You are on page 1of 64

PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN KUANTITATIF

Guba dan Lincoln membedakan dari sudut paradigma: Untuk p n la k a t t d u a a iihc ni p rd m e et n u ni i i n k n sl si tc aa i , i i tf g a t a e f i g i a , e a g a p n la k att d a k nauasc l h s d n k n e et n u l i i ma a n trlt mi i i i fn a ii i uy n i inkuiri alamiah. qr Teknik Yang Digunakan Pada dasarnya, baik teknik kualitatif maupun teknik kuantitatif dapat digunakan bersama-sama. Namun, penekanannya diletakkan pada teknik tertentu. Paradigma ilmiah memberi tekanan pada teknik kuantitatif, sedangkan paradigma alamiah memberi tekanan pada penggunaan teknik kualitatif.

1.

2.

Kriteria Kualitas Paradigma ilmiah sangat percaya pada kriteria g r yaitu kesahihan eksternal dan internal. r o i Keandalan dan objektifitas . Sebaliknya, paradigma alamiah menggunakan kriteria relevansi, yakni signifikansi dari pribadi terhadap lingkungan senyatanya. Usaha menemukan kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting dalam penelitian alamiah.

3.

Sumber Teori Paradigma ilmiah : pengetahuan tentang perilaku sosial diarahkan pada ferifikasi hipotesis yang diturunkan dari teori yang apriori- teori disusun dengan analisis deduktif dan logis. Paradigma alamiah : menemukan teori dengan cara menariknya sejak awal dari alam, yaitu dari data yang berasal dari dunia nyata. Penyusunan teorinya dimulai dari dasar. Cocok memenuhi fungsi teori.

4.

Pertanyaan tentang kausalitas : Pertanyaan untuk paradigma ilmiah : dapatkah X menyebabkan Y ? hubungan tersebut didemonstrasikan di laboratorium. Paradigma alamiah kurang tertarik dengan apa yang diusahakan terjadi, dalam situasi yang dirancang terlebih dahulu, namun lebih tertarik pada apa yang terjadi pada latar alamiah.

5.

Tipe pengetahuan yang digunakan


Ada dua tipe pengetahuan: yaitu pengetahuan proporsional dan pengetahuan yang diketahui bersama, yang diketahui dan disepakati bersama oleh subjek. Pengetahuan proporsional adalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa. Sedangkan pengetahuan yang diketahui bersama (tacit knowlegde) ialah : intuisi pemahaman atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata yang dalam halhal tertentu diketahui oleh subjek. Paradigma ilmiah, membatasi diri pada pengetahuan proporsional. Pengetahuan tersebut merupakan esensi metode untuk menyatakan proposisi secara eksplisit dalam bentuk hipotesis yang diuji untuk menentukan validitasnya. Sebaliknya paradigma alamiah mengijinkan dan mendorong pengetahuan yang diketahui bersama guna dimunculkan untuk keperluan membantu pembentukan teori dari dasar.

6.

Pendirian P rdg aa ima i a b re dr n d k ins l h ep n ia r u so i mi i e menyempitkan penelitian pada fokus yang relatif kecil. Pencari tahu membentuk hipotesis, lalu mencari informasi yang akan memberikan jawaban berkenaan dengan pengujian hipotesis yang dibangunnya. Pencari tahu alamiah mempunyai pendirian ekspansionis. Mereka mencari perspektif yang akan mengarahkan pada deskripsi dan penegrtian fenomena sebagai keseluruhan. Pencari tahu alamiah bersifat; terbuka, menjajagi dan kompleks.

7.

Maksud Paradigma ilmiah mempunyai maksud dalam usahanya menemukan pengetahuan melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara a priori. Pencari tahu alamiah, menitikberatkan upayanya pada usaha menemukan unsurunsur atau pengetahuan yang belum ada dalam teori yang berlaku. Instrumen Untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis atau menggunakan alat fisik lainnya. Pencari tahu alamiah, dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung kepada dirinya sebagai alat pengumpulan data.

