You are on page 1of 10

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PERIKANAN Oleh: Asep Awaludin P, S.

Pi, MP

PENGERTIAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU Dalam pengertian yang sempit mutu dapat diartikan sebagai suatu karakteristik atau serangkaian karakteristik mengenai suatu produk atau jasa. Dalam bidang pangan, karakteristik ini meliputi karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, organoleptik, umur pakai dan sebagainya. Didalam buku "Total Quality Control (FEIGENBAUM, 1983), mutu didefinisikan sebagai : gabungan karakteristik produk dan jasa mulai dari tahap pemasaran, rekayasa, pembuatan (produksi) dan pemeliharaan yang manyebabkan produk dan jasa yang digunakan tersebut memenuhi harapan-harapan konsumen. Menurut definisi diatas, mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh konsumen, bukan oleh perusahaan atau dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa mutu berorientasi pada kepuasan total konsumen. Kepuasan total konsumen harus memenuh.i persyaratan kelayakan penggunaan produk secara nyata (fitness for use) dan harga jual produk. Jadi perbaikan mutu tidak harus diartikan, sebagai yang terbaik secara absolut. Karakteristik lain yang tidak sudah banyak dikembangkan antara lain : a. fungsi produk b. efisiensi (ekonomi) c. lama penggunaan produk d. keamanan (safety) . e. karakteristik sosial f. keterandalan produk (reliability) g. pertanggung jawaban produk (liability) h. karakteristik psikologi (emosional, spiritual) Pengendalian dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang terancang (direncanakan) agar perusahaan dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Ada empat langkah yang umum dikerjakan pada proses pengendalian, yaitu : 1. Menetapkan standar. Menentukan standar mutu biaya, standar mutu prestasi kerja, standar mutu keamanan, standar mutu keterandalan. Standar mutu prestasi kerja meliputi spesifikasi bahan mentah dan penolong, spesifikasi produk, spesifikasi proses dan spesifikasi pengujian.

2. Menilai kesesuaian dengan standar. Membandingkan kesesuaian hasil nyata dengan standar yang telah ditentukan. 3. Bertindak bila diperlukan. Mengoreksi masalah yang timbul dan penyebabnya melalui faktor-faktor yang, mencakup pemasaran, perancangan rekayasa, produksi dan pelayanan yang mempengaruhi kepuasan konsumen. 4. Merencanakan perbaikan. Mengembangkan suatu upaya yang terus menerus untuk memperbaiki standar-standar biaya, prestasi kerja, keamanan dan keterandalan produk. Definisi yang sederhana pengendalian mutu ialah semua kegiatan dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tingkatan dan kemantapan mutu sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan perusahaan pada saat merencanakan produknya. Pada definisi ini titik berat perhatian diberikan pada kamantapan mutu tanpa memikirkan adanya peningkatan tuntutan konsumen akan mutu yang lebih tinggi. Definisi lain dari pengendalian mutu ialah suatu sistim yang efektif untuk memadukan, usaha-usaha pengembangan, pemeliharaan dan penyempurnaan mutu yang memungkinkan semua kegiatan terlaksana pada tingkat yang paling ekonomis untuk memberikan kepuasan penuh pada konsumen. Definisi ini menunjukkan perlunya usaha yang terus menerus dalam pengembangan mutu agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi. 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU Akhir-akhir ini terlihat adanya persaingan yang cukup keras dalam hal mutu produk. Akibat persaingan ini, adalah wajar bagi beberapa perusahaan mendahulukan pembentukan citra dan reputasi mutu yang baik. Reputasi ini dapat diterapkan diantara para konsumen oleh departemen pemasaran (penjualan) dan tentunya menjadi tema pokok kebijakan periklanan. Di pihak lain, reputasi mutu yang buruk mengakibatkan adanya hambatan penjualan yang cukup serius yang harus diatasi oleh perusahaan. Kasus biskuit beracun beberapa waktu yang lalu mungkin dapat diambil sebagal contoh hilangnya reputasi suatu perusahaan, tidak hanya sekedar produk saja. Reputasi mutu bukanlah suatu hal yang kebetulan, tetapi merupakan akibat langsung dari kebijakan perusahaan didalam hal MUTU. Pembentukan dan pemeliharaan program-program mutu yang tangguh dan direncanakan dengan baik merupakan kunci keberhasilan pembentukan reputasi mutu yang baik. Program-program tersebut dapat beroperasi dengan baik, pada awalnya harus diketahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan mutu. Ada tujuh faktor mendasar yang mempengaruhi mutu yaitu "market" (pasar) money (uang) , "management" (manajemen) , "men" (manusia) Material (bahan), "machines and mechanization" (mekanisasi) dan "methods" (metode) . 1. Market (Pasar) Keadaan pasar dalam artian kebutuhan-kebutuhan (needs) dan keinginankeinginan (wants) konsumen harus secara hati-hati diidentifikasi oleh bisnis masa kini sebagai dasar untuk mengembangkan produk-produk baru yang akan ditawarkan kepada mereka. Secara umum, perkembangan teknologi (termasuk teknologi komunikasi) dan peningkatan pengetahuan telah mengarahkan konsumen untuk meminta produk-produk yang lebih baik mutunya. Pasar menjadi

