You are on page 1of 15

Las titik itu menggunakan trafo tegangan yang rendah tapi dgn ampere yg tinggi (kalo arc welding

tegangannya sampe 40V dan amperenya cuma sekitar 100 utk elektroda 2,6. Cara kerjanya : dua benda yang mau digabungin dijepit diantara dua elektroda yang bertegangan.jadi yang meleleh itu adalah daerah persinggungan antara 2 benda kerja tsb. Kalo dulu mesin yang ane pake mirip dgn gambar dibawah ini.di bawahnya ada pedal utk gerakin elektroda bagian atas supaya turun naik.di dalam elektroda itu mengalir cairan pendingin. coba jawab gan... las titik itu carane dengan nempelin dua buah plat besi yg akan disambung secara rapat n kemudian dijepit pake holder yg buat ngelas...jadi las titik itu tidak menggunakan pakan seperti las listrik butuh elektrode n karbit butuh besi gitu,las titik sama sekali gag butuh soale setelah proses pengelasan dua buah plat tadi saling nempel kedalam dengan sendirinya n bentuknya kyak titik gitu gan makane disebut las titik...contohnya kyak di bagian pintu mobil gan...disitu platnya tersambung rapi bgt n cuma ada bekas titik2 hasil las2an... setau ane las yg underwater tu pake las karbit gan...

TIPE-TIPE PROSES PENGELASAN Ada banyak macam dan tipe proses pengelasan yang dikenal, namun dibawah ini hanya akan dijelaskan beberapa tipe-tipe pengelasan yang masih lazim digunakan.

14.1. PENGELASAN TEMPA Mula-mula logam induk dipanaskan dan kemudian di tempa (tekan), sehingga terjadi penyambungan logam. Pemanasan berlangsung di dalam dapur kokas atau dapur minyak maupun gas. Sebelum di sambung, ke-2 (dua) ujung logam induk dibentuk terlebih dahulu sedemikian rupa, sehingga ketika proses penyambungan terjadi, ke dua nya akan bersambung di tengah-tengah terlebih dahulu. Penempaan kemudian dilakukan mulai dari tengah menuju sisi luar, dengan demikian oksida-oksida dan kotoran-kotoran lain nya akan tertekan/ terbawa keluar, proses ini disebut: scarfing. Mengingat cara ini sangat sederhana dan proses nya agak lambat, maka ada dan bahkan besar kemungkinan terbentuk oksida-oksida, untuk itu biasanya digunakan bahan bakar yang berlebih (ekstra) atau menggunakan fluks untuk melarutkan oksida tersebut. Fluks yang sering digunakan adalah: campuran boraks dengan salmiak.

Pemanasan logam induk harus dilakukan secara berlahan-lahan, setelah logam induk mencapai suhu yang tepat, benda kerja diletakkan di atas meja kerja (paron), baru nkemudian di tempa. Material-material yang cocok untuk diproses dengan las tempa ini adalah: Baja Karbon rendah dan Besi tempa, sebab suhu operasi pengelasan nya cukup tinggi.

14.2. PENGELASAN DENGAN GAS Pada proses pengelasan dengan gas, campuran gas digunakan sebagai sumber panas untuk pengelasan nya. Nyala gas yang umum digunakan adalah: - gas alam - asetilen - hidrogen + oksigen (oksihidrogen) Nyala gas oksihidrogen, dapat mencapai suhu 1980 C, hidrogen dihasilkan melalui proses elektrolisa air atau dengan mengalirkan uap diatas kokas. Sedangkan nyala asetilen, dapat mencapai suhu 3500 C ( untuk jelasnya lihat keterangan berikut ini).

