You are on page 1of 43

ARGENTOMETRI

Argentometri
Argentometri adalah titrasi menggunakan
larutan standar Ag
+
(perak nitrat).
Dasarnya adalah reaksi pengendapan.
Contoh:
Cl
-
+ Ag
+


AgCl(s)
Aturan kelarutan garam (umum)
1. nitrat, asetat semua larut
2. klorida, bromida, iodida larut, kecuali AgX,
PbX
2
, dan Hg
2
X
2
3. sulfat, larut kecuali PbSO
4
, BaSO
4
dan HgSO
4
,
sedangkan CaSO
4
dan Ag
2
SO
4
larut sebagian
4. karbonat, fosfat dan arsenat, tidak larut kecuali
garam logam IA dan amonium
5. Sulfida, tidak larut, kecuali garam logam IA, IIA
dan amonium
Kelarutan
Jumlah senyawa yang dapat
larut membentuk 1 L larutan
Satuan g/L atau mol/L
Ksp
K adalah konstanta, sp adalah
solubility product (hasil kali
kelarutan).
Ksp adalah hasil kali konsentrasi
masing-masing mol dari ion-ion zat
terlarut, masing-masing diberi pangkat
dengan koefisiennya
Penulisan Ksp
Tulis reaksi pengionan garam
Masukkan hasil kali konsentrasi ion kedalam K,
masing-masing berpangkat koefisiennya
PbI
2


Pb
+2
+ 2I
-1

Ni
2
S
3


2Ni
+3
+ 3S
-2
Ca
3
(PO
4
)
2



3Ca
+2
+2 PO
4
-3

Hasil kali kelarutan (K
sp
) = [produk]
x
/[reatan]
y
tetapi.....
reaktan adalah padatan, maka K
sp
=[produk]
x

Contoh: A
2
B
3
(s) 2A
3+
+ 3B
2
K
sp
=[A
3+
]
2
[B
2
]
3
Untuk: AgBr(s) Ag
+
+ Br


Larutan jenuh pada 25
o
C, [Ag
+
] = [Br

] = 5.7 x 10
7
M. Berapa
nilai K
sp
?
-13
2
-7
sp
10 x 3.3 10 x 7 . 5 Br Ag K = = =
+
Larutan jenu perak kromat mengandung of Ag
2
CrO
4
0,022 g/L.
Berapa nilai K
sp


Persamaan:
Ag
2
CrO
4
(s) 2Ag
+
+ CrO
4
2

K
sp
= [Ag
+
]
2
[CrO
4
2
]
Jadi kita perlu menentukan
konsentrasi masing-masing
ion untuk menghitung
nilai K
sp
.
Ag
2
CrO
4
(s) 2Ag
+
+ CrO
4
2

K
sp
= [Ag
+
]
2
[CrO
4
2
]
Ag
+
:
L
Ag mol

+
=
0,022 g Ag
2
CrO
4

L
g 332
mol
4 2
CrO Ag 1
Ag 2
+
1,33 x 10
4

CrO
4
2
:
0,022g Ag
2
CrO
4

L
L
CrO mol

- 2
4
=
g 332
mol
4
- 2
4
AgCrO 1
CrO 1
6,63 x 10
5

-12 -5
2
-4
sp
10 x 1.16 10 x 63 . 6 10 x 33 . 1 K = =

Menentukan kelarutan dari nilai K
sp

Diketahui: K
sp
MgF
2
adalah 6,4 x 10
9
pada 25
o
C
Tentukan: kelarutan MgF
2
dalam mol/L dan dalam g/L
MgF
2
(s) Mg
2+
+ 2F

K
sp
= [Mg
2+
][F

]
2

Awal
Berobah
Akhir
N/A 0 0
N/A +x +2x
N/A +x +2x
K
sp
= [x][2x]
2
= 4x
3

6.4 x 10
9
= 4x
3

| | | |
2
2 3 -
3
-9
MgF Mg 10 x 1.2
4
10 x 4 . 6
x = = = =
+
Dalam g/L:
L
MgF mol 10 x 2 . 1
2
-3
L
MgF g

2
=
mol
g 62.3
7.3 x 10
2

Pengaruh ion senama Le Chatelier
Apa pengaruh
penambahan NaF?
CaF
2
(s) Ca
2+
+ 2F
-

