You are on page 1of 18

PROBLEMATIKA PENERAPAN PENILAIAN PORTO FOLIO DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Eriyanti

. Abstrak

Penilaian berbasis portofolio adalah penilaian yang diberikan kepada siswa dengan merujuk pada semua indikator dan hasil belajar siswa yang dicatat dan didokurnentasikan dalarn sebuah bundel atau dokemen, Penilaian tersebut dilaksanakan secara berkala, berkesinarnbungan dan rnenyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkernbangan wawasan pengetahuan sikap dan penarnpilan peserta didik. Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemiltiran sebagai berikut: membelajarkan kern bali (reedukasi), rnerefleksi pengalaman belajar, prinsip penilaian proses dan hasil, prinsip penilaian berkala dan sinarnbung, prinsip penilaian yang. adil, dan prinsip penilaian implikasi sosial belajar yang meliputi tss formatif dan surnatif (ulangan harian), tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian, dan laporan aktivitas di luar sekolah .

Model penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkernbangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterarnpilan peserta didik yang bersumber dari catalan dan dokumentasi pengalaman belajamya. Portofolio mempunyai indikator, yaitu ulangan harian, tugas-tugas terstruktrur, catatan perilaku harian, laporan kegiatan siswa.

Dalam penilaian portofolio mungltin ditemukan adanya problernatika yang dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua sehingga penilaian tersebut tidak terlaksana secara . maksirnal. Problem-problem itulah yang harus dicermati. .

Kata Kunci: problematika, penilaian, portofolio

Abstract Portfolio-based assessment is the assessment given to students with reference to the indicators and results of all students who study the record and documented in a file or document Assessment is carried out regularly, continuously and extensively about the process and results of growth and development of insight knowledge and attitudes of students. As an innovation, portfolio-based assessment model based foundation of thought by some as follows: learning back (re-education), rnerefleksi learning experience, principles and results of the assessment process, principle of periodic and continuous assessment, principles of fair assessment, and assessment of the implications of the principle of social study that includes

-_-- ---

*) Institusi : Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan UNBARA OKU Sumatera Selatan

*") Jabatan: Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP UNBARA OKU Sumatera Selatan

***) Alamat : JI. Ratu Penghulu No. 02301 Karang Sari Baturaja OKU Sumsel (32116) TeleponlFax: (0735) 326112

45

. te~~~ and fo.rmative sumatif (replay daily), structured tasks, daily behavior notes, and reports on activities outside of school.

. Model assessment of a business portfolio is to obtain information on a regular basis, continuous, and thorough about the process and results of growth and development of insight kno~ledge, ~des, and. sk!lIs of students who come from the notes and documentation of learning. PortfoliO has the indicator, the test results daily tasks terstruktrur, daily behavior notes reports of stadents, •

In the assessment of the portfolio may be found problematika faced by teachers students

and parents so that the assessment is not done the most. Problem-a problem that must 'be. '

Keywords: problem, assessment, portfolio

PENDAHULUAN

Kemajuan· suatu bangsa sangat

ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SOM). Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, . damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa.

Kemajuan bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melaJui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan di Indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif terhadap perubahan jaman. Kurikulum

dijadikan sebagai alat dalam menciptakan dunia pendidikan yang adaptif

Kurikulum hanya sebuah alat. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum harus efektif dan efisien. Jika sebuah kurikulum tidak efektif dan efisien lagi, maka kurikulum perlu disempumakan.

Depertemen Pendidikan. Nasional

(Depdiknas) telah menerbitkan kurikulum baru yang meJ1.lpakan refleksi, pemikiran, atau pengajian ulang dan penilaian terhadap Kurikulum Pendidikan Oasar dan Menengah 2006 serta pelaksanaannya. Hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan kebutuhan peserta didik masa kini dan yang akan datang. memerlukan adanya Kurikulum yang dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan kehidupan secara mandin, cerclas, kritis, rasional, dan kreatif.

