You are on page 1of 9

31

BAB III
METODA PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Tekhnik Pengambilan Sampel
Rancangan (desain) penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain kausal. Biasanya desain kausal juga disebut dengan hubungan sebab
akibat. Desain kausal berguna untuk menganalisis variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya ( Umar,
2003: 30). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2006 sampai tahun 2009.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik
purposive sampling methode. Adapun purposive sampling methode yaitu tekhnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2007: 78). Kriteria
yang ditentukan adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum tanggal 1 Januari
2006.
b. Perusahaan yang diteliti tidak delisting selama periode pengamatan
(2006-2009).
c. Mengalami laba bersih setelah pajak negatif sekurangnya satu periode
laporan keuangan selama periode pengamatan (2006-2009).

32



B. Tekhnik Pengumpulan Data
Data penelitian ini menggunakan data sekunder. Pengumpulan data
sekunder diperoleh dari data yang dipublikasikan di www.idx.co.id dan sumber
data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Pojok Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Koran Bisnis Indonesia.

C. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang faktornya diamati dan
diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit
going concern.
Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang
dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian
signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan
operasinya (SPAP, 2001) Termasuk dalam opini audit going concern ini
adalah opini going concern unqualified/qualified dan going concern
disclaimer opinion. Opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan
opini audit non going concern diberi kode 0.


33



b. Variabel Bebas (Independen)
Variable Bebas (independent), yaitu variabel yang faktornya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi. Dalam penelitian ini yang termasuk
dalam variabel bebas adalah:
1) Kualias Audit
Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan ukuran KAP.
Ukuran KAP ini dibedakan menjadi dua yaitu KAP big-four dan
KAP non big-four. Variabel ini digunakan dengan menggunakan
variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika auditor yang
mengaudit perusahaan merupakan auditor dari KAP big-four dan 0
jika yang auditor yang mengaudit merupakan auditor dari KAP non
big-four.
KAP yang termasuk dalam kriteria big four adalah KAP yang
berafiliasi dengan KAP big four luar negeri yaitu
(www.wikipedia.com:2011):
a) Price Water House Coopers (PWC), dengan partnernya di
Indonesia Haryanto Sahari dan Rekan.
b) Deloitte Touch Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia
Osman, Ramli, Satrio dan Rekan.
c) Klyneveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), dengan
partnernya di Indonesia Sidharta dan Harsono.
34



d) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia
Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja.
2) Debt Default
Debt default atau kegagalan membayar hutang didefinisikan
sebagai kelalaian atau kegagalan perusahaan untuk membayar hutang
pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo (Chen dan Church,
1992). Chen dan Chruch menyatakan perusahaan yang bermasalah
setidaknya memenuhi salah satu dari kriteria sebagai berikut : (1)
Ekuitas yang negatif, (2) Arus kas yang negatif, (3) Laba operasi
yang negatif, (4) Modal kerja yang negatif (5) laba bersih yang
negatif atau (6) Laba yang ditahan yang negatif. Variabel yang
digunakan (1 = status debt default, 0 = tidak debt default) untuk
menunjukkan apakah perusahaan dalam keadaan default atau tidak
sebelum pengeluaran opini audit.
3) Kondisi Keuangan Perusahaan
Dalam penelitian ini Kondisi Keuangan Perusahaan diproksikan
dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman Z Score
(Sawer ,2005 :22). Rumus yang digunakan adalah:
Z = 0.717Z1 + 0.874Z2 + 3.1072Z3 + 0.4204Z4 + 0.998Z5
Keterangan :
Z1 = working capital / total asets
35



Z2 = retairned earning / total asets
Z3 = earning before intrest and taxt / total asets
Z4 = market capitalizacion / book value of debt
Z5 = sales / total asets

Nilai Z diperoleh dengan menghitung kelima rasio tersebut
berdasarkan data pada neraca dan laporan laba/rugi dikalikan dengan
koefisien masing-masing rasio kemudian dijumlahkan hasilnya. Hasil
perhitungan Z score ini merupakan skala rasio.

