Professional Documents
Culture Documents
PROYEK AKHIR
Diajukan dalam rangka menyelesaikan program studi Diploma Tiga
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
Nama : KRISTYANTO
NIM : 5250302512
Program Studi : Teknik Mesin D-3
Jurusan : Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Proyek Akhir ini telah dipertahankan dihadapan sidang penguji Proyek
Tanggal :………………..
Pembimbing:
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan
ii
iii
ABSTRAK
Proyek Akhir ini bertujuan untuk mengkaji kontruksi, cara kerja dan
gangguan-gangguan serta cara mengatasi gangguan dan kerusakan yang terjadi
pada sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion. Kerja power
steering adalah dengan cara membantu memperingan beloknya roda depan dengan
sistem hidrolis. Sistem power steering kerjanya mengandalkan tekanan fluida,
sehingga momen yang didapat besar. Sistem power steering ini mempunyai
beberapa komponen utama yang yang terdiri dari tangki reservoir, vane pump,
gear book, power piston, steering gear, pipa-pipa fluida dan selang-selang
fleksibel. Power steering ada dua macam yang dipakai pada kendaraan-kendaran
berat maupun komersil yaitu Power steering Tipe Reculating ball dan Power
steering Tipe Rack and pinion.
Berdasarkan dari Proyek Akhir yang dibuat dalam pembuatan media
pembelajaran sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion, maka
penulis mengambil judul “SISTEM KEMUDI DENGAN POWER STEERING
TIPE RACK AND PINION PADA TOYOTA KIJANG SUPER SERI KF 50”
Kesimpulan yang didapat dari sistem kemudi bahwa sistem kemudi
memerlukan adanya sistem power steering yang dapat meringankan dalam
mengemudi. Walaupun pada saat sistem power steering mengalami kerusakan,
mobil masih dapat dikendalikan secara manual (tanpa power steering). Adapun
gangguan yang sering terjadi pada sistem kemudi dengan power steering adalah
kemudi berat, gerak bebas kemudi terlalu besar, melayang (wandering),
kendaraan naik kesalah satu arah selama pengemudian mormal, roda kemudi
shimmy. Cara mengatasi gangguan-gangguan diatas yaitu tetapkan tekanan,
ukuran dan balance roda, stel ketegangan belt, periksa busa dan level minyak,
ganti atau perbaiki steering lingkage, setel FWA (camber, caster, dan toe angel),
perbaiki bearing dan gerakan roda kemudi, ganti ball join dan king pin yang
sudah aus, setel rem, tetapkan tinggi kendaraan, ganti shock absorber yang sudah
cacat atau rusak, perbaiki atau ganti suspensi spring, ganti suspensi arm yang
sudah bengkok atau rusak. Saran untuk perawatan dan pengembangan sistem
power steering; minyak power steering dalam reservoir tank harus dikontrol agar
tidak terlambat dalam pengisian yang mengakibatkan kemasukan udara dalam
sistem, dalam sistem yang menggunakan fluida ganti dengan udara agar lebih
menghemat biaya.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
laporan Proyek Akhir dengan judul “ Sistem Kemudi dengan Power Steering tipe
Laporan ini berisi tentang uraian mengenai kontruksi, cara kerja, dan
troubleshooting sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion.
Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan maupun saran
dari pihak lain, oleh sebab itu dengan penuh ketulusan penulis mengucapkan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ............................................................................ . 2
E. Sistimatika Penulisan................................................................ 4
A. Landasan Teori.......................................................................... 5
1. Sistem Kemudi....................................................................... 5
1. Gear Housing......................................................................... 7
v
vi
3. Katup Rotary......................................................................... 9
4. Vane pump............................................................................. 14
1. Vane Pump............................................................................. 19
3. Relif Valve.............................................................................. 24
1. Kemudi berat......................................................................... 25
3. Melayang (Wandering)......................................................... 27
A. Simpulan ................................................................................. . 32
B. Saran........................................................................................ . 33
LAMPIRAN
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion ......... . 5
Gambar 16. Cara kerja flow control valve saat kecepatan rendah. .................. 22
Gambar 17. Cara kerja flow control valve saat kecepatan sedang. .................. 23
Gambar 18. Cara kerja flow control valve saat kecepatan tinggi..................... 24
vii
viii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
bekerja. Sistem-sistem itu bekerja saling berkaitan antara satu dengan yang
lain, sehingga jika salah satu dari sistem mengalami kerusakan atau diganti
dengan komponen yang tidak sesuai, maka akan mempengaruhi kerja sistem
yang lain. Sistem power steering pada kemudi mobil berfungsi untuk
mobil modern mempunyai ban lebar dengan tekanan yang rendah, sehingga
perbandingan gigi (gear ratio) pada sistem kemudi, tetapi ini akan
mengakibatkan usaha untuk memutar roda kemudi semakin besar pada saat
kendaraan berbelok, terutama pada belokan tajam. Oleh karena itu, agar
yang disebut power steering (steering assist device). Power steering biasanya
1
2
digunakan pada kendaraan besar, tetapi sekarang juga digunakan pada mobil-
sekarang ini apabila sistem kemudinya tidak memakai power steering, saat
lainnya.
“Sistem Kemudi dengan Power Steering tipe Rack and Pinion pada Toyota
B. Permasalahan
judul “Sistem Kemudi dengan Power Steering tipe Rack and Pinion pada
Toyota Kijang Super seri KF 50” adalah untuk mengetahui lebih mendalam
tentang sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion dan
steering tipe rack and pinion khususnya pada toyota kijang super seri KF 50,
yang meliputi:
3
Manfaat yang dapat diambil dari sistem kemudi dengan power steering
tipe rack and pinion pada toyota kijang super seri KF 50 ini adalah:
mengatasinya.
E. Sistematika Penulisan
penulisan proyek akhir ini, maka secara garis besar sistematika penulisan
proyek akhir ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian isi,
bagian akhir.
Bagian awal proyek akhir ini terdiri dari : halaman judul, abstrak,
Bagian isi penulisan proyek akhir ini terdiri dari : Bab I Pendahuluan,
berisi tentang kontruksi dan cara kerja sistem kemudi dengan power steering
tipe rack and pinion, dan gangguan yang sering terjadi pada komponen-
komponen sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion, serta
yang terjadi. Bab III Penutup, terdiri dari : simpulan dan saran atas masalah
yang dikaji.
A. Landasan Teori
1. Sistem Kemudi
dengan cara membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering
memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar
recirculating ball dan rack and pinion, khususnya untuk mobil penumpang.
Stering Wheel
Vane pump
Gambar 1. Sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion.
1
2
dengan tujuan agar mekanisme kemudi menjadi lebih ringan. Dalam keadaan
normal berat putaran roda kemudi adalah 2-4 kg ( Step 1, 1995: 5-34 ). Sistem
Pinion.
penting yaitu gear housing, power silinder, control valve dan vane pump.
Gambar 3. Komponen sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion.
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1994 : )
Komponen-komponen power steering sebagai berikut :
1. Gear Housing.
Gear housing pada power steering menggunakan roda gigi tipe rack
and pinion. Dimana steering pinion bagian ujung pada poros utama
wheel diputar dan diikuti shaft pinion akan menggerakkan steering rack
kekiri atau kekanan. Gerakan steering rack diteruskan rack end dan tie rod
lebih ringan.
sangat tajam.
