You are on page 1of 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gigi Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota dengan akar. Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan sementum. Mahkota tersusun atas enamel (bagian terluar),dentin, dan pulpa (bagian terdalam). Akar tersusun atas sementum (bagian terluar), dentin, dan pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak pembuluh saraf dan pembuluh darah.

Berikut adalah gambar bagian dan struktur gigi

2.1.1 Enamel

Gigi terbagi dalam dua bagian besar yaitu mahkota dan akar. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat dalam mulut, sedangkan akar adalah bagian yang tertanam dalam tulang rahang. Sedangkan secara struktur, gigi merupakan salah satu jaringan keras tubuh yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. Enamel, sebenarnya merupakan bagian gigi yang paling keras, terkuat, dan termineralisasi paling tinggi dari seluruh substansi tubuh. Enamel dapat menerima tekanan hingga 100.000 psi. Enamel gigi, berasal dari jaringan ectoderm, susunannya agak istimewa yaitu penuh dengan garam-garam kalsium. Enamel terbuat dari crystal hidroksi apatit antara lain ion caronat, magnesium dan potassium yang berikatan dalam satu matriks yang kuat dari serat protein yang tidak dapat larut 96% enamel terdiri dari mineral dan air, sisanya adalah materi organik. Enamel melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi, daerah yang paling tebal ada pada daerah cusp mencapai 2,55 mm, sedangkan tertipis pada pertemuan enamel dengan cementum yaitu cementoenamel jungcion (CEJ). Warna enamel gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi enamel yang abnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari warna normal enamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebih gelap. Semakin menuju ke bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin berkurang. Enamel berfungsi sebagai perlindungan pertama begi bagian yang lebih dalam dari gigi, yaitu dentin dan pulpa gigi. Bagian enamel ini pula yang menjadi awal terjadinya lubang pada gigi, karena sifatnya mudah larut terhadap asam, dan kelarutannya juga meningkat seiring dengan semakin dalamnya lapisan enamel. Enamel memiliki struktur antara lain : 1. Enamel prismata/enamel rod: - berjalan ke permukaan gigi - Hampir tegak lurus dengan arah bergelung (huruf S) - Penampang melintang hexagonal tak sempurna (seperti lubang kunci)

2. Gari Retzi - gari pembent an email

- gari dari dentino enamel j nction ke permukaan gigi

3. Enamel Cuticula - membran yang menutupi permukaan enamel - menghilang sesudah enamel (gigi menjalankan fungsinya

4. Enamel Lamella - matriks dentin yang berkembang masuk ke dalam enamel panjang lebih dari tebal enamel

5. ENAMEL TUFT - matriks dentin yang masuk ke dalam enamel dengan akhiran mengurai

Keterangan: a. garis retzius, b. enamel tuft, c. enamel lamellae, d. dentino enamel junction 6. Enamel Spindle - matriks dentin yang masuk ke dalam enamel dengan akhiran menebal

Keterangan: a. gnarled enamel, b. enamel spindle

2.1.2 Dentin

Bagian yang lebih dalam dari enamel adalah dentin. Dentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin adalah sebuah tulang - suatu substansi yang terbentuk dari sel odontoblast yang merupakan pembentuk terbesar dari struktur gigi. Dentin terletak di bawah enamel pada bagian mahkota, dan di bawah sementum pada bagian akar serta mengelilingi pulpa. 70% dari dentin adalah hydroxylapatite, 20% bahan organik, dan 10 % air. Dentin pada mahkota gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh sementum. Kalau kita amati, bagian ini memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari ruang pulpa. Pembentukan dentin disebut sebagai dentinogenesis. Karena lebih lembut daripada email, dentin membusuk lebih cepat dan menjadi sasaran lubang hebat jika tak dirawat sebagaimana mestinya. Namun tetap berlaku sebagai lapisan protektif dan menyokong mahkota gigi. Dentin merupakan jaringan konektif termineralisasi dengan matrik organik protein berkolagen. Dentin mengandung struktur mikroskopis yang disebut pipa dentin yang merupakan kanal berukuran kecil yang menyebar ke luar melalui dentin dari lubang pulpa pada batas semen luar. Kanal-kanal itu memiliki konfigurasi berbeda antara lain dalam jarak diameter antara 0,8 dan 2,2

mikrometer. Panjangnya tergantung radius gigi. 3 konfigurasi dimensional pipa dentin di bawah kontrol genetis dan kemudian ciri khas urutan. Denting memiliki struktur antara lain:

1. Tubulus-tubulus Dentin Canal yang terdapat pada jaringan dentin Berjalan dari pulpa ke perifer

2. Interglobular Space

Daerah yang tampak sebagai bercak-bercak hipokalsifikasi Pada sediaan gosok nampak sebagai bercak hitam yang berderet pada daerah di sekitar dentino enamel junction

3. Tomes Granular Layer Bintik-Bintik hipokalsifikasi halus pada daerah-daerah

perbatasan antara dentin dengan sementum

4. Garis Owen/Ebner Cross sections dalam dentin tubulus Identik dengan garis-garis ret ius Dalam beberapa keadaan garis ebner jelas

Macam macam dentin : Peritubular dentin : dinding tubuli ; Kalsifikasi : tinggi Interlobular dentin : diantara tubuli ; Kalsifikasi : tinggi Mantle dentin : Lapisan paling luar Dentin yang pertama kali terbentuk Circumpulpal denting : lapisan sekitar pulpa ; dibentuk setelah mantle dentin Primary dentin : dibentuk sebelum foramen apical sempurna, dibentuk lebih cepat, mineralnya lebih banyak dibandingkan secondary denting Secondary dentin : dibentuk setelah foramen apical sempurna, dibentuk lebih lambat dan mineral lebih berkurang dibandingkan primary denting Tertiary dentin dibentuk karena ada rangsangan ; pola tubuli tidak teratur

2.1.3 SEMENTUM Jaringan keras yang terakhir dari sebuah gigi adalah sementum. Layaknya enamel yang melapisi dentin pada bagian mahkota, sementum juga melapisi dentin namun untuk dentin pada bagian akar gigi. Sementum ini secara normal tidak tampak dari pandangan kita, namun tertutup oleh tulang dan dilapisi oleh gusi. Pada beberapa kondisi abnormal, sementum akan tampak. Terbentuk oleh sel cementoblast. Lebih lembut dibandingkan enamel, tipis dan berwarna kuning. Sementum melapisi permukaan akar gigi. Fungsi utamanya adalah sebagai perlekatan serabut ligament periodontal yang menahan gigi untuk tetap pada posisinya dan berhubungan dengan jaringan sekitarnya.

Sementum, seperti dentin, dapat tumbuh secara terus menerus selama kehidupan gigi tersebut. Sementum yang pertama kali ada disebut sementum primer, sedangkan sementum yang baru terbentuk mengacu kepada sementum sekunder. Sementum sekunder biasanya terbentuk sebagai hasil dari perlukaan yang bersifat fisika, kimiawi, maupun akibat bakteri, namun penyebab yang paling sering ditemukan adalah akibat perlukaan secara fisikal atau tekanan. Sementum primer hanya merupakan suatu lapisan tipis, akan tetapi, karena deposit dentin sekunder yang terus menerus, maka lapisannya akan menjadi jauh lebih tebal. Penebalan tersebut tidak terjadi secara menyeluruh, akan tetapi dapat terlihat secara jelas di beberapa area, tergantung pada penyebabnya. Sementum berwarna kuning terang, lebih gelap dibandingkan enamel dan lebih terang dibandingkan dentin, dengan demikian dapat dibedakan dari enamel dan dentin. Hubungannya dengan tepi email bervariasi, dapat terletak atau

bersitumpang dengan email tetapi dapat juga terpisah dari enamel oleh adanya sepotong kecil dentin yang terbuka. ketebalan sementum bervariasi, pada daerah sepertiga koronal hanya 16-60 mikrometer dan sepertiga apikal 200 mikrometer. Seperti jaringan klasifikasi lainnya, tulang dan denting, sementum terdiri dari serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks organik yang terklasifikasi. kandungan organiknya, yaitu hidroksiapatit, lebih kecil dari tulang, misalnya hanya sekitar 45% (tulang 65%, dentin 70%, email 97%). Ada dua tipe sementum: selular dan aselular. Sementum selular menutupi 1/2 sampai 2/3 apeks mengandung sementosit pada lakuna seperti osteosit pada tulang, dan saling berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikuli. Sementum aselular membentuk lapisan permukaan yang tipis, sering terbatas hanya pada bagian servikal akar, menutupi 1/3 sampai akar, terdiri dari serabutserabut kolagen tidak mengandung sementosit di dalam substansinya, tetapi sementoblas terletak di permukaan sehingga istilah aselular sebenarnya kurang tepat diterapkan di sini.