4) Pertumbuhan Perusahaan
Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur
kemampuan auditee dalam pertumbuhan tingkat penjualan.

Penj ual an bersi h
t
- Penj ual an ber si h
t -1
Per t umbuhan penj ual an
=
Penj ual an ber si h
t -1

5) Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit
yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya Setyarno dkk.
(2006). Dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy, jika
opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit going concern
36



(GCOA) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern
(NGCAO) diberi kode 0.

D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik digunakan untuk mendekripsikan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Alat yang digunakan adalah rata-rata (mean),
minimum, maksimum dan standar deviasi yang bertujuan mengetahui
distribusi data yang menjadi sampel penelititan. Pengolahan data dalam
penelitian ini mengunakan program Eviews.
2. Analisis Regresi Logit
Alasan digunakannya regresi logistik karena salah satu variabel
dependen yang akan diuji merupakan variabel dummy. Pengujian model
diarahkan pada hasil regresi yang bersifat BLUE yang memenuhi asumsi
ekonometrika seperti tidak terdapat multikolinieritas, tidak adanya
autokorelasi diantara variabel bebasnya, serta model bersifat homoskedasitas
(Gujarati,1984: 52).Pengujian model memperhatikan sifat data yang
cenderung bersifat heteroskedastisitas. Tujuannya adalah untuk mengatasi
perbedaan data antar variabel yang cukup besar. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:


37



a. Pengujian Model BLUE
Data yang dikumpulkan dalam penelititan diolah kemudian dianalisis
untuk pengujian hipoteisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menilai Model Fit
Model yang sudah dianalisis, selanjutnya diuji dengan goodness of fit
dengan menghitung koefisien determinasi yang dilambangkan dengan
R
2
. Nilai R
2
selalu berada diantara 0 dan 1. Semakin besar nilai R
2
,
semakin baik kualitas model, karena semakin dapat menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dan independen (Winarno:2007, 48).
Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
H1: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
2) Menilai Kelayakan regresi logistik
Kelayakan model regresi logistik dinilai dengan menggunakan
Hosmer and Lameshows Goodness of Fit Test. Jika nilai statitics
Hosmer and Lameshows Goodness of Fit sama dengan atau kurang
dari 0,05 maka hipotesis 0 ditolak yang berarti ada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
Goodness fit model tidak baik karena tidak dapat memprediksikan
nilai observasinya. Jika nilai statitics Hosmer and Lameshows
38



Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis 0 tidak
dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
sesuai dengan data observasinya (Ghazali, 2006:79). Penulisan
model adalah sebagai berikut:

GC = o + 1ADTR + [2EF + [3ZS + [4SAIES + [50PINI +

Keterangan :
GC = Opini going concern (variabel dummy, kategori 1
auditee dengan opini audit going concern (GCAO) dan 0
untuk opini audit non-going concern (NGCAO).
= Konstanta
ADTR = Kualitas auditor yang diproksikan (variabel dummy,
kategori 1 untuk auditor yang termasuk big fuor dan 0
untuk auditor yang termasuk non-big four).
DEF = Debt default (variabel dummy, kategori 1 jika
perusahaan dalam keadaan default dan 0 jika perusahaan
tidak dalam keadaan default.
39



ZS = Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan
menggunakan lima model prediksi kebangkrutan Altman
Z score untuk perusahaan manufaktur.
SALES = Rasio pertumbuhan penjualan auditee.
OPINI = Opini audit yang diterima sebelumnya (variabel
dummy, kategori 1 jika opini audit going concern
(GCAO) dan 0 jika opini audit non-going concern
(NGCAO).
= Kesalahan Residual.

b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara
probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi () sebesar 0,05. jika variabel
dependen dan independen signifikan tehadap probabilitas (sig) lebih besar
dari 0,05 yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Adapun jika probabilitas (sig) lebih kecil dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.

You might also like