You are on page 1of 27

2. APA ITU TERSENYUM? Di seluruh penjuru dunia, manusia tersenyum ketika mereka bahagia.

Para antropolog telah mengamati bahwa tersenyum, faktanya, adalah yang paling dapat dikenali diseluruh dunia dari semua emosi manusia. Pada jarak 45 meter masih mungkin, dengan jelas, untuk dikenali sebuah senyuman di wajah seseorang tapi tidak untuk emosi yang lain. Kamu harus jauh lebih dekat untuk melihat apakah orang lain sedang keheranan, marah, takut, jijik atau malu. Kemampuan tersenyum juga merupakan satu dari perbedaan-perbedaan fisiologis utama antara manusia dan binatang. Meskipun kita dapat berkata secara simbolis senyum di wajah harimau, kita tahu bahwa kebanyakan para binatang tidak dapat tersenyum. Ketika mereka memperlihatkan gigi mereka, mereka biasanya bukan senang atau tersenyum, tapi bersiap untuk menyerang. Para binatang tidak terkekeh saat kesenangan sesaat. Mereka tidak benar-benar tersenyum untuk menyambut, ataupun tertawa untuk melepas ketegangan. Keseluruhan mekanisme tertawa tidak hadir di dunia binatang. Tetapi seperti yang para ahli biologi dan kimia ketahui, kita sangat dekat secara biokimia dengan banyak binatang, khususnya primata. Lalu mengapa kita bisa tertawa dan mereka tidak? Apakah kemapuan manusia untuk tersenyum dan tertawa diturunkan dari berbagai jenis tingkah laku binatang? Para ilmuan telah bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut sejak beribu-ribu tahun, dan beberapa teori telah dikembangkan. Sejak seluruh manusia diberkahi dengan kemampuan tersenyum, mereka telah memperdebatkan, pasti ada maksud-maksud dari itu semua. Jadi apa itu tersenyum, dan apa fungsi yang diberikan senyum? Meskipun pertanyaan tersebut telah menggangu para ilmuan sejak bertahuntahun lamanya, kita hanya baru sekarang mulai untuk melirik jawabannya. Manusia telah, sangat mungkin, saling tersenyum sejak dipermulaan zaman, tapi hanya di 20 tahun belakangan atau sekitar itu bahwa fenomena tersenyum dipelajari sebagai

penelitian ilmiah murni. Kita tetap tidak mengetahui tetang dinamika senyum, tapi kita tahu bahwa tersenyum amat penting bagi interaksi sosial dan kesehatan yang baik. Kita sekarang tahu bahwa orang-orang yang siap tersenyum jauh lebih mungkin tetap sehat secara fisik dan mental daripada mereka yang terus menerus terlihat sedih. Kita juga tahu bahwa tersenyum sebenarnya mempengaruhi produksi hormon, dan mempunyai pengaruh langsung pada jantung dan tekanan darah. Sekulompok ilmuan yang bekerja di USA telah sampai pada kesimpulan bahwa tersenyum dapat menjadi penyembuh yang manjur, dan dapat memiliki efek yang jauh lebih bermanfaat pada penyakit serius dari pada obat-obatan modern. Tentu saja, ada orang-orang yang menyatakan telah menyembuhkan diri mereka sendiri dari keadaan terjepit sebagian besar dengan tersenyum dan tertawa. Meskipun para dokter mencemooh cerita tersebut, tidak diragukan bahwa orang-orang yang mencoba metode pengobatan yang tidak biasa ini benar-benar membaik dan anda tidak bisa memdebatkan itu. BAGAIMANA MANUSIA BELAJAR UNTUK TERSENYUM? Menurut Dr Paul Ekman, dari Universitas California, peneliti terkemuka Amerika di bidang ini, tersenyum adalah satu dari ekspresi-ekspresi manusia yang paling sederhana, paling mudah dikenali tetapi diwaktu yang sama juga yang paling membingungkan. Hanya satu otot wajah dibutuhkan untuk memhasilkan sebuah senyuman. Yaitu otot inti zygomatic, yang menurun dari tulang pipi ke sudut bibir.

Sebagai pembanding, agar terlihat sedih atau jijik, kalian perlu menggunakan paling tidak dua otot untuk merubah bentuk wajah kalian ke dalam seringai ysng tepat. Semakin marah atau menderita ekspresi yang muncul, semakin banyak otot yang ditarik. Jadi, tersenyum adalah ekspresi wajah termudah untuk dipakai. Meskipun Charles Darwin menderita lama dan sulit melebihi, mungkin, evolusioner senyum terdahulu, dia tidak bisa sampai pada berbagai kesimpulan yang memuaskan tentang tersenyum. Pada akhirnya, dia harus mengakui bahwa ini membingungkannya. Dia dan seluruh ahli anthropologi setelahnya dapat mengusulkan

bahwa senyum manusia mungkin telah berasal dari tampilan mengancam pada primate, dimana mereka memperlihatkan gigi mereka untuk menunjukkan kemarahan dan penyerangan. Mungkin tersenyum adalah tanda perilaku berkuasa. Yang meperlihatkan orang lain bahwa anda berada di puncak, dan bahwa mereka kurang penting. Tetapi pengetahuan baru tentang ilmu tersenyum menunjukkan bahwa pandangan tradisional ini bisa saja tidak benar. Setelah kesemua pejelasan, bayi-bayi tersenyum ketika mereka hanya berusia beberapa minggu. Mungkinkah mereka bisa memperlihatkan perilakku berkuasa? Para kekasih saling tersenyum, begitu juga kerabat dekat. Tapi yang satu tidak diperlukan menjadi lebih berkuasa dari yang lain. Terlihat, lebih, bahwa mereka yang sangat berkuasa dalam lingkungan kita adalah mereka yang sedikit tersenyum para politikus, pengacara, dokter, dan para penguasa lainnya.kita tidak pernah melihat gambar-gambar Adolf Hitler, contohnya, tersenyum senang. Juga, diketahui wanita tersenyum jauh melebihi pria. Biasanya, senyuman perempuan tidak menunjukkan perilaku berkuasa. Terlihat ada sedikit bahan dalam teori tradisional, dan percobaan saat ini dengan ekspresi tersenyum dan ekspresi manusia yang lain menunjukkan bahwa teori itu sepenuhnya tidak berlaku. Ketika orang-orang marah atau bersikap agresif, mereka memhasilkan lebih banyak adrenalin, yang membebani tubuh dan menyiagakan pikiran, siap untuk beraksi. Tapi ketika orang-orang tersenyum, seluruh sistem dalam tubuh mereka mejadi santai. Hal ini sekarang telah ditunjukan dengan meyakinkan dalam sebuah percobaan berturut-turut yang dilakukan baru-baru ini di Amerika. Dalam percobaan tersebut, sekelompok aktor diminta untuk menirukan variasi emosi dengan menggunakan ekspresi yang tepat di wajah mereka. Mereka diminta untuk tersenyum, terlihat kaget, marah, jijik, takut dan sedih. Ketika mereka menempatkan masing-masing ekspresi bergantian, bermacam fungsi-fungsi tubuh, seperti kecepatan detak jantung, suhu kulit, tekanan darah dicatat. Di setiap kasus, tersenyum adalah satu-satunya ekspresi yang

menenangkan aktivitas tubuh. Seluruh ekspresi lainnya, yang menunjukkan emosi negative, membuat detak jantung dan tekanan darah meningkat tinggi. Sejak percobaan-percobaan tersebut telah menunjukkan bahwa tersenyum adalah satu-satunya ekspresi yang sebenarnya menghasilkan lebih sedikit adrenalin dan hormon pembangun lainnya, tak dapat dipercaya jika hal ini telah berkembang dari tampilan mengancamnya binatang, yang sifat-sifat utamanya agresif dan mudah menyerang. Seorang ahli primatologi Amerika, William B. Redican, menawarkan suatu penjelasan yang berbeda dan, menurut saya, jauh lebih meyakinkan tentang kemungkinan asal mula tersenyumnya manusia. Dia menanyakan pertanyaan: apakah ekspresi yang nampak serupa pada manusia dan binatang perlu memberitahukan alasan yang lazim? Ketika binatang memperlihatkan gigi mereka dan manusia tersenyum, apakah kita membicarakan tentang kegiatan yang terkait? Dia percaya jawabannya adalah tidak. Kita bisa, kata Redican, menghabiskan banyak waktu menjelaskan bentuk yang serupa dari otot wajah manusia dan kera, dan kemiripan cara mereka gelisah, hormon-hormon pembangkit dan kesukaan, tanpa mendapat akar masalah yang mendekati dimanapun. Kera dan gorilla, biarpun cerdas mereka mungkin berhubungan dengan binatang lain, pada dasarnya adalah makhluk sederhana, mengingat manusia makhluk yang sangat rumit. Kera memiliki sedikit perangkat dan reaksi yang dapat ditebak untuk stimuli yang jelas, sedangkan manusia tidak. Tidak ada alasan logis untuk beranggapan, kata Redican, bahwa kera memperlihatkan gigi mereka ketika bersiap menyerang, kita manusia secara simbolis menyerang seseorang atau sesuatu setiap kali kita tersenyum. Kita tersenyum pada suatu lelucon apakah itu ancaman? Kita tersenyum ketika kita melihat anak-anak kucing bermain apakah itu ancaman? Seorang ahli antropologi akan harus sampai pada penyanggahan yang sangat cerdas untuk merasa yakin disini. Mungkin, benar, beberapa contoh dimana tipe-tipe senyum tertentu lirikan atau seringai barangkali diartikan sebagai suatu jenis perilaku mengancam atau agresif. Tapi, seperti yang akan