Untuk meningkatkan SOM yang berkualitas, diperlukan sistem pendidikan

46

dan kurikulum yang bersifat fleksibel dan dinamis serta mampu mengakomodasi keanekaragaman. kemampuan siswa. potensi deerah, kualitas SDM, sarana pembelajaran, dan kondisi sosial budaya.

KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP merupakan salah satu upaya pernerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dan penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara (Mulyasa, 2006: 8). Hat" tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan. baik secara makro, meso, maupun mikro.

PEMBAHASAN

Penerapan KTSP diiringi dengan

penerapan strategi pembelajaran

kontekstual. Sedangkan penerapan

pembelajaran diiringi oleh sistem penilaian yang berbasis kontekstual pula. Authentic

assessment adalah prosedur penilaian pada pembelajaran kontekstual.

Authentic assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran tentang perkembangan belajar siswa. Gambaran perkem-bangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat memastikan bahwa siswa mengalami suatu proses pembelajaran dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar. maka guru segera dapat mengambil tindakan yang tepat. Selain itu, gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran. maka seharusnya authentic assessment tidak hanya dilakukan diakhir periode (semester) pembelajaran sepertl pada evaluasi hasil belajar (US/UN). tetapi dilakukan bersama dan terintegrasi dari kegiatan pembelajaran.

Data yang dikumpulkan melalui

kegiatan penilaian bukanlah untuk meneari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar seharusnya dilekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin inforrnasi di akhir periode pembelajaran.

47

Atas dasar itulah. sistem penilaian

yang berbasis portofolio perlu

dikembangkan. Penilaian ini adalah suatu . usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala. berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil perkembangan wawasan. pengetahuan, sikap. dan keterampilan siswa yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajaranya, misafnya. Untuk menentukan nilai rapor siswa, seseorang menyimpulkannya dari nilai rata-rata hasil ulangan harian siswa dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. Semua indikator proses dan hasil belajar itu di catat dan didokumenlasikan.

Selain keunggulan model penilaian portofolio-, harus pula disadari bahwa dalam pelaksanaan penilaian portofolio terdapat banyak kendala. Adapun kendala yang dihadapi oleh komponen pendidikan. di antaranya diperlukan waktu yang cukup banyak, tenaga, dan biaya yang cukup besar, dan kurangnya pengetahuan/daya nalar guru yang bersangkutan.

Kajian pustaka yang diuraikan dalam artikel ini pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas artikel

ini. Sehubungan dengan masalah yang akan dipaparkan, kerangka teori yang dianggap. relevan dengan artikel ini dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Portofolio

1. Pengertian Portofolio

Portofolio merupakan te~emahan dari bahasa Inggris ·portfolio· . yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang tersimpan dalam bentuk jilidan seperti map. Dalam kaitan dengan penilaian, portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya seseorang baik dafam bentuk tertulis, karya seni, maupun berbagai penampilan yang tersimpan dalam bentuk kaset video atau audio, tetapi portofolio tidak hanya sekadar kumpulan karya seseorang portofolio perlu ditata sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Gronlund (Rusoni, 2001: 159):

Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat. tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contch pekeqaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajamya dan dapat dikomunikasikan ke-pada siswa,

48

orang tua, serta pihak lain yang berkepentingan.

Rustaman dan Nurhayani, (Fajar, 2004: 90) menyatakan portofolio sebagai "kumpulan upaya, kemajuan atau prestasi peserta didik yang tereneana (bertujuan) pada area tertentu. Portofolio juga dapat diartikan sebagai suatu koleksi yang dikhususkan dari peke~aan peserta didik yang mengalami perkembangan yang memungkinkan peserta didik dan pendidik menentukan kemajuan yang sudah dicapai oleh peserta didik·.

Menurut Oepdiknas, (Nurhadi, 2004:

175) menyatakan bahwa portofolio diarlikan sebagai wujud benda fisik dan suatu proses sosial pedagogis. Dalam wujud benda fisik, portofolio merupakan dokumentasi hasil pekeljaan siswa yang tersimpan dalam satu bundel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis portofolio merupakan kumpulan pengalaman belajar yang terdapat dalam pikiran siswa berupa pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio adalah kumpulan dari hasil ke~a siswa yang memperlihatkan hasil pemikiran mereka, minat mereka, hasil usaha, dan tujuan atau

cita-cita mereka dalam berbagai bidang dan disimpan dalam satu bundel.

