You are on page 1of 4

MEMORANDUM Kepada Yth.

Dari Perihal Tanggal : Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air : Andi Setyo Pambudi : Rapat Climate Change Program Loan (CCPL) : 04 Juli 2011

Sehubungan dengan penugasan kepada kami untuk menghadiri Rapat Pembahasan dokumen policy matrix Climate Change Program Loan (CCPL), berikut hal-hal yang dapat kami sampaikan :
1. Acara rapat ini diselenggarakan pada hari Senin tanggal 04 Juli 2011 pukul 09.00

11.30 WIB di Ruang SS 1-2 Bappenas. Acara dipimpin oleh Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dan Direktur Lingkungan Hidup, Bappenas.
2. Rapat dihadiri oleh Kementerian/Lembaga terkait dan beberapa direktorat internal di

Bappenas.
3. Dalam rapat tersebut disampaikan bahwa : -

Climate Change Program Loan merupakan Pinjaman Program yang digunakan untuk menutup defisit anggaran negara (syarat mudah, bunga rendah). Menindaklanjuti Joint Agreement/Statement GOI-GOJ untuk meningkatkan kerjasama di bidang perubahan iklim, lingkungan, dan energi yang kemudian juga didukung pendanaan oleh Perancis (AFD), Bank Dunia dan saat ini ditambah ADB. CCPL digunakan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan perubahan iklim mengimplementasikan matriks kebijakan (policy matrix) yang disepakati bersama antara GOI dan Development Partner. CCPL tahap I dan II padatahun 2008 dan 2009, dilanjuntukan dengan CCPL tahap III padatahun 2010 dantahap IV tahun 2011. Bidang/ sektor yang dicakup antara lain :

Mitigasi : Kehutanan; Energi; Industri; Transportasi Adaptasi: Pertanian; SumberDaya Air; Kelautan dan Perikanan; Pengelolaan Bencana; Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan Lingkungan Hidup Lintas Sektor/Kebijakan Kunci: Pengarus-utamaan Perubahan Iklim dalam Perencanaan; Mekanisme Pendanaan dan Kerangka Kebijakan lainnya.

Telah dilakukan konfirmasi secara tertulis dari K/L setelah pertemuan awal (kick off) pada tanggal 4 Mei 2011. Telah diadakan Technical Committee Meeting tanggal 6 Juni 2011, dilanjutkan dengan Forum Diskusi untuk isu kehutanan dan lahan gambut yang diadakan pada tanggal 16 Juni 2011, dan isu energi pada tanggal 17 Juni 2011.
1

Policy Matrix telah dapat diselesaikan dengan minor issues yang masih perlu direkonfirmasi (a.l. Geothermal Fund Manager, Renewable Energy Feed in Tariff Regulations, Renewable Energy Blueprint). Diinformasikan bahwa Lenders mempertanyakan siapa koordinator untuk peatland di Indonesia. Selain itu kurangnya pemahaman mengenai apa itu yang disebut gambut, mangrove maupun rawa dari Lenders. Terdapat 2 pendapat : program loan atau bukan, sesuai PP 10/2011, Bappenas menyiapkan secara teknis kegiatan yang masuk dalam PM program loan. Finalisasi dari sisi teknis, sisi administrasi terserah pada policy maker. Kegiatan ini sudah direvisi sesuai arah yang ada di RAN GRK. Sejauh ini yang masuk PM adalah kegiatan yang akan dilakukan. Indikasi Aktivitas yang masuk di sini, merupakan proses secara teknis diskusi dengan KL dan lender. Proses yang akan dilaporkan (terkait koordinasi). Proses dilakukan di tingkat teknis mengusulkan judul barulow carbon development program loan.

4. Bahan presentasi pimpinan rapat kami sajikan terlampir. 5. Pokok-pokok masukan terkait dokumen policy matrix Climate Change Program

Loan (CCPL) ini diantaranya adalah : - Ini sudah CCPL ke-4, perlu ada penilaian apakah masih layak untuk diteruskan kegiatan ini.
-

Ada kebutuhan untuk membiayai defisit, di sisi lain ada keinginan untuk mengurangi pinjaman sebagaimana arahan presiden. Presiden ingin mengurangi jumlah loan yang ada di Indonesia.. Dari sisi items yang masuk program loan, tahun lalu aman, tidak ada yang bisa untuk menekan Indonesia. Untuk tahun 2011 ada yang memberatkan seperti item : konsep NAMAs, perlu dirubah/dicoret, karena negosiasi NAMAs masih panjang dan perlu ada kesepakatan negara maju dulu. Peraturan untuk geothermal, peatland dll, untuk memanfaatkan SDA tanpa menaikan emisi memang bagus, tapi jangan dijadikan tagihan bagi lenders, harusnya jadi komitmen Indonesia saja. Dimana kondisi sekarang perusahaan masih memanfaatkan peatland, geothermal masih punya tantangan penerapannya. Tantangan ini jangan diperkeruh jadi tagihan dari lenders, ini menjadi faktor negatif dengan bahasa di tekan oleh lenders yang mempengaruhi pertumbuhan. Evaluasi secara keseluruhan CCPL dilakukan Kemenkeu 2011 adalah kegiatan yang merupakan policy kita; NAMAs akan dibicarakan lagi di Bappenas; Peatland sedang menunggu dari Dit KKSDA dan Kemen.PU; DAK kehutanan tidak setuju untuk
2

dimasukan; jangan sampai kita terjebak dengan tagihan-tagihan yang tidak kita lakukan, dimana proses yang kita lakukan mengganggu proses politik.
-

