You are on page 1of 9

Choriocarcinoma

Penyakit trofoblas gestasional merupakan istilah yang dianjurkan oleh WHO ,1983 untuk membeda-kannya dengan Penyakit trofoblas non gestasional. PTG merupakan salah satu bentuk kegagalan kehamilan dan hanya terdapat pada kaum wanita sedangkan PTNG merupakan salah satu bentuk Teratoma yang juga bisa menyerang kaum pria. Jaringan trofoblas merupakan satu bentuk diferensiasi paling dini dari jaringan embryo yang dalam keadaan normal selanjutnya mengalami perubahan dan berkembang menjadi bagian plasenta yang melekat pada dinding uterus. Penyakit trofoblas gestasional bisa berupa tumor atau keadaan yang merupakan predisposisi untuk menjadi tumor. Sifat tumornya unik karena merupakan allograft yang berasal dari conceptus yang kemudian menyerang jaringan ibu. Klasifikasi WHO mengusulkan pembakuan batasan batasan dan istilah istilah untuk penyakit trofoblas gestasional agar terjadi pembakuan pelaporan penyakit ini diseluruh dunia.WHO menganjurkan pembakuan istilah secara histopatologis dan klinis sebagai berikut : 1.Histopatologis : 1.1 1.1.1 Mola hidatidosa Mola hidatidosa komplit ( Complete mole ) Terdapat perubahan hydropik pada villi ,avaskuler,disertai proliferasi pada kedua lapisan jaringan trofoblas dan tidak terdapat janin. 1.1.2 Mola hidatidosa parsial ( Partial mole ) Terdapat perubahan hydropik pada sebagian villi , masih ada gambaran vaskuler, proliferasi hanya terjadi pada lapisan sinsisio trofoblas dan kadang kadang bisa terdapat janin atau jaringan janin yang normal

1.2

Mola invasiv Berupa tumor atau menyerupai tumor yang menunjukkan gambaran hyperplasia trofoblas dan gambaran yang menyerupai jaringan plasenta. Dengan pemeriksaan immunohistokimia tampak bahwa sel sel trofoblasnya mayoritas adalah atas sel sel trofoblas`intermediate.

1.3

Koriokarsinoma gestasional Karsinoma yang berasal dari jaringan trofoblas kehamilan dan menunjukkan adanya elemen elemen baik yang berasal dari sitotrofoblas maupun sinsisiotrofoblas.

1.4

Plasental site trophoblastic tumor Tumor yang berasal dari tempat melekatnya plasenta dan secara immunohistokimia tampak bahwa mayoritas`sel sel trofoblasnya adalah sel sel trofoblas`intermediate. Stadium Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV Etiologi Koriokarsinoma dapat tumbuh dari berbagai bentuk conceptus baik kehamilan normal aterm maupun prematur , abortus , kehamilan ektopik ,kematian intaruterin dan mola hidatidosa. Namun koriokarsinoma paling sering terjadi setelah Mola hidatidosa komplit. Jaringan abnormal yang berasal dari mola dapat tetap tumbuh menjadi kanker walaupun sudah diangkat. Gambaran klinik Adanya perdarahan per vaginam pada wanita yang sebelumnya diketahui mola hidatidosa, hamil atau aborsi. Gejala lain yang bisa menyertai adalah : terbatas pada rahim : metastasis ke vagina dan parametrium : metastasis ke paru-paru : metastasis ke ogan lain

ditemukannya kista ovarium, adanya pembesaran pada uterus yang tidak seimbang, rahim subinvolusi, batuk darah, benjolan kebiru-biruan sering terdapat di vagina dan nyeri perut. Pemeriksaan Bisa dilakukan tes kehamilan yang didapatkan hasil yang positif walaupun pasien tidak sedang hamil. serum B HCG kadar meninggi lagi dalam waktu 4 minggu atau lebih pasca evakuasi atau kadar 6 minggu pasca evakuasi mola >100mlU/ml atau 8 minggu pasca evakuasi >30mlU/ml Darah lengkap histopatologi Fungsi ginjal Fungsi liver Pada pemeriksaan pelvis bisa ditemukan adanya pembengkakan pada uterus. Pada pemeriksaan darah bisa di tes:

Management Untuk pilihan pertama pengobatan adalah kemoterapi. Histerektomi dan kemoterapi jarang dibutuhkan. Saat stage awal bisa diberikan methotrexate dan atau actinomycin D. Jika penyakit semakin bertambah berat bisa digunakan etoposide, methotrexate, actinomycin D, cyclophosphamide, dan vincristine. Jika pasien mengalami pendarahan yang terlalu banyak, disarankan untuk dilakukan histerektomi terutama pada wanita di atas uai 40 tahun yang fungsi reproduksinya sudah tidak dibutuhnya. Dengan histerektomi dapan terjadi penyembuhan total.

Terapi berdasarkan skor prognosis (WHO) : Factor prognosis Umur Kehamilan sebelumnya Periode laten (bln) B hCG ABO group (wanita x pria) Besar tumor Tempat metastasis Jumlah metastasis Th/sitostatika sebelumnya Risiko rendah skor 4 Risiko sedang skor 5-7 Risiko tinggi skor 8 Terapi utama :sitostatika 1.1 risiko rendah diberikan kemoterapi tunggal a.l 1. MTX 20 mg/hari selama 5 hari IM 2. Act-D 12 mg/kg BB selama 5 hari IV 3. etoposid : 200 mg/m2 per oral atau 100 mg/m2 IV dilarutkan dalam NaCl 0,9% 1.2 risiko sedang diberikan kemoterapi kombinasi a.l 1. MTX /lekovorin + act D 2. Act.D + etoposid 3. MTX /lekovorin + act D + klorambusil 4. MTX /lekovorin + act D + siklofosfamid 5. etoposid + MTX/lekovorin +ActD 1.3 risiko tinggi 1. sisplatinum +etoposid 2. EMA-CO (EMA + onkovin + siklofosfamid) 3. vinkristin, MTX/lekovorin, sisplatinum pengobatan kemoterapi masih dilanjutkan 2-4 seri setelah kadar B hCG normal skor 0 <39 MH 4 <103 OXA AXO skor 1 >39 abortus 4-6 103 104 B AB 3-5 cm Limpa ginjal 1-4 skor 2 Aterm 7-12 104 105 skor 4 >12 106

5 cm Usus hati 4-8 1 jenis

Otak 8 2 atau lebih

Prognosis Pada wanita yang kanker nya belum menyebar pada umumnya dapat disembuhkan dan fungsi reproduksinya bisa dipertahankan. Prognosis akan menjadi buruk jika ditemukan kondisi sebagai berikut :

Metastase ke liver atau otak HCG level diatas 40,000 mIU/mL saat pengobatan dimulai Kanker muncul kembali setelah sebelumnya pernah menjalani kemoterapi Gejala atau kehamilan terjadi lebih dari 4 bulan sebelum pengobatan dimulai Choriocarcinoma yang terjadi setelah kehamilan yang anaknya dilahirkan

Kanker Ovarium
Definisi Tumor ganas yang berasal dari ovarium. Klasifikasi Berdasarkan pemeriksaan histopatologi : 1. tumor ganas epitel ( malignant epithelial tumor ) berasal dari epitel germinal atau mesotel 2. tumor ganas sel benih ( malignant germ celll tumor ) 3. tumor ganas stroma ( malignant stromal/sex cord tumor ) Semakin tua umur pasien semakin besar kemungkinan tumor berasal dari unsur epitel. Sebaliknya, tumor sel benih lebih sering dijumpai pada gadis dan wanita muda. Factor resiko 1. riwayat kangker ovarium, payudara, uterus, colon, atau rektum pada keluarga 2. riwayat kangker ovarium, payudara, uterus, colon, atau rectum sebelumnya 3. usia diatas 55 tahun 4. tidak pernah hamil 5. menjalani terapi hormone estrogen untuk menopause Stadium kanker ovarium (FIGO, 1985) : Stadium I. Ia. Ib. Ic. Tumor terbatas pada ovarium Tumor terdapat pada satu ovarium, tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh. Tumor terdapat pada kedua ovarium, tidak ada asites, tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh. Tumor stadium Ia dan Ib, disertai pertumbuhan tumor pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau terdapat