2. Penilaian Berbasis Porlofolio

Penilaian berbasis portofolio adalah penilaian yang diberikan kepada siswa dengan merujuk pada semua indikator dan hasil belajar siswa yang dieatat dan didokumentasikan dalam sebuah bundel atau . dokumen; Penilaian tersebut dilaksanakan secara berkala, berkesinambung an dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan sikap dan penampilan peserta didik. Sebagai suatu inovasi, model penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut:

a. Membelajarkan Kembali (Re-Edukasi)

Menurut eara berfikir yang baru, menilai itu bukan menvonis siswa dengan harga mati. Menilai adalah meneari informasi tentang pengalaman belajar peserta didik dan informasi tersebut dipergunakan sebagai balikan (feed back) untuk membelajarkan kembali.

b. Merefleksi Pengalaman 8elajar Penilaian dalam hal ini dijadikan media untuk merefleksi pengalaman yang telah siswa miliki dan kegiatan yang telah mereka

49

selesaikan. Oi samping untuk merefleksi pengalaman siswa, penilaian ini dapat dijadikan sarana untuk merefleksi kinerja . guru. Dleh karena itu, kinerja siswa berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini merupakan satu eara untuk bela jar menghindari kesalahan di masa yang akan datangdan untuk meningkatkan kinerja.

Budimansyah (2002: 112) menyatakan bahwa model penilaian berbasis portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar penilaian. Prinsip dasar penilaian yang dimaksud adalah penilaian proses dan hasil, penilaian berkala dan sinambung. penilaian yang adil, dan penilaian implikasi sosial bela jar.

c. Prinsip Penilaian Proses dan Hasil

Penilaian itu tergantung pada

prosesnya. Jika prosesnya baik dan sempuma, maka hasilnya akan baik pula. Prinsip penilaian portofolio menerapkan prinsip penilaian proses dan hasil sekaligus. Proses belajar yang dinilai· diperoleh dan catatan perilaku harian atau catatan anekdot mengenai sikap siswa dalam bela jar, antusias tidaknya dalam pelajaran. Aspek lain penilaian proses yakni menilai tugastugas terstruktur yang diberikan guru, apakah tugas tersebut dikerjakan dengan

baik·, tidak asal jadi. Penilaian proses dapat juga dilakukan dengan melihat laporan aktivitas siswa di luar sekolah.

d. Prinsip Penilaian Berkala dan

Sinambung

Model penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip penilaian berkala dan sinambung. Tujuan dilakukan secara berkaJa adalah memudahkan dalam mengorganisasikan hasil-hasilnya. Dalam menilai hasil misalnya, secara berkala setiap selesai satu satuan Pelajaran diadakan ulangan atau tes formatif dan setiap akhir semester diadakan ulangan umum. Demikian pula halnya dengan menilai proses. Tugas terstruktur sebagai tagihan misaJnya, diberikan setiap satu satuan pelajaran; catatan anekdot secara berkala direkap setiap minggu; dan laporan aktivitas siswa di luar sekolah secara berkala direkap setiap bulan.

Tujuan dilakukan secara sinambung adalah .untuk memantau pertumbuhan dan pengalaman belajar peserta didik. Model penilaian berbasis portofolio dalam penerapan prinsip penilaian sinambung terlihat dari adanya kontinuitas penilaian, baik penilaian hasil maupun proses tidak boleh ada yang putus. Dengan demikian,

50

prinsip utamanya adalah kontinuitas, agar informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar siswa dapat terpantau.

e. Prinsip Penilaian yang Adil

Model penilaian yang adil di mana semua indikator penilaian, baik daJam menilai hasil dan proses diperhitungkan dan masing-masing diberikan bobot. Sehingga hasil tersebut benar-benar menggambarkan proses.

