You are on page 1of 15

Defisiensi Vitamin B1

2 years ago

Email Favorite Download Embed More

Like this presentation? 0 comments

Embed Video Post Comment

Subscribe to comments

Edit your comment

Update

Cancel

Speaker Notes on slide 24

Defisiensi Vitamin B1 - Presentation Transcript


1. DEFISIENSI VITAMIN B1 SGD A3 2. 1. OVERVIEW o Defisiensi vitamin B1 (Thiamin) adalah suatu sindrom yang muncul sebagai hasil dari suatu keparahan, kekurangan thiamin yang berkepanjangan pada makanan. o Nama lain defisiensi Thiamin : beriberi, ceylon sickness , occidental beriberi, dan oriental beriberi. 3. OVERVIEW

Penyakit ini bisa terjadi pada fase kronik ataupun akut dengan keterlibatan kardiovaskuler seperti edema atau peripheral neuropathy . 4. OVERVIEW o Defisiensi thiamin terjadi saat diet hanya terdiri dari beras putih yang digiling, beras yang terlalu bersih dicuci, dan tepung terigu atau gandum. o Defisiensi thiamin yang terjadi selama rentang waktu 2-3 bulan dapat menyebabkan berbagai gangguan hingga kematian. 5. 2. PATOFISIOLOGI o Vitamin B1 atau thiamin merupakan jenis vitamin yang banyak terdapat pada bahan makanan sehari-hari. o Selama proses penyerapan yang terjadi di usus, thiamin mengalami phosporilasi untuk menghasilkan thiamin pirophospat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B1. 6. PATOFISIOLOGI o Beberapa penyakit akan muncul seiring dengan menurunnya fungsi normal thiamin pada tubuh manusia yang mengalami defisiensi thiamin. 7. PATOFISIOLOGI o Defisiensi Thiamin terjadi pada : o Peminum alkohol o Kebiasaan makan beras yang digiling,bukan beras yang ditumbuk o Orang dengan gangguan nutrisi o Kehamilan o Penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan o Diare kronis 8. PATOFISIOLOGI o Sindroma defisiensi thiamin dapat muncul sebagai penyakit beriberi. o Beriberi dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yakni: beriberi kering dan beriberi basah. o Beriberi kering ( polyneuropathy beriberi ) adalah beriberi yang lebih banyak menunjukkan gejala pada system neuromuscular, sedangkan beriberi basah ( cardiovascular beriberi ) adalah beriberi yang gejalanya lebih dominan kepada edema dan berbagai manifestasi yang muncul akibat cardiac failure . 9. 3. MANIFESTASI KLINIS o Gejala dan tanda awal defisiensi thiamin tidaklah spesifik dan terkadang sedikit membingungkan, namun gejala yang paling sering muncul adalah lemah, psikosis, dan gangguan saraf. 10. MANIFESTASI KLINIS o Gejala pada sistem persyarafan meliputi: Melemahnya kemampuan untuk mengingat, gangguan tidur. Wernicke encephalopathy (gangguan penglihatan, ketidakseimbangan saat berjalan, dan kebingungan) , Korsakoff syndrome (melemahnya daya ingat jangka pendek). Parestesia tungkai bawah dan perasaan terbakar pada kaki. Kram dan atropi otot. Kelumpuhan kaki (pada stadium lanjut) 11. MANIFESTASI KLINIS o Gejala pada sistem kardiovaskular meliputi: Takikardia. Nyeri dada. Hipotensi dan shock.
o