kita pahami kemudian, ekspresi-ekspresi tersebut tidak benar-benar bentuk asli senyuman. William Redican menegaskan penampilan mengancam milik kera sebagai gabungan serangan dan rasa takut. Saat ekspresi wajah mengancam menjadi lebih rumit, roman wajah menjadi lebih aktif dan karenanya menjadi lebih menakutkan bagi pemangsa. Mulut yang terus menganga, tambah Redican, adalah cirri pertunjukan wajah pada banyak binatang, dan ini selalu menunjukkan semacam permusuhan. Semakin seekor binatang menggunakan perilaku ancaman memperlihatkan-gigi, semakin berkuasa dia diantara sejenisnya. Kita tidak, secara menyeluruh, memandang senyuman manusia sebagai ancaman. Lebih pada sebaliknya, factanya, mereka terlihat bersahabat.biasanya, tersenyum pada seseorang berarti kamu secara empati tidak memusuhi mereka. MENYERINGAI Primate mampunyai variasi pada ekspresi tipe senyum, biasanya dikenal sebagai seringaian, yang dicirikan dengan menyingkap gigi dengan menyolok saat sudut-sudut mulut dan bibir ditarik masuk. Pada pertunjukkan ini, telinga jadi rata, alis naik dan kepala ditarik ke belakang bahu. Emosi utama yang berhubungan dengan menyeringai adalah takut suatu emosi yang, seperti serangan, menyebabkan peningkatan tambahan pada tubuh. Pada primate. Seringai dihubungkan dengan keengganan tatapan. Ketika ketakutan, binatang akan menjauhkan kepalanya supaya tidak melihat bahaya apa yang mungkin muncul. Hal ini adalah reaksi klasik burung unta dengan kepalanya bersembunyi di tanah. Lagi, merasa sangat tidak biasa dengan senyuman manusia, yang biasanya ditunjukkan dengan kontak mata, bukannya memalingkan kepala. Ketika bertemu seorang teman atau kekasih, kita cenderung untuk melihat mereka daripada berpaling. Redican menyatakan bahwa, meskipun binatang memalingkan pandangan mereka ketika mereka mencoba untuk mencegah sebuah serangan. Mereka saling

mengunci pandangan ketika sebuah pertarungan benar-benar akan dimulai. Kontak mata-ke-mata adalah tanda lain serangan. Hal ini jarang terjadi pada manusia. Seorang ibu yang menatap dalam mata bayinya bukanlah perasaan yang memusuhi atau agresif, dan bukan tentang menyerang anaknya. Biasanya, menatap mata seseorang berarti suatu hubungan, cinta dan penerimaan. Kita menggunakan kontak mata ketika kita tidak takut pada orang lain, ketika kita ingin lebih dekat dengan mereka, memperlihatkan hubungan yang lebih intim. Ketika manusia menyeringai, mereka tidak tersenyum, maupun biasanya merasa gembira. Fakta sebaliknnya sebuah seringai adalah ekspresi rasa ketidakbahagiaan. Radican mengatakan bahwa ketika seringai manusia dan seringai primata mungkin memiliki banyak kesamaan secara umum, dalam arti keduanya menunjukkan kejadian yang tidak menyenangkan, seringai kera tidak dapat menjadi pelopor senyuman manusia. Manusia menyeringai ketika mereka, dalam kata-kata Redican, merasakan suatu kejadian yang menggelisahkan atau menakutkan. Seringai adalah, di atas semuanya, pada manusia dan binatang, sebuah ekspresi takut. Tersenyum juga berbeda dari menyeringai karena perangkat otot yang sepenuhnya berbeda digunakan untuk menunjukkan dua ekspresi yang berbeda. Ketika manusia tersenyum, mereka menggunakan otot zygomatic, tapi ketika mereka menarik sabuah seringai, mereka menggunakan dua otot lainnya, otot risorius dan otot platysma. Hal tersebut mempunyai pengaruh menarik rahang kebawah. Otot zygomatic, sebaliknya membuat sudut-sudut mulut menarik kebelakang dan keatas. Ketika kita takut, kita mungkin menyeringai, tapi kita tidak tersenyum. Kita bisa menyeringai saat belajar bahwa kita telah kehilangan sejumlah besar uang, atau bahwa kita harus mengalami pengobatan akar gigi yang menyakitkan dan mahal di dokter gigi. Tapi kita tak mungkin tersenyum. PERMAINAN WAJAH Maka, Redican menyimpulkan, hubungan yang diambil antara sebuah seringai binatang dan senyum manusia tidak pernah didemonstrasikan secara anatomi. Dalam

pandangannya, senyuman manusia itu jauh lebih tidak mungkin berasal dari yang disebut permainan wajah-nya kera. Hal ini, katanya, menunjang suatu kemiripan yang tipis untuk tampilan mengancam, tapi terdapat perbedaan-perbedaan yang ditandai. Komponen dari wajah bermain pada primata adalah bahwa mulut terbuka lebah dan sudut-sudut mulut hanya ditarik sedikit. Bibir atas mungkin menegang dan melengkung melewati gigi seri, tapi gigi biasanya diperlihatkan dengan jelas. Ekspresi ini dikaitkan dengan cirri yang halus, suara mendengkur yang dipikirkan menjadi tanda tawa manusia. Redican mengatakan bahwa terdapat banyak perbedaan secara struktur dan otot antara wajah bermain dan tampilan mengancam, dari yang paling nyata adalah pergerakan alami tubuh dan mata yang bebas dan mudah. Ketika seekor binatang ditempatkan pada wajah bermainnya, dia tidak takut, tidak mempertahankan daerahnya tapi benar-benar menikmatinya. Binatang tersebut merasa percaya diri dan senang. Inilah, Redican menduga, jauh lebih mungkin sebagai pencetus senyuman manusia daripada perilaku wajah yang dikaitkan dengan penyerangan, permusuhan atau ketakutan. Senyuman manusia adalah, diatas semuanya, dia menjelaskan, sebuah permainan wajah. Yang menunjukkan bahwa kita bahagia dan merasa tenang. Kita tidak tahu, tentu saja, seberapa jauh seekor binatang secara sadar bahagia, tapi paling tidak kita tahu bahwa ketka seekor binatang sedang bermain, dia merasa aman dan tidak terancam. Terlihat bahwa tersenyum secara intim dihubungkan didalam diri manusia dengan rasa keamanan dan kenyamanan. Ketika kita takut, tegang, tidak bahagia, terkejut atau jijik kita merasa, lebih daripada yang lainnya, tidak aman. Ketika kita takut, itu karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan khawatir jika yang akan terjadi mungkin tidak menyenangkan. Kita menjadi gelisah, dan kegelisahan menyebabkan kaku dan terkuncinya ekspresi-ekspresi sehingga tidak ada yang bisa dilakukan dengan sifat senyum yang bebas dan mudah. Seorang psikolog Silvan Tomkins, yang telah meneliti secara ekstensif sifat dan asal mula tersenyum, menyatakan bahwa manusia tersenyum ketika telah ada suatu pengurangan yang tajam dari pemunculan dan rangsangan yang berlebih. Senyum

