You are on page 1of 7

Analisis Penerapan Perpustakaan Sebagai Sumber Pusat Informasi dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat

Perpustakaan sebagai rangkaian sejarah masa lalu merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi. Dengan perpustakaan harta dari masa lalu dalam wujud karya sastra, buah pikiran, filsafat, teknologi, peristiwa-peristiwa besar sejarah umat manusia, dan ilmu pengetahuan lainnya, dapat dipelajari, dihayati, dan diungkapkan kembali pada masa sekarang. Melalui sumber bacaan dan ilmu pengetahuan di perpustakaan kita tinggal meneruskan dan mengembangkannya. Perpustakaan juga merupakan akar berpijak sekarang untuk kemudian melangkah ke masa depan (Sutarno, 2003:1). Perpustakaan sebagai organisasi publik memiliki peranan strategis untuk turut mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa. Di era globalisasi seperti saat ini keunggulan suatu bangsa ditentukan oleh keunggulannya dalam penguasaan informasi. Sebagai contoh adalah Jepang, yang porak-poranda kerena dibom pasukan Amerika Serikat pada Perang Dunia II tahun 1945 dalam waktu yang relatif singkat dapat bangkit karena keunggulannya dalam penguasaan informasi IPTEK (Sudiana, 2005). Namun, kondisi perpustakaan pada umumnya sangat memprihatinkan. Mengacu pada hasil penelitiannya terhadap salah satu perpustakaan di Jakarta, Bunanta (2004) menyatakan bahwa (1) perpustakaan belumlah dianggap sebagai sarana yang penting dan menunjang pendidikan dan pengajaran, (2) penempatan ruang perpustakaan sekolah atau ruang baca anak pada perpustakaan umum, belum mendapat prioritas terbaik atau paling tidak memadai, (3) perpustakaan sekolah sering kali juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan alat-alat olahraga, (4) kurangnya petugas perpustakaan yang profesional, (5) kurangnya koleksi bacaan, baik dalam jenis maupun jumlahnya, dan (6) rendahnya minat baca/tidak ada program yang dapat menggairahkan murid untuk membaca. Atas dasar uraian tersebut penelitian ini diberi judul Analisis Penerapan Perpustakaan Sebagai Sumber Pusat Informasi dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat. Perumusan Masalah 1) Bagaimana perpustakaan berfungsi sebagai sumber pusat informasi?

2) Bagaimana upaya peningkatan kualitas perpustakaan agar dapat berfungsi sebagai sumber pusat informasi? 3) Bagaimana mekanisme perpustakaan sebagai sumber pusat informasi dapat meningkatkan minat baca masyarakat?

Tujuan Penulisan 1) Untuk mengetahui bagaimana perpustakaan berfungsi sebagai sumber pusat informasi. 2) Untuk mengetahui bagaimana upaya peningkatan kualitas perpustakaan agar dapat berfungsi sebagai sumber pusat informasi. 3) Untuk mengetahui bagaimana mekanisme perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah: 1) Bagi penulis, sebagai salah satu sarana untuk menambah pengetahuan mengenai perpustakaan dan hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan.. 2) Bagi pelajar, sebagai upaya memperlancar dan menunjang proses pendidikan.

3) Bagi Masyarakat, sebagai alternatif untuk memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan.. 4) Bagi pengelola perpustakaan, sebagai upaya meningkatkan layanan kepada masyarakat penggunanya. 5) Bagi pemerintah, sebagai bentuk masukan sehingga ke depan keberadaan perpustakaan lebih di perhatikan. LANDASAN TEORI Perpustakaan Kata perpustakaan sesungguhnya sudah tidak asing lagi bagi kita. Secara morfologis, kata perpustakaan terbentuk dari morfem dasar pustaka dan konfiks per-an. Dengan demikian, perpustakaan dapat diartikan sebagai tempat pustaka atau tempat menyimpan segala macam buku atau rekaman tulisan (Sudiana, 2005). Soeatminah (dalam Gosong, Rudiyanto, dan Sudiana, 2002) menyatakan bahwa perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk memanfaatkan koleksi pustaka tersebut. Sesuai dengan perkembangan IPTEK, pengertian perpustakaan juga mengalami perkembangan. Menurut Sumardji (dalam Gosong, Rudiyanto, dan Sudiana, 2002), perpustakaan diartikan sebagai gedung atau ruangan yang menyimpan koleksi bahanbahan tertulis, tercetak, dan bahan grafis lainnya seperti filem, slide, piringan hitam, dan kaset yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk

keperluan studi, penelitian, pembacaan, dan lain sebagainya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ismail (2002) bahwa perpustakaan tidak saja mengoleksi buku-buku dan bahan bacaan lain, tetapi juga bahan pustaka elektrik, seperti micro film, globe, peta, brosur, dan lain-lain yang dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan tertentu, dan untuk digunakan oleh pemakainya menurut prosedur yang ditetapkan. Minat Baca Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Menurut (Witherington, 1983:135), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Ahli lain mengatakan, minat adalah suatu kegiatan yang timbul karena adanya keinginan atau kesukaan seseorang akan sesuatu, baik benda mati maupun hidup yang membuatnya merasa senang (Prajarto dan Kurniawati, 2007).