lebih luas ruang lingkupnya dan bahkan secara fungsional telah terepesialisasi dalam jenis dan tingkatan mutu barang yang ditawarkan. Perlu dipelajari karakteristik dari setiap segmen pasar yang meliputi potensinya, keadaan persaingan, kemampuan membeli (harga) dan tuntutan tingkatan mutu yang diinginkan dan sifat-sifat lainnya. Peningktan fungsi dari suatu produk perlu diperhatikan dengan baik sebab konsumen telah diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir semua kebutuhan. Perusahaan harus sadar betul bahwa -kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini sangat cepat berubah. Siapa yang paling baik mengantisipasi kecepatan perubahan ini dialah yang akan berhasil memetik keuntungan. 2. Money (Uang) Dana sangat diperlukan dalam menciptakan produk baru meningkatkan mutu atau memelihara kemantapan mutu. Untuk meningkatkan mutu diperlukan penelitian dan pengembangan proses, produk dan peralatan mulai dari survei kebutuhan pasar sampai uji coba produksi/pemasaran. Dalam rangka memproduksi produk baru atau meningkatkan dan memelihara mutu produk yang sudah ada dibutuhkan investasi baru untuk bangunan, peralatan, latihan karyawan dan sebagainya. Ini semua memerlukan dana yang tidak sedikit. Disamping itu, biaya untuk pemeriksaan agar dapat diperoleh data yang cermat dan tepat membutuhkan peralatan-peralatan canggih yang tidak terfikirkan sebelumnya. Apabila masalah keuangan ini tidak dipelajari dengan seksama, upaya untuk memasuki persaingan dipasar akan menjadi beban, mengurangi marjin laba bahkan bisa menjadi bumerang bagi perusahaan. Analisis biaya mutu menjadi sangat penting untuk diketahui dan diterapkan dalam sistim akutansi perusahaan. 3. Management (Manajemen) Dulu hanya mandor dan operator disuatu perusahaan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap mutu sehingga kebutuhan manajemen masih bersifat sederhana. Saat ini hampir seluruh departemen diperusahaan terlibat langsung dalam kegiatan mutu. Departemen pemasaran harus membuat persyaratanpersyaratan produk (konsep produk). Departemen rekayasa bertugas merancang produk yang akan memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut. Departemen produksi harus mengembangkan dan memperbaiki kembali proses produksi agar mampu menghasilkan produk sesuai spesifikasi kerekayasaan. Departemen pengendalian mutu merencanakan prosedur pemeriksaan mutu pada seluruh aliran proses agar dapat dijamin bahwa hasil akhir akan memenuhi persyaratanpersyaratan mutu. Mutu pelayanan, setelah produk sampai kepada konsumen, merupakan bagian yang cukup penting akhir-akhir ini yang membuat beban manajemen semakin berat. Untuk ini semua, manajemen yang tangguh sangat dibutuhkan agar fungsifungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik. 4. Men (Manusia) Sumber daya manusia semakin hari semakin dituntut spesialisasi dan kemampuannya. Perkembangan teknologi yang cepat mengakibatkan diperlukannya berbagai tenaga manusia didalam bidang-bidang baru seperti ahli elektronika, komputer, rekayasa, teknik sistem dan sebagainya. Dalam bidang

industri pangan, banyak dibutuhkan ahli-ahli kimia pangan, fisika pangan, kerekayasaan pangan, bioteknologi, teknologi fermentasi dan sebagainya.

