Professional Documents
Culture Documents
KESUBURAN TANAH
K - Ca - Mg TANAH
Prof Dr Ir Soemarno,M.S.
KALIUM TANAH
Jumlah K-tanah
Lithosfer mengandung 2.6% K Tanah mengandung <0.1 - > 3%, rata-rata sekitar 1% K Tanah lapisan olah (setebal 20 cm) mengandung <3000 - >100.000 kg K/ha Sekitar 98% K dalam tanah terikat dalam bentuk mineral
Mineral Kalium
K-feldspar merupakan mineral utama sumber kalium, 16% K-mika sekitar 5.2%, terdiri atas Biotit sekitar 3.8% dan Muskovit 1.4%
Penambahan H+ mempercepat pembebasan K+ dan merusak ikatan Al-O; Al yang dibebaskan membentuk gugusan AlOH2 koordinasi-4: Si-O-Al + H2O + H+ ==== Si-O + Al-OH2 + K+ | | K H Hancurnya ikatan Si-O-Si mungkin disebabkan oleh melekatnya OH- ke Si sehingga menjadi gugusan Si-OH; dengan cara ini ikatan kovalen rangkap dihancurkan. Joint reaction H2O dan H+ dlm menghancurkan ortoklas: 3 KAlSi3O8 + 12H2O + 2H+ ===== KAlSi3O6.Al2O4(OH)2 + 2K+ + 6 H4SiO4
Pelapukan ortoklas menjadi kaolinit: H2O 2KAlSi3O8 -------------- Al2Si2O5(OH) + 2K+ + 2OH- + 4H4SiO4
KALIUM TANAH
Sumber K-tanah Mineral primer yang mengandung kalium: 1. Feldspar kalium : KAlSi3O8 2. Muskovit : H2KAl3(SiO4)3 3. Biotit : (H,K)2(Mg,Fe)2Al2(SiO4)3 Mineral sekunder: 1. Illit atau hidrous mika 2. Vermikulit 3. Khlorit 4. Mineral tipe campuran
Pelapukan 1. Proses fisika: Penghancuran fisik, ukuran partikel menjadi lebih halus, luas permukaannya menjadi lebih besar 2. Proses kimiawi: Hidrolisis, Protolisis (Asidolisis)
(lambat)
+ Al-OH + K+
Pelapukan Ortoklas:
3 KAlSi3O8 + 12H2O + 2H+
H2O
2 KAlSi3O8
Faktor internal:
1. Regularity of the crystal lattice. Microcline lebih stabil / sukar lapuk dibanding Ortoklas dan Sanidine 2. Na content of crystals. Anortoklas lebih mudah lapuk daripada ortoklas 3. Si content. Feldspar-substitusi lebih mudah lapuk dp Feldspar 4. Particle size. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin luas permukaannya untuk mengalami reaksi hidrolisis dan asidolisis. 5. .
Faktor Eksternal:
1. Temterature. Proses pelapukan lebih cepat pd kondisi suhu yg lebih tinggi 2. Solution volume. Kondisi basah mempercepat proses pelapukan 3. Migration of weathering products. Proses pelapukan akan terhambat kalau hasil-hasil pelapukan terakumulasi di tempat 4. The formation of difficult soluble products of hydrolysis. Kalau hasil reaksi hidrolisis mengendap maka reaksi akan dipercepat 5. pH value. Semakin banyak ion H+, proses protolisis semakin intensif. 6. The presence of chelating agents.
Ketersediaan K-tanah Tanah mineral umumnya berkadar kalium total tinggi, kisarannya 40 - 60 ribu kg K2O setiap HLO Sebagian besar kalium ini terikat kuat dan agak sukar tersedia bagi tanaman
Kehilangan akibat Pencucian Sejumlah besar kalium hilang karena pencucian : Tercuci dari tnh lempung berdebu 20 kg K2O/ha/thn Diangkut /dipanen oleh tanaman 60 -Konsumsi berlebihan: Luxury consumption
Tanaman dpt menyerap kalium jauh lebih banyak dari jumlah yg diperlukan Pemupukan kalium harus dilakukan secara bertahap
Kadar K-tanaman
Pemakaian berlebihan
Kalium yg diperlukan
(Rendah) Rendah
Tinggi
K segera tersedia K dpt ditukar dan K dlm larutan tanah ( 2 % dari K-total)
K dapat ditukar
K dalam PUPUK
Pelarutan pupuk
Transisi mineral sekunder menjadi mika akibat fiksasi K Pelepasan K mengakibatka n pembentukan min. sekunder
Absorpsi K
K dalam tanaman
Pelepasan K dari mineral primer selama periode pertanaman intensif; media tumbuh mineral dicampur pasir kuarsa. Ukuran partikel mineral primer < 50 ; ukuran partikel illit < 20 .