8.

9.

Waktu mengumpulkan data dan aturan analisis Paradigma ilmiah, dapat menetapkan semua aturan pengumpulan data dan analisis data sebelumnya. Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat mengembangkan instrumen yang cocok dengan variabel. Paradigma alamiah, tidak diperkenankan memformulasikan secara apriori, datanya dikumpulkan serta dikategorisasikan dalam bentuk kasar dan diunitkan oleh peneliti/analis.

10.

Desain Bagi paradigma ilmiah, desain harus disusun secara pasti sebelum fakta dikumpulkan. Sekali desain digunakan, maka tidak boleh mengubahnya dalam bentuk apapun mengaburkan variabel sehingga penafiran bermakna tidak mungkin dilakukan. Bagi paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap, apabila sudah mulai digunakan, mulai dilengkapi dan disempurnakan.

11.

12.

Latar Pencari tahu ilmiah, bersandarpada latar laboratorium untuk keperluan mengadakan kontrol. Pencari tahu alamiah cenderung mengadakan penelitian dalam latar alamiah. Perlakuan Bagi paradigma ilmiah, konsep perlakukan sangat penting, pada setiap eksperimen, perlakuan itu harus stabil dan tidak bervariasi, karena akan menentukan unsur yang berpengaruh pada suatu variabel tertntu. Untuk paradigma alamiah, konsep perlakuan asing karena perlakuan menyertakan beberapa cara manupulasi atau intervensi.

13.

Satuan kajian Satuan kajian paradigma ilmiah adalah variabel dan semua hubungan yang dinyatakan di antara variabel atau sistem variabel. Sebaliknya paradigma alamiah, berpendirian agar satuan kajian lebih sederhana, lebih menekankan pada kemurnian sistem pola yang diamati secara alamiah.

14.

Unsur u - nsur kontekstual Peneliti alamiah senantiasa berusaha mengontrol seluruh unsur yang mengganggu yang dapat mengaburkan unsur usur itu dari fenomena yang - n menjadi pusat perhatian atau yang mengacu pada pengaruh terhadap fenomena itu. Penelitian alamiah, bukan hanya tidak tertarik pada kontrol, melainkan mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara lebih baik dapat mengerti peristiwa dalam dunia nyata dan merasakan pola p yang ada di dalamnya. - ola

PARADIGMA PENELITIAN SOSIAL


HAMKA NAPING

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007

LAHIRNYA PERBEDAAN FILSAFAT ANUTAN BAGI SEORANG PENELITI


TERJADI PERBEDAAN PADA EMPAT ASUMSI POKOK: ONTOLOGICAL QUESTION EPITEMOLOGICAL QUESTION AXIOLOGICAL QUESTION, DAN METHODOLOGICAL QUESTION

ONTOLOGIS: Apa karaktersitik dan bagaimana

bentuk dari realitas, EPISTIMOLOGIS: Asumsi yang mempertanyakan hubungan dari the knower to the known (hubungan peneliti dengan obyek) AKSIOLOGIS: Mempertanyakan peranan sistem nilai dalam suatu penelitian METODOLOGIS: Mempertanyakan bagaimana realitas sosial diketahui

PARADIGMA POSITIVISME
Menggunakan logika dan sistematika model penelitian

natural science dalam penelitian sosial Menolak hal-hal yang bersifat metafisik dan oposisi dari ajaran teologis yang bersifat dogmatis Tujuan ilmu pengetahuan hanya menjelaskan apa yang nyata dan terukur Semua pengetahuan datang dari pengalaman yang dapat diketahui dan dari realitas yang tidak dapat berubah. Metode, konsep dan aturan-aturan yang dipakai dalam kajian dan penelitian natural science harus diapliksikan untuk mengkaji kehidupan sosial kemasyarakatan.