Dari indikator yang ada perlu dicari indikator yang lebih rendah dari itu, karena itu komitmen untuk hibah 1 Bil (Norwey). Terkait Konservasi Gambut, sampai saat ini Gambut masih ekosistem multiregion dan multi sektor, belum disepakati leading sectornya sehingga perlu dikaji ulang tupoksi Kementerian Lingkungan Hidup dalam hal sebagai koordinator konservasi lahan gambut di Indonesia.. Pembuatan Peta geospasial harus disesuaikan dengan tupoksi KL, terutama terkait gambut mengingat sejauh ini Kementerian Kehutanan juga sudah memetakan lahan gambut khusus di dalam kawasan hutan yang merupakan kewenangannya. Menurut Kemen. PU, rawa dihilangkan dikarenakan tidak adanya teknologi yang memadai untuk mengolah kawasan tersebut. Kawasan hutan dibagi menjadi dua yaitu kawasan dalam hutan dan kawasan luar hutan. Kawasan dalam hutan wewenang dipegang oleh Kementerian Kehutanan sedangkan kawasan hutan dalam ini difokuskan pada hutan konservasi wewenang ini dipegang oleh Pemerintah Daerah setempat. Belum adanya kesepakatan yang jelas mengenai Peatland Conservation sehingga pada rapat selanjutnya pada tanggal 5 Juli 2011 akan disepakati.
Dalam Inpres No.10 tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru Dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut dijelaskan bahwa Menteri Lingkungan Hidup hanya ditugaskan untuk melakukan upaya pengurangan emisi dari hutan dan lahan gambut melalui perbaikan tata kelola pada kegiatan usaha yang diusulkan pada hutan dan lahan gambut yang ditetapkan dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru melalui izin lingkungan. Ini artinya hanya hutan yang diluar kawasan kehutanan yang merupakan kewenangan Menteri Kehutanan. Dalam Inpres tersebut juga dijelaskan bahwa menteri kehutanan menetapkan Peta Indikatif Penundaan Izin Baru hutan alam primer dan lahan gambut pada kawasan hutan yang telah direvisi.

Kewenangan membuat peta tutupan lahan dan gambut yang multi sektor ada di Bakosurtanal sebagaimana arahan UU No.4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial. Setiap 6 bulan sekali terdapat pembaharuan peta tutupan lahan dari Bakosurtanal untuk melihat perubahan yang terjadi pada kurun waktu tersebut. Terkait RPP rawa sebagai indikator peatland conservation 2011 statusnya masih tingkat koordinasi di level Menteri, difasilitasi oleh proyek WACLIMAD (Bappenas). Indikator 2010 masih ada istilah peatland (hal.6), RPP rawa tidak membahas emisi karbon (paragraf 1 dihilangkan) Kementerian Pertanian sudah sesuai (khususnya tanaman pangan), terkait dengan ketahanan pangan. Informasi iklim dan sekolah lapangan untuk melakukan adaptasi sudah ada MoU.
3

Terkait kegiatan peatland conservation, badan geologi melakukan penelitian lahan gambut, untuk kedepan hanya penelitian untuk konservasi (Terkait UU Minerba).

6. Bappenas akan menyelesaikan matriks-nya. Sedangkan penyelesaian administrasi dan

keputusan berada ditingkat pimpinan. Bappenas masih menunggu surat dari Menkeu.
7. Menurut PP 10/2011, ada beberapa lender yang keras mungkin akan dibahas lagi,

termasuk isu perubahan judul pinjaman akan dibahas juga.


8. Tambahan masukan dari Kementerian Keuangan adalah bahwa CCPL perlu

memperhatikan :
-

Tata cara penyediaan dana bergulir PMK terkait pengelolaan dana bergulir PMK 24 fasilitas pemberian PPNGTP, sudah direvisi menjadi PMK 22/2011. PPNBTP untuk impor barang PMK 21.

Ada surat resmi dari Menkeu ke Menko Perekonomian tanggal 27 Juni 2011 terkait permintaan 3 Policy Loan meminta trigger di bantu oleh Menko (surat akan disampaikan). Perlu minta ada jadwal jelas untuk pemenuhannya. Target adalah sudah harus selesai akhir Juni, terkait tahun anggaran lender. Lender meminta ada forum diskusi untuk perubahan iklim di Indonesia. Demikian yang dapat disampaikan, atas perhatian Bapak Direktur diucapkan terimakasih.

You might also like