Model penilaian berbasis portofolio, dengan prinsip berkala dan sinambun"gnya, selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belaJar peserta didik, sebelum masa belajar berakhir. Hal ini dimaksudkan agar sesegera mungkin memperbaiki proses belajar mereka manakala ada indikasi yang kurang baik.

f. Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar

Belajar hendaknya dapat rnelahirkan implikasi sosial, yakni pengaruh proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Belajar bukan sekedar untuk memperoleh nilai yang baik ataupun lui us ujian, melainkan dapat berimplikasi lebih luas pada ranah sikap dan keterampilan. Penilaian berbasis portofolio tidak terbatas pada menilai kemampuan kognitif siswa, tetapi

menilai juga kemampuan-kemampuan yang lain, termasuk menilai implikasi sosial berajar.

Lebih lanjut Budimansyah (2002: 117) menyatakan bahwa di dalam penilaian berbasis portofolio, ada beberapa indikator penilaian. Indikator penilaian merupakan unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Indikator yang dipandang valid adalah (1) hasil ulangan dan hasil tes (formatif dan sumatif), (2) penyelesaian tugas-tugas terstruktur, (3) catatan perilaku harian, dan (4) laporan aktivitas di luar sekolah yang menunjCllg kegiatan belajar. Dari indikator tersebut, dapat diketahui tentang prestasi belajar siswa yang dicapai.

3. Tes Formatif dan Sumatif (Ulangan Harian)

Tes biasa dilakukan setelah selesai satu satuan pelajaran (tes formatif) dan pada akhir catur wulan atau semester (tes sumatif). Dalam penilaian portofolio, nilai tes formatif dan sumatif tidak hanya dicatat pada buku daftar nilai, tetapi dicatat pad a portofolio siswa masing-masing. Dengan rnencantumkan kapan tes itu dilaksanakan,

51

pokok bahasan apa dan berapa nilai yang diperoleh siswa.

4. Tugas-TugasTerslruktur

T ugas-tugas terstruktur adalah tugas yang harus dike~akan oleh siswa untuk mendalami atau memperluas penguasaan materi pelajaran. Tugas-tugas tersebut diherikan secara berkala setiap satu satuan pelajaran. Bentuknya dapat herupa menge~akan soal-soallalihan yang terdapat pada lembar ke~a siswa (LKS), menyusun makalah, melakukan pengamatan lapangan, tugas wawancara, dan sebagainya. Cara menge~akannya dapat dilakukan secara individu alau kelompok.

Dalam penilaian portofolio, tugas-tugas tersebut setelah diperiksa oleh guru, nilai yang diperoleh dicatat dan berkas tugastug as terse but dilampirkan pada portofoHo siswa masing-masing.

5. Catatan Perilaku Harian

Catalan perilaku harian merupakan perilaku posHif maupun negatif yang pada saat tertentu muncul. Perilaku tersebut dicatat karena bertujuan untuk memperoleh bukti secara tertulis yang dapat digunakan untuk merefleksi pengalaman belajar.

Catatan perilaku harian itu dibuat oleh

52

guru· pada buku catatan anekdot. Dalam catatan tersebut ditulis nama siswa, perilaku yang muncul (positif atau negatif) , dan keterangan mengena; tempat atau kejadian dan waktunya (hari, tanggal, dan jam). Kemudian secara berkala, perilaku siswa tersebut dicatat pada portofolio mereka masing-masing agar mereka menyadari dan melakukan refleksi.

6. Laporan Aktivitas di Luar Sekolah

Belajar tidak dibatasi oleh dinding sekolah. Di luar kelas dan di luar sekolah sekalipun siswa dapat helajar sehingga masyarakat dan Iingkungan masyarakat dapat dijadikan laboralorium untuk belajar.