ASUMSI ONTOLOGIS PARADIGMA POSITIVISME


Realitas sosial berada luar sana di dan diatur oleh hukum-hukum alam yang kekal. Ilmu Pengetahuan hanya berurusan untuk menemukan realitas yang sesungguhnya dan bagaimana realitas itu bekerja. Dan tugas akhir ilmu pengetahuan adalah untuk memprediksi dan mengontrol fenomena sosial / fisik. Realitas sosial merupakan suatu obyek yang given dan f e kb rb h d nd p t ieaai ni s y i d t eu a a a a dp ljre ta n a x a t secara obyektif. Realitas sosial dapat diketahui dalam arti sesungguhnya,

ASUMSI EPISTIMOLOGIS PARADIGMA POSITIVISME

Dualis dan o jciit. be t s Dualisme berarti para v peneliti dan objek kajian terpisah dan independen satu sama lain. Sedangkan objetivitas berarti antara peneliti dan yang diteliti tidak saling mempengaruhi. Penelitian dilakukan seolah-oleh hanya satu arah, tidak ada interaksi antara keduanya, jadi tidak ada keraguan bahwa sistem nilai yang dianut para peneliti akan mempengaruhi objek kajian, begitu juga sebaliknya

ASUMSI AKSIOLOGIS PARADIGMA POSITIVISME


Value free: artinya, hubungan antara peneliti dengan objek kajian, individu atau komunitas adalah bebas nilai, maksudnya bahwa sistem nilai yang dianut oleh peneliti harus tidak mempengaruhi penelitian yang sedang dilakukan, begitupula sistem nilai yang dibawa oleh responden (objek kajian), tidak mempengaruhi kegiatan penelitian, dengan demikian hasil penelitian adalah objektif.

ASUMSI METODOLOGIS PARADIGMA POSITIVISME x ei na dan E pr me tl Manipulatif : pertanyaan dan atau hipotesis diformulasikan sebelum pengumpulan data, mengikuti setting aua s in e y n mengikuti n trl ce c a g proses deduktif.

PARADIGMA POSPOSITIVISME
Merupakan versi modifikasi dari positivisme

(Positivisme terbukti gagal memahami realitas) Hasil penelitian yang berasal dari manipulasi statistical modelling relatif semakin kontradiktif, parsial dan kurang memberi gambaran yang jelas tentang situasi masyarakat dimana penelitian itu dilakukan. Terjadi pergeseran paradigma (khun) dari positivisme ke neopositivisme yang kemudian bermetamorfose menjadi postpositivism.

ASUMSI ONTOLOGIS PARADIGMA POSPOSITIVISME

ri le ltSeperti halnya realitas dalam C i a ras t c i klaim positivisme, namun penganut paradigma ini menyatakan bahwa realitas tak pernah bisa dipahami secara utuh, karena keterbatasan kemampuan manusia. Selain itu sifat alam (fisik dan sosial) itu tidak akan pernah ditemukan secara utuh.

ASUMSI EPISTIMOLOGIS PARADIGMA POSPOSITIVISME Modified dualism o jcii be t t vy objektivitas tetap sesuatu yang ideal, tak ada perdebatan tentang perlunya objektivitas dalam suatu penelitian, tetapi hal tersebut hanya bisa didekati. Peneliti sosial tidak akan pernah menghindari efek interaksi antara peneliti dengan obyek yang diteliti. Jadi klaim objektivitas dari penganut pasitivisme adalah suatu kemustahilan.

