Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Anafilaksis berasal dari bahasa Yunani yaitu:
Ana = melawan Philaksis = perlindungan Anafilaksis adalah reaksi alergi umum pada beberapa system organ terutama kardiovaskular, respirasi, kulit dan gastrointestinal yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya allergen yang sebelumnya sudah tersensitasi. syok anafilaktik merupakan tipe paling berat dari reaksi anafilaksis, bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani.
ALERGEN PENCETUS
Makanan
Lobster, udang, kepiting, dll Obat Hormon Insulin, PTH, ACTH, vasopressin, dll Toxoid ATS, ADS, SABU Antibiotik Penisilin, streptomisin, tetrasiklin, ciprofloksasin, amphotericin B, nitrofurantoin Agen diagnostic kontras Agen anestesi Lidokain, prokain
Kardiovaskuler
Kulit Pencernaan
Persiapan obat-obatan :
Adrenalin Simpatomimetik yg lain : efedrin, dopamine Antihistamin ; difenhidramin Kortikosteroid ;hidrokortison, deksametason Cairan kristaloid ; RL, NaCl 0,9% Cairan koloid : gelatin, dekstrene, albumin
2. Rencana terapuetik Prioritas utama adalah pernafasan Terapi farmakologis harus secepatnya diberikan; adrenalin Anti histamin dan kortikosteroid adalah obat sekunder utk anafilaksis Koreksi cepat hipovolemia sangat penting dalam terapi anafilaksis
PENCEGAHAN
Anamnesa pasien : apakah ada riwayat alergi Selalu sedia adrenalin di tempat praktik Lakukan tes terlebih dahulu (cross-reacting drugs) pada pasien
untuk
pasien.
(3) Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pcmbuktian, dapat melakukan tindakan medisterhadap seseorang dengan memperhatikan bersangkutan. kesehatan dan keselamatan yang
tindakan disiplin. (2)Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kalalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) ditentukan oleh Majelis Disiplin
Tenaga
Kesehatan
sesuai dengan
45
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap. (3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurangkurangnyamencakup : a. diagnosis dan tata cara tindakan medis; b. tujuan tindakan medis yang dilakukan; c. alternatif tindakan lain dan risikonya; d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
tinggi
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyaikewajiban : a.memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.
Pasal 79
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang : b.Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.
Pasal 52
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak: a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; d. menolak tindakan medis; dan e. mendapatkan isi rekam medis.
KUHP,Pasal 359 Barang siapa karena kesalahan (kealpaaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun.
PENUTUP
Syok anafilaksis adalah peristiwa yg akut
dan sangat membahayakan dan menyebakan kematian Persiapan yg matang, antisipasi, pengenalan dini dan terapi yg cepat dan tepat malapetaka dpt dihindari
CONTOH KASUS 1
Seorang pasien berobat ke dokter kemudian pada saat pasien diterapi dengan suntikan pasien tiba-tiba kolaps akibat obat suntik yang diberikan atau yang biasa disebut anafilaktik syok. Dalam hal ini dokter perlu melawan reaksi tersebut dengan memberikan penanganan berupa pemberian kortikosteroid atau kalau perlu pemberian adrenalin. Namun dokter tersebut tidak memberikan obat tersebut karena alasan obat tersebut tidak ada sehingga pasien tersebut meninggal dunia. Maka dokter tersebut dapat dipidana karena kealpaan dan kelalaiannya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
diketahui hampir atau sensitif dengan melakukan tes terlebih dahulu (cross-reacting drug).
Lalai memberikan informed consent sebelum melakukan tindakan
pada pasien
Tidak memberikan penanganan yang tepat (sesuai prosedur
melakukan injeksi.
CONTOH KASUS 2
Seorang penderita mendapatkan obat. Beberapa saat kemudian penderita tersebut datang lagi dengan keluhan gatal setelah minum obat, yang kemungkinan menandakan reaksi alergi. Pada kasus ini, seorang dokter wajib memberikan catatan tertulis reaksi alergi obat kepada penderita. Tidak cukup hanya mengatakan bahwa si penderita alergi terhadap obat A. Catatan diberikan kepada penderita disertai pesan agar menyerahkan catatan alergi tersebut kepada dokter manapun jika sewaktuwaktu sakit. Selain memberikan catatan riwayat alergi kepada penderita, dokter tersebut wajib mencatat dalam rekam medik.