PEMBAHASAN
I. Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Informasi

Sebagai bagian dari masyarakat informasi, kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan informasi. Setiap orang membutuhkan informasi untuk mendukung pekerjaan atau tugastugasnya (Yusup, 1995). Seorang banker, misalnya sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan perbankan dalam usahanya. Demikian pula, seorang dokter membutuhkan informasi yang berkaitan dengan penyakit. Demikianlah setiap orang dalam kehidupannya membutuhkan informasi, baik untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, dan eskapis (Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Yusup, 1995). Tanpa informasi, atau seandainya orang ketinggalan informasi, dapat menyebabkan orang tersebut menjadi tersisih dan terbelakang. Di sinilah peranan perpustakaan yang sangat besar. Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak habis-habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui perpustakaan kita dapat saling tukar-menukar informasi, saling menambah dan memperkaya, saling menguji, dan memperoleh nilai tambah untuk memperkembangkan zaman. Melalui perpustakaan pula setiap penemuan dan pemikiran baru dengan cepat menjadi milik bersama. (Sutarno, 2003:2). II. Upaya Peningkatan Kualitas Perpustakaan

Upaya peningkatan kualitas perpustakaan yang dimaksud di sini adalah upaya atau usaha yang dilakukan agar perpustakaan dapat memerankan fungsinya, yakni sebagai pusat sumber informasi dan fungsi turunan lainnya. Berbagai langkah yang disarankan Bunata (2004) dapat dijadikan acuan, yakni: 1) Menciptakan Suasana Nyaman

Agar tercipta suasana nyaman di perpustakaan, penataan ruang perlu diperhatikan. Ruang yang bersih dengan buku-buku dan koleksi lainnya yang tertata rapi dengan sendirinya akan membuat pengguna merasa nyaman. Untuk menimbulkan rasa senang, petugas perlu meningkatkan keramahan dan ketulusan dalam memberikan pelayanan. 2) Menciptakan Suasana Kerja yang Kondusif Agar proses pelayanan informasi berjalan secara maksimal, diperlukan adanya suasana kerja yang kondusif, terutama di antara petugas perpustakaan. Masing-masing petugas hendaklah menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang kerjanya. Semua staf perpustakaan harus mamahami dan menjalankan tugasnya masing-masing secara kordinatif. Hanya dengan adanya suasana kerja yang kondusif ini perpustakaan akan dapat menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi. 3) Mengadakan Kerja Sama Untuk menambah koleksi dan fasilitas perpustakaan, pengelola perpustakaan dapat melaksanakan kerja sama dengan pihak luar (penerbit, dermawan, dan lain-lain) terutama yang mempunyai kepedulian terhadap perpustakaan. Untuk meningkatkan kuantitas kerja sama pengelola harus proaktif melakukan penjajagan. Pengelola harus membuka akses seluas-luasnya kepada pihak luar untuk menjalin kerja sama ini. 4) Membangun Jaringan Kerja Untuk meningkatkan pelayanan informasi, dapat ditempuh dengan jaringan kerja sama antar perpustakaan. Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling tukar informasi koleksi masing-masing perpustakaan. Kalau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia dalam koleksi perpustakaan, pengelola dapat memberikan bantuan untuk mengakses informasi yang dimaksud dari perpustakaan lain. 5) Mengusahakan Sumbangan Dana dan Buku Peningkatan kualitas perpustakaan tidak bisa terlepas dari ketersediaan dana. Kurangnya alokasi dana mengakibatkan kesulitan dalam menambah koleksi. Oleh karena itu perlu diusahakan terobosan lain. Perpustakaan sekolah misalnya, dapat memungut sumbangan dari orang tua atas persetujuan pimpinan. Dapat juga dengan meminta sumbangan buku dari masyarakat, terutama buku-buku yang tidak digunakan. 6)Memberi Kesempatan untuk Pengembangan Profesionalisme Perpustakaan harus dikelola oleh tenaga pustakawan yang profesional sebagai tenaga fungsional, seorang pustakawan harus mengembangkan profesionalismenya. Pengembangan profesionalisme dapat dilakukan melalui magang, seminar, lokakarya, pelatihan, diklat, dan lain-lain.

