You are on page 1of 9

TUGAS MATA KULIAH AGAMA ISLAM

Dibuat Oleh : NAMA : Niken Ernawati NIM : 08/267759/GE/6522

FAKULTAS GEOGRAFI UGM YOGYAKARTA 2010

Cara Islam Mensejahterakan Dunia


By : Ahlan wa Sahlan Pendahuluan
Sistem ekonomi Islam dibangun di atas pondasi akidah Islam. Ini adalah akidah yang haq karena berasal dari Allah yang dibawa kepada umat manusia melalui Muhammad Rasulullah saw. Akidah Islam merupakan akidah yang memuaskan akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia. Karenanya, peraturan yang terpancar dari akidah Islam, seperti sistem ekonomi Islam, memiliki karakter yang khas dan manusiawi.

Dalam konteks individu, kegiatan ekonomi dilandasi oleh nilai-nilai ibadah. Bukan materi yang menjadi orientasi (profit oriented), tetapi keridhaan Allah. Mencari materi merupakan perkara mubah dan menjadi wajib bagi seseorang yang menjadi penanggungjawab nafkah dalam keluarga. Mencari nafkah tentu tidak dengan menghalalkan segala cara melainkan harus terikat dengan hukum syariah.

Dalam konteks negara, kegiatan ekonomi merupakan salah satu wujud pengaturan dan pelayanan urusan rakyat. Inilah tugas umum negara. Untuk merealisasikannya, negara menerapkan syariah Islam baik dalam urusan ekonomi di dalam negeri maupun di luar negeri. Negaramenerapkan hukum-hukum Allah sebagai koridor kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah aktivitas ekonomi yang zalim, eksploitatif, tidak transparan, dan menyengsarakan umat manusia. Negara menerapkan politik ekonomi agar warga dapat hidup secara layak sebagai manusia menurut standar Islam.

PBB mencanangkan target Millenium Development Goals (MDGj atau sasaran pembangunan milenium ketiga dalam pemberantasan kemiskinan dan kelaparan dapat dicapai dalam tahun 2015.Salah satu target MDG adalah pemberantasan kemiskinan dan kelaparan. Menurut data tahun 2008 prosentase kemiskinan di Indonesia masih berkisar pada angka 15.4 persen jika diukur dari pendapatan diba wah 1 dolar US per hari, sementara jika diukur dengan pendapatan dibawah 2 dolar US per hari, kemiskinan masih berada pada angka 49.0 persen. Upaya tersebut merupakan beban yang tidak mudah mengingat masih beratnya tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia.

Di pihak lain pemerintah saat ini masih dibebani oleh hutang yang jumlahnya sekitar 1600 trilyun dolar US. Swasta yang diharapkan tumbuh dan menyumbang pajak bagi negara di sisi lain masih menghadapi berbagai kendala untuk tumbuh dengan pesat. Berbagai kebijakan Pemerintahan di bidang investasi yang terasa menyulitkan, jelas tidak memberikan daya tarik bagi investasi di negeri ini.

Pembahasan
Banyaknya kasus korupsi yang justru melibatkan pejabat-pejabat

pemerintahan membuat rakyat tidak memiliki harapan untuk dapat memperoleh kesejahteraan yang didambakannya. Akibat pola kebijakan yang terlalu banyak mengandalkan pemerintah di masa lalu (top down), maka partisipasi masyarakat terasa masih sangat minim. dalam memecahkan masalah kemiskinan. Umat Islam, disisi lain telah terjebak kendala psikologis karena menganggap bahwa kesejahteraan rakyat adalah tanggungjawab Pemerintah semata dan seakan masyarakat tidak bisa mengurus kebutuhannya sendiri. Umat Islam seringkali menunggu atau-mengandalkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam bertindak meskipun itu adalah untuk kepentingan ummat Islam sendiri. Padahal Undang-UnBang yang lebih tinggi yaitu guran dan Haits telah,ada sejak 14 abad lalu. Umat Islam Indonesia tampaknya telah termakan oleh propaganda penjajah bahwa urusan-urusan umat Islam haruslah diatur oleh Pemerintah. Padahal umat Islam adalah umat yang merdeka karena memiliki sistem bermasyarakat yang diatur oleh Tuhan dan RasulNya. Mencermati fenomena Islam Seorang penulis Perancis. Maxime Ro-dinson mengkritisi ummat Islam yang tidak melaksanakan secara serius tuntutan dan tuntunan guran dalam kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi yang berakibat pada merebaknya praktek riba di negara-negara yang menyatakan diri sebagai negeri Muslim. Di sisi lain mata uang menjamin kebebasan setiap negara dan penduduk dunia untuk melakukan transaksi ekonomi dan perdagangan tanpa harus takut mengalami gejolak kurs, kehilangan kekayaan, ataupun mengalami penjajahan moneter. Dengan demikian, keberadaan mata uang ini sebagai alat tukar internasional menjadi salah