kegembiraan, katanya, sebagian besar terjadi ketika ada sebuah kelegaan mendadak dari rangsangan-rangsangan negatif seperti sakit, takut, menderita, serangan. Sekali hal-hal tersebut lenyap, ada kemungkinan besar menjadi sebuah senyum kelegaan. Tomkins menambahakan bahwa prinsip yang sama dapat diterapkan ketika ada suatu penurunan kesenangan, seperti ketika sebuah makanan yang dapat dinikmati telah siap. Hal ini tidak berarti bahwa tersenyum bagaimanapun juga dihubungkan dengan kebahagiaan yang kurang, dengan pengecualian sebuah senyuman adalah suatu tanda utama dari penurunan berbagai macam pemunculan. Silvan Tomkins menulis: Teori berbagai macam pemunculan. Silvan Tolkins menulis: Fenomena teori ini sama berbedanya seperti kebahagiaan terbebas dari perasaan sakit dan kebahagiaan seorang bayi atas tatapan ibunya. BAYI DAN SENYUMAN Ketika bayi-bayi baru dilahirkan mereka tidak tersenyum.tetapi setelah beberapa minggu mereka mulai untuk dan tersenyum adalah satu dari tanda-tanda manusia yang paling pertama yang dicari para orangtua. Kebanyakan para ibu dan ayah ingin menangkap senyum pertama, dan merasa mendapat penghargaan dengan itu untuk semua kerja keras yang telah mereka lakukan, seluruh kelelahan dan malam-malam tanpa tidur. Meskipun para bayi tidak tersenyum saat dilahirkan, otot-otot yang mereka butuhkan untuk tindakan dasar ini telah terbentuk secara penuh. Baru lahir dapat dengan jelas tanda kejijikan dan penderitaan, dan bisa juga terlihat kaget jika rangsangan yang sesuai diterapkan. Tapi mereka tidak dapat tersenyum. Adakalanya, seorang bayi yang baru lahir membentuk wajahnya menjadi sebuah ekspresi yang terlihat lebih seperti sebuah senyuman, tapi, menurut para dokter anak, hal tersebut bukan senyuman yang sebenarnya. Mereka dihasilkan oleh reaksi tak sengaja dalam sistem pusat emosi. Fenomena ini juga dilaporkan untuk ekspresi yang lain yang terkadang berganti-ganti pada wajah bayi yang sangat muda. Senyumansenyuman pertama tersebut bukan seperti apa yang kita akan sebut tersenyum ramah,

dimana seorang bayi menunjukkan pengakuan yang menyenangkan dan positif dari menjadi manusia lainnya jenis senyuman yang dibahas di buku ini. Senyuman ramah, besadarkan beberapa ahli, dapat dicatat pada bayi-bayi tertentu semuda usia tiga empat minggu, tapi tidak di setiap bayi. Seorang bayi akan cenderung menjadi seorang pesenyum muda jika dia bahagia, waspada, sehat dan telihat baik setelahnya.faktanya, semakin nyaman seorang bayi, semakin awal senyuman-senyuman pertama yang nyata akan terlihat. Kebanyakan bayi-bayi menghasilkan senyuman yang sebenarnya, dapat dipercaya dan asli di usia tiga bulan, dan senyuman-senyuman tersebut yang muncul sering terus meningkat adalah tanda-tanda awal dari emosi positif. Pada usia ini, seorang bayi akan tersenyum tidak hanya pada ibunya, tetapi pada setiap pemandangan yang menirukan wajah ibunya. Menurut Dr Burton L. White, seorang dokter anak asal Inggris dan penulis buku The First Three Years (Awal Usia Tiga Tahun), senyuman terjadi terutama karena seorang bayi yang pasrah butuh memiliki semacam jaminan bahwa ini akan menambah respon positif dari orang lain. Si orang lain ini adalah seseorang yang dapat membantu memastikan kelangsungan hidup si bayi, maka ini pun ada dalam perhatian terbaik si bayi untuk melepas senyuman stiap kali memungkinkan. Hanya ada sedikit orang dewasa yang tidak bisa memenangkan senyuman brilian seorang bayi. Apa yang tidak diketahui dengan pasti adalah apa yang terjadi di dalam kepala untuk mengaktifkan senyuman pada pokoknya. Apakah bayi tersenyum karena kebahagiaan, perasaan yang sangat nyaman, atau karena wajah akrab yang dikenali? Apapun jawabannya, rasanya sedikit diragukan bahwa, bagi bayi, tersenyum selalu dihubungkan dengan sebuah emosi positif dari beberapa jenis emosi. Bayi-bayi tidak bisa menangis dan tersenyum dalam satu waktu, dan semakin banyak seorang bayi tersenyum semakin sedikit kemungkinan dia menangis. Bayi pernah-tersenyum, muncul, jauh lebih mungkin daripada seorang yang jarang senyum untuk tumbuh menjadi seorang anak dan orang dewasa yang bahagia. Bayi-bayi yang sudah dan sering tersenyum memiliki kesempatan yang lebih dalam mengembangkan kepribadian yang terbuka bersahabat dan stabil daripada mereka yang secara terus merengut.

Tersenyum adalah sebuah cara yang sangat kuat dalam membentuk system relaksasi, istirahat dan tanpa-pemunculan pada tubuh, dan ini beroprasi dalam bayi sebanyak yang ada didalam manusia yang lebih dewasa. Semakin muda dan semakin sering system tanpa-pemunculan seorang bayi diaktifkan, semakin sedikit

kemungkinan masalah-masalah tingkah laku, kemarahan dan perilaku negatif lainnya untuk berkembang. Bayi-bayi berusia tiga atau empat bulan tersenyum hanya pada ibu mereka atau pada para perawat utama lainya, seperti yang orang-orang Amerika katakan. Seorang bayi di usia ini tidak mungkin tersenyum pada seseorang yang benar-benar asing, meskipun jika ia berpikir si orang asing adalah ibunya. Burton White merasa bahwa permulaan senyum adalah sebuah factor penting dalam hubungan ibu/bayi. sebuah senyuman mengeraskan genggaman bayi pada kasihsayang ibu, katanya. Seperti orang dewasa, bayi-bayi terlihat lebih cantik dan lebih menarik ketika mereka tersenyum dan ini membantu kita untuk mencintai mereka dan mampu menerima tugas menggendong mereka. Senyuman bayi sering menjadi satu-satu hadiah orang dewasa untuk segala masalah yang dihadapi itu saja cukup. Ketika seorang bayi pertama kali mengenali ibunya sebagai kesatuan yang nyata, ada sebuah senyum. Ini benar-enar terlihat seolah-olah emosi yang seorang bayi sangat inginkan adalah mengespresikan kebahagiaan, daripada hal lainnya. Ketidak bahagiaan adalah ungkapan yang tidak alamiah. Itulah mengapa itu membuat kita sakit, dan mengapa orang-orang yang bahagia jarang menderita penyakit serius. Semata-mata berbicara dari sudut pandang fisik, tersenyum adalah ekspresi wajah termudah yang bisa kita pakai. Wajah manusia sudah siap dalam senyuman, tapi kurang siap pada ekspresi tidak senang atau kesediahan. Untuk menunjukkan emosi negatif memerlukan perubahan wajah yang membuat orang terlihat kurang menarik daripada mereka yang sebenarnya. Kebahagiaan juga satu-satunya ekspresi yang memiliki efek positif pada sistem pusat emosi. Emosi lainnya meningkatkan pemunulan, dan menempatkan beberapa macam ketegangan pada system-sistem tubuh. ORANG DEWASA DAN SENYUMAN