Gagal jantung (disertai sesak nafas dengan atau tanpa edema dan rasa hangat di kulit dikarenakan adanya vasodilatasi pembuluh darah perifer) 12. MANIFESTASI KLINIS o Beriberi merupakan penyakit defisiensi vitamin B1 yang menyerang sistem saraf dan kardiovaskular. o Penyakit ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu beriberi basah, beriberi kering, dan beriberi yang menyebabkan kelumpuhan. 13. MANIFESTASI KLINIS o Beriberi basah dikaitkan dengan gangguan mental, kelemahan otot, edema, takikardia, kardiomegali, dan congestive heart failure (CHF) pada gangguan saraf periferal. o Beriberi kering memiliki karakteristik peripheral neuropathy yang berdampak pada saraf sensorik, motorik, dan fungsi refleks yang sebagian besar menyerang saraf bagian distal. o Beriberi yang berdampak pada kelumpuhan biasa terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang menderita defisiensi vitamin B1. 14. 4. KEBUTUHAN THIAMIN DALAM TUBUH o Kebutuhan minimum thiamin adalah 0,3 mg per 1000 kilokalori (kcal) o Nilai RDA thiamin telah diatur 1,2 mg untuk pria dewasa dan 1,1 mg thiamin untuk wanita dewasa. o Kebutuhan asupan 1,4 mg/hari dibutuhkan saat kehamilan dan asupan 1,5 mg/hari dibutuhkan pada saat menyusui. 15. ... KEBUTUHAN THIAMIN DALAM TUBUH o Kondisi yang mempengaruhi kebutuhan thiamin : o - Alkohol o - Adanya penyakit lain o - Pertumbuhan dan perkembangan normal o - Pasien diuresis 16. ... KEBUTUHAN THIAMIN DALAM TUBUH o Pemeriksaan untuk mendeteksi defisiensi thiamin/ menghitung keperluan thiamin : o - Konsentrasi thiamin urin o - Konsentrasi metabolit thiamin urin o - Piruvat dan asam alfaketoglutarat darah o - Asam glikolat dan asam oksalat o - Aktivitas eritosit transketolase 17. 5. DIAGNOSIS o Diagnosis defisiensi thiamin ditegakkan terutama berdasarkan pada riwayat dan manifestasi klinis. o Pada pemeriksaan fisik beriberi ditemukan : o - Muka pucat dan kulit lentur o - Tanda-tanda malnutrisi o - Lemah dan tanpa gairah o - Takikardia, hepatomegali, kardiomegali dan edema peripheral o - Paraesthesia dan neuropathy peripheral termasuk reflek tendon tertekan 18. DIAGNOSIS o Alat diagnosis terbaik adalah respon klinis yang bagus ketika diberikan thiamin.

Salah satu uji laboratorium adalah pemeriksaan darah lengkap atau aktivitas eritrosit transketolase. Diphospate thiamin meningkat dan aktivitasnya meningkat pada saat 15% dalam defisiensi. o Uji lainnya adalah kadar thiamin darah, pyruvate, lactate, alphaketoglutarate and glycosylate 19. DIAGNOSIS o Pemeriksaan MRI mungkin digunakan untuk mendeteksi perubahan otak pada bayi dengan defisiensi thiamin. o Pemeriksaan ECG digunakan untuk memeriksa adanya gagal jantung. 20. 6. PENANGANAN KLINIS o Penanganan defisiensi thiamin terutama dititikberatkan pada penanganan primer, yaitu dengan diet tinggi vitamin B1. o Beberapa jenis makanan yang memiliki kandungan thiamin tinggi antara lain roti gandum, pasta, nasi, kacang hijau, buah jeruk segar, daging sapi, dan hati sapi. o Diet tinggi thiamin setiap hari dapat mencegah terjadinya berbagai macam penyakit yang timbul karena defisiensi vitamin ini. 21. PENANGANAN KLINIS o Jenis penanganan defisiensi thiamin berbeda-beda sesuai dengan jenis penyakit dan kondisi objektif pasien, namun pada dasarnya semua penanganan defisiensi thiamin dilakukan dengan pemberian thiamin kepada pasien. 22. PENANGANAN KLINIS o Terapi defisiensi thiamin sesuai jenis penyakit : o a. Defisiensi thiamin pada anak o Diberikan thiamine hydrochloride intravena atau intramuskular dengan dosis 5-10 mg untuk 1 minggu, ditambah diet tinggi thiamin. o b. Beriberi basah o Lakukan pengobatan secepatnya dengan thiamin 50-100 mg melalui intravena atau intramuskular diulang setiap hari. Dianjurkan pengobatan tambahan dengan digitalis dan diuretik 23. PENANGANAN KLINIS o c. Beriberi kering o Tanda-tanda neurologis akibat defisiensi thiamin dapat hilang jika pemberian thiamin dilakukan dengan tepat, namun jika pemberian thiamin terlambat, gangguan neurologis akan berlangsung permanent selama hidup pasien. o d. Wernicles Encephalopathy o Diberikan 50 mg thiamin secara intravena dan 50 mg thiamin secara intramuskular (diberikan setiap hari hingga menunjukkan level normal dan dilanjutkan kembali secara berkala diiringi diet tinggi thiamin). 24. Kekurangan & Kelebihan Vitamin B1 - Thread Not Solved
o