III.

Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat

Untuk melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat diperlukan unsur pendukung, sebagai berikut: a. Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan adalah semua pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebar luaskan kepada masyarakat pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka (Perpusnas, 1999:11). Sedang Yusuf (1996:70-71) membagi dalam empat prinsip pemilihan koleksi yang efisien dan efektif, yaitu: 1. Prinsip Relevansi, yakni bahan pustaka yang dipilih hendaknya relevan dengan tujuan perpustakaan. 2. Prinsip Individualisme, artinya bahan pustaka berorientasi pada minat dan kebutuhan pemakai. 3. Prinsip Kelengkapan, maksudnya bahan pustaka diupayakan agar selalu lengkap.

4. Perinsip Kemutakhiran, yaitu bahan pustaka yang dipilih harus berisi informasi yang mutakhir. b. Promosi Perpustakaan Promosi adalah kegiatan atau upaya-upaya perusahaan dalam mempengaruhi konsumen, agar mereka mau membeli produk yang ditawarkan (Sistaningrum, 2002:98). Dalam menjalankan promosi perpustakaan ada dua hal yang perlu diperhatikan yang pertama menurut Perpustakaan Nasional (2002:12) tentang kegiatan promosi, yaitu: (1) perpustakaan harus menyelenggarakan promosi jasa kesiagaan bagi pemerintah daerah, penyelenggara program ekstrakurikuler, (2) perpustakaan harus menyelenggarakan pameran, lomba-lomba, seminar, poster, baleho, (3) perpustakaan harus ikut serta dalam kegiatan masyarakat setempat, (4) perpustakaan harus melakukan promosi melalui media cetak, (5) perpustakaan harus menyelenggarakan kampanye minat baca di sekolah, pusat kegiatan masyarakat. Kedua, media promosi perpustakaan, yakni dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat dalam memperkenalkan perpustakaan secara lebih terbuka. Cohen (1988:17) ada empat media promosi perpustakaan yang dapat digunakan dalam bauran, (1) product, misalnya perpustakaan dapat mempromosikan koleksi dan sarana prasarana apa aja yang dimiliki, (2) place, misalnya letak yang strategis, (3) price, yakni perpustakaan adalah lembga non profit yang tidak mencari uang dari jasa yang diberikan, (4) promotion, perpustakaan dapat melakukan promosi dalam berbagai macam kegiatan. c. Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Kualitas pelayanan adalah suatu kegiatan palayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan prinsip lebih murah., lebih baik, lebih cepat, lebih tepat, akurat, ramah, sesuai dengan harapan pelanggan (Lukman, 1999:10). Sedangkan Zethmal, Parasuraman dan Berry (1990:23) mengemukakan ada lima dimensi yang digunakan untuk menilai suatu kualitas pelayanan pada industri yaitu: 1. Tampilan fisik, misalnya penampilan dan kemampuan sarana-prasarana fisik harus dapat diandalkan. 2. Kehandalan, suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. 3. Ketanggapan, misalnya suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang tepat kepada pelanggan. 4. Jaminan/kepastian, artinya pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan melakukan tugas yang dapat menjamin kinerja yang baik 5. Empati, artinya memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami kegiatan konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil bembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Suatu perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat sumber informasi jika dapat memenuhi/menyediakan segala hal (informasi) yang diperlukan oleh penggunanya. 2. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan agar dapat berperan sebagai pusat sumber informasi adalah dengan: menciptakan suasana nyaman, menciptakan suasana kerja yang kondusif, mengadakan kerja sama, membangun jaringan, mengusahakan sumbangan dana dan buku, dan memberikan kesempatan tenaga pustakawan untuk mengembangkan profesionalismenya. 3. Mekanisme perpustakaan sebagai sumber informasi terhadap peningkatan minat baca masyarakat dapat dilakukan dengan jalan: meningkatkan kualitas koleksi, melakukan promosi, dan mengingkatkan kualitas pelayanannya. Saran 1. Perlu dilakukan usaha penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan minat baca masyarakat terhadap perpustakaan, di luar faktor-faktor yang disebutkan di atas.

2. Perlu dilakukan usaha penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui kriteriakriteria apa saja yang harus dipenuhi oleh suatu perpustakaan untuk dapat menjadi sumber pusat informasi, di

You might also like