ASUMSI AKSIOLOGIS PARADIGMA POSPOSITIVISME

o t ldv l -f e Para penganut C nr l a e r oe u e paradigma pospositivisme mempercayai bahwa sistem nilai memegang peranan dalam suatu penelitian, tetapi peneliti bisa mengontrolnya. Jadi menolak prinsip aksiologis paradigma positivisme

ASUMSI METODOLOGIS PARADIGMA POSPOSITIVISME df de p r na-ma iuaie : Para Mo ie x ei tl np lt i me v penganut pospositivisme tetap mengandalkan model-model eksperimen, manipulasi dan mengontrol variabel penelitian, menggunakan metode survey, menyusun hipotesis, seperti halnya klaim positivisme, tetapi mereka juga mengakui metode kualitatif sebagai metode ilmiah yang dapat digunakan dalam mendekati kebenaran ilmiah.

PERBEDAAN LAIN ANTARA PARADIGMA POSITIVISME DENGAN POSPOSITIVISME

Menekankan analisis parsial dan dekontekstualisasikan (decontextualization) VS Menekankan analisis menyeluruh dan kontekstualisasi (contextualization) Menekankan pemisahan VS Menekankan integrasi Menekankan generalisasi VS Menekankan spesifikasi Pertimbangan hanya pada objektivitas dan kuantifikasi VS Pertimbangan juga pada subjektifitas dan non-kuantifikasi Ketergantungan pada keahlian dan pengetahuan orang lain, peneliti sebagai orang luar VS Pertimbangan juga diambil dari partisipan dan pengetahuan lokal; peneliti sebagai orang dalam. Memberikan fokus perhatian pada controlling VS Memberi fokus pada understanding

PARADIGMA NATURALISME

Menjadi perdebatan antar sejumlah ahli (ada yang beranggapan bahwa adopsi penggunaan model penelitian yang diterapkan dalam natural science untuk penelitian sosial. Pandangan lain: Ilmu sosial yang dibangun bukan berdasarkan model yang digunakan dalam natural science, tetapi merupakan bagian dari disiplin ilmu humanistik dan hermeneutika yang lebih mencurahkan perhatian pada eksplorasi social meaning. Merupakan senjata pemusnah massal menyerang posisi paradigma positivisme yang menggunakan setting natural science. Naturalisme lebih menempatkan orientasi metodologisnya dengan mengkaji kehidupan sosial dalam settingnya yang alami, mengalami, mengobservasi, mendeskripsi, memahami dan menganalisis bagian kehidupan sosial dalam situasi sebenarnya, bebas dari manipulasi saintifik.

ASUMSI ONTOLOGIS PARADIGMA NATURALISME Construtivism dan relativism artinya realitas yang dapat diketahui adalah hasil dari konstruksi kita, interpretasi kita, dan interaksi kita. Relativism berarti, kebenaran dan realitas sosial merupakan mental construction sehingga bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya, begitu pula akan bervariasi antara satu komunitas dengan komunitas lainnya.

ASUMSI EPISTIMOLOGIS PARADIGMA NATURALISME Non-Dualism dan non-objectivity or subjectivist position-nondualism berarti bahwa, pemisahan antara peneliti dan objek kajian adalah sesuatu yang tidak akan pernah terjadi. Jadi hasil penelitian merupakan hasil interaksi antara peneliti dan yang diteliti (inter-subjectivity). Peneliti sosial tidak akan pernah menghindari efek interaksi antara peneliti dan objek yang dikaji.

ASUMSI AKSIOLOGIS PARADIGMA NATURALISME

Value-laden or value bound para penganut paradigma ini mempercayai bahwa sistem nilai peneliti dan yang diteliti sangat memegang peranan dalam suatu penelitian, dan hal ini tidak dapat dikontrol seperti klaim pospositivisme.

ASUMSI METODOLOGIS PARADIGMA NATURALISME Hermeneutic D - ialectic menelusuri kebenaran ilmiah melalui proses dialektika interpretatif (hermeneutic d - ialectic); dialog antar responden dan dialog antar responden dengan peneliti dalam mengungkapkan realitas yang sebenarnya. Metode penelitian yang dipakai dan dikembangkan adalah metode interpretatif dan induktif dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif.