25.

26. Kekurangan & Kelebihan Vitamin B1 DEFINISI Vitamin B1 (tiamin) diperlukan dalam sejumlah reaksi yang melibatkan enzim, termasuk pelepasan energi dari gula. Fungsi vitamin B1

Sumber vitamin B1 ini adalah ragi, daging babi, tanaman polong dan gandum. Kekurangan vitamin B1 terjadi bila makanan tersebut tidak terdapat dalam menu makanan sehari-hari. Sumber vitamin B1 PENYEBAB Penggilingan padi untuk membuang sekam, pada dasarnya akan membuang vitaminvitamin. Orang-orang Asia beresiko mengalami kekurangan vitamin B1 karena makanannya terutama terdiri dari padi yang telah digiling. Tetapi merebus beras sebelum membuang sekamnya, akan memindahkan vitamin ke seluruh butir padi sehingga keberadaan vitamin tetap terjaga. Kekurangan vitamin B1 juga bisa diakibatkan oleh berkurangnya penyerapan karena diare menahun atau bertambahnya kebutuhan vitamin karena hipertiroidisme, kehamilan atau demam. Peminum alkohol berat menggunakan alkohol sebagai pengganti makanan, sehingga mengurangi asupan vitamn-vitamin, termasuk vitamin B1. Karena itu peminum alkohol berat memiliki resiko menderita penyakit kekurangan zat-zat gizi. Beri-beri pada bayi terjadi karena menyusi ASI dari ibu yang mengalami defisiensi vitamin B1. Hal ini ditandai dengan gagal jantung, kehilangan suara, kerusakan saraf tepi. Ketidaknormalan jantung biasanya teratasi dengan pemberian vitamin B1. GEJALA Gejala awal berupa kelemahan, mudah tersinggung, gangguan daya ingat, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut dan penurunan berat badan. Pada akhirnya bisa terjadi kekurangan vitamin B1 yang berat (beri-beri), yang ditandai dengan kelainan saraf, otak dan jantung. Pada semua bentuk beri-beri, metabolisme sel darah merah mengalami perubahan dan kadar vitamin B1 dalam darah dan air kemih akan menurun tajam. Kelainan saraf (beri-beri kering) dimulai sebagai: - sensasi rangsangan (seperti tertusuk jarum) di jari- jari kaki - sensasi panas terbakar di kaki terutama memburuk pada malam hari - kejang otot betis - nyeri pada tungkai dan kaki. Jika penderita juga mengalami kekurangan asam pantotenat, gejala-gejala diatas akan semakin parah: - otot betis terasa sakit - bangun dari posisi jongkok menjadi sulit - berkurangnya kemampuan untuk merasakan getaran di jari-jari kaki.