Didalam suatu industri semua sumber daya manusia ini bersatu pada kegiatan-kegiatan pengembangan, pembinaan dan pameliharaan mutu. Faktor manusia merupakan faktor yang sangat dominan karena bersifat hidup dan dinamis. Perlu dikembangkan prosedur-prosedur pemilihan (recruitment), pengawasan, pelatihan, insentif dan upgrading pegawai dalam semua tingkatan. 5. Materials (Bahan) Produk bermutu hanya mungkin timbul dari bahan yang bermutu pula. Dalam rangka memenuhi persyaratan-persyaratan mutu konsumen yang terus meningkat, perlu pengadaan bahan mentah, bahan penolong, bahan kemasan dan komponen lainnya dengan batasan-batasan yang lebih ketat. Pengetahuan tentang bahan baru juga perlu dikembangkan mengingat teknologi telah menciptakan berbagai bahan-bahan baru yang lebih fungsional dari sebelumnya. Dipihak lain bahan-bahan yang tidak baik akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi sebab banyak yang cacat dan tidak memenuhi persyaratan produksi. Suatu ketika, bila pemeriksaan tidak dilakukan dengan cermat bisa, terjadi sesuatu yang fatal bagi perusahaan seperti kasus tidak sesuainya penerimaan bahan kimia pada kasus biskuit beracun. 6. Machines and Mechanization (Mesin dan Mekanisasi). Penggunaan mesin sangat berpengaruh terhadap pencapaian volume produkai dalam jumlah besar dan penurunan biaya produksi rata-rata. Disamping itu, tidak kalah pentingnya untuk memelihara mutu pada tingkatan mutu yang ditentukan secara mantap. Mesin-mesin dengan kemampuan tinggi dan dilengkapi dengan alat kontrol otomatis akan menyebabkan kondisi proses menjadi stabil sehingga variasi mutu produk yang dihasilkan juga kecil. Hal ini akan banyak sekali pengaruhnya untuk mangurangi cacat dan kagagalan produk. Semakin hari peralatan semakin canggih dibutuhkan untuk meningkatkan volume produksi, penurunan harga dan peningkatan mutu produk. Latihan operator semakin diperlukan, tidak lagi sekedar keterampilan tapi secara ilmiah seorang operator sudah harus mengerti prinsnip-prnsilp kerja suatu alat. Pemilihan suatu jenis alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan harus dilakukan dengan cermat dan tepat. 7. Methods (Metode) Kebutuhan peningkatan mutu dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen menyebabkan meningkatnya kerumitan dan persyaratan-parsyaratan produksi. Metode-metode baru untuk memproses suatu produk semakin dibutuhkan meningkatkan dan memelihara mutu. Penelitian dan pengembangan merupakan sesuatu yang mutlak bagi perusahaan apabila ingin terus memimpin dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar. Ada dua M baru yang mulai disebutkan sebagai penambah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu yaitu : Motivation (Motivasi) dan Modern Information Methods (Metode informasi modern). Motivasi seluruh karyawan sangat penting dibentuk untuk membina mutu. Kerumitan proses produksi memerlukan konstribusi karyawan terhadap mutu. Penelitian tentang motivasi nanusia menunjukkan bahwa disamping uang, para pekerja masa kini memerlukan nesuatu yang lain yang memperkuat prestasi mereka, misalnya pengakuan yang pasti bahwa mereka turut menyumbang atas tercapainya tujuan perusahaan. Evaluasi teknologi komputer yang cepat telah membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, manyimpan, menghasilkan kembali dan mengolah data dalam

skala dan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi Informasi yang baru ini banyak peranannya dalam pengendalian mesin dan proses selama produksi bahkan sampai produk pada pada konsumen.

