You are on page 1of 5

Hikmah Diutusnya Para Rasul

Mengapa Allah SWT mengutus para rasul alaihimus salam? Apa hikmah diutusnya para Rasul
tersebut? Jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Allah swt mengutus para rasul as untuk mengenalkan manusia tentang Rabb dan Pencipta mereka
serta mendakwahkan mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya.

٢١:٢٥] ِ‫دون‬
ُ ُ‫فاعْب‬
َ ‫نا‬
َ َ‫لاَ أ‬
ّ ِ‫لا إِلٰهَ إ‬
َ َُ‫حي إِلَيْهِ أَنّه‬
ِ ‫نو‬
ُ َ‫لا‬
ّ ِ‫سولٍ إ‬
ُ َ‫نا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ ر‬ َ َ‫]و‬
َ ْ‫ما أَرْسَل‬

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
“Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku”. (Al-anbiya (21): 25).
2. Kita mengetahui bahwa semua bagian tubuh kita telah diciptakan untuk tujuan dan manfaat
tertentu (memiliki hikmah). Mata kita diciptakan dengan tujuan dan tidak diciptakan sia-sia,
demikian pula hidung kita, telinga kita, bahkan bagian tubuh paling kecil pun diciptakan dengan
manfaat tertentu dan tidak ada yang sia-sia. Maka tidak dapat diragukan lagi bahwa Kita secara
keseluruhan pasti telah diciptakan untuk sebuah hikmah (tujuan) yang jelas dan tidak mungkin
diciptakan sia-sia.

٢٣:١١٥] َ‫عون‬
ُ َ‫لا تُرْج‬
َ ‫نا‬
َ ْ‫ثا وَأَنَّكُمْ إِلَي‬
ً َ‫ناكُمْ عَب‬ ََّ‫]أَفَحَسِبْتُمْ أَن‬
َ ْ‫ما خَلَق‬
ِ َ ‫ش ال ْك‬
٢٣:١١٦] ِ ‫ريم‬ ِ ‫ب ال ْعَْر‬
ّ ‫لى اللّهَُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ َل إ ِلٰه َ إ ِّل هُوَ َر‬ َ َ‫]فَت‬
َ ‫عا‬

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja
yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) ‘arsy yang mulia. (Al-
Mu’minun [23]: 115-116).
Namun Kita tidak mungkin mengetahui hikmah tersebut kecuali dengan pengajaran Allah swt
melalui para rasul alaihimussalam.
Penduduk bumi hari ini, 100 tahun yang lalu berada di alam ghaib kemudian lahir ke dunia, dan
setelah maksimal 100 tahun lagi pasti mereka meninggalkan dunia ini. Manusia tidak akan pernah
tahu mengapa ia datang ke dunia atau mengapa ia keluar setelah datang kecuali dengan informasi
dari Allah yang telah menciptakannya setelah sebelumnya ia tidak ada sama sekali. Kemudian ia
datang ke dunia dalam keadaan hidup kemudian dimatikan untuk keluar dari dunia. Allah swt
mengutus para rasul as untuk mengajarkan kepada kita permasalahan ini dan ia adalah perkara yang
paling krusial dan terpenting yang tidak dapat kita ketahui tanpa mereka.
Allah swt Rabb yang telah menciptakan kita, Dia lebih mengetahui tentang apa saja yang dapat
memperbaiki diri dan keadaan kita, apa saja yang menyucikan jiwa kita, membersihkan akhlaq kita
dan Dia telah memberi petunjuk kepada kita melalui para rasul as tentang semua hal yang
mengandung hakikat kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah swt berfirman:

ْ‫ما لَم‬
َ ْ‫والْحِكْمَةَ وَيُعَلّمُِكُم‬
َ َ‫تاب‬
َ ِ‫كيكُمْ وَيُعَلّمُِكُمُ الْك‬
ِّ َ‫نا وَيُز‬
َ ِ‫يات‬
َ ‫لو عَلَيْكُمْ آ‬
ُ ْ‫لا مِنْكُمْ يَت‬
ً ‫سو‬
ُ َ‫فيكُمْ ر‬
ِ ‫نا‬
َ ْ‫ما أَرْسَل‬
َ َ‫ك‬
٢:١٥١] َ‫مون‬
ُ َ‫نوا تَعْل‬ ُ َ‫]ت‬
ُ ‫كو‬