Pada akhirnya otot betis dan otot paha akan mengecil (atrofi) dan timbul footdrop dan toedrop (keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki tergantung timpang dan tidak dapat diangkat). Hal ini terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa juga terjadi wristdrop. Kelainan otak (beriberi otak, sindroma Wernicke-Korsakoff) sering timbul jika terjadi suatu kekurangan vitamin B1 yang berat dan mendadak, yang dapat disebabkan oleh pemakaian alkohol yang berlebihan atau muntah berat pada kehamilan, dan memperburuk suatu kekurangan vitamin B1 yang bersifat menahun. Gejala awalnya berupa kelainan mental, laringitis dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita akan mengarang-ngarang kejadian dan pengalaman untuk mengisi kekosongan ingatannya (konfabulasi) Jika ensefalopati Wernicke tidak diobati, gejalanya akan bertambah buruk, menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini merupakan kedaruratan medis dan diobati dengan vitamin B1 intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 100 kali dosis harian yang dianjurkan, selama beberapa hari. Dilanjutkan dengan pemberian vitamin B1 per-oral (ditelan) sebanyak 10 kali dosis harian yang dianjurkan sampai gejalanya menghilang. Penyembuhan sering terjadi tidak secara menyeluruh karena kerusakan otaknya bersifat menetap. Kelainan jantung (beri-beri basah) ditandai oleh: - tingginya curah jantung - denyut jantung yang cepat - pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan kulit menjadi hangat dan lembab. Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat mempertahankan curah jantung yang tinggi dan terjadi kegagalan jantung, dimana ditemukan: - pelebaran vena-vena - sesak nafas - penahanan cairan di paru-paru dan jaringan perifer. Pengobatannya berupa pemberian vitamin B1 secara intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan pemberian vitamin per-oral (ditelan). Beri-beri infantil terjadi pada bayi yang mendapatkan ASI dari ibu yang menderita kekurangan vitamin B1, yang terutama terjadi pada usia 2-4 bulan. Gejalanya berupa: - kegagalan jantung

- suara hilang - kerusakan saraf perifer.

27.

Vitamin B1
28.

Sumber Terdapat dalam hampir semua jaringan hidup, terutama kacangkacangan, ragi kuning telur, beras utuh, hati, dan sayuran hijau segar 30. Tetapi aktivitas vitamin B1 banyak yang hilang pada proses memasak 31. 32. Fisiologi 33. Dibutuhkan untuk metabolisme karbohidrat normal 34. Penting dalam metabolisme asam-asam keton alfa (piruvat dan 2-ketoglutarat), merupakan koenzim piruvat dehidrogenase dan alfa-ketoglutarat dehidrogenase 35. Penting dalam produksi asetilkolin 36. Penting dalam metabolisme energi untuk neuron dan ototjantung 37. Kebutuhan tidak kurang dan 1 mg/hari, meningkat pada kehamilan dan laktasi 38. 39. Defisiensi 40. 41. Beri-beri 42. Bentuk kering ditandal oleh neuropati perifer, kelemahan otot dan anoreksia 43. Bentuk basah dengan ditandai oleh gagal jantung kongestif, curah tinggi ('highoutput') dan edema menyeluruh 44. 45. Beri-beri Infantil 46. Dengan ditandai oleh gagal jantung, afonia, dan hilangnya refleks tendon dalam, timbul pada bayi yang disusui oleh ibu yang menderita defisiensi thiamine 47. 48. Sindrom Wernicke 49. Defisiensi akut dan berat yang terjadi pada defisiensi kronik yang sudah ada; berkaitan dengan perdarahan otak 50. Kebingungan mental dan afonia merupakan gejala dini yang dilkuti oleh kelemahan N. VI, oftalmoplegia total koma, dan kematian 51. 52. Indikasi 53. Pengobatan keadaan defisiensi 54. Mungkin menolong bagi pecandu alkohol yang pemasukan vitamin B1-nya kurang 55. 56. Dosis Terapi 57. 5-30 mg/hari 58. 59. Efek Samping 60. Dapat menyebabkan reaksi tipe anafliakuk bila diberikan intravena 61. 62. Prognosis 63. Gagal jantung sekunder terhadap defisiensi thiamine tidak memberi respon terhadap pengobatan digitalis 29.