Pengaruh ion senama kelarutan garam menjadi
berkurang bila alah satu konstituennya sudah ada
dalam larutan.
Keseimbangan kimia
Kelarutan MgF
2
berkurang dengan
penambahan NaF
PbCl
2
precipitate because the
ion product is greater than K
sp
.
Ilustrasi pengaruh ion senama
EOS
Pengaruh pH
CaF
2
(s) Ca
2+
+ 2F


Tambah H
+
(HCl)
2F

+ H
+
HF
Pengaruh pH
Mg(OH)
2
(s) Mg
2+
+ 2OH


Tambah NaOH?
Tambah HCl?
Pengaruh ion senamaLe Chatelier
Kenapa kelarutan AgCl lebih kecil dalam air laut
Dibandingkan dalam air tawar?
AgCl(s) Ag
+
+ Cl


Air laut mengandung
NaCl
Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 x 10
5
M.
Berapa kelarutannya dalam air laut bila [Cl

] = 0,55 M?
(K
sp AgCl
= 1,8 x 10
10
)
AgCl(s) Ag
+
+ Cl


M.
B.
A.
N/A 0 0.55
N/A +x +x
N/A +x 0.55 + x
K
sp
= [Ag
+
][Cl

]
K
sp
= [x][0,55 + x]
X bisa diabaikan
K
sp
= 0,55x
1,8 x 10
10
= 0,55x
x = 3,3 x 10
10
= [Ag
+
]=[AgCl]

AgCl juh lebih sedikit larut dalam air laut
Contoh lain:
Berapa kelarutan CaF
2
dalam Ca(NO
3
)
2
0.010 M ?
K
sp
(CaF
2
) = 3,9 x 10
11

CaF
2
(s) Ca
2+
+ 2F


[Ca
2+
] [F

]
M.
B.
A.
0,010 0
+x +2x
0,010 + x 2x
K
sp
= [0,010 + x][2x]
2

~ [0,010][2x]
2
= 0,010(4x
2
)
3,9 x 10
11
= 0,010(4x
2
)
x = 3,1 x 10
5
M Ca
2+
dari CaF
2
= M CaF
2

Sekarang tentukan kelarutan CaF
2
dalam NaF 0.010 M.
K
sp
=[Ca
2+
][F
-
]
2

Jawab: 3,9 x 10
7
M Ca
2+

CaF
2
(s) Ca
2+
+ 2F


0 0,010
+x 2x
x 0,010 + 2x
K
sp
= [x][0,010 + 2x]
2

3,9 x 10
-11
=x(0,010)
2

~ x(0,010)
2

x = 3,9 x 10
-7

Apa yang ditunjukkan x?
Soal
1. Hitung kelarutan garam berikut dalam mol/L dan g/L
a. CuS b. PbCl
2
c. Hg
2
I
2
d.

Ag
2
S

2. Hitung kelarutan Ag
2
SO
4
dalam
a. Air
b. AgNO
3
0,010 M
c. K
2
SO
4
0,010 M
Apakah terbentuk endapan?
Q adalah hasil kali konsentrasi,
berdasarkan kondisi awal
Endapan terbentuk bila Q > K
sp
Endapan tidak tebentuk bilaQ < K
sp
Larutan jenuh bila Q = K
sp
Hasil kali konsentrasi(Q): apakah terjadi endapan?
Bandingkan nilai Q dengan K
sp

Q K
sp
Reaksi ke kanan
Q = K
sp

Keseimbangan
Q < K
sp

Reaksi ke kiri
Suatu larutan mengandung Ni
2+
1,5 x 10
6
M. Na
2
CO
3

ditambahkan sampai konsentrasi CO
3
2
6,0 x 10
4
M.
K
sp
(NiCO
3
) = 6,6 x 10
9
. Apakah NiCO
3
mengendap?
NiCO
3
Ni
2+
+ CO
3
2

K
sp
= [Ni
2+
][CO
3
2
]
Q = [Ni
2+
][CO
3
2
]
Q = [1,5 x 10
6
][6,0 x 10
4
] = 9,0 x 10
10

Q < K
sp

Tidak terbentuk endapan.
Bandingkan nilai Q dengan K
sp.