2. Power Silinder.
rack, rack bergerak karena tekanan minyak yang dihasilkan oleh tekanan
vane pump yang bekerja pada power piston. Kebocoraan minyak dicegah
oil seal pada kedua ruangan silinder dan bagian ujung power cylinder
juga dicegah oil seal untuk mencegah kebocoran fluida. Minyak yang
5
Pada saat steering wheel dalam posisi lurus control valve pada posisi
netral sehingga minyak dari vane pump tidak bekerja dikedua ruangan
tetapi dialirkan ke reservoir tank. Jika steering wheel diputar kesalah satu
arah, maka control valve merubah saluran fluida sehingga vane pump
bekerja kesalah satu ruangan dan minyak pada salah satu ruangan akan
Tipe rack and pinion yang mengatur perubahan saluran ada dua
macam alat, yaitu spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis
terdapat torsion bar yang terletak diantara control valve dan pinion.
torsion bar. Pada saat tidak ada tekanan minyak, torsion bar berputar
3. Katup Rotary.
Arah aliran minyak dari pompa ditentukan oleh control valve (rotary
valve) yang ada dalam rumah gigi (gear housing). Control valve shaft
Bila tidak ada tekanan minyak dari vane pump, torsion bar akan
Return port
Fixed pin
dari control valve shaft dalam kaitanya dengan rotary valve. Pada saat
Pada saat steering wheel diputar, maka control shaft valve berputar
memutarkan pinion gear melalui torsion bar. Pada saat ini control valve
jalan, control valve shaft berputar hanya sebatas puntiran dan bergerak ke
kiri atau ke kanan mengikuti rotary valve. Akibatnya, orifice X dan Y (X’
7
dan Y’) terbentuk dan perbedaan tekanan hidrolis terjadi pada ruang
pump dari lingkaran luar rotary valve akan kembali ke tangki reservoir
melalui celah antara torsian bar dan control valve shaft (Toyota 1994 :65)
Selama control valve shaft dan katup rotary (rotary valve) tidak
berputar, maka dalam posisi netral. Posisi ini terjadi saat berjalan lurus
valve berputar kekanan. Minyak dari pompa ditahan oleh orifice X dan
power steering. Pada saat bersamaan minyak dari ruang silinder kiri
9
ruang D.
kiri torsian bar terpuntir dan control shaft berputar ke kiri. Minyak
yang dialirkan dari pompa ditahan oleh orifice X’ dan Y’ dan menutup
power steering. Pada waktu yang sama, minyak pada silinder kanan
10
D- ruang D.
4. Vane Pump.
berfungsi menghasilkan tekanan tinggi dan debit yang besar. Vane pump
juga berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai
mesin tidak mati pada saat steering wheel di putar maksimal. Vane pump
termasuk jenis pompa rotary. Pompa rotary ini digunakan vane yang
digunakan pada power steering. Adapun komponen yang ada dalam vane
pump adalah :
a. Reservoir Tank.
kurang dari tanda yang ditentukan maka ada udara yang masuk pada
sistem tersebut, akan mengurangi kerja dari pompa atau kerja pompa
b. Pump Body.
Pump body adalah rumah dari rotor blade dan pompa digerakan
oleh puli poros engkol mesin dengan drive blet, dan mengalirkan
gear housing akan diatur oleh flow control valve sehingga bila
Vane pump
d. Peralatan Idle-Up.
maksimum.
Idle up
power silinder yang membantu tenaga gerak pada pinion dan batang rack.
14
Besarnya tenaga bantu yang dihasilkan, tergantung pada tekanan hidrolis yang
bekerja pada torak. Oleh karena itu diperlukan tenaga pengemudian yang
besar, maka tekanan harus ditingkatkan. Tekanan fluida ini diatur oleh katup
dua, yaitu :
dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan
tekanan pada kedua sisi torak sama, torak tidak akan bergerak
kesalah satu arah, maka katup pengontrol juga akan bergerak menutup
kesalah satu saluran minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan
tekanan. Pada kedua sisi torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan
1. Vane Pump.
Rotor berputar dalam cam ring yang diikatkan pada rumah roda gigi
pompa (pump housing). Pada rotor terdapat alur, dalam alur dipasang vane
bagian dalam cam ring berbentuk oval dan membentuk celah antara rotor
dengan cam ring. Vane plate menyekat celah tersebut dan membentuk
ruang minyak.
