You are on page 1of 10

Jenis Kata

1. Kata bilangan
- Kata bilangan tentu: menunjukkan sesuatu bilangan secara himpunan.
Contoh: a)   Nenek Faiz membela dua ekor kucing.
b)   Atikah telah membaca buku yang sama tiga kali hari ini.
- Satu, dua, tiga, dan sebagainya.
- Kata bilangan tak tentu: menunjukan bilangan yang tidak tentu.
Contoh: a)   Beberapa menit kemudian, Radiyah pun tiba.
b)   Segala maklumat akan Zirah kumpulkan.
- Beberapa, segala, seluruh, sekalian, setengah-setengah, dan seterusnya.
- Kata bilangan pecahan: menunjukkan bilangan berbentuk pecahan.
Contoh: Separuh daripada pelajar sekolah menengah Sinar telah hadir untuk
membuat kerja-kerja kemasyarakatan.
- Suku, setengah, separuh, tiga suku, dan sebagainya.
- Kata bilangan pisahan
Contoh: a)   Tiap-tiap aktiviti luar sekolah, Din akan mengingatkan kawan-kawannya
supaya membawa payung.
b)   Setiap hari, Ana akan menonton rancangan kegemarannya.
- Setiap dan tiap-tiap.
- Kata bilangan tingkat: menunjukkan giliran atau urutan dalam sesuatu jumlah.
Contoh: a)   Alim telah dapat tempat pertama dalam pertandingan berpidato.
b)   Iwan telah menduduki tempat kedua dalam pertandingan
mendeklamasikan sajak.
- Pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
- Kata bilangan Tanya
Contoh: a)   Berapakah sepuluh darab tiga ?
b)   Pada pukul berapakah Aziz jakan berjumpa Ridhwan?
c)   “Leha, sekarang pukul berapa?” tanya Aishah kepada Leha.
- Berapa.
- Kata bilangan himpunan
Contoh: a)   Sudah berbulan-bulan, Zulhadi tidak hadir ke sekolah.
b)   Ribuan orang hadir untuk menyaksikan sambutan Hari Kebangsaan.
c)   Penyanyi popular yang baru meningkat naik telah mempunyai
beratus-ratus orang peminat.
- Kedua-dua, ketiga-tiga, berpuluh-puluh, berminggu-minggu, berbulan-
bulan, ribuan, dan seterusnya.

2. Kata kerja
- Kata kerja tak transitif ialah kata kerja yang dapat berdiri sendiri dengan
maknanya yang lengkap.
Contoh: (a) Ayah tidur.
    (b) Penyanyi itu menari.
- Ada,bocor,kandas.
- Kata kerja transitif ialah kata kerja yang mesti disertai objek untuk
membentuk ayat yang lengkap. (mesti frasa nama)
Contoh: Abang membaca buku.
    (a) membaca-kata kerja transitif
    (b) buku-objek
- Makan,melukis,minum.
- Kata kerja pasif terjadi daripada kata kerja transitif yang awalan me- nya
ditiadakan.
Contoh: Ambil buku itu!