0.50 L Pb(OAc)
2
1,0 x 10
5
M dicampur dengan 0,50 L
K
2
CrO
4
1,0 x 10
3
M
a. Apakah terbentuk endapan? K
sp
(PbCrO
4
) = 1.8 x 10
14

Pb(OAc)
2
(aq) + K
2
CrO
4
(aq) PbCrO
4
(s) + 2KOAc(aq)
kemudian:
PbCrO
4
(s) Pb
2+
+ CrO
4
2
K
sp
= [Pb
2+
][CrO
4
2
]
[Pb
2+
]:
L
Pb mol

2+
=
0,50 L
L
Pb(OAc) mol 10 x 0 . 1
2
-5
2
2
Pb(OAc) 1
Pb 1
+
1 L
5,0 x 10
6

[CrO
4
2-
]:
L
CrO mol

- 2
4
=
0.50 L
L
CrO K mol 10 x 1.0
4 2
-3
4 2
- 2
4
CrO K 1
CrO 1
5,0 x 10
-4

Q = [5,0 x 10
-6
][5,0 x 10
-4
] = 2,5 x 10
-9

Dibanding K
sp
: Q > K
sp
Jadi endapan terbentuk
1 L
b. Berapa konsentrasi Pb
2+
yang tinggal dalam larutan
setelah PbCrO
4
mengendap.
[Pb
2+
] = 5,0 x 10
-6
dan [CrO
4
2-
] = 5.0 x 10
-4
dengan reaksi 1:1,
Pb
2+
merupakan pereaksi terbatas.
PbCrO
4
(s) Pb
2+
+ CrO
4
2

M. (stlh ppt.)
B.
A.
0 5.0 x 10
-4
- 5.0 x 10
-6
= 4,95 x 10
-4

+x +x
x 5.0 x 10
4
+ x
K
sp
= [x][5.0 x 10
4
+ x]
Abaikan+ x
K
sp
(PbCrO
4
) = 1.8 x 10
14


1.8 x 10
14
= x(4,95 x 10
-4
)
x = [Pb
2+
] = 3,6 x 10
11

Inilah konsentrasi Pb
2+
sisa dalam larutn.
Apakah terbentuk endapan?
750,0 mL of Ce(NO
3
)
3
0,0040 M
dimasukkan kedalam 300,0 mL KIO
3

0,020 M. Apakah terbentuk endapan
Ce(IO
3
)
3
(Ksp = 1.9 x 10
-10
)
[Ce
3+
] = mol / total vol = 2,86 x 10
-3
M
[IO
3
-
] = mol / total vol = 5,71 x 10
-3
M
Q = [Ce
3+
] x [IO
3
-
]
3
= 5,32 x 10
-10
Karena Q > Ksp, endapan terbentuk
Pengendapan bertingkat
EOS
Kurva Titrasi
Kurva titrasi dibuat antara pAg versus volume
AgNO
3
.
Contoh;
Hitung pAg selama titrasi 50,00 mL NaCl 0,0500 M
dengan AgNO
3
0,1000 M setelah penambahan (a)
0,00 mL, (b) 24,50 mL, 25,00 mL dan 25,50 mL
larutan AgNO
3
. K
sp
AgCl = 1,82 x 10
-10


(a) Sebelum dititrasi
Karena AgNO
3
belum ada ditambahkan, [Ag
+
] =
0, maka pAg tidak bisa ditentukan.

(b) Sebelum titik ekivalen
Semua Ag
+
hampir habis bereaksi, hingga
konsentrasinya sangat kecil, maka sulit dihitung.
Karena itu cara lain adalah dengan menghitung
[Cl
-
] sisa dan [Ag
+
] dihitung dari K
sp
.
[Ag
+
]

= k
sp
/

[Cl
-
]
Setelah penambahan 24,50 mL AgNO
3
,
[Cl
-
] = (mmol Cl
-
awal
mmol AgNO
3
)/vol total
= (50,00 x 0,0500 24,50 x 0,1000)/50,00 +
24,50
= 6,71 x 10
-4
[Ag
+
] = 1,82 x 10
-10
/6,71 x 10
-4
= 2,71 x 10
-7

pAg = -log(2,71 x 10
-7
) = 6,57

c. Saat titik ekivalen
Semua Cl
-
bereaksi dengan Ag
+
dan tidak
ada Ag
+
yang berlebih. Yang ada adalah
endapan AgCl, hingga larutan merupakan
larutan AgCl jenuh.