PARADIGMA PRAGMATISME

Tempatnya tidak pada dua titik ekstrim, paradigma positivisme dan naturalisme, Lebih cenderung disebut sebagai paradigma campuran, dengan mengambil sisi baik dari dua paradigma ekstrim. Pragmatisme sesungguhnya merupakan aliran filsafat yg prinsip pokoknya menyatakan bahwa signifikansi suatu pemikiran tergantung dari aksi dan arah aksi itu. Agar dapat melihat perbedaan dua kepercayaan, dua konsep, atau dua pemikiran terhadap suatu hal yang sama, maka kita harus mengujinya dalam bentuk aksi, kemudian meneliti hasilnya. Pragmatisme kemudian digunakan sebagai paradigma metodologi penelitian sosial dengan prinsip mengklaim bahwa metodologi yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi sehingga bisa digunakan secara bersama-sama.

ASUMSI ONTOLOGIS PARADIGMA PRAGMATISME

Exsternal rat , h o ee p n t nta e l C o s x l ai h t i y a o best produce desired outcome. Maksud dari klaim ini bahwa pragmatisme mengakui adanya realita a g sy n exist luar sana dan bebas di dari interpretasi . kitaTetapi kita tidak mampu membuktikannya sehingga kita perlu mencari penjelasan yang menghasilkan output yang kita harap. Di sini terlihat jelas bahwa kaum pragmatis, tidak sepenuhnya sepakat dengan kaum positivisme, melainkan mereka juga sharing klaim dengan relativisme dari paradigma naturalisme.

ASUMSI EPISTIMOLOGIS PARADIGMA PRAGMATISME b cvy O j ti-subjectivist & problem center e it p si s. Para pragmatis menolak dua sisi oi n t o ekstrim dari positivisme dan naturalisme, dan mengatakan seorang peneliti bisa objektif dan bisa subjektif. Oleh karena itu, para penganut paradigma pragmatisme menggunakan istilah b cv -s b cv p i o v w sebagai klaim o j te u j te o t f i ei ei n e epistimologisnya. Selain itu, posisi epistimologis dari kaum pragmatis adalah mengutamakan penyelesaian masalah dan merekomendasikan action agenda .

ASUMSI AKSIOLOGI PARADIGM PRGAMATISME au B u d Proponen paradigma V le o n pragmatisme menyadap posisi aksiologis dari naturalisme. Para pragmatis tidak ada keraguan untuk menyatakan bahwa sistem nilai memegang peranan penting dalam melakukan penelitian.

ASUMSI METODOLOGIS PARADIGMA PRAGMATISME x d to s paradigma pragmatisme Mie -meh d menekankan integrasi quatitativedeductivist model dan qualitative-inductivist model dalam suatu penelitian, terutama penelitian-penelitian proyek pembangunan, yang disebut sebagai mixed methods, interpretatif dan induktif dengan menggunakan teknik penelitian kualitatif.

STUDI KASUS
HAMKA NAPING

PSKMP UNHAS 2007

METODE PENELITIAN DALAM ILMU-ILMU SOSIAL HISTORIS ANALISIS INFO DOKUMENTER

STUDI KASUS
SURVEY EKSPRIMEN

Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok Bila pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan o tu h h w aa w y

FAKTOR YANG MENENTUKAN PENGGUNAAN JENIS METODE

PERTANYAAN PENELITIAN

FOKUS TERHADAP FENOMENA PENELITIAN

KONTROL YANG DIMILIKI TERHADAP PERISTIWA PRILAKU YG AKAN DITELITI

Studi kasus telah digunakan di berbagai bidang seperti:


Penelitian kebijakan Psikologi masyarakat dan sosiologi Studi organisasi dan manajemen Penelitian perencanaan Pembuatan disertasi atau tesis.

