You are on page 1of 4

TATANAMA ALKANA pada pertengahan abad 19, banyak senyawa organik yang tidak diketahui strukturnya, nama senyawa-senyawa

organik tersebut hanya menyiratkan asal usul atau sifatnya, bahkan ada yang dinisbatkan pada nama sahabat atau keluarga dari penemunya, misalnya asam barbiturat, berasal dari nama wanita barbara, kemudian senyawa yang dinisbatkan dari sumbernya yaitu asam formiat, senyawa ini didapatkan dari penyulingan semut merah, dari namanya formiat, asal katanya adalah formica (latin) yang berarti semut, ada juga senyawa yang dinisbatkan dari bentuk strukturnya, contohnya kubana yang bebentuk kubus, prismana yang berbentu prisma dan basketena yang berbentuk keranjang, nama-nama untuk senyawa yang lazim digunakan seperti yang telah saya utarakan adalah nama trivial, kekurangan dari penggunaan nama ini tentunya tidak sedikitpun mencerminkan bentuk struktur nyatanya bagaimana untuk itu pada akhir abad ke 19 dengan meledaknya penemuan senyawa baru, ahli kimia organik memutuskan untuk mensistematiskan tatanama organik untuk menghubungkan senyawa denan strukturnya. Maka di jenewa diadakan satu konferensi, dan dibentuk satu organisasi internasional yang bertanggung jawab meneruskan perkembangan tatanama kimia, organisasi ini dinamakan IUPAC (ai yu pek) yang kepanjangannya adalah International union of pure and applied chemistry, dan kita harus mengikuti aturan mereka, aturan ini adalah sistem tata nama IUPAC yang bersifat formal dan universal, sehingga tidak boleh seenaknya kita memberi nama suatu senyawa, karena IUPAC menyatakan struktur senyawa organik harus dapat digunakan untuk menurunkan namanya atau sebaliknya, inilah dasar dari aturan tersebut coba kita perhatikan tabel pada LKS terlihat disini keteraturan yang jelas, suku ke menunjukkan jumlah atom, suku ke 1 nenunjukkan jumlah atom c nya satu dan seterusnya, keterturan yang saya maksudkan disini coba kalian lihat rumus moleku l metana dan propana, jika satu c maka mengikat 4 H, jika 2c mengikat 6, maka setiap bertambahnya 1 c maka h akan bertambah 2, maka keteraturan ini disenut deret homolog, adapun dari hal ini dapat kita temukan sebuah rumus yakni CnH2n + 2, karena setiap bertambahnya 1 atom c maka h akan bertambah 2, coba kalian buktikan rumus ini, pada alkana suku ke-3 atau propana, n pada rumus adalah jumlah atom c, gimana hasilnya, pasti sama sekarang coba kita perhatikan mengapa senyawa alkana, berakhiran ana, ini ditetapkan untuk menunjukkan perbedaan dengan hidrokarbon lain, sebelum kita berbicara tentang aturan penamaan, suku-1 sampai dengan suku-4, namanya diturunkan dari nama trivial, alkana yang pertama metana, berasal dari gabungan kata yunani methyil (anggur) dan hyle(kayu), etana diambil dari kata yunani aithein yang berarti menyala karena sifatnya pun mudah terbakar, propana berasal dari kata yunani propion gabungan kata proto (pertama) dan pion (lemak), kemudia butana bersal dari kata latin butyrum, yang berarti mentega. nama selanjutnya mulai dari c5 diturunkan dari angka latin atau yunani. kita akan beralih ke aturan penamaan alkana sistem IUPAC 1. alkana tak bercabang yakni rantai lurus yang terpanjang yang ditunjukkan baik itu lurus ataupun tidak , dan namailah misalkan :

3HC

H2 C

H2 C

CH3

maka untuk menamainya kita harus menghitung jumlah atom C, jumlah atom C 4, coba perhatikan alkana suku-4 apa namanya, namanya pasti butana, jangan lupa memberikan awalan n (normal), merujuk pada strukturnya yang tidak bercabang, dan untuk membedakannya dari isomer-isomernya 2. bila alkana memiliki satu cabang maka,

a. menentukan yang mana rantai induk, rantai induk adalah rantai yang yang terpanjang b. menemukan yang mana cabang, yang bukan termasuk rantai induk adalah cabang (alkil), alkil dinamai dengan melihat jumlah c dari cabang tersebut misal
CH3

penamaanya hampir sama dengan alkana bedanya hanya akhirannya il, misal untuk alkana c1 metana, namun tuk cabang menjadi metil, c2 untuk cabang menjadi etil (C2H5) keteraturan ini dapat memunculkan rumus umum untuk alkil seperti pada alkan perbedaannya alkil memiliki rumus umum CnH2n+1 c. penomoran cabang, penomoran rantai utama didasarkan pada ujung rantai yang mana yang lebih dekat dengan cabang, contoh
H H C CH3 CH3 H H C CH3

3HC 4

rantai utama

ATAU

3
H

H3C 4

C H

gugus metil (cabang)

gugus metil (cabang)

