You are on page 1of 3

TERAPI DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 12 TAHUN

Abstrak Seorang pasien anak perempuan usia 12 tahun datang dengan keluhan demam sejak 16 hari sebelum masuk rumah sakit disertai mual dan nyeri perut. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis demam tifoid. Demam Tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. Penatalaksanaan demam tifoid meliputi medikamentosa dan terapi suportif (pemenuhan kebutuhan cairan dan kalori, diet). Kata kunci : Demam tifoid, Terapi. History Seorang anak perempuan usia 12 tahun, 16 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS) pasien mengalami demam sejak malam hari, demam mendadak tinggi. Pasien juga merasa mual, muntah (-), nyeri perut bagian atas. Nafsu makan pasien menurun. Batuk dan pilek tidak dirasakan. Nyeri telan (-). 6 hari (SMRS) demam naik turun, suhu tubuh meningkat terutama ketika malam hari. Pasien kemudian meminum obat warung namun demam hanya turun sebentar lalu suhu tubuh naik lagi. Nyeri perut dirasakan semakin bertambah. Mulut terasa pahit. Ibu pasien kemudian membawa pasien ke puskesmas, disarankan mondok namun pasien menolak. Pasien diberi obat (ibu lupa nama obat) dan diharuskan kontrol 2 hari kemudian. 4 hari SMRS demam masih tetap tinggi. Demam tinggi terutama pada malam hari, pada siang hari suhu tubuh turun tetapi tidak sampai normal. Mual masih dirasakan, nyeri perut (+), muntah (-). Saat demam tinggi pasien tidak mengigau. Pasien kemudian kontrol kembali ke puskesmas. Disarankan mondok namun pasien tetap menolak. 3 hari SMRS demam (+), mual (+), muntah (-), nyeri perut masih dirasakan. BAB cair 1x, ampas (+) kekuningan, lendir (-), darah (-). Pasien batuk, tidak berdahak, tidak ngikil, sesak (-), pilek (-). Karena keluhan tidak menghilang setelah berobat ke puskesmas, pasien datang ke IGD dan kemudian mondok di rumah sakit. Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemas, compos mentis. Vital sign, nadi: 76x/menit, suhu badan: 37,9C, tekanan darah: 100/70 mmHg, pernafasan: 28 x/menit. Lidah kotor (+), abdomen permukaan datar, peristaltik (+) dbn, supel, defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan epigastrium (+), turgor kulit kembali cepat < 2 detik (normal), hepar/lien tak teraba, perkusi timpani. Pemeriksaan lab AL= 2,8 103/mm3, Hb = 9,1 g/dl, hct = 28,9 %, AT = 144 103/mm3, Malaria (-), Tes Widal : O= 1/800 ; H= 1/1600. Diagnosis Demam tifoid Terapi Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi penatalaksanaan medikamentosa diberikan paracetamol tiap 4-6 jam 3x1 tab bila panas, diberikan infus RL 20 tetes per menit untuk membantu mencukupi kebutuhan cairan dan membantu jalur masuk obat parenteral, cefotaxime sebagai antibiotik diberikan secara intravena dengan dosis 1 g 2 kali sehari, diberikan makanan rendah serat, dan memperbaiki gizi pasien. Diskusi

Demam Tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. Salmonella thypi dapat hidup di dalam tubuh manusia (manusia sebagai reservoir alamiah). Manusia yang terinfeksi Salmonella thypi dapat mengeksresikannya melalui sekret saluran nafas, urin, dan tinja dalam jangka waktu yang sangat bervariasi. Terjadinya penularan Salmonella thypi sebagian besar melalui makanan/minuman yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja (melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal). Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada dalam bakteremia kepada bayinya. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, yang disebabkan faktor galur salmonella, status nutrisi dan imunologik penjamu serta lama sakit di rumahnya. Semua pasien demam tifoid selalu menderita demam pada awal penyakit yang mempunyai istilah khusus yaitu step-ladder temperature chart yang ditandai dengan demam timbul insidius, kemudian demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu keempat. Gejala sistemik lain yang menyertai timbulnya demam adalah malaise, letargi, anoreksia, mialgia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung, radang tenggorokan, pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang dan ikterus. Pada sebagian pasien lidah tampak kotor dengan putih ditengah sedang tepi dan ujungnya kemerahan. Penanganan demam tifoid meliputi Medikamentosa Antibiotik : Kloramfenikol (drugs of choice) 50-100 mg/kg bb/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari. Amoksisilin, 100 mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari. Kotrimoksasol 6mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari. Seftriakson 80 mg/kgbb/hari, IM atau IV, 1 kali sehari selama 5 hari. Sefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari. Antipiretik : Parasetamol dengan dosis 10 mg/kgBB/kali. Dapat diberikan setiap 4 jam apabila suhu tubuh pasien tidak juga turun Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1-3 mg/kgBB/hari IV, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik. Suportif Demam tifoid ringan dapat dirawat di rumah dengan tirah baring, isolasi memadai, kebutuhan cairan dan kalori dicukupi. Demam tifoid berat harus dirawat di rumah sakit Cairan dan kalori - Terutama pada demam tinggi, muntah, atau diare, bila perlu asupan cairan dan kalori diberikan melalui sonde lambung. - Pada ensefalopati, jumlah kebutuhan cairan dikurangi menjadi 4/5 kebutuhan dengan kadar natrium rendah. - Penuhi kebutuhan volume cairan intravaskular dan jaringan dengan pemberian oral/parenteral. - Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik - Pertahankan oksigenasi jaringan, bila perlu berikan O2 - Pelihara keadaan nutrisi - Pengobatan gangguan asam basa dan elektrolit Diet : Makanan tidak berserat dan mudah dicerna, setelah demam reda dapat segera diberikan makanan yang lebih padat dengan kalori cukup. Pada pasien ini penatalaksanaan meliputi tirah baring, pemenuhan kebutuhan cairan, pemberian antibiotik dan antipiretik, serta diet makanan rendah serat.

Kesimpulan Demam Tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran. Pasien ini didiagnosis demam tifoid berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini penatalaksanaan meliputi tirah baring, pemenuhan kebutuhan cairan, pemberian antibiotik dan antipiretik, serta diet makanan rendah serat. Referensi Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. EGC: Jakarta. 2000. Hasan R, dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 2002. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 2000. Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta. 2004. Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta. 2008. Penulis Greisy Rivta, Ilmu Kesehatan Anak, RSU Kota Yogyakarta.

You might also like