3. Kata penghubung
- Kata Penghubung aditif (gabungan) adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi
menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat.
Contoh: Saya dan adik saya pergi ke mall minggu kemarin.
- Dan, lagi, lagi pula, dan serta.
- Kata penghubung pertentangan merupakan konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempententangkan kedua
bagian tersebut.
Contoh: Saya ingin pergi ke toko buku tetapi hujan.
- Tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaliknya, sedangkan, padahal,
dan namun.
- Kata penghubung pilihan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua
unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.
Contoh: Saya bingung akan memilih buku komik atau novel.
- Atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
- Kata penghubung temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau
peristiwa. Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak
sederajat.
Contoh: Ketika saya pergi kerumah teman saya, dijalan saya bertemu ibu saya.
- Apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum,
sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya,
waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.
- Kata Penghubung Final (tujuan) semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan
maksud dan tujuan suatu penistiwa, atau tindakan.
Contoh: Saya keluar kamar meninggalkan adik saya agar dia tidak terbangun.
- Supaya, guna, untuk, dan agar.
- Kata Penghubung Sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena
suatu sebab tertentu.
Contoh: Tino menangis karena terjatuh saat bermain.
- Sebab, sebab itu, karena, dan karena itu.
- Kata Penghubung Akibat (konsekutif) menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat
suatu hal yang lain.
Contoh: Sampai saat ini sepupu saya belum datang karena terjebak macet.
- Sehingga, sampai, dan akibatnya.
- Kata Penghubung Syarat (kondisional) menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila
syarat-syarat yang disebutkan itu dipenuhi.
Contoh: Jika hari minggu, saya selalu menonton kartun.
- Jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
- Kata penghubung tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu
ada syarat-syarat yang dipenuhi.
Contoh: Walaupun nilai saya jelek, tetapi saya tidak putus asa.
- Walaupun, meskipun, dan biarpun.
- Kata penghubung perbandingan berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara
membandingkan kedua hal itu.
Contoh:
- Sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan-akan,
ibarat, umpama, dan daripada.
- Kata Penghubung Korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang mempunyai
hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempenganuhi yang lain atau
yang satu melengkapi yang lain.
Contoh:
- Semakin ….. . semakin, kian .. . kian...,bertambah ... bertambah..,
tidak hanya…….,tetapi juga..., sedemikian rupa..., sehingga...,
baik..., dan maupun.

- Kata Penghubung Penegas (menguatkan atau intensifikasi) berfungsi untuk


menegaskan atau meningkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya.
Contoh:
- Bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya, dan
akhirnya.
- Kata Penghubung Penjelas (penetap) berfungsi menghubungkan bagian kalimat
terdahulu dengan perinciannya.
Contoh:
- Bahwa
- Kata Penghubung Pembenaran (konsesif) adalah konjungsi subondinatif yang
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal,
sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi.
Contoh:
- Seperti, meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun, dan
sekalipun.
- Kata Penghubung Urutan menyatakan urutan sesuatu hal.
Contoh:
- Mula-mula, lalu, dan kemudian.
- Kata Penghubung Pembatasan menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau
dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan.
Contoh:
- Kecuali, selain, dan asal.
- Kata Penghubung Penanda menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal.
Contoh:
- Yang penting, yang pokok, paling utama, dan terutama.
- Kata penghubung situasi menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam
keadaan tertentu.
Contoh:
- Sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.

4. Kata sandang
Contoh: - Nya -> 1. Cantiknya pemandangan di tempat peranginan itu sukar untuk
digambarkan.
2. Tingginya bangunan itu kira-kira 60 meter.
3. Tajamnya mata pedang umpama sembilu.
- Sang -> 1. Sang Harimau itu sukar untuk dijinakkan.
2. Sang Suria muncul lagi.
3. Sang Kancil mengajak Sang Arnab berlumba lari dengannya.

- Si -> 1.Si Buta itu teraba-raba mencari tongkatnya.


2.Si pengail itu memperoleh ikan yang banyak.
3.Si Botak itu dipercayai menjadi ketua perompak yang dicari oleh pihak
polis.
- Yang -> 1. Rumah yang terletak di pinggir jalan itu tidak berpenghuni.
2. Halaman rumahnyayang luas itu sesuai dijadikan padang bola.
3. Adiknya yang bungsu itu telah selamat melahirkan seorang cahaya
mata.

5. Kata ganti
Tunggal Jamak
Orang I : aku kami, kita
Orang II : engkau kamu
Orang III : dia mereka

- Contoh kata ganti pertama:


- Contoh kata ganti kedua :
- Contoh kata ganti ketiga :

6. Kata sifat
1. Adjektif Jati: Ia menerangkan sifat atau rupa yang jati.
    Contoh: Buku itu berwarna biru.
          Budak kurus itu kawan saya.
2. Ajdektif Bilangan atau pecahan: Ia menunjukkan bilangan atau pecahan.
    Contoh: Ayah memiliki dua buah kereta.
          Saya membeli beberapa kuntum bunga.
3. Adjektif Tunjuk: Ia menunjukkan “bagaimana” / “yang mana”
         Contoh: Baju ini mahal harganya.
          Perkara demikian jangan diulangi lagi.
4. Adjektif pencerai / pengasingan: Ia menerangkan benda yang disifatkan itu dikira
satu-satu atau selonggok selonggok.
          Contoh: Setiap pelajar mesti berdiplin.
          Ambil barang masing-masing.