Untuk menjadikan masyarakat dan Jingkungan sebagai laboratorium untuk bela jar, guru hendaknya meminta para siswa melaporkan aktivitas mereka di luar sekolah yang mendukung kegiatan belajar. Misalnya, untuk melengkapi aktivHas belajarnya yang menunjang mata pelajaran olahraga, seseorang siswa dapat melaporkan bahwa dirinya setiap hari minggu pagi selalu mengikuti senam kesegaran jasmani, pada hari rabu sore ia mengikuti latihan sepak bola.

Siswa yang memiliki aktivitas yang menonjol akan memperoleh nilai yang lebih

baik deripada temannya yang tidak memiliki aktiv~as yang dapat menunjang pelajarannya di sekolah. Laporan mereka dicatat pada portofolio masing-masing.

B. Karakteristik Model Penilaian Portofolio

. Portofolio bukanlah sebuah objek, tetapi perantara penilaian oleh guru yang menggambarkan aktiv~as dan proses, aktivitas tersebut dapat mendorong siswa dalam berdialog, berbagi pengetahuan,

rnembandingkan,

mempertimbangkanl-

merenungi, rnembuat keputusan, dan tidak hanya mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya tetapi menguatkan dengan argumentasi yang tepat. Hal ini sesuai dengan pembelajaran merekonstruksi untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui, rnengerti dan lakukan, semua itu sangatlah penting dalam keefektifan penilaian.

Rencana dan implementasi

pembelajaran menggunakan waktu-waktu untuk belajar, praktik, melakukan, dan melatih. Waktu untuk melakukan pendidikan tidak terasa seperti jika mereka menerima pelajaran secara konvensional, terlebih jika

siswa mempunyai

kemampuan untuk

kemauan dan

memperluas

wawasannya sehingga siswa memperoleh kecakapan yang lebih baik. Akhimya para siswa, anggota keluarga, orang tua, guru dapat mempunyai keyakinan akan kebaikankebaikan dalam pelaksanaan portofolio penilaianlassessment.

Penilaian portofolio

karakteristik sebagai berikut:

memiliki

1 .. Merupakan hasiJ karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secera terus-menerus (kontinu) dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.

2. Mengukur prestasi siswa secara

individual dan menyadari

perbedaan di antara siswa.

3. Merupakan suatu pendekatan ke~a sarna.

4. Mempunyai tujuan untuk menilal-diri sendiri.

5. Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.

6. Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.

~

1. Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio

Budimansyah (2002: 123) menyatakan bahwa pengorganisasian model penilaian berbasis portofolio rnerupakan kegiatan

53

mensiasati proses penilaian pembelajaran dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorgani-· sasian penilaian yang rasional. demokratis, dan menyeluruh. Kronologis pen·gorganisasian penilaian pembelajaran terse but mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, dan penggunaan.

a. Perencanaan

Perencanaan penilaian belbasis

portofolio terdiri atas perencanaan per satuan waktu yang terdiri atas program penilaian mingguan, bulanan, dan enam bulanan (semester). Selain itU, ada pula perencanaan per satuan bahan ajar yang terdiri atas program penilaian program penilaian per satu satuan pelajaran dan satu kebulatan bahan ajar.

Penilaian mingguan, terdiri atas rekap perilaku harian siswa berdasarkan catatan anekdot dan rekap tugas-tugas terstruktur. Penilaian bulanan terdiri atas rekap laporan aktivitas di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. Penilaian catur wulan atau semester meliputi keseluruhan penilaian hasil (tes) maupun proses (tugas terstruktur, catatan anekdot, laporan aktivitas luar sekolah).

54

. Penilaian per satuan pelajaran, terdiri atas penilaian formatif, yakni penguasaan materi pelajaran setelah siswa mempelajari pokok bahasan tertentu dan penilaian tugas terstruktur untuk mendalami dan memperluas penguasaan materi pokok bahasan yang bersangkutan. Penilaian satu kebulatan bahan ajar yaitu menilai penguasaan keseluruhan bahan ajar dalam satu satuan waktu tertentu (catur wulan atau semester) dengan tes sumatif.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan terdiri atas langkahlangkah penilaian yang dilakukan oleh guru, yakni menilai proses maupun hasil belajar siswa, mulai dari pengamatan, pencatatan, penganalisisan, dan penarikan kesimpulan.