1CH3 rantai utama

nomor c cabang + alkil + nama alkana yang terpanjang hal yang penting disini ketika menuliskan nama adalah angka dan namanya dipisahkan oleh tanda (-), cabang dengan nama rantai induk disambung maka nama senyawa contoh tersebut dapat kita tulisakan 2-metilbutana 3. alkana yang mempunyai lebih dari satu cabang sama seperti pemberian nama pada alkana yang mempunyai satu cabang, namun yang membedakan pemberian nama cabang itu sendiri, setelah kita a. menentukan yang mana rantai induk, rantai induk adalah rantai yang yang terpanjang b. menentukan yang mana cabang, maka setelah ini cabang yang gugus alkilnya sama digabung dalam menyebutkan, lihat contoh :

metil
CH3 H3C H C C

2
CH3

3
CH3

H2 C 4

rantai utama
H2 C

CH3

metil metil
setelah kita memberi penomoran terhadap rantai utama, sekarang menentukan namanya yakni dengan menuliskan nomor cabang dahulu dari cabang yang nomor cabangnya paling kecil ke yang paling besar, setelah itu menuliskan awalan tri karena akan menunjukkan jumlah cabang pada senyawa diatas yakni 3, begitu pula seterusnya bila kita menemukan 2 cabang maka membubuhkan awalan di, jika 4 cabang tetra dan seterusnya, baru kemudian membubuhkan nama alkil pada contoh ini metil seterusnya diikuti nama alkana rantai induk, maka nama contoh diatas adalah 2,3,3-trimetilheksana maka disini perlu untuk diingat bahwa untuk memisahkan angka dengan angka menggunakan (,) namun untuk memisahkan angka dengan nomor menggunakan

(-) satu lagi yaitu nama alkil (cabang) dengan rantai induk penulisannya disambung kemudian masalah selanjutnya bila kita menemukan struktur seperti dibawah ini bagaimana cara kita menetukan namanya

metil
CH3 H3C H C C

2
CH3

3
CH3

H C 4
CH2

rantai utama
H2 C

CH3

metil metil etil CH3 Nama : 4-etil-2,3,3-trimetilheksana


disini terdapat 4 cabang 3 metil dan satu etil, maka cabang mana yang terlebih dahulu kita tulis pada pemberian namanya, maka menurut aturan IUPAC penamaannya didasarkan pada abjad, maka etil telebih dahulu kita tuliskan baru kemudian metil, maka namanya adalah Nama : 4-etil-2,3,3-trimetilheksana coba lihat pada tabel alkana pada LKS, dari atas ke bawah Mr senyawa semakin besar atau semakin kecil, pastinya semakin besar karena jumlah atomnya semakin banyak jika metana yang ada 1 c dan 4 atom H, sedangkan etana 2 atom c dan 6 atom H selisih keduanya hanya satu atom c dan 2 H, yang penting disini adalah semakin besar nilai Mr semakin tinggi titik didihnya serta semakin panjang rantai alkana semakin tinggi juga titik didihnya, mengapa bisa demikian, disebabkan, perlu kalian ketahui titik didih bergantung pada banyaknya energi yang diperlukan oleh molekul-molekulnya untuk lolos dari fase cair menuju fase gas, alkana adalah senyawa kovalen polar dimana molekul-molekulnya terikat oleh gaya tarik vander walls yang realatif lemah, sehingga dengan bertambahnya pertambahan panjang rantai dan pertambahan nilai Mr maka gaya antar molekul (gaya vader wall) semakin kuat sehingga butuh energi tinggi untuk membebaskan molekul tersebut atau titik didihnyapun akan tinggi beberapa alkana yang lazim ialah metana, etana, propana dan butana, alkana-alkana ini bebentuk gas, gas-gas ini digunakan sebagai bahan bakar, dari mana kita tahu bahwa alkana-alkana tersebut gas, ini dapat kita lihat pada titik didihnya dibawah 0C, mereka adalah alkana yang memiliki C1, C2, C3, C4, sehingga perlu kalian tinjau penjelasan berikut

C2-C4 = gas C5-C17 = cair >C17 = padat kenapa semakin tinggi suku alkana maka berwujud cair kemudian padat, ini dikarenakan gaya antar molekulnya semakin rapat akibat dari bertmabahnya Mr, dengan kerapatan yang tinggi dapat memungkinkan senyawa suku tinggi tersebut berwujud cair atau padat

ada yang ingin mencoba menjawab pertanyaan bapak tentang kenapa propana digunakan sebagai bahan bakar gas LPG, karena metana dalam wujud gas sehingga lebih mudah terbakar, dari pada dalam wujud cair ataupun padat dalam LPG terdapat 90% gas propana, dengan wujudnya dalam gas akan cepat menguap dan bercampur langsung dengan oksigen maka sedikit saja api maka akan membakar apapun yang gas propana, sehingga sangat haraus hati-hati dalam memperlakukannya
rangkuman penamaan alkana nomor c cabang + alkil + nama alkana yang terpanjang rantai induk adalah rantai terpanjang yang ditunjukkan lurus maupun tidak cabang (alkil dinamai menurut induk alkananya sendiri dengan mengubah akhiran ana menjadi il rumus umum alkana CnH2n + 2 rumus umum alkil CnH2n+1 deret homolog ada;ah satu golongan senyawa yang suku-sukunya berurutan berbeda, deret homolog memiliki sifat-sifat : sifat kimia mirip rumus umum sama suku-suku berurutan berbeda CH2 perbedaan Mr antara dua suku berurutan sebesar 14 pada alkana makin panjang rantai karbon atau makin besar nilai mr makin tinggi titik didihnya

C1-C4 = berwujud gas C5-C17 = berwujud cair C18 keatas = berwujud padat

You might also like