7. Kata baku
Baku - Tidak Baku

apotek - apotik
atlet - atlit
bus    -bis
cenderamata - cinderamata
konkret - konkrit-kongkrit
sistem - sistim
telepon - tilpon-telpon
pertanggungjawaban - pertanggung jawaban
utang - hutang
pelanggan - langganan
hakikat - hakekat
kaidah - kaedah
dipersilakan - dipersilahkan
anggota - anggauta
pihak - fihak
disahkan - disyahkan
lesung pipi - lesung pipit
mengubah - merubah
mengesampingkan- mengenyampingkan
kualitas - kwalitas
universitas - university
teater - theatre
struktur - structure
monarki - monarkhi
devaluasi - defaluasi
abstrak - abstrac
akomodasi     - akomodir
legalisiasi     - legalisir 
diagnosis     -diadnosa
hipotesis    -hipotesa 
kultur - culture
deputi - deputy
sekuritas - Security
aktivitas - aktifitas
relatif - relative
repertoar - repertoire
teknologi - tekhnologi; technologi
elektronik - electronik
direktur - director
konduite - kondite
akuarium - aquarium
kongres - konggres
hierarki - hirarkhi
aksi - action
psikiatri - psychiatry
rute - route
institut - institute
aki - accu
taksi - taxi
sekadar - sekedar
memesona - mempesona
imbau - himbau
berpikir - berfikir
nasihat - nasehat
terempas - terhempas
pukul 19.30 WIB - jam 19.30 WIB
standardisasi - standarisasi
objek - obyek
sportivitas - sportifitas
sportif - sportip
aktivitas - aktifitas
aktif - aktip
pengkreditan - pengreditan
mengkreditkan - mengreditkan
antarnegara - antar negara
pascapanen - pasca panen
dasawisma - dasa wisma
pancaroba - panca roba

8. Kata depan
- Kata depan sejati : Di, ke, dari. Kata depan ini dipergunakan untuk merangkaikan kata-kata yang
merangkaikan tempat dan sesuatu yang dianggap tempat. Contoh : Di Sidoarjo, ke pasar, dari
sekolah dll.
- Kata depan majemuk : Di atas, ke sana, di bawah, ke muka, dari pada dll.

- Kata depan yang lain : Bagi, pada, untuk, sebab, serta, sampai, oleh, perihal, dengan, karena,
akan, demi, guna,untuk, buat, terhadap, antara, tentang, hingga dll.