Pengamatan dilakukan terhadap hasil tes, perilaku siswa sehari-hari. tugas-tugas yang merekake~akan, dan aktivitas yang mereka lakukan di luar sekolah. Hasil pengamatan terse but dicatat pada portofolio siswa masing-masing. Dari catatan tersebut, kemudian dianalisis dan diberi komentar untuk keperluan tindak lanjut. Terakhir guru menarik kesimpulan tentang nilai masingmasing siswa berdasarkan semua indikator yang ada.

c. Penyimpanan

Semua catatan atau dokumen

penilaian siswa disimpan pada sebuah map ·snal hekter" atau map yang sejenis. Dokumen tersebut dipisahkan ke dalam lima bab.

Agar portofolio siswa selalu ada di kelas dan aman dari segala gangguan, serta mudah diambil apabila diperlukan, sebaiknya pada setiap kelas, dibuat tempat Penyimpanan yang berbentuk loker yang dilengkapi kunci.

d.Penggunaan

Portofolio terse but bukan hanya dipergunakan oleh guru dalam penentuan nilai akhir siswa, tetapi dipergunakan oleh siswa untuk refleksi dan orang tua siswa untuk melihat perkembangan anaknya.

Guru secara berkala menggunakan portofono siswa dengan tujuan:

1. Melakukan pengecekan indikatorindikator perkembangan belajar siswa;

2. Memantau

perkembangan

kemampuan bela jar siswa, baik memantau hasil maupun memantau proses belajamya; dan

3~ Memberikan penghargaan terhadap

siswa

yang

perkembangan

belajamya sangat istimewa dan memberikan dorongan kepada siswa yang kemampuan belajamya lambat.

Para siswa sendiri dapat mengamati portofolionya secara berkala dengan tujuan:

1. Merefleksi Kegiatan belajamya.

2. Apakah ia puas dengan hasil dan proses belajamya selama ini?

3. Apabila ia tidak puas, apakah ada upaya yang dilakukan?

4. Apakah ada peluang untuk memperbaiki hasil belajamya dengan memperbaiki prosesnya?

Para orang tua dapat membaca portofolio anaknya secara berkala atau pada waktu-waktu tertentu agar mereka mengetahui perkembangan kemampuan bela jar anak-anaknya juga sebagai media komunikasi antara sekolah dengan orang tua.

2. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Penilaian Portofolio

Selain kelebihan model portofolio, harus dicermati beberapa kelemahan dan ancaman di dalam proses pembelajaran, seperti:

55

a. Kelemahan Model Pembelajaran Portofolio:

1. Diperlukan waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran disekolah, sehingga untuk menuntaskan satu studi kasus atau suatu kebijakan publik diperlukan lebih dari 20 jam pelajaran seperti yang telah ditentukan dalam jadwal.

2. Kurangnya pengetahuan/daya nalar guru yang bersangkutan

3. Memerlukan ketekunan, kesabaran, dan keterampilan guru

4. Selum diberikannya hak otonomi mengajar sebagai pengembang kurikulum praktis di kelas.

5. Diperlukan tenaga dan biaya· yang cukupbesar

6. Kurangnya jalinan komunikasi

antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya para birokratlinstansi yang dikunjungi oJeh siswa untuk dimintai keterangannya

7. Belum terbiasanya pembiasaan jalinan ke~a sama kelompok tim para siswa dengan kesadaran, karena jika ide atau gagasan terlalu

banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.

b. Aneaman Model Pembelajaran Portofolio;

1. Belum diberikannya hak otonomi mengajar. sehingga guru masih terikat pada keharusan sebagai pelaksanaan kurikulum, sedangkan guru harus dapat menjadi pengembang kurikulum praktis di dalam kelas.