64.

Beriberi jantung dan sindrom Wernicke mungkin fatal bila dibiarkan tanpa diobati 65. Penyembuhan sempurna biasanya terjadi dengan terapi yang memadai
Mengenal Fungsi, Jenis Dan Akibat Kekurangan Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh. Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. * Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C * Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK. Terdapat beberapa jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.

1. Vitamin A (retinol) * Merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. * Sumber vitamin A: susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buahbuahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lainlain) * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A: rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain. 2. Vitamin B1 (tiamin) * Merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. * Sumber yang mengandung vitamin B1: gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1: kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang. 3. Vitamin B2 (riboflavin). * Vitamin B2 banyak berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. * Sumber yang mengandung vitamin B2 = sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 = turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya. 4. Vitamin B3 (niasin).

* Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. * Sumber yang mengandung vitamin B3: buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3: terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain. 5. Vitamin B5 (asam pantotenat). * Vitami B5 banyak berperan dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.[6] Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. * Sumber yang mengandung vitamin B5: daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5: otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain. 6. Vitamin B6 (piridoksin). * Merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. * Sumber yang mengandung vitamin B6: kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6: pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya. 7. Vitamin B7 dikenal dengan vitamin H(biotin).

* Vitamin ini memiliki peranan yang sangat besar dalam reaksi biokimia di dalam tubuh, seperti dalam transfer karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Di dalam tubuh, biotin juga banyak berperan dalam metabolisme dan pertumbuhan tubuh, terutama dalam hal pembentukan asam lemak, antibodi, enzim pencernaan, dan niasin. Tidak seperti kebanyakan vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis vitamin yang cukup stabil diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan cahaya matahari, dan oksigen. * Sumber yang mengandung biotin: daging, kuning telur, dan pisang. Selain itu, biotin juga dapat diperoleh dari tanaman kacang-kacangan, molase, ragi, dan gandum. Di dalam saluran pencernaan manusia, juga terdapat bakteri yang mampu memproduksi biotin, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. * Bila kadarnya di dalam tubuh tidak mencukupi maka akan timbul berbagai gangguan fisiologis. Sebagai contoh, defisiensi biotin serngkali menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti dermatitis, depresi, nusea, anemia, dan kerontokan rambut. Sistem antibodi tubuh pun dapat terganggu. Hal ini menyebabkan tubuh mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur. Untuk mengatasi hal ini, penderita dapat diberi asupan kuning telur secara berkala karena memiliki kandungan biotin yang tinggi. 8. Vitamin B9 (asam folat). Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata latin folium (daun). Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per hari, resiko timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80 %. * Sumber yang mengandung vitamin B9: bayam, lobak cina, kacang kering dan kacang polong, sereal, biji bunga matahari serta buah-buahan dan sayuran tertentu. * Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf,

menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan. Kelebihan asam volat: gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan. 9. Vitamin B12 (sianokobalamin). * Merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. * Sumber yang mengandung vitamin B12: telur, hati, daging, dan lainnya * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12: kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya. 10. Vitamin C (asam askorbat). * Vitamin c banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. * Sumber yang mengandung vitamin C: jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C: mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain. * Akumulasi yang berlebihan vitamin C: dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.

11. Vitamin D (kalsiferol). * Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). * Sumber yang mengandung vitamin D: minyak ikan, susu, telur, keju, dan lainlain * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D: tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. * Kelebihan vitamin D: dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan. 12. Vitamin E (tokoferol) Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. * Sumber yang mengandung vitamin E: ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut. * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll

13. Vitamin K (filokuinona) Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. * Sumber yang mengandung vitamin K: susu, kuning telur, sayuran segar, dkk * Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K: darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya

You might also like