You are on page 1of 7

Fisiologi Tonsil

Peranan tonsil dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan. Berdasarkan penelitian ternyata tonsil memegang peranan penting dalam fase-fase awal kehidupan. Penelitian terakhir menyatakan bahwa tonsil memegang peranan dalam memproduksi IgA yang menyebabkan jaringan lokal resisten terhadap organisme patogen.

Fisiologi Tonsil
Sewaktu baru lahir, biasanya berbentuk kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah mulai terjadi pembesaran tonsil dan adenoid. Pada waktu pubertas atau sebelum masa pubertas, terjadi kemunduran fungsi tonsil yang disertai proses involusi.

Fisiologi Tonsil
Kuman-kuman patogen yang terdapat dalam flora normal tonsil dan faring tidak menimbulkan peradangan, karena pada daerah ini terdapat mekanisme pertahanan Terdapat 2 bentuk pertahanan spesifik dan non spesifik

Mekanisme Pertahanan Non Spesifik


Berupa lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme. Dengan masuknya kuman ke dalam lapisan mukosa, maka kuman ini akan ditangkap oleh sel fagosit, sebelumnya kuman akan mengalami opsonisasi.

Mekanisme Pertahanan Non Spesifik


Setelah opsonisasi, sel fagosit akan bergerak mengelilingi bakteri dan memakannya dengan cara memasukkannya ke dalam suatu kantong yang disebut fagosom. Proses selanjutnya adalah digesti dan mematikan bakteri. Bila fagosit kontak dengan bakteri maka membran lisosom akan mengalami ruptur dan enzim hidrolitiknya mengalir dalam fagosom membentuk rongga digestif, yang selanjutnya akan menghancurkan bakteri dengan proses digesti.

Mekanisme pertahanan spesifik


Mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap udara pernafasan sebelum masuk ke saluran nafas bawah. Tonsil dapat memproduksi Ig-A yang akan menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap organisme patogen. Tonsil dan adenoid juga menghasilkan IgE yang berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel mastosit.

Mekanisme pertahanan spesifik


Bila ada alergen, alergen akan bereaksi dengan IgE sehingga permukaan sel membrannya terangsang dan terjadilah proses degranulasi. Proses ini menyebabkan keluarnya histamin, sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe I, yaitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema. Mekanisme kerja IgA bukanlah menghancurkan antigen akan tetapi mencegah substansi tersebut masuk ke dalam proses imunologi, sehingga dalam proses netralisasi dari infeksi virus, IgA mencegah terjadinya penyakit autoimun. Oleh karena itu, IgA merupakan barier untuk mencegah reaksi imunologi serta untuk menghambat proses bakteriolisis.

You might also like