KEGIATAN - KEGIATAN PERGENDALIAN MUTU Kegiatan-kegiatan atau pekerjaan pengendalian mutu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok kegiatan sebagai berikut : 1. Pengendalian perancangan 2. Pengendalian bahan yang masuk 3. Pengendalian produk 4. Kajian khusus 1. Pangendalian Perancangan Pengendalian perancangan meliputi rancangan produk baru atau rancangan untuk labih meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu dari produk baru. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: a. Analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen b. Penentuan parameter rancangan dan keterandalan produk c. Penentuan standar/spesifikasi mutu produk d. Membuat dan menguji prototipe produk e. Penentuan standar proses pembuatan dan penghitungan biaya produk. f. Melakukan uji produksi dan uji pemasaran. Rancangan produk dan proses dibuat dan dievaluasi untuk menghilangkan kemungkinan munculnya sumber ganguan mutu sebelum produksi sebenarnya dimulai, guna memudahkan pemeliharaan mutu dan menjamin keterandalan mutu. Kegiatan pengendalian perancangan berakhir apabila produksi penelitian membuktikan prestasi produksi cukup memuaskan. Teknik-teknik yang digunakan dalam pengendalian perancangan meliputi analisis fungsi produksi, klasifikasi karakteristik mutu, pembuatan tingkatan dan spesifikasi mutu, analisis toleransi, pembuatan dan pengujian prototipe, analisis keamanan, dan keterandalan produk, analisis proses pembuatan produk dan peralatan yang akan digunakan dan sebagainya. 2. Pangendalian Bahan Yang Masuk Kegiatan-kegiatan pengendalian bahan yang masuk meliputi prosedur-prosedur penerimaan untuk bahan mentah, bahan penolong, bahan bakar, peralatan dan suku cadangnya yang dibeli dari para pemasok. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : a. Penentuan spesifikasi dan standar sebagai kriteria penerimaan bahan mentah, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya. b. Evaluasi kemampuan pemasok (jumlah, kontinuitas, mutu) c. Menerapkan kemungkinan sistim sertifikasi d. Menyiapkan prosedur petugas dan peralatan uji (metoda pengujian, peralatan, metoda pemeriksaan contoh, latihan petugas) e. Pembinaan pemasok (diskusi, latihan dsb). Pengendalian bahan yang masuk bertujuan agar semua bahan dan barang yang diterima memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, sehingga selalu berada

pada tingkatan yang paling ekonomis. Kesalahan dalam penerimaan bahan akan merugikan perusahaan sebab sebagian bahan tersebut terbuang atau menyebabkan produk tidak memenuhi spesifikasi, bahkan dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal jika menyangkut masalah keamanan pangan (food safey). 3. Pengendalian Produk Pengendalian Produk sangat penting peranannya untuk mencegah terjadinya panyimpangan terhadap spesifikasi mutu. Koreksi perlu dilakukan sebelum produk yang cacat atau tidak sesuai dengan spesifikasi selesai dibuat. Kegiatan-kegiatan pada tahapan ini meliputi : a. Menyiapkan peralatan untuk menguji mutu produk. Persiapan ini meliputi pemilihan, kalibrasi dan pemiliharaan peralatan. b. Menyiapkan prosedur pengujian meliputi pemilihan metode, penarikan contoh, cara analisis dan interprestasi data dan pembuatan manual. c. Latihan para petugas d. Evaluasi kemampuan perlatan dan proses produksi e. Analisis biaya mutu f. Analisis keluhan (complain) konsumen terhadap mutu produk 4. Kajian Khusus Kajian khusus berkenaan dengan penyelidikan dan pengujian untuk mencari panyebab terjadinya produk yang cacat dan yang tidak sesuai dengan spesifikasi mutu. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberi masukan (koreksi) terhadap semua aspek yang berkenaan dengan proses produksi. Kajian khusus juga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, produkstivitas, mutu dan penekanan biaya produksi selama daur hidup suatu produk. t