NYALA OKSIASETILEN Las nyala oksiasetilen (sering juga disebut dengan las karbid), menggunakan nyala dari gas campuran antara oksigen dengan asetilen, sampai logam induk mencair dan pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi. Oksigen berasal dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersial umumnya berasal dari proses pencairan udara, dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen yang kemudian disimpan di dalam tabung silinder baja bertekanan sekitar 14 MPa. GAS ASETILEN Gas ini dihasilkan dari reaksi kimia antara Kalsium Karbida dengan Air. Gelembunggelembung gas akan naik ke udara bebas dan endapan nya disebut: kapur tohar. Reaksi kimia yang terjadi di dalam tabung asetilen adalah sbb: dengan: disebut: Kalsium Karbida

2 disebut: Air

disebut: Kapur Tohor

disebut: Gas Asetilen secara fisik, adalah keras, berwarna cokelat dan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia anatara Kalsium dengan Kokas (batu bara) di dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini dibersihkan dan diseleksi untuk kemudian disimpan didalam drum baja yang tertutup rapat. Gas Asetilen bisa diperoleh dari: - generator asetilen; yakni mencampur karbid dengan air - pasar bebas dalam bentuk tabung-tabung yang sudah siap pakai dan sudah tercampur dengan aseton (tekanan tabung 100 kPa). Pengaturan perbandingan persentase campuran gas, adalah sangat penting, sebab dengan demikian sifat nyala api akan dapat diatur.

Secara umum ada 3 (tiga) macam sifat nyala las asetilen, yakni:

NYALA NETRAL Dibagian ujung nyala kerucut, terjadi perbandingan Oksigen : Asetilen = 1 : 1 Selubung luar nya berwarna ke biru-biru an dan Oksigen yang dibutuhkan dambil dari udara disekitar nya. Umum nya nyala ini digunakan pada: - pengerjaan pengelasan - pemotongan logam NYALA REDUKSI (Nyala Karburasi) Bila terdapat kelebihan Asetilen, maka diantara nyala kerucut dan selubung luar (lihat: nyala netral), akan timbul nyala seperti nyala kerucut, tetapi berwarna ke putihputih an yang panjang nya tergantung dari jumlah kelebihan asetilen nya.

Nyala ini biasanya digunakan untuk pengelasan: - logam monel - nikel - beberapa baja lunak dan beberapa bahan non-ferrous dengan pengerasan permukaan.

NYALA OKSIDASI Bila terdapat Oksigen yang berlebih, maka akan diperoleh nyala yang mirip nyala netral, hanya saja nyala kerucutnya lebih pendek dan selubung luar nya lebih jelas (nyata/tegas) warna nya. Nyala ini hanya dapat digunakan untuk pengelasan fusion, yakni untuk bahan-bahan seperti: kuningan dan perunggu. BEBERAPA KEUTUNGAN (KEUNGGULAN) LAS OKSIASETILEN: - peralatan nya relatif murah - maintenance nya sederhana dan murah - mudah di bawa-bawa untuk digunakan hampir disetiap tempat - dengan teknik yang tepat, dapat digunakan untuk pemotongan dan pengelasan hampir semua jenis logam.

14.3. PENGELASAN OKSIHIDROGEN Campuran Oksigen dengan Hidrogen (Oksihidrogen), mempunyai suhu operasi pengelasan sekitar 2000 C (lebih kecil dari suhu operasi oksiasetilen). Karena itu nyala ini digunakan untuk pengelasan lembaran-lembaran tipis dan logam paduan dengan titik cair yang relatif rendah. Proses ini juga sangat cocok untuk pematrian. Walaupun peralatan nya sama persis dengan peralatan las oksiasetilen, tetapi pada pengelasan oksihidrogen agak lebih rumit. Sebab, walaupun perbandingan gas nya berbeda, tetapi warna nyala nya tetap, tidak ada perubahan warna. Keunggulan utama dari pengelasan ini adalah: tidak ada terbentuk lapisan oksida, sebagai mana lazim nya pada pengelasan-pengelasan lain nya. 14.4. PENGELASAN NYALA UDARA-ASETILEN Nyala atau panas yang dibutuhkan pada proses ini di hasilkan dari pembakaran udara + asetilen, sehingga pembakaran nya mirip dengan pembakaran Bunsen.