Bayi dan anak-anak yang muda menampilakn hanya satu tipe senyum senyum yang lebar, terbuka dan bersahabat. Saat kita tumbuh menjadi orang dewasa, bagaimanapun, tersenyum menjadi aktivitas yang lebih rumit. Para orang dewasa lebih kurang siap tersenyum daripada para bayi, dan ketika kita tumbuh besar, kemampuan mudah tersenyum mungkin hilang atau rusak. Orang-orang dewasa dapat menunjukkan senyuman palsu dan senyuman alami, senyuman bahagia dan senyuman sengsara, seringaian, kecurigaan, keangkuhan, senyuman masam dan senyuman yang memperdaya. Ada senyuman terbuka dan senyuman melindungi, senyuman yang memperlihatkan gigi, dan lainnya dimana mulut tetap tertutup rapat. Ada senyuman lebar (cheesecake) profesional, dan senyumansennyuman yang hanya untuk mereka yang dicintai. Ada juga senyum pribadi dicetuskan oleh sesuatu yang kita tapi orang lain tidak perlu menemukan kelucuan. Ada senyuman yang meledak menjadi tawa, dan terkikih tanpa henti. Kita juga bisa, jika diperlukan, memaksakan senyuman di wajah kita. Sekalipun senyuman adalah ekpresi wajah yang paling mudah dan paling alamiah, senyuman dapat membawa banyak makna yang berbeda. Dalam hal ini, berbeda lagi dari semua ekspresi wajah manusia lainnya. Hanya ada satu wajah terkejut, satu wajah takut, satu kesedihan. Tapi ada sangat banyak tipe senyuman, masing-masing diaktifkan oleh perangsangnya sendiri. Senyuman kompleks telah di teliti berjam-jam, khususnya oleh Profesor Ekman, yang mempelopori penelitian dunia pada senyuman dan tawa. Dia telah menggambarkan tiga tipe utama senyuman: senyuman berperasaan, senyuman palsu dan senyuman tidak bahagia. Sekali anda mengetahui apa yang dicari, katanya, cukup mudah untuk membedakan tipe-tipe senyuman yang berbeda tadi. Kesemuanya disebabkan oleh emosi yang terpisah, dan akan, bagaimanapun, menggunakan otot tertentu dan sekelompok otot dalam permainan. Sedikit orang akan mengira senyuman bahagia yang asli untuk senyuman yang tidak bahagia, tapi tidak selalu mudah membadakan antara senyuman kasihan dan senyuman palsu. Ada beberapa, bagaimanapun, tanda-tanda yang diberikan yang bahkan actor yang sangat terlatih dan

penipu wajah tidak dapat sembunyikan, karena otot-otot yang mengaktifkan senyumansenyuman tersebut tidak mampu sepenuhnya dikontrol. Muncul bahwa jalur saraf yang berbeda terlibat dalam senyuman sengaja atau tanpa sengaja, meskipun mereka mungkin mereka tidak perlu tampak berbeda dari penampilan luar. Paul Ekman dan dua orang asistennya telah membandingkan

ekspresi-ekspresi mereka yang senyumannya diminta dengan mereka yang tersenyum secara alami saat menanggapi sebuah lelucon atau kejadian lucu. Perbedaan yang paling mencolok terlihat pada jumlah simetri di wajah. Senyuman yang disengaja jauh lebih simetris atau kesamping daripada senyum yang asli, dan juga ujung yang lebih panjang di wajah. Jika seseorang menahan sebuah senyuman hanya untuk sesaat atau lebih lama dari yang biasanya terlihat untuk membenarkan, kemudian anda bisa yakin mereka sedang melepaskan senyum palsu pada anda. Senyuman palsu adalah, dengan ketentuan, seseorang memasang wajah dengan sengaja untuk tujuan menyesatkan orang, dan membuat mereka percaya suatu emosi itu adalaah emosi perasaan padahal tidak. Senyuman palsu juga, menurut para peneliti, perlu jauh lebih lama daripada yang asli untuk menyebar diwajah. Paul Ekman telah menetapkan tiga tipe utama senyuman yaitu: senyuman berperasaan, katanya, adalah satu dimana terdapat meluapnya emosi positif secara spontan, mengingat senyuman palsu adalah sebuah usaha yang sengaja untuk menirukan emosi positif. Senyuman tidak bahagia adalah sebuah pengakuan atas keadaan tidak bahagia yang dirasakan sama oleh orang lain. Senyuman berperasaan, katanya, adalah ekspresi asli dari beberapa emosi positif dan oleh karena itu muncul setelah keadaan emosi yang pernah dialami. Emosi-emosi tersebut termasuk kesenangan dari berbagai stimulasi, baik sensasi yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan.sentuhan kasihsayang juga dapat membawa terus senyuman berperasaan. Senyuman yang asli akan menybar di seluruh wajah sebagai pelepasan tekanan segala macam yang menyakitkan atau tidak nyaman. Dengan maksud untuk mengukur tipe-tipe senyuman tertentu, dan membagi mereka masing-masing, Profesor Ekman mengembangkan apa yang ia sebut Sistem

Persendian Tindakan Wajah (FACS). Ini adalah bentuk rumit dari grafik yang terukuryang menyediakan ukuran seluruh rincian tingkahlaku wajah. Dilengkapi dengan sistem ini, Ekman telah mampu menemukan bahwa otot-otot berperan dalam senyuman perasaan yang agak berbeda dari mereka yang menggunakan senyuman palsu. SENYUMAN BERPERASAAN Senyuman berperasaan membawa terus tindakan spontan dari dua otot inti. Salah satunya adalah zygomatic mayor, telah disinggung, bahwa menarik ke atas sudut-sudut bibir kearah tulang pipi. Otot yang lain biasanya masuk dalam senyuman yang asli adalah orbicularis oculi yang meningkat pada pipi dan bersama kulit masuk dari lekukan mata. Setelah mempelajari selama bertahun-tahun senyuman yang asli, dan menelitinya untuk grafik pengukurannya, Ekman telah mampu untuk sampai pada kesimpulan bahwa tingkat perasaan emosi positif selalu tercermin dalam aksi dua otot tersebut. Semakin hebat emosi, semakin menyenangkan suatu pengalaman, semakin besar aksi otot-otot tersbut. Senyuman yang berperasaan dapat tentunya dengan sangat hebat, dari senyuman yang kecil malu-malu menjadi ringisan yang lebar dan tawa tanpa henti. Tetapi otot yang berperan akan sama. Darwin lah yang pertama kali menemukan bahwa tindakan otot utama zygomatic adalah pusat ekspresi pengalaman meosional positif, dan penelitian ilmiah yang paling berlanjut telah dibangun pada ponadasi yang ia dirikan. Senyuman berperasaan mempunyai jangka waktu yang sangat teratur, antara dua-tiga kali per detik dan lamanya empat detik. Ketika perasaan positif cukup lemah, hanya ada sedikit penyempitan otot, tapi ketika emosi menjadi kuat, otot-otot membalas sesuai dengan yang seharusnya. Akan tetapi kuat perasaan, meskipun, senyuman yang asli jarang dimunculkan untuk lebih dari empat detik. SENYUMAN PALSU Ketika kita sampai pada untuk menganalisaa senyuman-senyuman palsu, kita menemukan senyuman-senyuman itu benar-benar palsu. Tidak ada emosi positif yang

menemani seringaian, tapi masih mungkin melebarkan senyum. Dan bagaimanapun banyaknya si pesenyum bisa menginginkan anda untuk percaya senyuman mereka itu asli, mereka tidak akan pernah bisa membodohi para ahli. Meskipun senyuman palsu memiliki mimic yang serupa dengan yang asli, biasanya digunakan untuk menuntupi emosi negatif. Senyuman-senyuman palsu terlihat pada wajah-wajah para politikus ketika mereka menerima mereka tidak memenangkan pemilihan, di wajah para atlit yang menjadi pemenang kedua atau ketiga bukan yang pertama, dan diwajah gagal kontestan Miss World. Orang-orang juga melepaskan senyuman palsu ketika mereka berpura-pura senang melihat anda. Pedagang dari pintu-ke-pintu (yang paling bagus) mempunyai senyuman palsu yang sempurna. Apa yang akan hilang dari semua senyum tersebut adalah kehangatan atau kebahagiaan yang asli, dan itu akan tampak pada wajah. Para aktor, dan mereka yang pekerjaannya menuntut untuk menutup emosi negatif, sering menjadi sangat terlatih menggunakan senyum yang tidak mereka rasakan. Meskipun demikian, hal ini tidak sama, dan layaknya suatu tidak akan membawa makna yang sama pada seorang penonton. Terlihat bahwa, ketika sebuah senyuman adalah palsu, otot orbicularis oculi yang mengelilingi mata tidak ikut berperan. Tidak ada yang bisa menyembunyikannya, bagaimanapun banyaknya mereka berlatih tersenyum. Tampak bahwa otot orbicularis oculi tidak berada di bawah kendali otak, dan hanya bisa diaktifkan ketika ada emosi yang sebenarnya. Jika anda ingin mengetahui apakah seseorang benar-benar tersenyum, jangan terlalu melihat mulut tapi sekitar mata. Jika mereka tidak terlipat keatas dan ekspresi di dalam mata mati dan tak benyawa, anda bisa pastikan anda menyaksikan sebuah senyuman palsu. SENYUMAN TIDAK BAHAGIA Senyuman tidak bahagia tidak menunjukkan emosi yang palsu, tetapi menyebar di wajah untuk menunjukkan pada para pengamat bahwa yang diamati tidak bahagia. Senyuman tak bahagia dimaksudkan untuk menyampaikan perasaan tidak bahagia atau