2000 Biotite
Illite
10
15
3.0
1.0
10 50 K dapat ditukar, mg K / 100 g tanah 100
Faktor yg mempengaruhi fiksasi K-tanah 1. Sifat koloid tanah 2. Pembasahan dan pengeringan tanah 3. Pembekuan dan pencairan tanah 4. Adanya kalsium yg berlebihan
Koloid dan Kelembaban Kaolinit sedikit mengikat kalium Montmorilonit dan Ilit mudah dan banyak mengikat kalium, lazim disebut dengan FIKSASI KALIUM:
lapisan liat 2:1
Ion kalium Ion lainnya
Pupuk buatan
K - tersedia
Terangkut tanaman
Hilang pencucian
Fiksasi Kalium
1. MOBILITAS Mobilitas kalium dalam tanah ditentukan oleh bentuk K+, yaitu bentuk bebas dalam larutan tanah atau bentuk terjerap pada permukaan koloid tanah
2. Interaksi dg ion lain 3. Mass flow dan Difusi 4. Kapasitas dan Intensitas 5. Mineral Tanah: Mineral Primer dan Mineral Liat a. Kadar K mineral primer b. Kecepatan pelepasan K+ dari mineral primer c. Jumlah mineral liat d. tipe mineral liat
6. Bahan Organik Tanah 7. pH tanah 8. Aerasi 9. Lengas Tanah Difusi K+ dalam tanah terjadi melalui dua cara, yaitu: 1. Ruang pori yang berisi air, dan 2. Selaput air di sekeliling partikel tanah.
Pengaruh thd fiksasi K Pengaruh pH terhadap fiksasi K bersifat tidak langsung, yaitu melalui pengaruh pH thd jenis aktion yg dominan pada posisi inter-layer mineral liat. Pd tanah masam Al+++ menempati posisi-posisi jerapan. Pengasaman dapat mengakibatkan akumulasi ion Al-hidroksil pd inter-layer mineral liat, shg KTK lebih rendah
Pada Vermikulit, ion Al+++ dapat mengusir K+ dari kompleks jerapan, sehingga menurunkan kapasitas fiksasi K+. Sehingga pengaruh pengasaman tanah thd fiksasi K tergantung pada adanya vermikulit dan adanya Al+++ yg akan mendominir kompleks jerapan Pengaruh pengapuran tanah masam thd fiksasi K tgt pada adanya Ca++ yg akan menggantikan Aldd, shg membuka peluang terjadinya fiksasi K+
Fiksasi K+ Pupuk 100 kg K/ha 0.0 pH: 4.35 K-released pH: 3.50
pH: 7.00
K-larutan tanah
pH: 4.1
pH: 5.1
Dosis pupuk K
Pupuk Kalium:
49 mg K/100 g tnh
29
9 0
Konsentrasi K+ dlm larutan tanah merupakan indeks ketersediaan kalium, karena difusi K+ ke arah permukaan akar berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusi tgt pada gradien konsentrasi dalam larutan tanah di sekitar permukaan akar penyerap.
r2 = 0.79**
0.2
0.4
-1
0.5
1.0
1.5 jam
2.0
Sumber Ca-tanah Mineral primer : 1. Dolomit : .. 2. Kalsit : .. 3. Apatit : .. 4. Feldspar kalsium: .. 5. Amfibol :
dry matter
Tongkol Kalium
50
Kdd = 200 ppm 50 75 100 Dosis pupuk K ( lb / ac ) Sumber: Hanway et al. (1962) 25 125
Respon jagung thd pupuk kalium dipengaruhi oleh status K tanaman, yaitu kadar K daun pada fase silking Defisiensi akut : Kadar K daun 0.25 - 0.41 %K Defisien tanpa gejala: 0.62 - 0.91 %K Normal : 0.91 - 1.3% K
Kdaun = 1.0 %
Kdaun = 1.5 %
Kdaun = 1.75% 50 75 100 Dosis pupuk K ( lb / ac ) Sumber: Hanway et al. (1962) 25 125
Terimakasih