hb 7,5 gr %, sehingga dilakukan
perbaikan KU dengan usulan mondok bangsal dan perbaikan KU dengan transfusi
darah hingga Hb > 10 gr %. Untuk membantu menghentikan perdarahan
digunakan antifibrinolitik dengan digunakan asam tranexamat secara injeksi.
Pada setiap kasus perdarahan abnormal perlu kita cari penyebabnya, adakah
kelainan struktural dari uterus maupun tidak. Kelainan pada uterus dapat diketahui
melalui pemeriksaan patologi anatomi. Pada pasien ini dilakukan tindakan dilatasi
dan kuretase, tindakan tersebut sudah tepat untuk mengetahui apakah perdarahan
abnormal dari jalan lahir yang menjadi keluhan pasien ini disebabkan karena
kelainan struktural dari uterus (mioma uteri).
17
DAFTAR PUSTAKA
18