menderita dan dicirikan; menurut Ekman, dengan sangat asimetri. Dengan kata lain senyuman tak bahagia akan menjadi sangat berat sebelah/miring. KONTAK MATA Dalam bukunya Body Language (Bahasa Tubuh), konsultan manajemen Australia Allan Pease menjelaskan pentingnya kontak mata, dan bagaimana ini berhubungan dengan kehangatan atau sebaliknya dari sebuah senyuman. Ketika orang sedang merasa marah dan negatif bahkan ketika mereka berusaha untuk menyamarkannya pupil mata mengkerut. Bahkan senyuman palsu terbesar di dunia tidak dapat meniadakan ukuran pupil. Tapi ketika seseorang senang atau riang, pupil mungkin membesar hingga empat kali dari ukuran normalnya. Pease menggunakan contoh sedang jatuh cinta. Jika seorang wanita benar-benar mencintai seorang pria, katanya, dia akan tanpa sadar melebarkan pupilnya pada pria itu dan si pria akan, juga tanpa sadar, dengan seksama membaca sinyal ini. Kita telah sebagian besar kehilangan, atau lupa, seni kuno mengamati-pupil, kecuali menyisakan satu dari indikator keadaan pikiran yang paling akurat. Ketika seseorang sedang tidak jujur tapi mencoba menyembunyikan ini dengan seringai lebar, seperti yang dicontohkan oleh J.R si jahat dalam TV sabun Dallas, mata akan bertemu mata lawan bicara kurang dari dua-tiga kali dan pupil akan tetap kecil. Semakin asli sebuah ekspresi, semakin benar perasaan suatu emosi positif, kontak mata akan semakin dijaga. Kehangatan digarisbawahi oleh ukuran pupil tapi ini, seperti otot disekeliling mata, tidak dapat dikendalikan oleh otak. Pupil mengembang dan

mengecil dalam ukurannya tidak dengan sukarela. Mata mutlak mebuka rahasia, lebih daripada mulut. Orang Cina kuno, menurut Pease, menganggap besar masalah mengamati-pupil ketika berdagang. Pedagang permata dulu melihat ke dalam mata orang-orang yang ingin menjual barang mereka. Jika pupilnya membesar, kemudian si pembeli tertarik, dan harga akan dinaikkan tanpa sesuai hukum. Pease berspekulasi bahwa satu alasan mengapa tokoh perkapalan yang terkenal baru-baru ini Aristotle Onassis selalu

memakai kacamata gelap adalah agar matanya tidak membuat ia pergi dari transaksi bisnis yang bagus. Ada beberapa perbedaan yang tampak lainnya antara senyuman palsu dan berperasaan. Ini terjadi bahkan ketika pesenyum palsu mencoba membuat senyum yang sesungguhnya dengan secara sadara memanggil kembali emosi positif. Ini adalah tipuan favorit yang digunakan para aktor untuk memberi kepercayaan pada penampilan mereka diatas panggung atau di layar. Senyuman palsu, bagaimanapun, selalu, selalu, datang sedikit terlalu awal atau terlambat. Anda bisa mengatakan ketika seseorang tidak dapat mengerti sebuah lelucon, or tidak menemukan sesuatu yang lucu, dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tersenyum. Ketika senyuman itu asli, akan muncul diwaktu yang tepat karena, sekali lagi, ini tidak dapat dikendalikan oleh otak atau pikiran. Kapanpun sebuah lelucon itu lucu, selalu ada waktu yang pas dan tepat saat tawa dikeluarkan. BELAJAR DARI EKSPRESI-EKSPRESI ORANG Sekali anda mengetahui bagaimana membacanya, wajah bisa menjadi sebuah alat penyampai informasi yang akurat. Bahkan dalam tidur wajah berisi keterangan, dan sedikit orang dapat menyembunyikan apa yang benar-benar mereka rasakan. Meskipun Duncannya Shakespeare, dalam Macbeth, mungkin telah merasakan tidak ada seni untuk menemukan susunan pikiran dalam wajah, temuan-temuan dan peralatanperalatan ilmiah modern telah membuktikan dia salah. Setiap nuansa, setiap bayangan ekspresi yang kecil yang menyebar melintasi wajah manusia memiliki makna khusus dan nyata. Para peneliti sekarang telah menemukan bahwa lebih dari seribu ekspresi wajah yang berbeda mungkin terjadi. Tetapi tetap ada banyak yang tidak kita ketahui. Ada banyak untuk dipelajari, contohnya, tentang bagaimana ekspresi wajah yang berbeda berhubungan dengan emosi. Apakah emosilah yang lebih dulu ataukah ekspresi? Dapatkah ekspresi tertentu mengubah emosi menjadi lebih baik atau lebih buruk? Jika anda memakai sebuah senyuman, dan memutuskan untuk melihat pada sisi terang, meskipun anda merasa menderita, dapatkah hal ini mempengaruhi cara anda merasakan? Seharusnya

dikatakan disini bahwa tersenyum ketika anda merasa sedih tidaklah sama dengan senyuman palsu ini tidak dimaksudkan untuk menyesatkan, tapi adalah sebuah cara mencoba untuk membantu anda merasa lebih baik tentang segala hal. Pesan buku ini adalah bahwa ekspresi wajah sebenarnya mengubah emosi, dan di saat itu, seperti Beerbohms Happy Hypocrite, anada merasa selaras dengan ekspresi anda yang utama. Beberapa orang yang berkeliling dengan wajah datar terus menerus atau sebuah ekspresi tak bahagia akan mungkin pada waktunya paling tidak datang untuk merasakan emosi yang cukup berbeda dari orang-orang yang gembira dan riang, atau yang mencoba terlihat sama. Dengan tujuan untuk menjadi senang anda pertama-tama harus mencoba dan terlihat senang. Tersenyum adalah, seperti semua ahli kecantikan ketahui, sebuah perlakuan kecantikan yang manjur. Ada alas an yang sangat logis mengapa orang-orang yang banyak tersenyum terlihat memiliki rahasia awer muda. Ini sama sekali bukan sihir, tapi sederhana untuk dilakukan dengan otot-otot yang dilibatkan dalam penarikan ekspresi wajah yang berbeda. Dalam tersenyum, seperti kita telah pahami, hanya satu otot utama yang digunakan, mengingat dalam ekspresi seluruh emosi negatif seperti khawatir, takut, jijik dan sedih, sangat lebih banyak otot yang terlibat. Untuk setiap ekspresi wajah kecuali tersenyum, wajah harus berubah. Semakin wajah dipelintir ke dalam ekspresi tak bahagia, semakin cepat kerutan akan berubah menjadi garis permanen, yang berarti menua juga tidak menarik. Otot wajah kita dirancang oleh alam untuk tersenyum, daripada untuk mengekspresikan emosi tak bahagia atau tidak puas. Sebuah percobaan besar dilakukan selama tahun 1964 mempertunjukkan ini dengan meyakinkan. Seorang peneliti di USA meminta sejumlah aktor untuk menirukan tige emosi murni kebahagiaan, keterkejutan, kemarahan. Poto diambil pada setiap ekspresi, dan kemudian ditunjukkan pada orang-orang yang diminta menebak yang mana emosi yang terkait dengan ekspresi. Persetujuan yang tinggi melebihi 70 persen pada ekspresi yang dimaksud ditunjukkan kebahagiaan, tapi tidak dengan emosi-emosi yang lainnya. Para aktor tadi kemudian diminta untuk merubah bentuk wajah mereka ke dalam variasi campuran