9. Kata seru
- Aduh: untuk menyatakan perasaan sakit dan kagum
Contoh: 1. Aduh, sakitnya tanganku!
2. Aduh, besarnya rumahmu!
- Aduhai: untuk menyatakan perasaan sedih
Contoh: Aduhai, malang sungguh nasibku!
- Ah: untuk menyatakan tidak setuju atau menolak sesuatu
Contoh: 1. Ah, saya tetap tidak mengaku bersalah!
2. Ah, alasan itu tidak dapat kuterima!
- Amboi/wah: untuk menyatakan perasaan hairan atau kagum
Contoh: 1. Amboi, mahal betul kereta itu!
2. Wah, berani betul budak itu!
- Cis/cih: untuk menyatakan perasaan marah dan benci
Contoh: 1. Cis, berani dia menentangku!
2. Cih, mereka tidak kenal siapa aku !
- Eh: untuk menyatakan perasaan hairan atau terkejut
Contoh: 1. Eh, kamu sudah sampai!
2. Eh, tadi dia ads di sini!
- Hai: untuk menegur seseorang atau menarik perhatian
Contoh: 1. Hai, diamlah sikit!
2. Hai, sudah lama kits tidak bertemu!
- Wahai: menyatakan perasaan sayang atau merayu
Contoh: Wahai adik ku sayang !
- Amboi: menunjukkan perasaan kagum
Contoh: Amboi, tingginya bangunan KLCC ini !
- Hai
Contoh: Hai, ke mana kamu menghilang selama ini !
- Nah
Contoh: Nah, terimalah habuanmu !
- Aduh: perasaan sakit
Contoh: Aduh, sakitnya tanganku ini !
- Wah: perasaan hairan
Contoh: Wan, cantiknya merak ini !
- Ceh
Contoh: Ceh, usah membantah kata-kataku ini !
- Bedebah: marah
Contoh: Bedebah, berani engkau berkata begitu kepadaku !
- Cis: marah atau jijik
Contoh: Cis, awak rupanya yang menjadi batu api !
- Oh: terkejut hairan, gembira atau mengharap
Contoh: Oh, itu rupanya rumah kamu !
Oh, Tuhan, ampunilah dosa-dosaku !
- Eh: hairan.
Contoh: Eh, bila ia terjadi !
- Syabas: gembira, puas, memuji atau ucap tahniah
Contoh: Syabas, awak berjaya juga akhirnya !
- Alahai: menghina
Contoh: Alahai, itu pun saya tak boleh buat !
- Alamak: terkejut.
Contoh: Alamak, sudah pukul 8.00 pagi !
- Ha: heran.
Contoh: Ha, anak itu yang menang !
- Ya-Allah: terkejut
Contoh: Ya-Allah, apa akan berlaku nanti !
- Masya- Allah: heran atau marah
Contoh: Masya-Allah, sanggup dia melakukan perbuatan biadap itu !
10. Kata benda
PERIODISASI SASTRA INDONESIA

I. MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO


A. Kesusastraan Melayu Lama
B. Kesusastraan Indonesia Modern
1. Masa Kebangkitan
a. Periode 1920
b. Periode 1933
c. Periode 1942
2. Masa Perkembangan
a. Periode 1945
b. Periode 1950

II. MENURUT AJIP ROSIDI


A. Masa Kelahiran
1. Periode awal abad ke-20 sampai dengan tahun 1933
2. Periode 1933 s.d. 1942
3. Periode 1942 s.d. 1945
B. Masa Perkembangan
1. Periode 1945 - 1953
2. Periode 1953 - 1960
3. Periode 1960 - sekarang

III. MENURUT HB. JASSIN


A. Kesusastraan Melayu Lama
B. Kesusastraan Indonesia Modern
1. Angkatan 20
2. Angkatan 33 atau Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan 45
4. Angkatan 66

IV. MENURUT JS. BADUDU


A. Kesusastraan Lama
1. Kesusastraan Masa Purba
2. Kesusastraan Masa Hindu-Arab
B. Kesusastraan Peralihan
1. Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
2. Angkatan Balai Pustaka
C. Kesusastraan Baru
1. Angkatan Pujangga Baru
2. Angkatan Modern (Angk. 45)
3. Angkatan Muda
V. MENURUT SABARUDDIN AHMAD
A. Kesusastraan Lama
1. Dinamisme
2. Hinduisme
3. Islamisme
B. Kesusastraan Baru
1. Masa Abdullah bin Abdul-kadir Munsyi
2. Masa Balai Pustaka
3. Masa Pujangga Baru
4. Masa Angkatan 45

VI. MENURUT ZUBER USMAN


A. Kesusastraan Lama
B. Zaman Peralihan (Masa Abdul-lah bin Abdulkadir Munsyi)
C. Kesusastraan Baru
1. Zaman Balai Pustaka
2. Zaman Pujangga Baru
3. Zaman Jepang
4. Zaman Angkatan 45

VII. MENURUT USMAN EFFENDI


A. Kesusastraan Lama ( … sampai dengan 1920)
B. Kesusastraan Baru (1920 sampai dengan 1945)
C. Kesusastraan Modern (1945 sampai dengan …)

VIII. MENURUT ZAIDAN HENDY


A. Sastra Lama
1. Sastra Kuno
2. Sastra Zaman Hindu
3. Sastra Zaman Islam
B. Sastra Peralihan (Abdullah bin Abdulkadir Munsyi)
C. Sastra Baru
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan 45
4. Angkatan 66

You might also like