karena gaya sentrifugal dan tekanan fluida pada bagian belakang vane
plate akan membentuk seal sehingga terjadi tekanan minyak. Pada saat
saluran hisap. Pada saat ruangan fluida menyempit pada sisi luar, bila
melalui saluran luar. Untuk satu kali putaran terjadi dua kali pengisapan
dari pompa. Bila rpm naik, maka volume aliranya semakin besar dan
lebih kecil. Singkatnya, volume aliran minyak dari pompa ke gear housing
housing dikurangi. Ini berlaku pada rpm tinggi pada power steering yang
To gear housing
Control spool
maka flow control valve akan bergerak ke kiri. Ini membuka saluran
pada sisi hisap pompa (pump suction side), sehingga minyak akan
kembali ke sisi hisap pompa. Dengan cara ini, volume aliran minyak
To gear
housing
Control spool
Tension spring “A”
Gambar 16. Cara kerja flow control valve saat kecepatan rendah.
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1996 : 61)
gear housing. Dengan kata lain, bila control spool bergerak ke kanan,
Gambar 17. Cara kerja flow control valve saat kecepatan sedang.
(Sumber. Toyota Astra Motor, 1996 : 62)
To gear
housing
Gambar 18. Cara kerja flow control valve saat kecepatan tinggi.
(Sumber. Toyota Astra Motor : 1996 : 62)
3. Relief Valve.
control valve, yaitu bila tekanan P2 melebihi 80 kg/cm2 (bila roda diputar
Pada saat tekanan P2 turun, control valve terdorong kekiri dan mengatur
tekanan maksimum.
To gear
housing
Steering.
sistem mesin atau alat secara sistematis agar cepat dan tepat. Begitu pula
dalam penggantian komponen harus dilakukan dengan tepat dan benar karena
dalam tabel di bawah ini dan mulai dari yang ringan sampai yang berat agar
1. Kemudi Berat
kg/cm2
retak.
maxsimum
kemudi
dan Chamber)
berbelok kesalah satu arah dan akan mengakibatkan getaran dan keausan
steering coulumn
depan
longgar housing
Bila gerak bebas kemudi berlebihan, penyebabnya bisa berasal dari salah
3. Melayang (Wandering)
steering lingkage
arm
tidak tepat
lemah spring
Tabel 10. Trouble shooting masalah kendaraan narik kesalah satu sisi.
rata menyirkulasi
kg/cm2
dan kanan
roda
sama.
b) Tekanan roda kiri dan kanan tidak sama, karena akan menyebabkan gaya
rata roda
roda balance
roda
lemah spring
berfungsi absorber
arm
dan toe-out yang terlalu besar. Camber yang terlalu besar atau camber
PENUTUP
A. Simpulan
tipe rack and pinion pada Toyota Kijang Super seri KF 50, maka penulis dapat
1. Kontruksi sistem kemudi dengan power steering tipe rack and pinion
2. Cara kerja dari sistem kemudi yaitu; saat steering wheel diputar diteruskan
oleh steering main shaft ke gear housing, sehingga memutar pinion dan
3. Gangguan yang sering terjadi pada sistem kemudi dengan power steering
yaitu tetapkan tekanan, ukuran dan balance roda, stel ketegangan belt,
periksa busa dan level minyak, ganti atau perbaiki steering lingkage,
setel FWA (camber, caster, dan toe angel), perbaiki bearing dan gerakan
roda kemudi, ganti ball join dan king pin yang sudah aus, setel rem,
tetapkan tinggi kendaraan, ganti shock absorber yang sudah cacat atau
1
2
rusak, perbaiki atau ganti suspensi spring, ganti suspensi arm yang sudah
B. Saran
1. Minyak power steering dalam reservoir tank harus dikontrol setiap saat
Anonim, 1995. New Step 1 Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
Toyota Astra Motor. 1994. Training Manual Steering System Step 2. Jakarta : PT.
Toyota Astra Motor.
Lampiran 2
1
2
Gambar. Sistem kemudi tipe rack and pinion tampak samping kiri.
3
Gambar. Sistem kemudi tipe rack and pinion tampak samping kanan.