Situasi-situasi Relevan Untuk strategi yang berbeda


Strategi Bentuk Pertanyaan Penelitian
Bgm, mengapa Siapa, apa, di Mana brp banyak Siapa, apa, di Mana, brp banyak

Membutuhkan Kontrol thd peristiwa


ya tidak tidak

Fokus thd Peristiwa kontemporer


ya ya Ya / tdk

Eksprimen Survey Analisis Info Dokumen Historis Studi Kasus

Bgm, mengapa Bgm, mengapa

tidak tidak

tidak ya

STUDI KASUS: SUATU INKUIRI EMPIRIS YANG MENYELIDIKI FENOMENA DI DALAM KONTEKS KEHIDUPAN NYATA, BILAMANA; BATAS-BATAS ANTARA FENOMENA DAN KONTEKS TAK TAMPAK DENGAN TEGAS; DAN DIMANA; MULTI SUMBER BUKTI DIMANFAATKAN.

DEFINISI INI MEMPERJELAS DAN MEMBERI PEMBEDA ANTARA STUDI KASUS DENGAN STRATEGI LAINNYA
EKSPERIMEN, MISALNYA SECARA SENGAJA

MENCERAIKAN FENOMENA DENGAN KONTEKSNYA, AGAR PERHATIAN DAPAT DIFOKUSKAN PADA BEBERAPA VARIABEL. HISTORIS, BERKENAAN DENGAN SITUASI YANG TERJERAT DI ANTARA FENOMENA DAN KONTEKS, TETAPI BIASANYA DENGAN PERISTIWA-PERISTIWA NON KONTEMPORER. SURVAI, WALAUPUN BERUSAHA BERURUSAN DENGAN FENOMENA DAN KONTEKS, TETAPI KEMAMPUNNYA UNTUK MENELITI KONTEKS TERSEBUT SANGAT TERBATAS (VARIABEL YANG DIANALISIS SANGAT TERBATAS).

KELEBIHAN STUDI KASUS TAMPAK JIKA: P r n a n a ama a tu et y a b g i n aa a me g p k ndaa k nk n a a a a irh a e serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya memiliki peluang yang kecil sekali atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa tersebut

PENDESAINAN STUDI KASUS


Desain penelitian adalah logika atau susunan logis

keterkaitan antara data yang harus dikumpulkan (kesimpulan yang akan dihasilkan) dan pertanyaan awal suatu penelitian. Atau
Desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk

b rn k t ais ik a a, i n ii i ea g a d ri e s n d ma a d s ib a n n s diartikan sebagai serangkaian pertanyaan awal yg h rs iw b d nia a meu a a s rn k i au da a , a d s n rp k n ea g a n j a konklusi (jawaban) tentang pertanyaan2 tersebut.

PENELITIAN STUDI KASUS HARUS MEMAKSIMALKAN EMPAT KUALITAS


VALIDITAS KONSTRUK VALIDITAS INTERNAL (hanya

untuk studi kasus eksplanatoris atau kausal) VALIDITAS EKSTERNAL , DAN RELIABILITAS

Validitas Konstruk
Menetapkan ukuran operasional yang benar untuk

konsep-konsep yang akan diteliti. Contoh: konsep religiusitas. Cara menetapkan ukuran operasional melalui definisi konsep yang dikemukakan oleh ahli yg tertulis dalam literatur. Menyusun sendiri melalui diskusi dgn ahli yang berkompeten. Menanyakan kerangka konsep yang akan diukur kepada calon responden.

Validitas internal
Berkaitan dengan alat ukur, jika alat ukur itu mewakili semua aspek yang tercakup di dalam konsep maka dianggap memiliki tingkat validitas yang tinggi. (Kerangka pertanyaan meliputi semua dimensi yang terkait dengan substansi masalah)

Validitas eksternal
Menetapkan ranah dimana temuan

suatu penelitian dapat divisualisasikan. (lingkup keberlakuan simpulan penelitian) Apakah simpulan terhadap suatu kasus dapat digeneralisasikan terhadap kasus yang lain.