Ada dua susunan serabut kolagen pada sementum. Serabut utama adalah serabut ligamen perodontal yang tertanam sebagai serabut sharpey pada matriks klasifikasi dan tergabung pada sementum ketika sementum dideposisikan. Serabut ini tersusun tegak lurus terhadap permukaan sementum. Se rabut lainnya

membentuk anyaman padat dan tidak teratur pada matriks. pada sementum aselular serabut sharpey tersusun padat dan sangat terkalsifikasi; pada sementum selular, serabut tersusun longgar dan terkalsifikasi sebagian. Berbeda dengan tulang, di sini tidak terlihat adanya remodeling sementum misalnya melalui resorpsi internal dan deposisi; meskipun demikian, ada aposisi kontinu dari sementum permukaan karena aktivitas sementoblas terus berlanjut di sepanjang kehidupan. sementoid atau presementum adalah nama yang digunakan untuk menyebut matriks sementum sebelum kalsifikasi. selama kalsifikasi kristal hidroksiapit didepositkan di bawah serabut kolagen sejajar terhadap

permukaannya, kemudian pada daerah permukaan dan akhirnya pada matriks sementoid. permukaan sementum berbentuk tonjolan konus di sekitar serabut atau bundel tunggal. Ketebalan sementum terbesar terjadi pada apeks dan pada daerah furkasi. dengan adanya atrisi misalnya ausnya permukaan oklusal gigi, deposisi kompensasi dari sementum apikal akan berlangsung, bersamaan dengan deposisi tulang pada puncak tulang alveolar dan pada fundus soket, untuk mempertahankan dimensi vertikal dari wajah. Pembentukan sementum yang berlebihan atau disebut juga sebagai hipersementosis, dapat terjadi setelah adanya penyakit pulpa atau stres oklusal. hipersementosis menyeluruh yang mengenai semua gigi umumnya herediter; keadaan ini juga terjadi pada penyakit paget. resorpsi sementum dapat disebabkan karena stres oklusal yang berlebihan , gerakan ortodonti, tekanan dari tumor atau kista, defisiensi kalsium atau vitamin A dan D. keadaan ini juga dapat ditemukan pada penyakit metabolisme tetapi patogenesisnya tidak jelas. Deposisi sementum dapat berlangsung setelah adanya resorpsi bisa penyebabnya sudah dihilangkan. kadang kadang ankilosis sementum dan soket tulang, juga dapat terjadi. Pada saat pertama kali terbentuk, sementum belum terklasifikasi, disebut sementoid. Setelah lapisan baru terbentuk. matriks yang telah tersusun sebelumnya terklasifikasi dan menjadi sementum matang. secara mikroskopis, sementum dapat dibagi menjadi dua tipe: selular dan aselular, namun tidak berbeda dalam fungsinya. sementum selular terdiri atas lakuna yang berisi sel sel sementosit. sel sel saling berhubungan melalui kanalikuli. penyebaran sementum selular dan aselular pada akar gigi bervariasi, biasanya sementum yang menutup bagian koronal akar gigi adalah sementum aselular, sedangkan yang

menutup bagian apikal adalah sementum selular. sementum selular juga lebih banyak terdapat pada daerah bifurkasi dan trifurkasi serta sekitar apeks gigi, dan merupakan sementum yang lebih awal terbentuk selama penyembuhan luka. sementum didepositkan sepanjang daur hidup sebuah gigi. sementoid dianggap sebagai penghalang terhadap migrasi epitelium fungsional ke apikal dan terhadap resorpsi permukaan akar. Fungsi sementum adalah: 1. Menahan gigi pada soket tulang dengan perantaraan serabut prinsipal ligamen periodonsium. 2. Mengompensasi keausan struktur gigi karena pemakaian dengan pembentukan terus menerus. 3. 4. Memudahkan terjadinya pergeseran mesial fisiologis. Memungkinkan penyusunan kembali serabut ligamen periodonsium secara terus menerus.

