You are on page 1of 4

NAMA NIM MATA KULIAH

: ASTRIWI NUR INDAH : 05-05-09-000063 : MASAIL FIQHIYAH

2. Pandangan ulama tentang hukum KB : Pandangan ulama tentang hukum KB hingga kini masih ada 2 kubu antara yang membolehkan dan yang menolak KB. Pandangan Majelis Ulama Indonesia menjelaskan bahwa ajaran islam membenarkan keluarga berencana. Diantara dalil yang digunakan para ulama yang membolehkan KB yaitu pada QS; annisa ayat 9 yang artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Latar belakang : Menurut kelompok ulam yang membolehkan, mereka mempunuyai alasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan antara lain: 1. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan 2. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami isteri memiliki penyakit yang dapat menularkan 3. Untuk melindungi kesehatan ibu 4. Jika keuangan suami tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak 5. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu untuk menjaga kecantikan ibu Menurut kelompok ulama yang menolak keluarga berencana, mereka mempunyai alasan antara lain: 1. KB sama dengan pembunuhan bayi 2. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah 3. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan 4. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya 5. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi social 6. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperalis Barat terhadap Negara-negara yang berkembang. 3. Hukum khitan bagi wanita : Para ulama sepakat bahwa khitan wanita secara umum ada di dalam Syariat Islam. (al-Bayan min Al Azhar as-Syarif: 2/18) Tetapi mereka berbeda pendapat tentang status hukumnya, apakah wajib, sunnah, ataupun hanya anjuran dan suatu kehormatan. Hal ini disebabkan dalil-dalil yang menerangkan tentang khitan wanita sangat sedikit dan tidak tegas, sehingga memberikan ruangan bagi para ulama untuk berbeda pendapat. Dalil disyariatkannya khitan bagi wanita : 1. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Ummu Athiyah (wanita tukang khitan): "Artinya : Khitanlah dan jangan dihabiskan (jangan berlebih-lebihan dalam memotong bagian yang dikhitan) karena yang demikian lebih cemerlang bagi wajah dan lebih menyenangkan (memberi semangat) bagi suami" [Shahih, Dikeluarkan oleh Abu Daud (5271), Al-Hakim (3/525), Ibnu Ady dalam Al-Kamil (3/1083) dan Al-Khatib dalam Tarikhnya 12/291)] Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Bila telah bertemu dua khitan (khitan laki-laki dan wanita dalam jima'-pent) maka sungguh telah wajib mandi (junub)" [Shahih, Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi (108-109), Asy-Syafi'i (1/38), Ibnu Majah (608), Ahmad (6/161), Abdurrazaq (1/245-246) dan Ibnu Hibban (1173-1174 - Al Ihsan)] Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menisbatkan khitan pada wanita, maka ini merupakan dalil disyariatkan juga khitan bagi wanita. Riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha secara marfu'.

2.

3.

"Artinya : Jika seorang lelaki telah duduk di antara cabang wanita yang empat (kinayah dari jima, pent) dan khitan yang satu telah menyentuh khitan yang lain maka telah wajib mandi (junub)" [Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (1/291 - Fathul Bari), Muslim (249 - Nawawi), Abu Awanah (1/269), Abdurrazaq (939-940), Ibnu Abi Syaibah (1/85) dan Al-Baihaqi (1/164)] Manfaat pengkhitanan wanita : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Hikmah khitan bagi laki-laki adalah mensucikan mereka dari najis yang tertahan pada kulup kemaluan.Sedangkan hikmah khitan bagi wanita adalah untuk menyederhanakan syahwatnya, sesungguhnya kalau tidak wanita tidak dikhitan maka syahwatnya akan menggejolak. Cara pengkhitanan wanita : Menghilangkan sebagian kecil dari klistoris, jika memang klistorisnya terlalu besar dan menonjol.Ini bertujuan untuk mengurangi hasrat seks wanita yang begitu besar dan membuatnya menjadi lebih tenang dan disenangi oleh suami. 6. Pandangan ulama tentang aborsi : Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau masih dalam bentuk gumpalan daging (80-120 hari), maka hukumnya adalah sebagai berikut: y Menurut Ibnu Immad dan Imam Al-Ghozali, haram hukumnya, karena gumpalan itu akan menjadi makhluq yang bernyawa. Pendapat ini di dukung oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haytami. y Menurut Imam Abu Ishaq Al-Marwazi, hukumnya adalah boleh. Karena kenyataannya gumpalan itu masih belum dapat dikatakan makhluq yang bernyawa. Pendapat ini didukung oleh Imam Romli. Sedangkan hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya adalah haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu kandungan sudah berbentuk makhluq hidup dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan membunuh manusia. Dalam hadits dinyatakan:

, .

Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari dalam bentuk air mani, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan darah, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan daging, lalu Allah SWT mengutus malaikat meniupkan ruh HR.Bukhori,Muslim. Pelaku aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari juga tergolong pembunuhan yang mewajibkan kaffaroh, yakni puasa dua bulan secara berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin bagi yang tidak mampu puasa. Disamping itu juga wajib membayar denda jinayah 5% diyat atau setara dengan harga emas seribu dinar.Satu dinar setara dengan emas 4.250 gr. Akan tetapi menurut pendapat yang dinuqil oleh Imam ibnu Hajar Al-Haytami dalam kitab Tuhfatu alMuhtaj dari sebagian ulama madzhab Hanafi, hukum mengugurkan kandungan secara mutlak diperbolehkan meskipun kandungan sudah memasuki usia 120 hari. Namun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh Ibnu Abdil Haq As-sanbathi. Beliau berkata: Aku menanyakan masalah ini kepada sebagian ulama madzhab Hanafi, dan mereka mengingkarinya. Mereka bahkan mengaku berpendapat boleh dengan syarat sebagaimana diatas (sebelum kandungan berusia 120 hari). Meskipun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh sebagian ulama, akan tetapi Syekh Sulaiman AlKurdi tetap memperbolehkan untuk diikuti dengan terlebih dahulu bertaqlid kepada madzhab Hanafi. Dengan demikian, pendapat ini layak dijadikan sebagai solusi ketika menghadapi kondisi yang mengharuskan untuk dilakukan aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu. Fatwa MUI tentang aborsi : Pertama: Ketentuan Umum 1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. 2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar. Kedua: Ketentuan Hukum 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya udzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.

