You are on page 1of 2

Harkitnas dan Pormafka : Esensinya terserak sana sini

Kita mungkin bosan dan muak dengan tetek bengek peringatan hari kebangkitan
nasional dan esensi memperingati hari tersebut, menyebut jasa pahlawan para
mahasiswa kedokteran angkatan 1908 blablabla. Atau saya saja yang muak?
Haha. Sebenernya muak disini berarti saya ga menghargai jasa mereka yang
luar biasa itu, bahkan sampai detik ini saya masih heran sama ide brilian
mereka, kok bisa ya mereka mikir something out of the box kayak gitu? Padahal
istilahnya mereka bukan orang tertindas, posisi mereka di pemerintahan aman
dan nyaman, hidup mereka terjamin, mereka ga rugi dengan kondisi indonesia
yang kayak gitu, tapi fakta membuktikan bahwa kalangan terpelajarlah yang
menggebrak awal abad 20 dengan organisasi nasional, moment kebangkitan dan
persatuan yang ‘Rawr!’. Salut!

Harkitnas? Pormafka? Tanya kenapa?

Pormafka adalah event yang dinanti bersama, sebuah momen bergembira


bersama dengan puncak pentas seni. Setiap minggu ada perlombaan
antarangkatan yang uwoow bikin semangat, mendadak cinta pemainnya
angkatan, mendadak SATU, mendadak kompak. Latihan sana-sini, bikin yel-yel,
diskusi merancang strategi bareng, foto bareng, nonton bareng, saling
nyemangatin bareng, suka-duka bareng. Pormafka ajaib, yah? Ada semangat
persatuan di pormafka! Ada semangat untuk semangat bersama!
Memperjuangkan izzah (red. kehormatan) angkatan. Semua itu kita lakukan di
tengah hiruk pikuk kehidupan mahasiswa kedokteran, di tengah tahun ajaran
ketika semangat mulai redup. Thanks to panitia dan segala pihak yang
menyukseskannya!

Ayo kita sandingkan moment pormafka kita dengan hari kebangkitan nasional,
sudah terlihat persamaannya? Iya, hari kebangkitan nasional tuh hari
didirikannya Boedi Oetomo, sebuah organisasi ‘nasional’ pertama, walalupun
memang masih ada kekurangan krusial di organisasi ini karena hanya menerima
orang jawa sebagai anggotanya. Sama dengan pormafka, kan? Sama-sama
bercita satu, bertujuan satu.

Sering terlupakan esensi yang sebenarnya. Itu kesamaan lainnya.

Hari kebangkitan nasional. Apakah hanya mahasiswa kedokteran yang berhak


merasakan semangat kebangkitan? Apakah semangatnya hanya bersifat
insidental? Tanpa follow-up? Atau bahkan hanya terasa seperti hari biasa, tanpa
semangat? Tanpa cita yang satu? Atau tanggal 20 Mei harus diberi warna merah
supaya kita sadar, bangkit, dan meneruskan perjuangan mereka?

Pun Pormafka. Sayang, kebersamaannya tidak dirasakan seluruh elemen


angkatan. Hiruk pikuk euforia kemenangan dan duka cita kekalahan hanya
dirasakan pihak-pihak tertentu intern angkatan, apalagi cakupan FK unsri?
Bukankah pormafka juga betujuan untuk menciptakan suasana kekeluargaan
antarangkatan? Antarprodi? Bukankah pormafka juga bertujuan untuk
menumbuhkan karakter kedewasaan ketika menang maupun kalah? Sudahkah
tercapai? Lalu bagaimana menjaga dan meresapkan kebersamaan yang mulai
terbentuk?

Semangat untuk FK UNSRI jaya! Pormafka dan hari kebangkitan nasional telah
lewat, tapi masih ada proyek besar menanti di hadapan kita. Menjaga semangat
dan mempererat tali kekeluargaan yang telah terjalin. 
Salam hangat untuk seluruh elemen FK Unsri,
04091001092

You might also like