ketiga emosi. Sekali lagi, tidak ada persetujuan khusus pada emosi mana yang terkait dengan ekspresi. .orang-orang dapat dengan cepat mengenali sebuah senyuman, dan mengetahui bahwa itu menunjukkan, atau berarti menunjukkan, emosi kebahagiaan. Tapi menafsirkan emosi-emosi lainnya jauh lebih sulit. Ekspresi wajah yang serupa dibaca oleh orang-orang sebagai jijik, oleh orang yang lain sebagai marah. Kita dapat, tentu saja, melihat dengan jelas ketika orang merasa senang, atau tidak bahagia, tapi tidak selalu jelas apakah mereka gugup, takut, terkejut atau marah. Ini, beramaan dengan penelitian yang lainnya yang akan digambarkan dalam bab berikutnya, terlihat untuk menyatakan bahwa kebahagiaan adalah ekspresi yang paling tidak tercampur dan termurni, satu-satunya yang paling siap kita kenali. Hanya ada satu ekspresi wajah yang menunjukkan kebahagiaan, dan itu adalah tersenyum. Apa lagi, itu mendunia, dalam perjalanannya, Darwin menemukan bahwa tersenyum adalah satu-satunya ekspresi yang dikenali dengan cepat diseluruh penjuru dunia. Pada beberapa penelitian, orang-orang dari ras yang berbeda dan budaya yang cukup berbeda telah diminta untuk melihat pada seperangkat poto-poto yang menunjukkan sebuah susunan ekspresi, dan memutuskan mana emosi yang terkaid. Diseluruh penjuru dunia, persetujuan yang paling tinggi adalah untuk kebahagiaan. Ini adalah keputusan yang paling akurat dari seluruh ekspresi wajah, dan seluruh ras tersenyum untuk menunjukkan mereka senang atau bahagia. Kebahagiaan selalu mencapai puncak di berbagai skala tipe ini, dan telah selesai sejak studi seperti ini pertama kali diangkat sekitar satu abad yang lalu. Apakah benar atau salah, mereka yang banyak tersenyum dirasakan memiliki kepribadian yang berbeda dari mereka yang terbiasa mengerut atau terlihat sedih.orang yang selalu tersenyum terlihat bersahabat dan ramah, mudah bergaul, extrovert, penuh kasih, hangat dan pemurah. Dan sebaliknya, orang-orang menemukan kesulitan untuk tersenyum cenderung menarik diri, introvert, tak ramah, pemalu, tertutup dan dingin. Kita secar naluri akan tertarik dengan orang yang banyak tersenyum.

Para pemasang iklan mengetahui hal ini, tentu saja, dan menjual produk mereka dengan menghubungkan mereka pada pikiran konsumen dengan wajah yang tersenyum. Pengaruh yang dibawa adalah bahwa menggunakan produk tertentu baik membuat orang bahagia, ataupun bahwa hanya orang-orang yang menyenangkan, yang bahagia memakai itu. Tersenyum kelihatan khususnya pada iklan minuman beralkohol. Peminum Martini (nama minuman, peny.) selalu tersenyum dan tertawa dan bersenang-senang. Tersenyum juga penjual yang manjur dari segala jenis minuman ringan. MERINGKAS Tersenyum adalah, dengan satu penjelasan, sekedar memperlihatkan gigi. Tapi itu bukanlah keseluruhan cerita. Cobalah perlihatkan gigi anda dalam sebuah eskpresi tajam, dan kemudian memperlihatkan gigi anda dalam sebuah senyuman. Anda akan segera menemukan bahwa anda sebenarnya merasa berbeda ketika memakai kedua ekspresi tadi.wajah memperlihatkan-gigi dengan tajam membuat anda merasa agresif dan bermusuhan secara cepat, bahkan jika anda mungkin tidak merasakan ini sebelum menduga ekspresi itu. Senyuman, sebaliknya, membuat anda segera merasa lebih bahagia, lebih lemah-lembut dan damai. Kemampuan untuk tersenyum adalah anugerah yang diberikan kepada seluruh manusia, tapi tidak pada makhluk hidup lain di bumi. Ini dimaksudkan untuk memungkinkan manusia untuk saling meraih, membuat hubungan yang bersahabat, untuk mejadi lebih dekat dan saling merasa cocok. Tersenyum dapat dipahami dimanapun berada: ini adalah bahasa manusia yang paling mendunia. Jika anda bertemu dengan orang-orang ras asing, anda akan segera tahu apakah mereka memusuhi atau bersahabat dengan kesiapan atau sebaliknya dari senyuman mereka. Orang-ornag yang saling memusuhi tidak tersenyum. Tersenyum dapat menghancurkan rintangan bahasa dan antarbangsa, dan membentuk hubungan dekat bahkan ketika tidak mungkin berkomunikasi dengan kata. Hal ini karena senyuman berkata sangat banyak. Tersenyum adalah yang paling manusiawi dari seluruh aktivitas; adalah ekspresi wajah yang paling alami yang pernah ada. Tersenyum tidak menghabiskan

biaya dan tidak memiliki efek samping yang merugikan. Adalah sesuatu yang siapapun dapat lakukan. Masalahnya adalah, kebanyakan orang dewasa kekurangan senyuman. 4. TERAPI SENYUMAN: BAGAIMANA CARA KERJANYA Ketika kita bahagia, secara alamiah kita tersenyum dan banyak tertawa. Kita tidak secara sadar membuat diri kita terlihat atau terasa gembira. Ketika kita sedang dalam suasana hati yang bagus, ekspresi wajah kita secara alami mencerminkan semangat kita yang tinggi. Ketika kita merasas sedih, secara alami kita juga telihat sengsara dan susah. Karena emosi-emosi kita secara akurat tercermin pada wajah kita, telah lama diasumsikan bahwa ekspresi wajah terbentuk setelah adanya emosi yang dirasakan. Sebagai contohnya, pada saat kamu merasa senang, atau sedih, ekspresi wajah yang sesuai dengan keadaan itu akan terlihat kemudian. Tetapi, dari penelitian-penelitian terakhir mengenai subjek ini, bila kamu memaksakan ekspresi tetentu pada wajahmu, fikiran dan tubuhmu akan merespon dan secara biokimiawi menunjukkan emosi itu. Bila kamu merasa tidak sennag untuk suatu alasan, dan disuruh tersenyum, ekspresi bahagia itu sebenarnya akan membuatmu merasa lebih baik dari dalam, karena ekspresi itu mempengaruhi hormon-hormon yang berkaitan di dalam sistem tubuhmu. Ide ini secara jelas memiliki potensi besar dalam bidang penyembuhan. Ketika orang merasa sakit, atau dalam keadaan sangat sedih, biasanya keadaan-keadaan itu terwujud dalam ekspresi kesengsaraan atau kesakitan. Tetapi apabila ekspresi kesedihan dapat diganti dengan ekspresi riang, walaupun kesakitan dan kesedihan itu masih ada, proses penyembuhan sebenarnya dapat diatur.

EKSPRESI PERTAMA, LALU EMOSI? Mungkin kedengarannya ini ide yang aneh, tetapi teori ini telah didemonstrasikan oleh ilmuan-ilmuan US secara ilmiah. Paul Ekman adalah yang peramakali melakukan riset di bidang ini, dan ahli psikologi lainnya, Robert Zajonc, dari Ann Arbor, Universitas Michigan, juga melaksanakan studi-studi untuk menemukan yang mana yang muncul duluan: ekspresi atau emosi.

Riset Zajonc behubungan dengan beberapa studi yang dilaksanakan pada awal abad. Dalam sebuah paper berjudul Emotional and Facial Efference: A Theory Reclaimed, Zajonc mengacu pada sebuah buku yang sudah lama terlupakan ditulis oleh ahli