a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah: - Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. - Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: - Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. - Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang di dalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina. Bahaya berbagai metode praktek aborsi : 1. Metode penyedotan (Suction Curettage) Bahaya :Dengan metode ini, si pelaku aborsi berisiko menderita robek rahim yang disebabkan salah sedot. Jika itu terjadi, maka wanita itu akan mengalami pendarahan hebat. Akibatnya, pelaku aborsi terpaksa menjalani pengangkatan rahim, atau terkena radang jika masih ada sisa-sisa plasenta atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim.Dan, akhirnya bisa berujung pada kematian. 2. Teknik dilatasi dan kerokan Cara ini mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa.Kondisi ini untuk memasukkan pisau baja tajam dan menyebabkan bagian tubuh janin terpotong berkeping-keping dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Teknik ini bisa membuat aka pasien akan kehilangan darah yang jumlahnya jauh lebih banyak dibanding teknik penyedotan, dan juga dapat menderita perobekan dan radang pada rahim. 3. Menelan Pil RU 486 Bahaya : pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah, rasa sakit hingga kematian. Dilaporkan, RU 486 juga dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya, yaitu kemungkinan keguguran spontan dan cacat pada bayi yang dikandung. 4. Prosedur dengan MTX Bahaya : sakit kepala, rasa sakit, diare, penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi sumsum tulang belakang, kekurangan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit paru-paru. 5. Metode racun garam (saline) Bahaya : Konsumsi Koagulopati (pembekuan darah yang tak terkendali diseluruh tubuh), juga dapat menimbulkan pendarahan hebat dan efek samping serius pada sistim saraf sentral. Serangan jantung mendadak, koma, atau kematian mungkin juga dihasilkan oleh suntikan saline lewat sistim pembuluh darah. 8. Pengertian riba dan bunga bank : Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam.Bunga bank termasuk dalam riba. Perbedaan bunga bank dan mudharabah : Dalam mudharabah jelas ada keridhoan dari kedua belah pihak karena dengan mudharabah pemilik modal telah membantu si peminjam untuk mengembangkan kemampuannya dan peminjam modal juga telah membantu si pemilik modal dalam mengembangkan kemampuan finansialnya. Bahaya bunga bank/riba : a. Sebagai bentuk maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda, "Setiap umatku dijamin masuk surga kecuali yang enggan". Para shahabat bertanya, "Siapa yang enggan masuk surga wahai Rasulullah?".Beliau menjawab, "Barangsiapa yang ta'at kepadaku pasti masuk surga dan barangsiapa yang berbuat maksiat (tidak ta'at) kepadaku itulah orang yang enggan (masuk surga)". (HR.al-Bukhari) b. Ibadah haji, shadaqah dan infak dalam bentuk apapun tidak diterima oleh Allah subhanahu wata'ala kalau berasal dari hasil riba, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda dalam hadits yang shahih, "Sesunguhnya Allah itu baik dan Dia tidak menerima kecuali dari hasil yang baik".

Allah subhanahu wata'ala tidak mengabulkan doa orang yang memakan riba, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda, "Ada seorang yang menengadahkan tangannya ke langit berdo'a, "Ya Rabbi, Ya Rabbi, sementara makanannya haram, pakaiannya haram, dan daging yang tumbuh dari hasil yang haram, maka bagaimana mungkin do'anya dikabulkan." (HR.Muslim) d. Hilangnya keberkahan umur dan membuat pelakunya melarat, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang memperbanyak harta kekayaan dari hasil riba, melainkan berakibat pada kebangkrutan dan melarat." (HR.Ibnu Majah). e. Sistim riba menjadi sebab utama kebangkrutan negara dan bangsa. Realita menjadi saksi bahwa negara kita ini mengalami krisis ekonomi dan keamanannya tidak stabil karena menerapkan sistim riba, karena para petualang riba memindahkan simpanan kekayaan mereka ke negara-negara yang memiliki ekonomi kuat untuk memperoleh bunga ribawi tanpa memikirkan maslahat di dalam negeri sendiri, sehingga negara ini bangkrut. f. Pengembangan keuangan dan ekonomi dengan sistim riba merupakan penjajahan ekonomi secara sistimatis dan terselubung oleh negara-negara pemilik modal, dengan cara pemberian pinjaman lunak. Dan karena merasa berjasa menolong negara-negara berkembang, maka dengan kebijakan-kebijakan tertentu mereka mendikte negara yang dibantu tersebut atau mereka akan mencabut bantuannya. g. Memakan riba menjadi sebab utama su`ul khatimah, karena riba merupakan bentuk kezhaliman yang menyengsarakan orang lain, dengan cara menghisap "darah dan keringat" pihak peminjam, itulah yang disebut rentenir atau lintah darat. h. Pemakan riba akan bangkit di hari Kiamat kelak seperti orang gila dan kesurupan. Pendapat pribadi : Bunga bank termasuk dalam cakupan riba karena jelas-jelas dengan kita meminjam dari bank maka kita diwajibkan mengembalikan sebesar uang yang kita pinjam ditambah tambahan dalam prosentase tertentu.

c.

You might also like