K
sp
= [Ag
+
][Cl
-
] = [Ag
+
]
2

[Ag+] = K
sp

= (1,82 x 10
-10
) = 1,35 x 10
-5

pAg = - log(1,35 x 10
-5
)
= 4,87

(d) Sesudah titik ekivalen

[Ag
+
] sesudah titik ekivalen adalah mmol kelebihan
[Ag
+
] dibagi dengan volume larutan total.

Setelah penambahan 25,50 ml AgNO
3

[Ag
+
] = {(25,50 x 0,1000) 50,00 x 0,05000}/
(50,00 + 25,50)
= 6,62 x 10
-4

pAg = - log(6,62 x 10
-4
)
3,16
Spreadsheet Excel
Metoda argentometri
Berdasarkan cara penentuan titik akhir, ada
tiga metoda argentometri.

1. Metoda Mohr
2. Metoda Fajans
3. Metoda Volhard
Metoda Mohr
Titik akhir adalah pembentukan endapan bewarna Ag
2
CrO
4

menggunakan indikator K
2
CrO
4
. Ini terjadi karena
kelarutan Ag
2
CrO
4
lebih tinggi dari kelarutan AgCl,
hingga endapan Ag
2
CrO
4
baru terbentuk setelah Cl
-

praktis habis.
Reaksi titrasi:
Cl
-
+ Ag
+
AgCl(s) putih
Reaksi indikator:
Ag
+
+ CrO
4
2-
Ag
2
CrO
4
(s) merah bata
pH titrasi harus berada antara 7 10.
Pada pH dibawah 7, ion kromat akan berubah menjadi
asam kromat.
Pada pH diatas 10, AgNO
3
akan bereaksi dengan
hidroksida.
Metoda Fajans
Dikembangkan oleh K. Fajans, orang Polandia,
tahun 1926. Indikator digunakan adalah fluoresein
yang pada titik akhir membentuk Ag-fluoreseinat
teradsorbsi pada permukaan endapan AgCl
membentuk warna merah.

Endapan Ag-fluoroseinat tidak terbentuk
karena kelarutannya besar.
Keuntungan,
Titrasi cepat, teliti.

Sebelum titik akhir, endapan
AgCl berada dalam kebihan
Cl
-
, yang sebagian terserap
pada permukaan endapan
hingga endapan bermuatan
negatif yang tolak menolak
dengan ion fluoreseinat.
Setelah tercapai titik
ekivalen, dan sedikit
kelebihan Ag
+
,

akan terserap
pada permukaan endapan
hingga bermuatan positif
yang Ag
+
nya bereaksi
dengan fluoreseinat
membentuk warna yang
terserap pada permukaan
endapan,
Metoda Volhard
Metoda Volhard adalah titrasi ion Ag
+
dengan ion SCN
-

menggunakan indikator Fe
3+
yang membentuk kompleks
bewarna merah dengan SCN
-
Ag
+
+ SCN
-
AgSCN(s) endapan putih
SCN
-
+ Fe
3+
Fe(SCN)
2+
kompleks merah

Titrasi dilakukan dalam suasana asam untuk mencegah
pembentukan besi hidroksida.
Penentuan ion halida dilakukan dengan cara titrasi kembali,
dimana pada analit ditambahkan AgNO
3
berlebih, dan
kelebihan AgNO
3
dititrasi kembali dengan standar SCN
-
.
Untuk klorida, endapan AgCl lebih mudah larut dibandingkan
endapan AgSCN hingga AgCl dapat bereaksi dengan SCN
-
.
AgCl(s) + SCN
-
AgSCN(s) + Cl
-

Karena itu endapan AgCl harus dipisahkan dulu sebelum
kelebihan Ag
+
dititrasi dengan SCN
-
dengan penyaringan.

Konsentrasi indikator 0,002 1,6
Terbaik ~ 0,01 M, karena diatas 0,2 M
warna kuning Fe terlampau kuat

Soal
1. 0,7908 g sampel mengandung Cl
dilarutkan dan dititrasi dengan AgNO3
0,1046 M, terpakai 45,32 mL. Hitung
persen klorida dalam sampel.
Terma kasih
Terima Kasih

You might also like