psikologi Prancis, Israel Waynbaum berjudul Phsyonomie Himaine; Son Mechanisme et son Role Social, diterbitkan pada 1906. Waynbaum percaya bahwa otot-otot wajah bekerja sebagai pengikat pada pembuluh-pembuluh darah dan mengatur aliran darah ke otak. Aliran darah mempegaruhi bagaimana perasaan kita. Teori yang dikembangkannya adalah bahwa emosi selalu muncul setelah adanya ekspresi wajah, bukan sebelumnya. Hipotesa Waynbaum adalah bahwa semua respon emosional yang jelas, seperti tersipu malu, terisak, menangis, dan sebagainya, sangat dekat ikatannya dengan proses yang berkaitan dengan pembuluh darah. Menangis dan tertawa mempengaruhi sirkulasi darah, khususnya melalui aksi diafragma. Waynbaum berpendapat bahwa semua reaksi emosional mempegaruhi sirkulasi darah, baik positif maupun negative, dan bahwa ekspresi wajah memainkan peranan penting dalam proses ini. Waynbaum menanyakan, mengapa senyuman dan tawa selalu dihubungkan dengan kebahagiaan dan keceriaan? Dia mendalilkan bahwa meningkatnya aliran darah ke otak, yang merupakan hasil psikologis dari senyuman dan tawa, behubungan dengan tubuh ynag sehat dan suasana hati yang positif. Ekspresi dan suasana hati yang tertekan, kebalikannya, merupakan hasil dari penurunan aliran darah ke otak. Ini berangsur-angsur akan menyebabkan sakit fisik yang sesungguhnya. Jadi orang yang secara terus-terusan berekspresi murung menyebabkan penurunan permanen aliran darah ke otak. Ini berrati bahwa otak tidak menerima nutrisi yang baik, dan tidak bekerja pada level yang optimal. Laporan-laporan Waynbaum menunjukkan bahwa, ketika orang mmebuat dirinya tersenyum, mereka bseringnya merasa lebih bahagia. Sudah jelas lebih baik tersenyum saja dari pada harus menunggu bahagia dulu barulah tersenyum. Kita semua tahu bahwa kita dapat pulang ke rumah dari saat yang sulit dan frustrasi pada pekerjaan kita, menyalakan televisi untuk menonton pertunjukkan komedi yang bagus, dan menaikkan suasana hati kita dalam beberapa menit saja. Tidaka ada ayang harus terjadi untuk untuk mengganti suasana hati kita secara internal, lingkunagnlah yang menyebabkan frustrasi-frustrasi itu tetap ada, tetapi kita dapat melupakan kekhwatiran-kekhawatiran kita dengan membuat diri kita tersenyum atau tertawa. Menurut teory Waynbaum, ketawa dan tersenyum meningkatkan aliran darah ke otak dan inilah yang meningkatkan suasana hati kita. Ketika seseorang tertawa lepas, peningkatan sirkulasi menghasilkan sebuah bentuk penyumbatan yang dapat menjadi penyakit akut, dan menyebabkan apa yang kita sebut setik. Bagaimanapun, saat ini suasana hati individual sudah berkembang begitu banyak sehingga ketidaknyamanan ini sudah tidak dirasa sebagai penyakit, tetapi justru sebagai efek yang menyenangkan. Tawa sering menghasilkan air mata, karena air mata berperan untuk membebaskan tekanan tinggi darah otak, dan menormalkannya ketika

penyumbatan akan menjadi parah. Karena tawa adalah katup pengaman, air mata menyediakan katup pengaman ektra ketika kita tertawa. Air mata menghentikan tawa yang terlalu banyak. Otot pipi adalah yang paling berhubungan dengan senyum dan kebahagiaan. Otot ini, menurut teori Waynbaum, secara langsung menyebabkan lebih banyak darah mengalir ke sekitar otak. Urat-urat darah menjadi dipenuhi denagn darah, dan ini sebenarnya meringankan suasana hati dan membuat orag merasa bahagia. Dalam bukunya Waynbaum meletakkan ide bahwa tertawa adalah aktivitas yang menyehatkan karena meningkatkan sirkulasi. Tertawa hampir sama seperti mandi oksigen, sel-sel dan jaringan-jaringan semuanya menerima suplai oksigen yang meningkat dan ini menghasilkan sebuah perasaan kegembiraan yang besar. Yang terjadi di dalam adalah, penghabisan darah dalam urat diubah menjadi darah urat nadi yang terisi oksigen, dan paru-paru kemudian diokesigenisasi dengan danagt cepat. Sedangkan perasaan dan tampilan kesedihan disebabakan karena darah yang tidak teroksigenisasi, dan menghilangkan sel-sel oksigen. Sel-sel oksigen itu menjadi kekurangan dan kosong, dan hasilnya adalah perasaan tertekan, kekhawatiran dan kesengsaraan. Waynbaum menyimpulkan, kebahagiaan adalah obat awet muda yang mujarab yang kita miliki, karena tersenyum hanya menggunakan satu otot, sedangkan untk terlihat sedih banyak otot perlu digunakan dan diubah. Bila sebuah ekspresi sedih menjadi permanen, maka muncullah kerutan sebagai hasilnya.. Tetapi dengan banyak tersenyum dan terlihat bahagia, tidak banyak kerutan yang bisa dimunculkan.

PENYEMBUHAN UNTUK SAKIT MENTAL? Mengomentari teori Waynbaum, Zajonc menunjukkan bahwa kita tahu bahwa darah urat nadi memiliki efek untuk mendinginkan otak. Temperatur otak mempengaruhi neurotransmitter, hormone yang membawa perasaan dan keadaan emosional ke seluruh bagian tubuh. Sama halnya ketika kita sangat sedih, dan darah yang mengalir ke otak terhalangi, ini mengganggu kemunculan dan perpaduan neurotransmitter.

Ketika otak disuplai dengan baik dengan banyak darah beroksigen, otak bekerja lebih baik dari pada ketika tidak disuplai. Jadi, kesakitan adalah hasil dari ketidakharmonisan dalam tubuh. Ini lebih masuk akal karena kita condong merasa sedih dan sakit apabila banyaknya darah yang masuk ke otak yang berarti bahwa otak tidak dapat bekerja secara optimal.

Otak mengingat hal-hal untuk waktu yang panjang dan tidak mungkin bahwa otak dapat sama sekali melupakan apapun yang dialami secara menyeluruh. Jadi, jika kamu mencoba tersenyum ketika kamu merasa sedih, otak aka mengingat bahwa ekspresi ini telah dihubungkan dengan kebahagiaan, dan dengan seketika akan merespon dengan memunculkan neurotransmitter yang sesuai. Zajonc mengatakan, hasilnya adalah bahwa kondisi yang lebih positif dan bahagia akan muncul. Zajonc merasa bahwa ide Waynbaum dapat membantu untuk menangani pasien penderita psychosomatic disorder dan kondisi-kondidi negative seperti depresi dan kekhawatiran/ ketakutan. Bila pasien yang tertekan dan takut dapat diajarkan untuk mengontrol otot wajah yang sesuai sehingga mereka terlihat bahagia, bukannya sedih, sebenarnya mereka akan merasa lebih baik secara perlahan, tanpa harus mengganti apapun. Yang pasti, tak seorangpun akan mengatakan bahwa perawatan pasien mental sekarang sangat sukses, dan beberapa ahli psikologi justru menyebutnya sebagai kegagalan gemilang. Tetapi dokter-dokter telah enggan mencoba terapi senyum, mungkin karena terapi ini tidak terdengar ilmiah, tidak memakan waktu pelatihan selama tujuh tahun, dan sama sekali tidak mengeluarkan uang. Terapi ini terdengar sangat sederhana dan biasa untuk dianggap efektif. Hampir semua obat perawatan yang diberikan pada pasien mental akhir-akhir ini mematikan proses tubuh mereka. Yang biasa disebut antidepressant dan obat penenang utama yang diberikan pada pasien di rumah sakit jiwa sebenarnya hanya membuat mereka semakin tertekan: obat-obat itu hanya menghambat beberapa isyarat ke otak, sehingga pasien lebih terusik dengan depresi mereka. Mereka menjadi seperti zombie, bukannya terobati. Terapi senyum sebenarnya jauh lebih bagus, dengan meningkatkan aliran darah ke otak dan menyebabkan munculnya neurotransmitter yang berhubungan dengan keadaan positif.

Jadi terapi senyum akan menjadi cara alami untuk mengatasi tekanan dan sakit mental. Walaupun terapi ini tidak dapat dijamin pada setiap kasus, kesuksesan terapi ini akan tergantung pada panjangnya masa pederitaan yang berlangsung dan kedalaman kesedihan---pada dasarnya, tersenyum akan menggembirakan orang dan memberi istirhat sementara dari kesedihan. Kesimpulan Robert Zajonc adalah bahwa pasien mental, dan banyak penderita keluhan fisik harus diajarkan untuk tersenyum sebagai bagian dari praktik terapi mereka.