2.2 Tulang Alveolar Bagian mandibula atau maksila yang menjadi lokasi gigi disebut sebagai prosesus alveolar. Alveoli untuk gigi ditemukan di dalam prosesus alveolar dan tulang yang membatasi alveoli disebut tulang alveolar. Tulang alveolar berlubang-lubang karena banyak saluran Volkman yang mengandung pembuluh darah penyuplai ligamen periodontal. Fungsi tulang/processus alveolaris adalah sebagai pembentuk dan penyokong gigi (tooth socket). Processus alveolaris terdiri atas dinding dalam yang menghadap akar tipis dan padat yang disebut lamina dura atau alveolar bone proper, bagian tengah beronggarongga, terjadi dari tulang spongiosa, disebut cancellous trabeculae (cancelous bone), dinding luar yang menghadap ke labial / lingual terdiri dari tulang kompak, disebut corticalplate. Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling sebagai respon terhadap stress mekanis dan kebutuhan metabolisme terhadap ion fosfor dan kalsium. Pada keadaan sehat, remodeling prosesus berfungsi untuk mempertahankan volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relative stabil.

Bentuk rahang dan morfologi prosesus alveolaris bervariasi antara berbagai individu juga bentuk, besar serta ketebalan bidang kortikal dan septum interdental bervariasi pada berbagai daerah rahang. Tepi puncak tulang alveolar biasanya berjalan sejajar terhadap pertautan amelosemental pada jarak yang konstan (1-2mm), tetapi hubungannya bervariasi sesuai dengan aligmen gigi dan kontur permukaan akar.

2.3 Palatum Durum

Palatum adalah atap mulut pada manusia dan mamalia .Ini memisahkan rongga mulut dari rongga hidung . Sebuah struktur serupa ditemukan di buaya , namun, di sebagian besar lainnya tetrapoda , dan hidung rongga mulut tidak benar-benar terpisah. langit-langit ini dibagi menjadi dua bagian, anterior tulang langit-langit keras , dan berdaging posterior langit-langit lunak atau bagian belakang langit-langit. Palatum membentuk atap mulut dan dasar cavitas nasi. Palatum terdiri dari dua bagian yaitu palatum durum yang terletak pada dua pertiga bagian anterior dimana tersusun atas tulang dan palatum molle yang terletak pada sepertiga posterior yang terdiri dari otot-otot dan jaringan ikat. Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamin hori ontalis ossis Palatine. Foramen incisivum terletak posterior dari dens incisivus I. Canalis

incisivus dilalui oleh nervus nasopalatinus dan cabang terminal arteri sphenopalatina. Medial terhadap gigi molar III tepi lateral palatum durum ditembus oleh foramen palatinum majus. Arteria palatina major dan vena palatina major serta nervus palatinus major keluar dari lubang ini dan melintas ke anterior pada palatum.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota dengan akar. Gigi mempunyai empat struktur yaitu enamel, denting, pulpa dan sementum. Enamel gigi, berasal dari jaringan ectoderm, susunannya agak istimewa yaitu penuh dengan garamgaram kalsium. Enamel melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang bervariasi, yang berfungsi sebagai perlindungan pertama begi bagian yang lebih dalam dari gigi, yaitu dentin dan pulpa gigi. Dentin adalah sebuah tulang - suatu substansi yang terbentuk dari sel odontoblast yang merupakan pembentuk terbesar dari struktur gigi. Dentin memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari ruang pulpa. Sementum melapisi permukaan akar gigi. Fungsi utamanya adalah sebagai perlekatan serabut ligament periodontal yang menahan gigi untuk tetap pada posisinya dan berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Sementum, seperti dentin, dapat tumbuh secara terus menerus selama kehidupan gigi tersebut. Bagian mandibula atau maksila yang menjadi lokasi gigi disebut sebagai prosesus alveolar. Alveoli untuk gigi ditemukan di dalam prosesus alveolar dan tulang yang membatasi alveoli disebut tulang alveolar. Palatum membentuk atap mulut dan dasar cavitas nasi yang terdiri dari palatum durum dan palatum molle. Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamin hori ontalis ossis Palatine.

3.2. Saran Sebaiknya pengetahuan tentang bagian-bagian, struktur dari jaringan keras gigi, dipelajari dengan sebaik mungkin. Hal ini akan membantu kita mengetahui cara m enjaga kesehatan jaringan keras gigi dan mulut. Sehingga dengan cara itu, kita dapat menghindari dari penyakit yang dapat menyerang jaringan keras gigi dan mulut.

You might also like