Professional Documents
Culture Documents
ONTOLOGI: Ilmu tentang hakikat sesuatu/benda/hal/aspek yang dikaji. EPISTEMOLOGI: Bagaimana ontologi itu dipelajari. AKSIOLOGI: Untuk apa ilmu tersebut. Definisi ilmu Politik dipandang dari tiga aspek tersebut
ONTOLOGI POLITIK
Ramlan Surbakti: Usaha warga negara mewujudkan kebaikan bersama, Penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan, Mencari dan mempertahankan kekuasaan, Kebijakan publik, Konflik memperebutkan sumberdaya penting.
Awang: Kekuasaan, Nilai, Kepentingan Menurut kalian???
EPISTEMOLOGIS POLITIK
Epistemologis Politik: Dimaknai sebagai pendekatanpendekatan dalam ilmu politik dan tradisi dalam ilmu politik Pendekatan2 dalam ilmu politik: Tradisionalism, Behavioralism, Post Behavioralism, Marxisme, Rational Choice, Institutionalism ( Old dan New ), Feminism, Normative theory, Intepretive theory. Tradisi dalam ilmu politik: Positivism, Intrepretive
AKSIOLOGI POLITIK
Aristoteles ( penganut pendekatan tradisionalism ) says that: Politik itu untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Bagaimana dengan penganut pendekatan lainnya??
Untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah negara, ilmu politik sebagai salah satu medianya So, bisa juga Ilmu politik itu tidak independen. Gabung dengan disiplin ilmu yang lain. Contohnya???
Positivism vs Intrepretive
dikuantifikasi secara matematis. Dengan cara ini peneliti bisa mengesampingkan kepentingan dan nilai yang mereka miliki untuk merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis penelitian. Intrepretive: sebaliknya, nilai dan intrepetasi mempengaruhi analisa fenomena politik. Positivism: Bebas nilai penelitian ilmu politik harus objektif. Tujuan ilmu politik bukan untuk wujudkan kehidupan yang lebih baik, tapi hanya menjelaskan, memahami dan menggambarkan fenomena politik secara realistis. Tidak bicara soal benar-salah. Ilmu politik dianggap sebagai ilmu murni, bukan terapan. Intrepretive: Intepretasi terhadap fenomena politik sangat penting, karena subyek fenomena politik ( manusia ) adalah makluk sosial, bukan kajian ilmiah
Beberapa Kelemahan
Ilmu politik tidak dapat, dan tidak akan dapat menjadi sains dalam artian yang sebenarnya. Terlampau banyak variables yang harus dikontrol ketika orang harus menjelaskan gejala politik. Perilaku orang seringkali tak bisa ditebak dan tak terpola. Perilaku manusia yang tampak hanya memperlihatkan sebagian dari gejala.
Kuantifikasi itu tidak akan mencapai hasil yang sesungguhnya. Sejumlah gejala sosial dan politik tidaklah dapat dikuantifikasi. Di dalam banyak hal sejumlah persoalan politik melibatkan masalah moral dan etika. Interdisipliner penting, tapi jadi diri dan kekhasan ilmu politik tetap harus ada