2. Kurang kesadaran guru dalam

mengembangkan

dan kemauan

kemampuan dalam

melaksanakan fungsi perannya

3. Tidak ada dukungan moril serta bantuan dana dari pihak sekolah

4. Kurangnya ke~a sarna antara para guru, kepala sekolah, dewan sekolah, orang tua siswa, dan . instansillembaga pemerintah serta masyarakat setempat.

C. Komponen Pendidikan

Dalam kegiatan belajar mengajar, komponen utama yang terlibat adalah kurikulum, guru, siswa, dan evaluasi hasil belajar.

56

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Mulyasa (2006: 39) mengartikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai suatu konsep kuri~ulum yang menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP

diarahkan

untuk

mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Depdiknas (Mulyasa, 2006: 40)

mengemukakan bahwa KTSP memiliki karakteristik:

1. Menekankan pada pencapaian

kompetensi siswa, baik individual maupun k1asikal;

2. Berorientasi pada hasil belajar

(learning autcomes) dan

keberagaman;

3. Penyampaian dalam pembelajaran dapat menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi;

4. Sumber belajar bukan hanya guru, melainkan sumber bela jar lain yang memiliki unsur edukatif; dan

5. Penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan pencapaian suatu kompetensi.

Selanjutnya, deri berbagai sumber yang ada, sedikitnya dapat diklasifikasikan enam karakteristik KTSP, yaitu:

1. sistem belajar dengan modul;

2. menggunakan keseluruhan sumber

belajar;

3. pengalaman lapangan;

4. strategi individual personal;

5. kemudahail befajar; dan

6. belajar tuntas.

Ashan (Mulyasa, 2006: 39)

mengemukakan tiga hal yang. pertu diperhatikan dalam pengembangan KTSP, yaitu (1) penempatan kompetensi yang akan dicapai, (2) pengembangan strategiuntuk mencapai kompetensi, dan (3) evaJuasi. Kompetensi yang in gin dicapai merupakan pemyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik, menggambarkan hasii belajar (learning autcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Stategi dalam

57

pencapaian kompetensi adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan. Evaluasi· merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaian kompetensi tertentu bagi peserta didik.

2. Guru

Guru adalah subjek pembelajar siswa.

Sebagai subjek pembelajar, guru secara langsung berhubungan dengan siswa.

Dalam proses belajar, guru lebih

menentukan keefektifan dalam

pembelajaran karena ia memiliki wewenang mengelola komponen lainnya.

Guru mempunyai peranan yang sang at penting daJam pemilihan bahan ajar. Guru harus mempertimbangkan kesesuaian bahan ajar dengan saran belajar. tingkat kesulitan bahan ajar, strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dan kesesuaian evaJuasi dengan bahan belajar.

Winkel (Dimyati dan Mudyono, 1994:

22) menjelaskan beberapa peranan guru dalam pembelajaran:

1. Membuat desain pembelajaran

secara tertulis, lengkap dan

menyeluruh;

58

2. Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh;

3. Bertindak sebagai guru yang mendidik;

4. Meningkatkan

profesionalitas

keguruan;

5. Melaksanakan dengan

pembelajaran

berbagai model

pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan ajar. dan kondisi sekolah setempat. Penyesuaian· terse but dilakukan untuk meningkatkan mutu belajar; dan

6. Dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar, pembimbing beJajar, dan pemberi balikan belajar.

Dengan adanya peran-peran terse but. maka sebagai pembelajar guru adalah pembelajar sepanjang hayat.

Dalam penilaian portofolio. guru dalam kelas merupakan pasangan dalam suatu tim, siswa bekerja sarna dengan guru dalam menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Guru memberikan bantu an dan memimpin serta memberi petunjuk, tetapi tidak merupakan pusat (guru sentris)

Fajar (2004: 93) mengemukakan beberapa peran guru dalam pelaksanaan penilaian portotolio:

1. Mengajar di kelas secara

profesional

2. Merencanakan, melibatkan,

menghubungkanj dan memberi masukan kepada siswa dalam kelas

3. . Memberi semangat, siswa berkewajiban untuk membuat keputusan, menggambar, mempertimbangkan, diskusi, membaca, dan menanggapi