Reliabilitas
Menunjukkan bahwa pelaksanaan suatu penelitian, seperti prosedur pengumpulan data dapat dinterpretasikan, dengan hasil yang sama (tekanannya mengerjakan kembali kasus yang sama dan bukan pereplikaan)

KOMPONEN DESAIN PENELITIAN STUDI KASUS


PERTANYAAN-PERTANYAAN

PENELITIAN PROPOSISI (Jika ada) UNIT-UNIT ANALISISNYA LOGIKA YANG MENGKAITKAN DATA DENGAN PROPOSISI TERSEBUT KRITERIA UNTUK MENGINTERPRETASI TEMUAN

PERTANYAAN PENELITIAN
P r n a a ip p i n et y a n sa a , a a , dma a , a

a ama a , a n a a b g i n d n me g p memberi rambu-rambu penting terhadap strategi penelitian yang akan digunakan. P r n a n a ama a d n et y a b g i n a a n a a p l gc c ku tksrtg me g p ai o o nu t e i n a studi kasus.

PREPOSISI PENELITIAN
Mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya

UNIT ANALISIS
Definisi unit analisis hendaknya

dikaitkan dengan cara penentuan pertanyaan-pertanyaan awal penelitian.

KRITERIA UNTUK MENGINTERPRETASI TEMUAN


Menghubungkan antara data dengan

proposisi melalui proses pengkalsifikasian data. Dalam hal ini data apa yang diklasifikasi sama dengan dengan data pa untuk membangun proposisi apa? Gambaran secara bermakna dari hubungan dari dua atau lebih proposisi, gambaran tersebut dibangun berdasarkan data yang dimiliki.

PENYELENGGARAAN STUDI KASUS


Diawali dengan penentuan masalah

atau isu yang akan diteliti, dan pengembangan desain. Persiapan pengumpulan data, meliputi: pelatihan, pengembangan suatu protokol penelitian, dan pengembangan suatu studi kasus perintis

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN YG DIHARAPKAN DARI PENELITI STUDI KASUS

Mampu mengajukan pertanyaan yang baik, Dapat menjadi pedengar yang baik, Mampu menyesuaikan diri dan fleksibel Memiliki daya tangkap yang kuat Tidak bias oleh anggapan yang sudah ada

sebelumnya

PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA Bukti atau data untuk keperluan studi kasus berasal dari enam sumber, yaitu; dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi partisipan, dan perangkat-perangkat fisik.

DOKUMENTASI
Surat, memorandum, dan pengumuman resmi Agenda, kesimpulan -

e k simpulan pertemuan, dan laporan peristiwa tertulis lainnya, Dokumen administratif, proposal, laporan kemajuan, dan dokumen2 intern lainnya, Kliping baru dan artikel a - rtikel lain yang muncul di media masa.

REKAMAN ARSIP
Rekaman keorganisasian, seperti bagan dan

anggaran organisasi pada priode waktu tertentu, Peta dan bagan karakterisitik geografis suatu tempat, Daftar nama dan komoditi lain yang relevan, Data survai seperti rekaman atau data sensus yang terkumpul sebelumnya yang berkaitan dengan masalah, Rekaman r kaman pribadi, seperti buku harian, - e kalender dan daftar no. Telepon.

WAWANCARA
Wawancara yang bersifat open-ended, Wawancara yang terfokus Wawancara yang terstruktur

OBSERVASI LANGSUNG

Peneliti mengamati suatu kejadian atau kondisi dengan pasif, teknik ini dapat dilakukan sambil mengumpulkan data dengan teknik yang lain.

PERANGKAT FISIK
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan perangkat fisik seperti; peralatan teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni, atau beberapa bukti fisik lainnya.

OBSERVASI PARTISIPAN

Dimana peneliti tidak saja bertindak pasif, melainkan ikut mengambil peran sebagaimana peran dari orang yang ditelitinya.

You might also like