Jumlah udara yang terhisap ke dalam nyala, sesuai dengan kebutuhan dari nyala itu sendiri. Suhu nyala pengelasan relatif rendah, sehingga pengelasan ini hanya baik digunakan untuk: patri timah atau patri ber suhu rendah.

14.5. PENGELASAN GAS BERTEKANAN Ujung batang logam induk yang akan di las, dipanaskan hingga mencapai suhu sekitar 1200 C dengan menggunakan nyala oksiasetilen. Setelah mencair, pemanas dicabut, kemudian ke-2 (dua) ujung yang lain dari logam induk di ber gaya tekan. Sumber nyala berbentuk bulat, di gerak-gerak kan (keatas - kebawah) untuk menghindarkan terjadi panas lokal yang berlebihan. Setelah kedua ujung benda mulai mencair, sumber nyala dilepaskan dan pada kedua ujung lain dari logam induk si aplikasi kan gaya tekan dengan besaran tertentu. Untuk bahan Baja Karbon Rendah: - tekanan mula-mula = 10 MPa - tekanan akhir = 28 MPa Keunggulan proses ini: tidak memerlukan logam tambahan pengisi (filler).

14.6. PEMOTONGAN DENGAN NYALA OKSIASETILEN Di sekitar ujung selang tabung utama yang dialiri oksigen murni, terdapat beberapa lubang-lubang kecil (orifices) yang dimaksudkan untuk saluran nyala pemanas mula, sebelum pemotongan dimulai. Prinsip dasar pemotongan dengan nyala adalah: memanfaatkan sifat afinitas (bercampurnya) oksigen dengan besi dan baja. Pada suhu relatif rendah, reaksi afinitas ini berlangsung lambat, tetapi dengan meningkatnya suhu, maka reaksi berlangsung cepat dan terbentuk oksida, sehingga pada temperatur tertentu (baja memijar), terbentuklah: oksida besi. Sebagai contoh; diperlukan sekitar 0,00225 oksigen untuk meng-oksidasi 1 besi. Nyala oksiasetilen ini dapat memotong benda dengan ketebalan = 760 mm. 1. Model atau pola terbuat, biasanya terbuat dari logam yang keras 2. Alat pencacah mengatur pergerakan nyala yang di sesuaikan dengan alur dari pola 3. Pada mesin konvensional, digunakan tangan untuk menggerakan alat pencacah 4. Untuk mesin-mesin yang lebih canggih, bisa menggunakan mata elektrik yang dapat meng-indera garis-garis gambar (pola) yang dimaksud, sehingga dalam hal ini pola dari logam tidak diperlukan lagi. 5. Untuk mesin yang lebih maju, dapat menggunakan CNC-machine.

Hampir semua jenis logam dapat dipotong dengan nyala ini, tetapi agak sulit untuk: besi cor, paduan bukan besi dan paduan dengan % Mn yang tinggi. Catatan:

Untuk aplikasi dibawah permukaan air, maka alat nya harus dilengkapi oleh 3 (tiga) buah selang, yang penggunaan nya sebagai berikut: - satu selang untuk gas pemanas mula (biasanya hidrogen, asetilen kurang aman) - satu selang untuk saluran Oksigen - satu selang untuk udara bertekanan Udara bertekanan dimaksudkan untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara di sekitar ujung nyala pemotong, sehingga nyala tersebut bisa stabil dan air tidak membasahi ujung nyala. 14.7. LAS RESISTENSI LISTRIK Las resistensi listri atau disebut juga las tahanan listrik, biasanya digunakan untuk lembaran-lembaran yang relatif tipis, namun agak sulit untu bahan-bahan yang terbuat dari: timah putih, seng dan timbal. Arus yang cukup besar dialirkan melalui logam induk, sehingga menimbulkan panas pada benda kerja yang akan disambung dan dibawah pengaruh tekanan, terbentuklah sambungan las. Alat transformator pada mesin las ini, berfungsi untuk merubah tegangan arus bolakbalik (AC) dari 110 V/220V menjadi (4 s/d 12) Volt dan arus nya menjadi cukup besar sehingga dapat menghasilkan panas yang diperlukan. Besar nya arus yang diperlukan pada daerah sambungan berkisar antara (50 s/d 60) untuk selama 10 detik dan tekanan yang diperlukan antara: (30 s/d 55)MPa. Pada pengelasan resistensi listrik, ada 3-variabel penting yang perlu diperhatikan: - Arus listrik pengelasan; - Tahanan listrik; Jumlah panas = - Waktu; t Besar nya arus pengelasan, dibatasi oleh kemampuan transformator, dimana arus sekunder nya di atur dengan cara mengendalikan jumlah lilitan kumparan primer nya.

Ada 6 (enam) macam/jenis/tipe pengelasan resistensi listrik, yakni: a. b. c. d. e. f. Las Titik Las Proyeksi Las Kampuh Las Tumpul Las Nyala Las Perkusi.

14.7.a. LAS TITIK Las titik digunakan untuk melas dua atau lebih lembaran logam yang dijepit diantara elektroda logam. Proses pengelasan mulai terjadi pada saat elektroda bersinggungan dengan logam dibawah pengaruh tekanan sebelum arus listrik dialirkan (periode ini disebut: waktu tekan). Setela waktu tekan selesai, arus listrik mengalir dengan voltase rendah, sehingga logam induk yang bersinggungan menjadi panas, hingga mencapai suhu pengelasan. Setelah logam-logam induk menyatu, arus listrik dihentikan, namun tekanan tetap ada (periode ini disebut: waktu tenggang). Syarat las listrik yang baik adalah permukaan logam induk harus bebas dari karat dan kotoran (karat dan kotoran dapat meningkatkan nilai tekanan permukaan dan menimbulkan panas lokal yang berlebihan). Bila terjadi panas lokal yang berlebihan, maka pada daerah tersebut, bukan pengelasan yang terjadi seperti yang diharapkan, tetapi pengecoran, karena logam induk nya bisa mencair pada temperatur tertentu (suhu titik didih logam induk). Las titik merupakan salah satu jenis las resistensi listrik yang paling sederhana, namun demikian bila digunakan untuk pengelasan lembaran baja biasa, akan memberikan hasil yang cukup memuaskan, asalkan permukaan lembaran baja yang akan dilas bersih dan bebas dari kotoran lain nya.

LOKASI PANAS PADA LAS TITIK Tahanan terbesar terdapat pada batas kontak permukaan antara kedua lembaran benda kerja, yang tergantung kepada: - luas nya permukaan benda kerja - besar nya gaya tekan elektroda - ukuran elektroda.

Dari pengalaman dan teori Keseimbangan Energi; bila ke-2 logam induk mempunyai tebal dan material yang sama, maka gumpalan las, akan tepat berada di tengah-tengah. Namun bila bahan atau ketebalan benda berbeda, maka perlu elektroda yang berbeda pula agar gumpalan las bisa tepat berada di tengah-tengah. Jenis Mesin Las Titik ada 3 (tiga) macam, yakni: 1. Mesin Las Titik Tunggal Stasioner : - lengan ayun (sederhana): elektroda atas bisa diangkat-turun kan untuk mengatur tekanan. - tekanan langsung 2. Mesin Las Titik Tunggal Portable: dihubungkan ke transformator dengan kabel yang panjang, agar mesin bisa bergerak bebas. 3. Mesin Las Titik Majemuk: sekali operasi, mampu menghasilkan 2 atau lebih titik titik pengelasan (gumpalan las). 14.7.b. LAS PROYEKSI Las proyeksi ini agak mirip dengan las titik (lihat gambar ilustrasi).