asites yang mengandung sel-sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif. Stadium II IIa. IIb. IIc. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium dengan penyebaran ke panggul. Penyebaran dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tuba Penyebaran ke jaringan panggul lain. Tumor stadium IIa atau IIb, disertai pertumbuhan tumor pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau disertai asites yang mengandung sel-sel ganas atau bilasan peritoneum positif. Stadium III Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium dengan implantasi anak sebar di luar pelvis dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif. Adanya metastasis ke permukaan hepar setara dengan stadium III. IIIa. Tumor terbatas pada rongga pelvis minor, KGB negative tetapi dengan penyebaran mikroskopis di permukaan peritoneum abdomen. IIIb. Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan penyebaran pada permukaan peritoneum abdomen, dengan garis tengah yang tidak melebihi 2 cm; KGB negatif. IIIc. Terdapat implantasi tumor di abdomen dengan diameter lebih besar dari 2 cm dan/atau KGB retroperitoneal atau inguinal positif. Stadium IV Tumor meliputi salah satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh, efusi pleura bila ada, sitologi harus positif, metastasis jauh ke parenkim hepar. Kriteria Diagnosis Anamnesis : 1. perut membuncit dan timbul benjolan dalam waktu yang relatif cepat 2. gangguan buang air kecil/besar 3. nyri perut 4. gangguan haid

pemeriksaan fisik : 1. ditemukan tumor di rongga pelvis dan dapat meluas hingga rongga perut di kiri/kanan uterus, di kavum douglas, permukaan tidak rata 2. konsistensi padat, kistik dan kistik dengan bagian padat 3. mobilitas terbatas karena perlekatan, nyeri perut 4. ascites 5. dengan laporotomi untuk mengetahui jenis histopatologi dan penentuan stadium pemeriksaan penunjang : 1. USG 2. foto toraks, polos abdomen, barium enema, pielografi intra vena 3. ct scan 4. sitologi cairan ascites 5. CA125 (>200 U/ml) Pengelolaan A. pembedahan laporotomi 1. aspirasi cairan rongga peritoneum untuk pemeriksaan sitologi 2. biopsy pada : 2.1 daerah bagian bawah diafragma 2.2 lateral dari kolon asenden dan kolon desenden 2.3 Kavum douglas 2.4 Peritoneum kandung kemih 3. eksplorasi daerah/organ seperti hati, ginjal, usus 4. hanya ovarektomi unilateral saja bila stadium Ia atau tidak ada perlengketan jenis tumor borderline, usia muda, dan belum punya anak; atau histerektomi totalis dengan salfingoovarektomi bilateralis pada stadium I dan II dan pembedahan sitoreduksi pada stadium III dan IV 5. omentektomi 5.1 parsial bila secara makroskopis tidak ditemukan lesi metastasis

5.2 total bila secara maskroskpis ditemukan lesi metastasis 6. biopsy pada setiap perlekatan 7. limfadenektomi/biopsy kelenjar getah bening yang membesar di daerah pelvic dan paraaorta B. kemoterapi umumnya diberikan setelah terapi pembedahan, kadang sebelum pembedahan (neoajuvan) 1. Jenis epitel : kombinasi CAP (siklofosfamid, adriamisin, sisplatin) atau AP (adriamisin, sisplatin) atau EP (epirubisin, sisplatin). Taksol atau taksol + karboplatin 2. jenis germinal : VAC (vinkristin, adriamisin, siklofosfamid) atau PVB (sisplatin, vinblastin, bleomisin) C. radiasi diberikan setelah terapi pembedahan

You might also like