satu syarat bagi terwujudnya kesejahteraan dunia.

Memajukan Sektor Rill

Ekonomi Islam adalah perekonomian yang berbasis sektor riil (Lihat: QS alBaqarah [2]: 275). Tidak ada dikotomi sektor riil dengan sektor moneter. Sebab, sektor moneter dalam Islam bukan seperti sektor moneter kapitalis yang isinya sektor maya (virtual sector). Islam memandang kegiatan ekonomi hanya terdapat dalam sektor riil seperti pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Dari sektor inilah kegiatan ekonomi didorong untuk berkembang maju. Hanya saja, hukumhukum tentang kepemilikan, produk (barang/jasa), dan transaksi dalam perekonomian Islam berbeda dengan perekonomian kapitalis.

Individu dibolehkan memperoleh kepemilikan sesuai dengan karakter harta yang memang dapat dimiliki oleh individu. Hal ini merupakan pengakuan Islam akan fitrah manusia untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan Muslim yang meninggal karena mempertahankan hartanya secara haq adalah mati syahid. Kepemilikan individu dibatasi oleh kepemilikan negara dan kepemilikan umum. Individu tidak boleh memiliki harta yang terkategori harta milik negara dan harta milik umum. Tanpa aturan kepemilikan Islam, pertumbuhan di sektor riil tidak memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan seluruh masyarakat secara adil. Sebab, peningkatan hasil-hasil ekonomi dan penguasaan sumberdaya terkonsentrasi di tangan pemilik modal. Sebaliknya, semakin digenjot pertumbuhan ekonomi, eksploitasi terhadap masyarakat dan sumberdaya alam semakin besar.

Ketimpangan

dan

masalah

distribusi

kekayaan

merupakan

penyakit

kronis ekonomi kapitalis. Menurut Human Development Report 2007, 20% penduduk paling kaya menghasilkan 3/4 pendapatan dunia, sedangkan 40% penduduk paling miskin hanya menghasilkan 5% pendapatan dunia. Lebih dari 20% penduduk dunia hidup di bawah garis kemiskinan dengan standar US$ 1,25 perhari (Globalissues.org, Poverty Facts and Stats.). Dalam laporan FAO, pada 2009 diprediksi dari 6,5 miliar

penduduk dunia 963 juta di antaranya kelaparan (Kompas, 10/12/2008). Tahun lalu 31,5 juta rakyat Amerika hidup dengan bantuan kupon makan dari pemerintah (allheadlinenews.com, 18/12/2008).

Tidak adanya aturan kepemilikan umum dalam perekonomian kapitalis menyebabkan negara menjadi mandul. Sumberdaya ekonomi dan pelayanan publik yang karakteristiknya tidak bisa dimiliki individu dan seharusnya menjadi milik bersamaoleh negara diserahkan kepada swasta dan investor asing. Akibatnya, rakyat harus membayar mahal untuk mendapatkan layanan publik dan barang-barang yang dihasilkan dari sumberdaya alam.

Pada saat Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk membiayai APBN secara layak dan terjebak hutang, swasta dan investor asing justru memperoleh pendapatan tinggi dari sektor-sektor ekonomi yang seharusnya dimiliki bersama oleh masyarakat. Misalnya, korporasi AS Exxon Mobil yang bergerak di sektor pertambangan minyak dan gas, pada tahun 2007 memiliki penghasilan lebih dari 3 kali lipat APBN Indonesia 2009. Keuntungan bersih Exxon Mobil naik dari US$ 40,6 milyar pada tahun 2007 menjadi US$ 45,2 miliar tahun 2008 (Investorguide.com, Exxon Mobil Company Profile.).