Keterangan: 1. Las proyeksi dibuat pada titk-titik tertentu dibawah pengaruh tekanan 2. Pada titik-titik dimana akan dilas, terlebih dahulu dipres, sehingga timbul sembulan-sembulan logam induk (proyeksi) 3. Diameter sembulan = tebal dari logam induk. Logam tersebut menyembul sebesar kira-kira 60% dari ketebalan logam induk 4. Hal yang sangat menentukan adalah: distribusi arus listrik dan gaya tekan yg tepat Sembulan-sembulan pengelasan, dapat juga dibuat zig-zag sesuai kebutuhan, sehingga dengan cara ini dapat dihasilkan beberapa sambungan las sekaligus. Hasil pengelasan umumnya mempunyai penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan las titik pada umum nya, sehingga tidak diperlukan pengerjaan lanjut, seperti: grinda, amplas, dll.. Umur elektrodanya akan lebih awet, sebab disini hanya digunakan permukaan yang rata serta pemeliharaan elektrodanya pun lebih mudah.

14.7.c. LAS KAMPUH

Hasil las-las an nya adalah kontinue disepanjang logam induk yang berimpit. Sambungan terjadi oleh panas yang di timbulkan karena adanya tahanan listrik. Arus mengalir melalui logam induk (lembaran logam) yang di tekan di antara dua buah elektroda bulat (lihat gambar ilustrasi) dan mengalirnya secara diskret yang diatur oleh adanya timer. Ada 3 jenis las kampuh, yakni: - las kampuh tindih - las kampuh mulus - las kampuh tumpang (banyak digunakan di industri). Panas yang dihasilkan pada permukaan kontak adalah minimal, karena disini digunakan elektroda tembaga dan penyerapan panas hanya berlangsung singkat dan elektroda serta daerah las dialiri air pendingin. Hal lain yang mempengaruhi jumlah panas yang dihasilkan adalah waktu pengelasan yang diatur oleh kecepatan putar elektroda. Jumlah panas yang dihasilkan akan berkurang dengan meningkatnya putaran elektroda. Ada beberapa keuntungan pengelasan ini, antara lain: - design nya yang rapih - penghematan bahan - sambungan nya cukup rapat dan biaya relatif murah. Las kampuh banyak digunakan untuk pembuatan: - wadah logam - knalpot kendaraan bermotor - spatboard - lemari es dan tangki bahan bakar.

14.7.d. LAS TUMPUL Benda kerja berdimensi sama saling menekan dan panas yang timbul pada permukaan kontak, terjadi karena adanya resistensi listrik. Sementara terjadi pemanasan, tekanan tetap ada, namun panas tersebut tidak sampai mencairkan logam induk. Hasil laslasan biasanya menonjol, sehingga perlu pengerjaan lanjut, misal: menggerinda, dll. Laju aliran panas, tergantung kepada: - besarnya gaya tekan - jenis material logam induk - keadaan permukaan logam induk. Karena alasan bahwa: tahanan kontak berbanding terbalik dengan tekanan, maka tekanan awal biasanya rendah (kecil), baru kemudian di tingkatkan secara bertahap, sampai sambungan las dapat terbentuk. Catatan: 1. Bila logam induk berlainan jenis, atau juga, bila penampangnya tidak sama, maka tahanan logam las-lasan harus sebanding dengan tahanan jenis masingmasing logam induk. 2. Tekanan berkisar antara (15 s/d 55) MPa 3. Las tumpul ini sering digunakan untuk pengelasan: - batang/poros - pipa logam - struktur-struktur yang kecil - dll. 4. Luas penampang maximum yang mampu di las adalah = 450 mm karena alasan pembatasan besarnya arus listrik 14.7.e. LAS NYALA Las ini mirip dengan las tumpul, perbedaan nya hanya terletak pada cara pemanasan logam induk yang akan dilas. Tegangan tinggi yang di aplikasikan, akan menimbulkan loncatan-loncatan bunga api diantara kedua permukaan logam induk, dan hal ini berlangsung terus menerus, sementara logam induk maju ber lahan-lahan, hingga mencapai suhu tempa nya. Tekanan yang dipergunakan antara (35 s/d 170)MPa, arus listrik nya lebih kecil jika dibandingkan dengan las tumpul. Biasanya untuk pengelasan benda dengan penampan yang kecil, digunaka las tumpul, sedang kan untuk yang berpenampan relatif besar, digunakan pengelasan kombinasi antara las tumpul nyala.