PERANAN PENGENDALIAN MUTU Mutu dari suatu benda dapat diselewengkan ataupun dipalsukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin mendapatkan keuntungan besar secara tidak wajar. Misalnya, benda dengan tingkat atau kelas mutu yang rendah (kelas mutu B atau Kelas mutu C atau kelas mutu yang lebih rendah) diperdagangkan dengan kelas mutu yang satu tingkat atau bahkan lebih dari satu tingkat lebih tinggi. Apabila hal ini terjadi maka yang dirugikan adalah sipemakai, sipengguna atau konsumen. Akan tetapi apabila pemalsuan mutu ini telah terditeksi oleh sipemakai, sipengguna ataupun konsumen, maka tingkat kepercayaan mereka akan mutu dari benda tersebut akan menurun atau bahkan akan hilang sama sekali sehingga perdagangan dari benda tersebut akan menjadi lesu yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian juga pada produsen. Oleh karena panjangnya jalur yang dilalui suatu benda mulai dari produsen sampai ketangan sipemakai, sipengguna ataupun konsumen. Pemalsuan mutu ini tidak selalu dilakukan ditingkat produsen akan tetapi besar kemungkinannya terjadi dijalur antara produsen dengan sipemakai, pengguna ataupun konsumen. Namun demikian pihak produsen pun pada akhinya akan terkena akibat dari pemalsuan mutu ini apabila telah terungkap oleh sipemakai. sipengguna atau konsumen. Pemalsuan mutu dapat terjadi oleh karena:(a) karakter dari suatu tingkat atau kelas mutu dari suatu benda tidak selalu terdeteksi secara audio ataupun visual, akan tetapi sekalipun terefleksi dengan teknik-teknik tertentu masih dapat dimanipulasi sehingga menunjukkan karakter dari suatu tingkat kelas mutu tertentu yang lebih dari tingkat atau kelas mutunya yang sebenarnya dalam suatu kisaran waktu yang terbatas dari sipemakai, sipengguna ataupun konsumen baru menyadari bahwa tingkat atau kelas mutu dari benda yang mereka beli lebih rendah dari tingkat atau kelas mutu benda yang seharusnya mereka dapatkan berdasarkan harga yang mereka bayar . Kisaran waktu antara pembelian sampai dengan terdeteksinya ketidak sesuaian mutu benda yang dibeli kadang-kadang cukup lama sehingga sipemakai, sipengguna ataupun konsumen meragukan atau bahkan lupa bahwa mereka sebenarnya telah tertipu membeli benda tersebut; (b) Sipemakai, sipengguna ataupun konsumen tidak selalu mengenal karakter mutu dari benda yang akan mereka beli, kecuali apabila mereka telah lama atau telah berulang-ulang memakai atau menggunakan benda tersebut. Sipemakai, pengguna ataupun konsumen yang demikian lebih besar kemungkinannya untuk tertipu dan bahkan mereka kemungkinan tidak akan merasa bahwa mereka telah teritipu dan kegagalan pemakaian atau penggunaan dari benda yang mereka beli dianggap sebagai suatu hal yang umum terjadi. Berdasarkan kedua hal tersebut diatas pemakai, pengguna ataupun konsumen memerlukan perlindungan atau jaminan agar mereka dapat mempercleh suatu benda dengan tingkat atau kelas mutu yang sesuai dengan harga yang mereka bayarkan tanpa perlu mempelajari mengevaluasikan atau bahkan menganalisa secara rinci apakah tingkat atau kelas mutu yang tercantum pada suatu benda yang akan mereka beli sesuai dengan tingkat atau kelas mutu yang sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem pengendalian dan penjaminan mutu dari setiap benda, barang, produk atau jasa yang diperdagangkan. Selain untuk perlindungan terhadap pemakai, pengguna atau konsumen, "pengendalian mutu" mempunyai peranan yang lebih luas, yaitu: (a) untuk menciptakan ketertiban dalam hal mutu dari setiap benda atau jasa yang diperdagangkan, baik untuk perdagangan lokal maupun untuk ekspor; (b) untuk