Pergerakan sektor riil hingga saat ini hanya berkutat di tangan sekelompok kecil orang, khususnya Multinational Corporation (MNC). MNC memonopoli perekonomian di seluruh dunia dari hulu ke hilir sehingga aset sebuah MNC lebih besar daripada PDB sebuah negara. Dengan mendorong sektor riil dunia di bawah pola ekonomi Islam, setiap pertumbuhan di sektor riil diimbangi dengan distribusi kepemilikan yang adil sehingga masyarakat memiliki kebebasan untuk mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara dalam ekonomi. Dengan menutup sektor maya (sektor non riil) dari perekonomian akan lebih banyak modal dan lapangan kerja terbuka untuk masyarakat dunia.

Menciptakan

Mekanisme

Pasar

Internasional

yang

Adil

Perdagangan global sewajarnya memiliki fungsi bagi setiap negara untuk

mendapatkan

manfaat

pemenuhan

kebutuhan

nasional

dan

peningkatan

kesejahteraan. Namun, tata perdagangan global saat ini berlangsung dengan sangat tidak adil. Negara-negara di dunia dipaksa membuka pasar mereka, mencabut segala rintangan dagang, sedangkan negara-negara maju menutup pasar mereka dengan berbagai aturan dagang yang dibuat-buat. Negara-negara maju memaksa negara lain mencabut subsidi di sektor pertanian dan industri, tetapi mereka sendiri melakukan subsidi besar-besaran. Negara-negara di dunia dipaksa untuk menerapkan pasar bebas dan perdagangan bebas. Nyatanya, pasar bebas yang didengung-dengungkan Kapitalisme justru memasung dunia dalam penjajahan ekonomi. Tidak ada kebebasan bagi sebuah negara yang terjajah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya melalui perdagangan internasional.

Sebagai contoh, pemerintah Afrika Selatan diseret ke pengadilan oleh korporasi farmasi Barat karena telah menerbitkan undang-undang yang mengizinkan impor obat-obatan generik dari Brazil untuk pengobatan di negara yang paling banyak penderita AIDS-nya. Brazil selaku produsen obat murah diadukan oleh AS ke WTO dengan tuduhan melanggar undang-undang hak paten.

Dalam Islam hubungan dagang dapat diberlakukan terhadap negara-negara lain jika secara politik negara tersebut terikat perjanjian damai dengan negara Khilafah. Hubungan dagang internasional tidak dilakukan atas motif keserakahan menguasai perekonomian luar negeri, melainkan untuk mendapatkan manfaat dari pertukaran, baik dari sisi kebutuhan akan suatu komoditas maupun dari keuntungan ekonomi.

Mekanisme pasar dalam Islam tidak mengharamkan adanya intervensi negara, seperti subsidi dan penetapan komoditas yang boleh diekspor. Sebaliknya, negara tidak pernah melakukan intervensi dengan cara mematok harga. Harga dibiarkan berjalan sesuai dengan mekanisme supply dan demand. Untuk mempengaruhi harga, negara mengintervensi melalui mekanisme pasar. Negara juga tidak mengenakan cukai atas komoditas yang datang dari negara lain jika negara tersebut tidak memungut cukai atas komoditas yang dibawa warga negara Khilafah. Inilah pola hubungan dagang internasional yang adil dan tidak saling mengeksploitasi.