Kelebihan: 1. hasil las-lasan akan terlindung dari kontaminasi udara, karena terbalut las-las an. 2. proses lebih cepat 3. pengejaan lebih mudah

Kekurangan: Tidak baik digunakan untuk bahan-bahan atau paduan-paduan, seperti: - non-ferrous - yang mengandung unsur timah hitam dan putih - seng - tembaga. 14.7.f. LAS PERKUSI Panas yang dibutuhkan, diperoleh dari busur listrik dan benda yang akan dilas harus dijepit terlebih dahulu, yakni satu ujungnya tetap (fixed), dan yang lain nya dapat bergerak (ada mekanisme pegas). Bila penjepit bebas dilepas, maka ada tekanan yang kuat, sehingga benda kerja akan ikut bergerak. Pada saat jarak benda mencapai 1,6 mm, timbul busur listrik, akibat nya permukaan benda menjadi panas (lihat gambar ilustrasi pada las tumpul). Busur listrik akan hilang saat kedua benda bertabrakan (impact force) dengan gaya yang cukup besar, sehingga terjadi sambungan las. Energi pembentuk busur listrik berasal dari energi elektrostatik berupa energi terakumulasi di dalam kondensator atau dari induksi di dalam kumparan. Sambungan las terbentuk segera setelah terjadi busur listrik antara kedua ujung logam induk disusul kemudian oleh impact force tadi. Proses ini terjadi/berlangsung sangat cepat, sekitar 0,1 detik dan panas hanya terjadi persis didaerah las-lasan saja, logam induk nya sendiri, praktis tidak mengalami kenaikan suhu. Keunggulan proses ini adalah: bentuk las-lasan nya mulus, tetapi terbatas hanya untuk logam-logam induk yang berpenampang relatif kecil, yakni maksimum 650 mm saja. Pengelasan Perkusi biasanya digunakan untuk: - suku cadang-suku cadang yang sudah mendapatkan proses heat treatment - benda-benda dengan daya hantar panas atau massa jenis nya berbeda - paduan tembaga dengan aluminium - baja tahan karat (stainless steel)

- paduan perak dengan tembaga - paduan besi cor dengan baja - paduan seng dengan baja.

14.8. LAS INDUKSI Panas yang timbul adalah disebabkan oleh arus induksi didalam logam yang akan dilas, dimana kumparan unduksi nya sendiri tidak menyentuh benda kerja. Pada pengelasan ini, kadang-kadang dibutuhkan tekanan untuk membentuk sambungan. Arus induksi yang tinggi, timbul di ke-2 (dua) ujung benda kerja, dimana frekwensi yang digunakan antara (200.000 s/d 500.000) Hz untuk tujuan khusus, dan sekitar (400 s/d 450) Hz untuk keperluan standard. Oksida-oksida yang merugikan, pada las induksi praktis tidak timbul, sebab arus induksi berfrekwensi tinggi tersebut, timbul secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Keuntungan las induksi antara lain: 1. dapat menyambung dua buah logam yang berlainan jenis 2. dapat melas hampir seluruh jenis logam dengan bentuk: - pipa logam - wadah logam - lembaran logam 3. tidak terbentuk lapisan oksida yang merugikan.