menciptakan iklim yang baik untuk perkembangan industri; (c) untuk memperlancar transaksi perdagangan; (d) dan untuk memperlancar distribusi dari benda atau jasa perdagangan. Agar peranan dari pengendalian mutu" tersebut diatas dapat berfungsi secara maksimal diperlukan keterlibatan dari pemerintah oleh karena penerapan dari "pengendalian mutu" mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai aspek kehidupan dalam suatu negara. Pengendalian adalah suatu paket dari kegiatankegiatan yang direncanakan dengan sebaik-baiknva untuk mencapai suatu obiektif yang diinginkan. Dengan demikian pengendalian mutu dapat diartikan sebagai suatu paket dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan dengan sebaik-baiknya agar suatu benda, barang, produk, atau jasa mempunyai nilai pemuas yang maksimal. Dari sudut pandang management, pengendalian mutu dapat juga diartikan sebagai suatu sistem yang efektif yang memungkinkan proses produksi dan pelayanan berada pada tingkat yang paling ekonomis, akan tetapi dapat menghasilkan suatu benda, barang, produk atau jasa dengan nilai pemuas yang maksimal (dapat memberikan kepuasan yang maksimal kepada sipemakai, sipengguna, atau konsumen). Secara operasional, pengendalian mutu dapat diartikan sebagai program-program atau kegiatan-kegiatan yang dirancang dengan sebaik-baiknya dan diimplemen tasikan sepanjang jalur yang dilalui oleh suatu benda, barang, produk dan jasa (mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, distribusi, pemasaran sampai ketangan sipemakai, sipengguna ataupun konsumen) untuk menghasilkan nilai pemuas yang setingkat dengan tingkat kepuasan dari konsumen dari benda, barang, produk atau jasa tersebut. Dengan demikian, setiap industri (industri benda, barang, produk atau jasa) memerlukan adanya pengendalian mutu. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), proses produksi yang digunakan diindustri-industri (baik industri benda, barang, produk ataupun jasa) semakin canggih dan semakin rumit. Demikian juga halnya dengan semakin majunya kehidupan masyarakat, maka semakin tinggi pula nilai pemuas yang mereka inginkan dari setiap benda, barang, produk atau jasa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian agar pengendalian mutu dapat mencapai hasil yang maksimal maka ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga mutlak harus diterapkan dalam pelaksanaan pengendalian mutu. Namun demikian, harus diingat bahwa pengendalian mutu tidak akan berhasil secara maksimal hanya dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saja akan tetapi, juga harus mempertimbangkan berbagai aspek lainnya seperti kebijaksanaan dan strategi pemerintahan, sosio-budaya dan sosio-ekonomi dari masyarakat serta aspek hukum yang meliputi peraturan dan perundang-undangan. Pengendalian mutu tidak selalu berarti meningkatkan mutu suatu benda, barang , produk atau jasa setinggi-tingginya. Bagi masyarakat pemakai, pangguna atau konsumen, apabila dapat memperoleh suatu benda, barang, produk atau jasa yang mereka butuhkan mempunyai mutu yang jujur (tidak ditipu atau dipalsukan), mutu yang sesuai dengan harapan mereka, mutu yang konsisten, dan harga yang sesuai dengan tingkat atau kelas mutu sudah merupakan hal yang memuaskan. Mereka selalu menginginkan tidak menemukan kekecewaan dari suatu benda, barang, produk atau jasa yang mereka beli pada saat akan dipakai, digunakan atau dikonsumsi. Dengan demikian, pengendalian mutu harus dapat menghasilkan heberapa hal yang penting , yaitu: (a) kejujuran mutu sehingga masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen terhindar dari penipuan atau pemalsuan mutu;

(b) mutu yang sehingga masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen tidak selalu harus menyesuaikan diri dengan adanya perubahan mutu dari ke waktu; (c) mutu yang sesuai dengan harapan dan selaras dengan selera dari masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen; (d) tingkat atau kelas mutu sehingga masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen dapat memilih kelas mutu yang selaras clengan selera dan kemamudian daya beli mereka; (e) jamiman mutu sehingga masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen merasa yakin bahwa mutu atau kelas mutu dari benda, barang, produk atau jasa yang mereka beli sesuai dengan harga yang mereka bayar. Masyarakat pemakai , pengguna ataupun konsumen selalu berubah-ubah dan berkembang. Hal ini juga akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam hal selera, tingkat kepuasan dan harapan akan mutu. Oleh karena itu, bentuk dan intensitas pengendalian mutu juga harus mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi dimasyarakat pemakai, pengguna ataupun konsumen. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian mutu mempunyai berbagai peranan sebagai berikut: (a) memberikan pedoman mutu kepada masyarakat produsen (b) membina dan iengembangan pemasaran dari benda, barang, produk atau jasa (c) membina mengembangkan industri (d) melindungi masyarakat pemakai, pengguna atau konsumen (e) mengendalikan proses produksi termasuk proses pengolahan Masing-masing peranan pengendalian mutu tersebut diatas harus disertai dengan sistem standarisasi, serta didukung dengan peraturan, perundangundangan, kebijaksanaan dan mekanisme Operasional yang mantap. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat lampiran tentang Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan di bawah ini.

You might also like