1
Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui. (Al-Baqarah [2]: 151).
3. Allah swt mengutus para rasul untuk menyelamatkan manusia dari perselisihan tentang prinsip-
prinsip hidup mereka dan menunjuki mereka kepada kebenaran yang diinginkan Sang Pencipta. Dia
berfirman:

١٦:٦٤] َ‫نون‬
ُ ِ‫دى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْم‬
ً ُ‫فيهِ ۙ وَه‬
ِ ‫فوا‬
ُ َ‫ذي اخْتَل‬
َِّ‫لاَ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ ال‬
ّ ِ‫تابَ إ‬
َ ِ‫نا عَلَيْكَ الْك‬ َ َ‫]و‬
َ ْ‫ما أَنْزَل‬

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. (An-Nahl [16]: 64).
4. Allah swt mengutus para rasul as untuk iqamatuddin (menegakkan agama-Nya), menjaganya
(dari pemalsuan dan upaya penyimpangan), untuk melarang manusia berpecah belah (berbeda)
tentangnya, dan agar manusia berhukum dengan hukum yang diturunkan-Nya. Allah swt berfirman:

۞ ْ‫عيسَىٰۖ أَن‬
ِ َ‫موسَىٰ و‬
ُ َ‫راِهيمَ و‬
َ ْ‫نا بِهِ إِب‬
َ ْ‫ما وَصَّي‬
َ َ‫نا إِلَيْكَ و‬
َ ْ‫ذي أَوْحَي‬
َِّ‫وال‬
َ ‫حا‬
ً ‫نو‬
ُ ِ‫ما وَصَّىٰ بِه‬
َ ِ‫دين‬
ِّ ‫شَرَعَ لَكُمْ مِنَ ال‬
ُ‫شاء‬
َ َ‫بي إِلَيْهِ مَنْ ي‬
ِ َ‫عوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللّهَُ يَجْت‬
ُ ْ‫ما تَد‬
َ َ‫كين‬
ِ ِ‫لى الْمُشْر‬
َ َ‫فيهِ ۚ كَبُرَ ع‬
ِ ‫قوا‬
ُ َّ‫لا تَتَفَر‬
َ َ‫دينَ و‬
ِّ ‫موا ال‬
ُ ‫قي‬
ِ َ‫أ‬
٤٢:١٣] ‫ب‬
ُ ‫ن ي ُِني‬ َ ِ‫دي إ ِل َي ْه‬
ْ ‫م‬ ِ ْ‫]وَي َه‬
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim,
Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya).

] ‫ما‬
ً ‫صي‬
ِ َ‫نينَ خ‬
ِ ِ‫خائ‬
َ ْ‫لا تَكُنْ لِل‬
َ َ‫راكَ اللّهَُ ۚ و‬
َ َ‫ما أ‬
َ ِ‫بالْحَقِّلِتَحْكُمَ بَيْنَ الناَّسِ ب‬
ِ َ‫تاب‬
َ ِ‫نا إِلَيْكَ الْك‬
َ ْ‫ناَ أَنْزَل‬
ّ ِ‫إ‬
٤:١٠٥]

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. (An-
Nisa [4]: 105).
5. Allah swt mengutus para rasul as untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang yang
beriman tentang janji-janji kebaikan berupa nikmat abadi sebagai balasan ketaatan mereka;
memperingatkan orang-orang kafir dengan akibat buruk kekafiran mereka, juga untuk membatalkan
alasan kekafiran mereka di akhirat karena rasul telah menyampaikan kebenaran kepada mereka
(sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak tahu kebenaran). Dia berfirman:

] ‫ما‬
ً ‫كي‬
ِ َ‫زا ح‬
ً ‫زي‬
ِ َ‫كانَ اللّهَُ ع‬
َ َ‫لى اللّهَِ حُجّةٌَ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ و‬
َ َ‫ناَسِ ع‬
ّ ‫لل‬
ِ َ‫كون‬
ُ َ‫لاَ ي‬
ّ َ‫رينَ لِئ‬
ِ ِ‫رينَ وَمُنْذ‬
ِ ِّ‫لا مُبَش‬
ً ُ‫رُس‬
٤:١٦٥]

2
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya
tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa [4]: 165).
6. Para rasul as diutus untuk memberikan uswah hasanah (keteladanan yang baik) bagi manusia
dalam perilaku yang lurus, akhlaq yang utama, ibadah yang shahih dan istiqamah di atas petunjuk
Allah swt. Firman Allah swt:

٣٣:٢١] ‫را‬
ً ‫ثي‬
ِ َ‫لآخِرَ وَذَكَرَ اللّهَ ك‬
ْ ‫والْيَوْمَ ا‬
َ َ‫جو اللّه‬
ُ ْ‫كانَ يَر‬
َ ْ‫سولِ اللّهَِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن‬
ُ َ‫في ر‬ َ ْ‫]لَقَد‬
ِ ْ‫كانَ لَكُم‬

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-
Ahzab [33]: 21).
Semua arahan dan petunjuk Ilahiyah yang mulia ini sekali lagi tidak mungkin dipahami dan
dijangkau oleh manusia dengan semata menggunakan akal mereka yang sangat terbatas dan lemah.
Mereka hanya dapat mempelajarinya melalui wahyu Allah swt kepada para rasul-Nya.

Fakta dan bukti-bukti kebenaran risalah para Rasul


Tanya: Apa saja adillah (bukti-bukti) yang dibekali Allah untuk para rasul-Nya agar mereka tidak
didustakan oleh manusia?
Jawab: Bukti-bukti ini oleh Al-Quran dinamakan ayat artinya fakta, indikator dan bukti-bukti yang
membenarkan ucapan dan pengakuan para rasul as, adalah mukjizat.
Tanya: Apakah mukjizat itu sebenarnya?
Jawab:

‫ه عََلى‬ َ َ ‫جُز ال ْب‬ ِ ّ ‫مُر ال‬ َ


ُ ‫جرِي ْهِ الل‬ ِ ِ ‫مث ْل‬
ْ ُ ‫ ي‬،‫ه‬ ِ ِ‫ن ب‬
ِ ‫ن ال ِت َْيا‬
ِ َ‫شُر ع‬ َ ْ‫ذي ي َع‬ ْ ‫ ال‬: ‫ي‬
َ ِ ‫ة( ه‬
ُ َ ‫ الي‬،‫ن‬
ُ ‫ها‬ ُ َ ‫)الب َي ّن‬
َ ‫ الب ُْر‬،‫ة‬ ُ‫الْمُعْجِزَة‬
ِ‫سالَتِه‬
َ ِ‫باتِ ر‬
َ َ‫لى صِدْقِ نُبُوَّتِهِ وَث‬ َ َ‫يَدِ نَبِيٍّمُرْسَلٍ لِيُقِيْمَ بِهِ الدَّلِيْلَ ع‬.

Mukjizat (bayyinah, burhan, atau ayat) adalah sesuatu yang manusia tidak mampu
mendatangkannya yang diberikan Allah swt kepada nabi yang diutus untuk membuktikan kebenaran
kenabiannya dan ketetapan risalahnya.
Seolah-seolah seorang rasul berkata: “Wahai manusia, Allah telah mengutusku kepada kalian dan
telah memberikan untukku tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai bukti pembenar ucapanku. Tanda-
tanda atau bukti-bukti ini tidak akan mampu didatangkan kecuali oleh Allah swt, tak ada seorang
pun manusia yang mampu menandinginya sehingga kalian tidak dapat menyangka bahwa aku
berdusta atas nama Allah.”
Allah swt berfirman:

َ‫ديد‬
ِ َ‫نا الْح‬
َ ْ‫ۖ وَأَنْزَل‬
ِ‫بالْقِسْط‬
ِ ُ‫ناَس‬
ّ ‫قومَ ال‬
ُ َ‫زانَ لِي‬
َ ‫مي‬
ِ ْ‫وال‬
َ َ‫تاب‬
َ ِ‫نا مَعَهُمُ الْك‬
َ ْ‫ناتِ وَأَنْزَل‬
َ ِّ‫بالْبَي‬
ِ ‫نا‬
َ َ‫نا رُسُل‬
َ ْ‫لَقَدْ أَرْسَل‬
٥٧:٢٥] ٌ‫زيز‬
ِ َ‫بۚ إِنَّاللّهَ قَوِيٌّع‬
ِ ْ‫بالْغَي‬
ِ ُ‫ناَسِ وَلِيَعْلَمَ اللّهَُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَه‬
ّ ‫لل‬
ِ ُ‫نافِع‬
َ َ‫ديدٌ وَم‬ ِ ]
ِ َ‫فيهِ بَأْسٌ ش‬

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
3
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-hadid (57): 25).
Tanya: Apa saja contoh-contoh mukjizat yang menjadi pendukung para rasul as?
Jawab: Di antara yang disebutkan Allah swt dalam Al-Quran adalah apa yang terjadi pada Nabi
Ibrahim as bersama kaumnya. Allah swt berfirman:

٢١:٦٨] َ‫لين‬
ِ ِ‫فاع‬
َ ْ‫روا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُم‬
ُ ُ‫وانْص‬
َ ُ‫قوه‬
ُ ِّ‫لوا حَر‬ َ ]
ُ ‫قا‬
٢١:٦٩] ‫م‬ ِ ‫م اعَ َٰلى إ ِب َْرا‬
َ ‫هي‬ ً ‫سَل‬ ُ ‫قُل] َْنا َيا َناُر‬
َ َ‫كوِني ب َْرًدا و‬
Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak
bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim.” (Al-Anbiya (21): 68-69).
Juga apa yang dikisahkan Allah kepada kita tentang kisah Nabi Musa as:

‫ما‬
ً ْ‫نوا قَو‬
ُ ‫كا‬
َ ْ‫ياتٍ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَقَوْمِِهۚ إِنّهَُم‬
َ ‫في تِسْعِ آ‬
ِ ۖ
ٍ‫سوء‬
ُ ِ‫ضاءَ مِنْ غَيْر‬
َ ْ‫في جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَي‬
ِ َ‫وَأَدْخِلْ يَدَك‬
٢٧:١٢] َ‫قين‬ َ ]
ِ ِ‫فاس‬

Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu,[1] niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan
karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan)
kepada Firaun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”. (An-Naml (27): 12).
Yang termasuk sembilan mukjizat tersebut di antaranya adalah bentuk-bentuk azab yang terjadi atas
Firaun dan kaumnya sebagai balasan kesombongan dan kekafiran mereka. Allah swt berfirman:

‫ما‬
ً ْ‫نوا قَو‬
ُ ‫كا‬
َ َ‫روا و‬
ُ َ‫فاسْتَكْب‬
َ ٍ‫لات‬
َ َّ‫ياتٍ مُفَص‬
َ ‫والدّمََ آ‬
َ َ‫فادِع‬
َ َّ‫والض‬
َ َ‫والْقُمَّل‬
َ َ‫راد‬
َ َ‫والْج‬
َ َ‫فان‬
َ ‫طو‬
ُّ ‫نا عَلَيْهِمُ ال‬
َ ْ‫فَأَرْسَل‬
٧:١٣٣] َ‫مين‬
ِ ِ‫]مُجْر‬

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah[2] sebagai bukti yang
jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (Al-A’raf
(7): 133).
Contoh lain adalah yang Allah kisahkan kepada kita tentang mukjizat Nabi Isa as:

َ‫ناَس‬
ّ ‫روحِ الْقُدُسِ تُكَلّمُِ ال‬
ُ ِ‫والِدَتِكَ إِذْ أَيّدَْتُكَ ب‬
َ ٰ‫تي عَلَيْكَ وَعَلَى‬
ِ َ‫سى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْم‬
َ ‫عي‬
ِ ‫يا‬
َ َُ‫قالَ اللّه‬
َ ْ‫إِذ‬
ِ‫طينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْر‬
ِّ ‫ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ ال‬
َ‫جيل‬
ِ ْ‫والْإِن‬
َ َ‫راة‬
َ ْ‫والتَّو‬
َ َ‫والْحِكْمَة‬
َ َ‫تاب‬
َ ِ‫لاۖ وَإِذْ عَلّمَْتُكَ الْك‬
ً ْ‫في الْمَهْدِ وَكَه‬
ِ
ۖ‫ني‬
ِ ْ‫نيۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذ‬
ِ ْ‫والْأَبْرَصَ بِإِذ‬
َ َ‫نيۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَه‬
ِ ْ‫را بِإِذ‬
ً ْ‫كونُ طَي‬
ُ َ‫فيَها فَت‬
ِ ُ‫ني فَتَنْفُخ‬
ِ ْ‫بِإِذ‬
] ٌ‫بين‬
ِ ُ‫لاَ سِحْرٌ م‬
ّ ِ‫ذا إ‬
ََٰ‫روا مِنْهُمْ إِنْ ه‬
ُ َ‫ذينَ كَف‬
َِّ‫قالَ ال‬
َ َ‫ناتِ ف‬
َ ِّ‫بالْبَي‬
ِ ْ‫ئيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُم‬
ِ ‫را‬
َ ْ‫ني إِس‬
ِ َ‫وَإِذْ كَفَفْتُ ب‬
٥:١١٠]

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan
kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. kamu dapat berbicara dengan
manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar
4
kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah
(suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk
itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (ingatlah) di waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak
dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi
hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan
mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang
nyata”. (Al-Maidah (5): 110).
Karena terjadi tahrif (penyelewengan sengaja) yang dilakukan terhadap agama Nabi Isa as, orang-
orang awam menganggap mukjizat Isa as tersebut terjadi karena Isa adalah Tuhan atau dia adalah
anak Tuhan, Maha Suci Allah dari persangkaan mereka.
Kesimpulan
• Allah swt mengutus para rasul as untuk mengenalkan kepada manusia tentang Allah –
Rabb mereka – dan agar manusia mengetahui tujuan penciptaan mereka yakni beribadah
kepada Allah, menyelamatkan mereka dari kecelakaan berupa perbedaan pendapat dalam
masalah prinsip kehidupan (aqidah), agar para rasul dan para penerusnya menegakkan
agama Allah dan berhukum dengan hukum Allah, juga untuk memberi kabar gembira
kepada orang-orang beriman dengan janji kenikmatan surga yang telah disiapkan untuk
mereka dan memperingatkan orang-orang kafir dari hukuman kekafiran mereka, agar hal
tersebut menjadi hujjah atas mereka, dan agar para rasul as menjadi suri teladan bagi
manusia.
• Allah swt menguatkan para rasul-Nya dengan berbagai bukti yang oleh Al-Quran disebut
ayat atau bayyinat sedangkan manusia menyebutnya mukjizat, fungsinya sebagai saksi
kebenaran kenabian dan risalah mereka, bahwa mereka benar-benar penyampai dari Tuhan
mereka.
• Kita sebagai mukmin yakin 100prosen bahwa para rasul adalah manusia pilihan yang
selamat dari segala bentuk kesalahan dan kekeliruan, bahwa mereka diutus untuk diikuti,
ditaati dan diteladani
• Tidak ada cara dan metode yang benar untuk memahami syariat Allah kecuali melalui
Rasul
Tidak ada sistem, pedoman dan tuntunan hidup yang dapat menyelamatkan dan membahagiakan
manusia di dunia dan di akhirat kecuali ajaran yang disampaikan oleh para Rasul Allah.

You might also like