14.9.. LAS BUSUR Sambungan terjadi oleh adanya panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dengan elektroda nya. Elektroda (logam pengisi) dipanaskan sampai mencair dan di endapkan pada sambungan, sehingga terbentuk sambungan las. Pada awal terjadi kontak antara elektroda dengan benda kerja, arus listrik mengalir, kemudian dengan memisahkan penghantar, timbul lah busur, dimana suhunya dapat mencapai sekitar 5500 C. Arus yang digunakan adalah searah (AC) maupun DC, untuk tujuan khusus misalnya, banyak menggunakan arus listrik searah (DC). Alat las DC, terdiri dari generator arus DC jenis energi tetap dengan karakteristik tertentu, sehingga dapat menghasilkan busur yang stabil. Mesin ini dapat menghasilkan arus listrik DC sebesar 1000 Amp dengan tegangan terbuka (40 s/d 95) Volts, tetapi pada saat pengelasan terjadi, tegangan kembali menjadi (18 s/d 40) Volts.

Untuk menghasilkan polaritas langsung, maka elektroda nya dihubungkan pada terminal yang negatif, sebalik nya untuk menghasilkan polaritas terbalik, maka elektroda nya di hubungkan pada terminal positif.

14.10. LAS ELEKTRODA KARBON Busur karbon nya merupakan sumber panas yang dapat di gerak-gerak kan seperti hal nya pada pengelasan gas bertekanan, dan bila diperlukan dapat juga menggunakan logam pengisi. Mengingat jenis las ini merupakan jenis las busur yang pertama dikembangkan dimana metode penggunaan nya relatif rumit. Karena terdesak oleh penemuan-penemuan mesin las lain yang lebih seserhana namun memberikan hasil yang lebih efisien, maka akhir-akhir ini, mesin las elektroda karbon sudah mulai jarang dipakai.

14.11. LAS ELEKTRODA LOGAM Belajar dari mesin las elektoda karbon, maka ditemukan bahwa bila menggunakan elektroda logam dengan karakteristik tertentu dan arus listrik yang tepat, maka elektroda logam tersebut dapat mencair, sehingga dapat berfungsi sebagai logam pengisi (filler), untuk penemuan ini Charles Coffin, pada tahun 1889, memperoleh hak paten. Prinsip las elektroda logam adalah: bila sebuah elektroda mengenai benda kerja, kemudian di tarik dengan cepat, maka akan terbentuk busur. Karena panas, ujung elektroda akan mencair (sebagian kecil dari cairan nya menguap) dan tersebar sebagai percikan-percikan halus disekitar las-lasan. Dengan menggerakkan elektroda secara teratur, maka akan terbentuk busur yang merata, elektroda cair akan menyatu dengan logam induk dan terbentukla sambungan las. Untuk penerjaan biasa (standard), baik arus AC maupun DC menghasilkan las-las an yang hampir tidak berbeda satu sama lain nya, namun polaritas sangat berpengaruh terhadap hasil las-las an. Mesin yang lebih sering digunakan adalah: mesin AC yang terdiri dari transformator statik (disebut statik, karena memang hampir tidak ada bagiannya yang bergerak). Mesin ini efisiensi nya tinggi, energi losses (ketika tanpa beban) hampir tidak ada , harga dan biaya pemeliharaan relatif rendah. Mesin las jenis ini mempunyai 6 (enam) jenis ukuran kapasitas teruji, yakni: 150, 200, 300, 500, 750 dan 1000 Amp, hal ini mengikuti standard NEMA (National Electrical Manufacturers Association). Untuk keperluan pengelasan kecil (menggunakan tangan), digunakan arus listrik sebesar 100 A atau lebih dari mesin arus bolak-balik (AC)