4. Memberi petunjuk dan harapan

5. Memproses pekerjaan, usaha,

kemajuan dan prestasi sebagai hasil belajar

6. . Membantu siswa memimpirilrnemandu portofolionya

7. Mengoleksi dan menganalisa

contoh-contoh pekerjaannya

8. Mengembangkan gaya mengajar yang menumbuhkan rasa saling mempengaruhi antara siswa dengan siswa dengan masyarakat dan lingkungannya

9. Mengumpulkan informasi dari

hubungan antar siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan masyarakat dan lingkungannya

10. Menggunkan analisis dan contohcontoh laporan untuk pihak-pihak yang membutuhkan.

3.Siswa

Siswa merupakan subjek yang terlibat dalam kegiatan· belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan meres pan dengan tindakbelajar. Siswa mengalami suatu proses bela jar. Dalam proses tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Siswa melakukan tindak bela jar yang. dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan belajar siswa dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Makin meningkatnya kemampuan, maka siswa dapat mencapai tingkat kemandirian

F ajar (2004: 93) mengemukakan beberapa peran siswa dalam pelaksanaan penilaian portofolio:

1. Memilih topik-topik tulisan. . 2. Memilih materi bacaan.

3. Mengorganisir, mempertahankan,

dan menanggapi bacaan dan tulisan dalam portofolio.

4. Terlibat dan mempertahankan.

59

5. Mengoleksi, menganalisis,

membandingkan dan memilih tulisan serta contoh-contoh bacaan.

6. Ke~a sarna ,dengan orang lain untuk mengetahui secara personal tentang kelemahan dan kekuatannya dan

7. Merencanakan tujuan tertentu. 4. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penitaian progaram.

a. PeniJaian Kelas

PeniJaian kelas diJakukan dengan adanya uJangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. PeniJaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan prosaes pembelajaran, dan penentusn kenaikan kelas.

b. Tes Kemampuan Oasar

Tes klemampuan dasar bertujuan untuk mengetgahui kemampuan membaca, menu lis, dan berhitung yang diperlukan untuk memperbaiki program pembelajaran

(program remedial). T es kemampuan dasar dilakukan setiap tahun.

c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pembelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian untuk mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinelja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Lulus (STL) tidak semata-mata didasarkan pada hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.

d. Benchmarking

Bencmarking merupakan suatu standar dalam mengukur kine~a yang sedang be~alan, proses, dan hasiJ untuk mencapai suatu unggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat diketahui di tingkat sekolah, daersh, atau nasion a!. Penilaian dilaksanakan seeara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.

Untuk memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu tersebut, diadakan penilaian seeara nasional

60

yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dipakai untuk memberikan peningkatan kelas dan tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kine~a sekolah.

e. Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas

Pendidikan secara berkesinambungan.

Penilaian program dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.

PENUTUP

Kurikulum yang dipergunakan dalam dunia pendidikan nasional saat ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KTSP). Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dan penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan

di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro.

KTSP memuat informasi untuk guru tentang kompetensi yang harus dikembangkan oleh siswa melalui proses pembelajaran, termasuk pembelajaran. Dalam KTSP mengembangkan slstem penilaian yang terintegrasi . dan berkesinambungan serta lebih komprehensif yang biasa disebut penilaian portofolio.

Model penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan. dan menyeluruh tentang. proses dan hasil penumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap. dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari calatan dan dokumentasi pengalaman belajamya. Portofolio mempunyai indikator, yaitu ulangan harian, tug as-tug as terstruktrur, catatan perilaku harian, laporan kegiatan siswa.

Dalam penilaian portofolio mungkin ditemukan adanya problematika yang dihadapi oleh guru, siswa, dan orang tua sehingga penilaian terse but tidak terlaksana secara maksimal. Problem-problem itulah yang harus dicermati.

61

RUJUKAN

Budimansyah, Oasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Grasindo. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Oepdikbud.

Fajar. Arnie. 2004. Portofo/io dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.

62

You might also like