Professional Documents
Culture Documents
AWAS SALMONELLA...
(1/1)
syx:
Tweet
Jaman memang makin sukar ditebak. Perubahan terjadi dengan sangat cepat,
termasuk sektor jasad renik atau mikroorganisme. Setelah muncul virus flu burung
(H5N1), muncul virus flu babi (H1N1). Tetapi ada jasad renik yang sudah lama ada
yang bisa mengganggu kita sebagai eksekutif, dan juga menimbulkan sakit yang
amat sangat, bahkan bisa mengancam jiwa. Apa itu? Jawabnya adalah bakteri
Salmonella Thyposa.
Ya, bakteri ini adalah penyebab dari penyakit Thypus. Penyakit ini banyak ditemui
pada karyawan atau para eksekutif di kantor. Dan, sering diabaikan, dianggap
remeh, termasuk juga karena penjelasan dokternya jarang yang menyeluruh.
Okey, kuman atau bakteri ini sebetulnya ada dimana-mana, terutama di tempat-
tempat yang sanitasinya kurang alias jorok. Tempat sampah dan lalat (sebagai
perantara) sering menjadi sumbernya. Jika kuman ini masuk ke tubuh dan
pertahanan tubuh kurang, maka bisa terjadi infeksi di usus, yang menjadi Thypus.
Penyakit Thypus ini harus disembuhkan sempurna. Jika tidak...?
- Istirahat kurang/bed rest kurang: Jika sakit Thypus menyerang, maka diperlukan
bed rest, dengan maksud mengurangi gerak sehingga membantu percepatan
penyembuhan luka usus. Jika usus ini tidak sembuh-sembuh, maka ada
kemungkinan lapisan luka yang mengandung kuman dan toksin (plaque
payer)tersebut lepas terbawa darah dan bisa lari ke hati, otak dan saluran empedu.
- Diet makanan lunak kurang: Sama dengan penjelasan di atas, makanan yang
lunak dimaksudkan untuk memperingan kerja usus, sehingga lebih cepat sembuh
sempurna. Jika diet lunaknya baru sebentar kemudian sudah kembali diet normal,
apalagi ditambah makanan yang merangsang (tinggi minyak, asam, pedas, kecut),
maka Thypus sulit sembuh sempurna.
Nah, rekan sekalian, ada seorang dokter kerabat saya yang mempunyai putra sakit
Thypus, kemudian merawatnya dengan santai. Sang anak yang belum sembuh juga
berlari lompat-lompat kesana-kemari, serta minum Coca cola. Akhirnya, sang anak
sakit berkepanjangan sampai menderita Meningitis Thyposa, dan akhirnya tak
selamat.
Pada karyawan atau eksekutif yang menderita Thypus seringkali tidak istirahat
cukup karena berbagai alasan pekerjaan, melanggar diet (karena tidak tahan
dengan diet bubur), dan minum obat seenaknya (karena bandel dan kurang
informasi dari dokter).
Sekarang, saatnya kita melawan kuman Salmonella, dengan hidup bersih dan
menjaga kesehatan. Cuci tangan sebelum makan, dan makan pada jam fisiologis
(pagi jam 06-08.00, siang jam 11.00014.00, malam jam 17.00-20.00). Diluar jam
tersebut, pertahanan perut kurang karena enzim-enzim pertahanan perut tidak
diproduksi. Alhasil, jika ada si Salmo lewat, maka kita gampang terjangkit Thypus.
Atau kurangi makanan yang terdisplay lama tanpa pengaman yang cukup. Lebih
ideal makan makanan panas, karena kecil kemungkinan ada bakteri Salmonella.
ryoma:
ada juga lho kk syx yang suka makan sore bukan makan malam, contohnya aku,
sekitar pukul 15.45-17.00 . Pernah sih coba di geser waktunya ke malam, tapi lama2
malahan jadi sakit. Gak biasa kali yah? Gimana dong? :-\
syx:
keluarnya enzim sebenarnya bisa dilatih. contohnya, orang yang jadwal makannya
rutin, tubuh jadi terbiasa mengeluarkan enzim pencernaan pada waktu-waktu
makannya. kalo terjadi telat makan maka biasanya terjadi gejala sakit maag karena
enzim terlanjur dikeluarkan tapi makanan tidak ada. akibatnya enzim justru
menggerus obyek lain yang ada dalam tempat tersebut, seperti protein lapisan
mukosa dan dinding lambung. jadi kalo emang terbiasa pada jam tertentu dari
jangka waktu lama maka kemungkinan besar tetap bisa.
ryoma:
jadi , jika sudah terbiasa pada waktu biasanya, ya pada waktu biasanya saja?
trus apa sih tambahan-tambahannya makan malam dibanding makan sore? :-\
( :-X maaf nih OOT dikit, masih nyambung ma yang pertama tapi ya.. :) )
Navigasi
[0] Indeks Pesan
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk
tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne.[1] Spesies-
spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.
[2]
Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun
sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya
pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh
babi.[3][4]