Umumnya logam non-besi dan berbagai paduan lain nya, tidak dapat di las dengan peralatan mesin AC, karena memang keterbatasan kapasitas elektroda nya (elektroda memang tidak dikembangkan untuk itu). Tetapi untuk benda kerja yang berbentuk pelat tebal, akan lebih baik bila dilas dengan menggunakan mesin AC, dimana elektrodanya berdiameter besar, tetapi perlu ekstra hati-hati karena voltase nya yang sangat tinggi. Mesin dengan arus DC, dapat menggunakan elektroda, baik dari jenis logam, maupun dari jenis karbon, sebab polaritas nya dapat diganti-ganti sesuai dengan elektroda yang digunakan. Bila arusnya AC, polaritasnya dapat berubah-ubah untuk setiap siklus, oleh karena itu, elektroda yang akan digunakan pun harus dipilih dengan cermat, yakni elektroda yang dapat berperasi pada dua polaritas tersebut

ELEKTRODA. Dibawah ini dapat dilihat skema kerjanya sebuah elektroda pada proses pengelasan.

Ada 3 jenis elektroda logam, yakni: 1. elektoda polos, digunakan terbatas untuk besi tempa dan baja lunak, biasanya digunakan polaritas langsung.

2.

elektroda fluks mutu las-lasan nya dapat ditingkatkan agar lebih baik, yakni dengancara menambahkan fluks yang tipis pada ujung kawat las, untuk dapat melarutkan dan mencegah terbentuk nya oksida-oksida merugikan tersebut.

3. elektoda berlapis tebal, paling banyak (hampir 95 %) digunakan untuk keperluan pengelasan komersial. Lapisan luar elektroda membentuk selubung gas disekeliling busur untuk mencegah terjadinya lapisan oksida atau nitrida logam. Selain itu, lapisan terak akan memberi perlindungan pada benda kerja dari oksidasi selama proses pengelasan, akibatnya sambungan las memiliki sifat-sifat yang unggul. Untuk pengelasan logam dan paduan (unsur paduan biasanya tidak stabil, sehingga mudah teroksidasi) bukan besi, biasanya menggunakan elektroda yang di lapisi bahan dari campuran terak dan fluks. Penggunaan elektroda berlapis tebal, akan memungkinkan penggunaan arus listrik yang lebih tinggi dan kecepatan pengelasan pun akan menjadi lebih tinggi pula.

Fungsi Lapisan Pelindung Elektroda, antara lain adalah: 1. membentuk lingkungan pelindung 2. membentuk terak dengan sifat-sifat tertentu untuk melindungi logam cair 3. memungkinkan pengelasan posisi sulit, termasuk yang tegak lurus. 4. menstabilkan nyala busur 5. menambah unsur paduan pada logam induk 6. memurnikan logam secara metalurgi 7. mengurangi loncatan-loncatan logam pengisi 8. meningkatkan efisiensi pengendapan 9. menghilangkan oksida dan ketidak murnian 10. mempengaruhi kedalaman penetrasi dari nyala busur 11. memperlambat laju pendinginan sambungan las 12. menambah logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan pelindung. Perlu di ingat, fungsi-fungsi diatas tidaklah berlaku umum, sebab panggunaan lapisan elektroda sangat ditentukan oleh jenis pengelasan nya, sedangka komposisi lapisan akan juga menentukan polaritas elektroda nya. Komposisi lapisan dapat dibagi atas: 1. bahan organik 2. bahan anorganik: - campuran fluk dan campuran pembentuk terak 3. campuran organik dan anorganik Unsur-unsur utama pembentuk lapisan adalah: S1O2, MnO2, FeO dan Al2O3 untuk pembntuk kerak

N2O, C2O, MgO, dan TiO2 untuk meningkatkan sifat nyala busur Grafit, Aluminium dan serbuk kayu ntuk pembentuk unsur di-oksida Natrium Silikat, Kalium Silikat dan Asbes ntuk unsur pengikatVanadium, Sirkonium, Sesium, Kobalt Molibdenum, dll utk memperkuat las-lasan. Oleh : Ir. Ganda Samosir, M.Sc

Source : http://teorikuliah.blogspot.com

You might also like