BUATLAH DIRIMU MERASA BAHAGIA

Paul Ekman telah mendemonstrasikan dengan lebih atau kurang meyakinkan, bahwa jika kamu memaksa dirimu tersenyum, atau memang untuk menirukan emosi dengan menggunakan ekspresi wajah yang sesuai, emosi akan segera dirasakan di dalam otak dan tubuh. Riset yang dirintis oleh Ekman telah ditulis dalam berbagai jurnal ilmiah US, dan menitik beratkan pada kemanjuran senyuman sebagai terapi yang berharga. Ekman memulai risetnya dengan mengajukan pertanyaan: Apakah aktifitas system syaraf autonomic (Autonomic Nervous System), atau ANS (yang berada di bawah kontrol kesadaran dan bekerja secara otomatis) berbeda dengan setiap emosi tertentu? Dahulu pada tahun 1890 ahli psikologi Willian James telah menyarankan bahwa setiap emosi memiliki sebuah pola aktifitas ANS yang berbeda yang dapat dibuktikan. Ekman dan rekan kerjanya di Universitas California merencanakan untuk mengetes ide ini, dan karena ide mereka membujuk sejumlah relawan, termasuk sejumlah aktor, untuk meniukan berbagai ekspresi dan emosi. Ekman mempelajari enam emosi murni: terkejut, sedih, marah, takut, jijik dan bahagia. Karena emosi dipotret dari wajah relawan-relawan percobaan, instrument merekam kecepatan jantung , temperature dan tekanan otot dan daya tahan kulit yang berbeda. Dalam pecobaan pertama, relawan disuruh menggunakan otot tertentu. Kemudian, mereka disuruh mengingat dan merekam emosi pada wajah mereka sambil diinvestigasi. Masing-masing ekspresi mereka harus ditahan selama 10 detik. Walaupun tidak ada indikasi bahwa subjek sebenarnya mengalami emosi, mereka mengalami perubahan jasmaniah yang dramatis. Emosi-emosi negative menunjukkan peningkatan dalam aktifitas ANS. Semua emosi yang diperiksa, kecuali kebahagiaan, tentu saja adalah negatif. Ditemukan bahwa kecepatan jantung jauh lebih banyak ketika marah sedang ditirukan dari pada ketika subjek disuruh terlihat bahagia, dan juga bahwa temperatur jari meningkat selama marah tapi tidak ketika bahagia. Secara keseluruhan, marah menunjukkan peningkata lebih besar dalam aktifitas ANS dari pada emosi-emosi negative yang lain seperti terkejut, jijik dan sedih. Eksprimen laboran ini menunjukkan bahwa seluruh system tubuh menjadi tidak dengan sukarela merangsang dan menyiagakan selama peniruan emosi negative, tetapi menjadi tenang ketika emosi positif ditirukan dengan ekspresi wajah yang sesuai. Ekman menyimpulkan bahwa ada koneksi langsung dan sentral di antara kerja otot dan pusat otak. Ini menyebabkannya heran, mendekati Robert Zajonc, apakah aksi wajah relawan dapat digunakan secara terapis. Bila seseorang takut, kemudian dengan bebas menyetel kembali otot wajah kepada ekspresi tidak takut sebenarnya dapat merubah jalur hormonal yang berhubungan dengan pembawaan emosi. Bila orang yang takut dan tertekan disuruh untuk mengalihkan ekspresi wajah mereka, hal ini dapat meringankan rasa tertekan mereka.

Dengan cara yang sama, pergi ke perkumpulan sosial di mana tersenyum dengan sopan adalah satu-satunya bentuk perilaku yang diterima, sebenarnya dapat dinikmati, walaupun mungkin didalamnya badai ketidaksenangan mengamuk. Seringnya, orang menolak undangan acara sosial karena mereka berkata bahwa mereka tidak dalam suasana hati yang baik. Tetapi itu sebenarnya dapat memperkuat alasan untuk pergi ke sebuah kesempatan di mana dibutuhkan sikap riang dan senyuman. Bila kamu memaksa dirimu untuk tersenyum setiap malam, kamu akan merasa jauh lebih baik dari pada sebelumnya karena hormon-hormon positif sekarang terfokus di sekitar sistemmu.

Bagaimanapun kuatnya emosi yang dirasakan, ekspresi wajah yang mengiringi hanya dapat bertahan paling lama empat detik. Bila dipaksakan bertahan lebih lama dari itu, otot-otot dapat menjadi kejang. Tetapi kekejangan memunculkan perubahan ANS, untuk alasan yang baik atau buruk, bertahan jauh lebih lama dari pada ekspresi wajah. Bagaimanapun, kekejangan tidak akan bertahan berjam-jam, jadi jika ingin system tubuhmu tetap harmonis dan tenang, kamu harus menemukan hal-hal yang dapat membuat tersenyum. Sebagaimana hal-hal lainnya, ekspresi wajah dapat dijadikan sebuah kebiasaan. Sangat memungkinkan menjadikan senyum dan tawa menjadi kebiasaan. Baik ekspresi wajahmu mencerminkan emosi internalmu atau tidak, aktifitas ANS akan tetap sama. Jadi seseorang yang wajahnya secara permanen selalu marah, walaupun mereka tidak merasa marah setiap waktu, namun demikian akn meningkatkan kecepatan jantung dan suhu kulit, dan segala aktifitas lain yang berhubungan dengan peningkatan stress pada sistem. Terlihat bahagia dan banyak tertawa memberi isyarat pada tubuh bahwa kamu tidak dalam keadaan takut, dan merasa tenang dan damai. Tubuh akan merespon secara positif walaupun kamu hanya berpura-pura riang dan bahagia.

EFEK-EFEK POSITIF DARI TERSENYUM Riset ilmiah baru menunjukkan bahwa perintah lama teater komidi untuk kemasi masalahmu ke dalam tas barangmu tang tua dan tersenyumlah, tersenyumlah, tersenyumlah memiliki kebenaran dasar. Kebahagiaan tidak hanya berada di dalam fikiran, tetapi juga terdapat di dalam di dalam otot-otot dan hormon-hormon. Aksi mengganti ekspresi wajah menjadi ekspresi yang berhubungan dengan kebahagiaan daapt memproduksi jauh lebih banyak efek positif pada system syaraf.

Paul Ekman, peneliti di bidang ini, percaya bahwa mekanisme pergerakan otot wajah sangat dekat berhubungan dengan system syaraf autonomik, yang mengotrol kecepatan jantung, pernafasan, dan fungsi lainnya di bawah control kesadaran.

Tersenyum dan terpaksa tersenyum ketika kamu tidak mau mau melakukannya, dapat mempengaruhi semangat dan aktifitas ANS pada orang-orang di sekitarmu. Riset menunjukkan bahwa orang cenderung menirukan ekspresi orang lainnya. Bila seseorang menyapamu di pintu dengan senyuman, kamu akan cenderung membalas senyumnya. Bila mereka cemberut dan terlihat tidak senang, kemudian kamu akan meniru ekspresi ini juga. Kita semua, sering secara sadar, menerapkan suasana hati orang yang tinggal dengan kita, lalu meniru mereka. Bila temanmu marah, kamu juga sering kemudian merasa marah. Ini berrati bahwa kita memilki kewajiban untuk terlihat bahagia sesering mungkin, sehingga kita dapat menyembuhkan diri kita dan juga betindak sebagai penyembuh orang lain. Salah satu alasan mengapa kita sangat menikmati pertunjukan komedi, menurut Paul Ekman, adalah bahwa wajah tersenyum comedian itu mempengaruhi aktifitas sistem syaraf autonomic kita, begitu juga sebaliknya. Ketika kita merasakan ekspresi pada wajah-wajah orang, kita tidak hanya menerima informasi, tapi sebenarnya juga mengalami emosi yang mereka rasakan. Ini merupakan konsekuensi penting untuk perawatan pasien penyakit jiwa, dan memang, untuk pendekatan pada penyakit. Ekman percaya bahwa penemuannya menegaskan kebenaran yang telah lama diketahui, tetapi telah terlupakan oleh tingginya teknologi kita. Penulis yang hebat selalu mengetahui kekuatan ekspresi wajah. Dalam Puloined Letter yang ditulis oleh Edgar Allan Poe, dia menulis bahwa ketika dia ingin menemukan bagaimana bijaksana, bodoh, baik dan jahatnya seseorang , atau apapunyang dia rasakan pada saat itu, dia menerapkannya pada wajahnya, yang kemudian dia bisa melihatnya tercermin diwajah orang lain. Aku memalsukan ekspresi wajahku, seakurat yang aku bisa, sesuai dengan ekspresinya, dan kemudian menunggu untuk melihat fikiran atau perasaan apa yang muncul dalam benak dan hatiku. Poe tentu saja, tidak mengetahui apa-apa tentang jalur kimiawi atau hormonal, atau aktifitas ANS, tetapi dia mengatakan secara intuisif tentang kebenaran. Profesi medis dapat memperhatikan penemuan ini dengan memastikan bahwa rumahsakit, operasi dan pusat kesehatan adalah tempat yang menyenangkan. Benar bahwa beberapa uasaha dicobakan untuk membuat rumah sakit anak-anak terlihat menyenangkan, yang sekarang kebanyakan dicat dengan warna-warna cerah dan gambar-gambar yang menyenangkan di sekitar dinding. Paradoksnya adalah bahwa

anak-anak sangat membutuhkan pencerahan ini jauh lebih banyak dari orang dewasa karena kecenderungan mereka secara alamiah lebih riang, walaupun mereka sedang sakit.

You might also like