Mengemban Misi Kemanusiaan

Ekonomi Islam menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Di dalam negeri, Khilafah menjalankan politik ekonomi yang bertujuan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap warga negara. Khilafah juga mendorong warga dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya dalam batas-batas kemampuan yang mereka miliki. Di luar negeri, Khilafah menjalankan politik dakwah dan jihad. Dalam kerangka dakwah dan kemanusiaan, Khilafah dapat menggunakan kekuatan ekonominya untuk menolong bangsa lain yang sedang ditimpa bencana. Sejarah mencatat, pada abad ke 18 Khilafah Turki Utsmani pernah mengirimkan bantuan pangan kepada Amerika pasca perang melawan Inggris. Khilafah juga pernah mengirimkan bantuan uang dan pangan untuk penduduk Irlandia yang terkena bencana kelaparan besar yang menewaskan lebih dari 1 juta orang. Apa yang dilakukan Khilafah Islamiyah pada masa lalu justru bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Amerika saat ini. Amerika menghancurkan dan membunuh jutaan kaum Muslim di Irak dan Afganistan.\ Semua umat Islam mengakui kehebatan sistem ekonomi Islam, itu. Namun demikian, pada prakteknya umat Islam kebanyakan tidak merujuk (mencontoh) pelaksanaan Baitulmaal dan pembayaran zakat . Namun menggunakan kitab-kitab fikih yang memakai ijtihad imam mazhab. Salah satunya adalah syarat haul yang diterapkan pada semuajenis harta. Syarat haul Ini secara halus dan sistematis telah mematikan Rukun Islam ketiga yaitu Zakat. Karena syarat haul yang diterapkan pada semua jenis harta, maka ummat Islam dilanda kemunduran, kemiskinan dan kehinaan. Sistem ekonomi dan sistem kesejahteraan yang dirintis fslam tidak lagi terlaksana, bahkan umat Islam asing dengan praktek Baitulmaal dan pelaksanaan zakat yang progresif. Di saat rendahnya kepercayaan kepada kemampuan Pemerintan Nasional dalam memberikan kesejahteraan. Manakala wakil-wakil rakyat juga belum dapat diharapkan memikul amanah dalam mengurus rakyat. Maka diperlukan sebuah Jalan keluar yang merupakan sebuah kewajiban kolektif dari masyarakat Islam. Sebuah formula yang telah, terabaikan oleh ummat Islam, yaitu Sistem Kesejahteraan Sosial dan Keadilan Ekonomi yang diajarkan Allah dan RasulNya melalui Baitulmaal yang

dapat dilaksanakan pada setiap wilayah dimana ummat Islam berada. Dan dengan Baitulmaal, masyarakat sipil Muslim bisa makmur tanpa peran Pemerintah.

C. Kesimpulan
Baitulmaal dapat di gunakan sebagai sarana dalam mensejahterakan umat.

Ekonomi Islam merupakan solusi bagi umat manusia untuk keluar dari krisis dan hidup sejahtera sehingga kita membutuhkan Khilafah Islamiyah sebagai institusi yang menerapkannya

Mata uang menjamin kebebasan setiap negara dan penduduk dunia untuk melakukan transaksi ekonomi dan perdagangan tanpa harus takut mengalami gejolak kurs, kehilangan kekayaan, ataupun mengalami penjajahan moneter.

Mensejahterakan umat islam bisa dilakukan dengan memulai perbaikan sektor rill, menciptakan pasar internasional yang adil, dan mengemban misi kemanusiaan.

Tanpa aturan kepemilikan Islam, pertumbuhan di sektor riil tidak memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan seluruh masyarakat secara adil.

Dalam Islam hubungan dagang dapat diberlakukan terhadap negara-negara lain jika secara politik negara tersebut terikat perjanjian damai dengan negara Khilafah.

Di dalam negeri, Khilafah menjalankan politik ekonomi yang bertujuan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap warga negara.

Semua umat Islam mengakui kehebatan sistem ekonomi Islam namun pada prakteknya umat Islam kebanyakan tidak merujuk (mencontoh) pelaksanaan Baitulmaal dan pembayaran zakat.

Manakala wakil-wakil rakyat juga belum dapat diharapkan memikul amanah dalam mengurus rakyat, maka diperlukan sebuah Jalan keluar yang merupakan sebuah kewajiban kolektif dari masyarakat Islam.

DAFTAR PUSTAKA
,..................http://abdullah.muadz.org/?p=174, diakses tanggal 7 April 2010

,................. http//www.tech at mediatrac .net., diakses tanggal 5 April 2010

You might also like