Professional Documents
Culture Documents
B.4
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang B.4.1.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.
a. Sektor Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase
Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
III-47
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030. Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah Tabel 4.1 Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah Jumlah penduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770
B.4.1.3
Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang: Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
35)
Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor
pemerintahan 39) 40) 1) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan
perdagangan
B.4.4.1
Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun, jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan.
III-49
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut: 1. Jalan Arteri Primer a. Jl. Jendral Gatot Subroto b. Jl. Jendral Sudirman Jl. MH. Thamrin c. Jl. KH. Mas Mansyur d. Jl. KS. Tubun e. Jl. Asia Afrika f. Jl. Penjernihan Jl. Pejompongan g. Jl. Kebon Sirih h. Jl. Palmerah Barat 2. Jalan Arteri Sekunder a. Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Lontar b. Jl. Fakhrudin c. Jl. Gerbang Pemuda d. Jl. Bendungan Hilir raya e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang Kebayoran Lama Jl. Petamburan f. Jati 3. Jalan Kolektor Primer a. Jl. Wahid Hasyim b. Jl. Pintu Gelora 1 c. Jl. Patal Senayan Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang Manggarai
o. Jl. Danau Tondano Jl. Danau Limboto Jl. Danau Gelinggang B. 4.4.2 Rel Kereta Api
Angkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan Merak. Dengan adanya pembangunan triple decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta api ringan) koridor utara selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah Blok M Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2030.
B.4.4.3
g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) Jl. Kebon
d. Jl. Bendungan Jati luhur Jl. Bendungan Hilir 9 e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani)
f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah)
g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman Jl. Pejernihan)
h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati
Jl. Jendral Sudirman Jl. Asia Afrika Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Gerbang Pemuda Jl. Gatot Subroto Jl. Pondok PinangPejompongan Jl. Palmerah Selatan Jl. Palmerah Barat Jl. Palmerah Timur Jl. Gelora Jl. Gelora 1 Jl. Palmerah Jl. Pejompongan Jl. Penjernihan Jl. Penjernihan 2 Jl. Administrasi Negara Jl. Danau Tendano Jl. Danau Toba Jl. Bendungan Hilir
j. Jl. Teluk Betung Jl. Kebon Kacang 30 Jl. Kebon Kacang 33 Jl. Taman
Kebon Sirih 3 Jl. Taman Kebon Sirih 2 Jl. Kebon Kacang 11 k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1 l. Jl. Pasar baru barat 4 m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3 n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Nama Jalan Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. TB Jati Luhur Jl. K.H Mansyur Jl. Mesjid 1 Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Lontar Jl. H. Sabeni Jl. Kebon Jati Jl. KS. Tubun Jl. Jati Baru Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Fachrudin Jl. Kebon Sirih
Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer
sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.3 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah Abang
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah Penduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 20.644,57 29.799,63 64.326,59 20.410,11 16.980,90 25.362,55 666,67 178.191,01 Timbulan Sampah (m3/hari) 20,64 29,80 64,33 20,41 16,98 25,36 0,97 178,19
B.4.4.4
Terminal Bis
Terminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan Kampung Bali.
B.4.5.2
Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi telekomunikasi dan air limbah.
Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir
B.4.5.1
Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut:
III-51
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.4 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah Abang
Nama Kali Kali Krukut Banjir Kanal Barat
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
B.4.5.4
B.4.5.3
Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut. Tabel 4.5 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah Abang
Penduduk (jiwa) 55.121 79.565 171.752 54.495 45.339 67.718 1.780 475.770 Asumsi Sludge (ltr/org/hari) 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 Timbulan Sludge (ltr/hari) 798.855,07 1.153.115,94 2.489.159,42 789.782,61 657.086,96 981.420,29 25.797,10 6.895.217,39 Timbulan Sludge (m3/hari) 798,86 1.153,12 2.489,16 789,78 657,09 981,42 25,80 6.895,22 No 1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Gelora Bendungan Hilir Karet Tengsin Kebon Melati Petamburan Kebon Kacang Kampung Bali Jumlah
Gelora 55.121 Bendungan Hilir 79.565 Karet Tengsin 171.752 Kebon Melati 54.495 Petamburan 45.339 Kebon Kacang 67.718 Kampung Bali 1.780 Jumlah 475.770 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.5.3
Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada
B.46.1
Permukiman
III-52
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha Tabel 4.8 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No 1 2 3 4 Fungsi Lahan Kawasan Kantor Pemerintahan Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Taman Total
Sumber: Hasil Analisa
Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur. Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang khususnya pada wilayah wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut. Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030. Tabel 4.7 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
No 1 2 3 4 5 Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Susun Kawasan Campuran Kecil Total
Sumber : Hasil Analisa
B.4.6.3
Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas 12,788 Ha Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha
B.4.6.2
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Luas Lahan (Ha) 19,03 7,073 3,659 0,558 12,788 6,65 1,214 52,593
B.4.7.1
Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA Tabel 4.11 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah Abang
No 1 2 3 4 5 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Diploma Jumlah Eksisting 2006 55 128 38 26 4 251 Kebutuhan Daya Tampung 395 197 33 16 1 642
B.4.6.4
B.4.7.2
Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.
Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha Tabel 4.10 Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna
No 1 2
Fungsi Lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Makam Total
B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah Abang
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 1 2 3 4 5
Saluran Banjir Kanal/Kali Malang Kali Grogol Kali Cideng Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai
wisata air.
B.4.7.4
Olah Raga
Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar 98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164.
dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
III-55
B.4.7.5
Pengendalian Bencana
Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi :
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
Kelurahan Gelora
Lokasi Komplek olahraga senayan Lap. Golf, Jl. Asia Afrika-Kali Grogol Parkir timur senayan Balai sidang senayan Perumahan pejompongan Kantor PDAM, lembaga farmasi TNIAL RSAL, sekolah Jl. Palmerah Barat Jl. Gelora Jl. Jurangan Kali Grogol Jl. Asia Afrika Kali Grogol Jl. Penjernihan, kali Krukut, Banjir Kanal Barat
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan
KDB 60%
KLB <1,2
Kawasan taman
2-3
60%
1,6
KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan
4 Karet Tengsin Petamburan 3 Gelora
Kawasan Perkantoran Kawasan Campuran Kecil Kawasan Perumahan Kawasan Taman Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Hijau Binaan Kawasan Perumahan Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Perkantoran Kawasan Fasilitas Umum dan fasilitas social Kawasan Perkantoran Kawasan Campuran Kecil Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social Kawasan perumahan Kawasan campuran kecil Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social
3-4
60%
2,4
4-8
55-60%
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat
Kebon Kacang Kampung Bali Kebon Melati
Tabel 4.14 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Tanah Abang Tahun 2030
III-56
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 5
Kelurahan Gelora
KDB 50-55%
KLB 3,5
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng yaitu : a. b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
Perkantoran /
pertokoan sentral senayan, Jl. AsiaAfrika Kantor Depdikbud, Ratu Plaza, Panin Centre, Jl. Jendral Sudirman Jl. Asia Afrika, Jl. Gelora, Jl. Juraganan, Jl. Komplek PLN Jl. Jendral Sudirman, Jl. Bendungan Hilir Jl. Jendral Sudirman, Jl. KH. Mas Mansyur, kawasan segitiga manhattan Perumahan karet tengsin Jl. Jendral Sudirman, Jl. Karet Pasar Baru Timur
Gelora
Kawasan kantor pemerintah Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social Kawasan hijau lindung Kawasan perkantoran Kawasan perumahan Kawasan campuran kecil Kawasan perkantoran Kawasan fasiitas umum dan fasilitas social Kawasan hijau lindung Kawasan perumahan Kawasan perkantoran Kawasan perumahan Kawasan perumahan Kawasan campuran kecil Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social Kawasan campuran kecil Kawasan perkantoran Kawasan Taman Kawasan perumahan Kawasan perkantoran Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial
16-24
45-50%
Gelora Bendungan hilir Karet Tengsin Kebon Melati Kebon Kacang Kampung Bali
32
40%
c.
optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Jatinegara. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
dan batin
berdaya-guna, e. f.
>32 >32 20% 40% >5 >5
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a. Perumahan
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum
4.10.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan berkembang. membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
III-58
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
perdagangan
b.
c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. a. b. c. d. e. f. a.
perdagangan
Kelurahan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
b.
Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : -
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi telekomunikasi dan air limbah.
B.4.14.1 Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan
Nama Jalan Jl. Proklamasi Jl. Sultan Agung Jl. Latuharhari Jl. Imam Bonjol Jl. MH. Thamrin Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Sultan Syahrir Jl. Moh. Yamin Jl. Yusuf Adiwinata Jl. H Agus Salim Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Teuku Umar Jl. Sam Ratulangi Jl. Cut Meutia Jl. Cikini Raya Jl. Menteng Raya Jl. Soeroso Jl. Raden Saleh Jl. AA. Kali Pasir Jl. Suwiryo Jl. Kusuma Atmaja Jl. Diponogoro Tambak
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta
Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.17 JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG
No 1 2 3 4 5 Kelurahan Menteng Pegangsaan Cikini Gondang Dia Kebon Sirih Jumlah Penduduk (jiwa) 972,14 415,50 307,51 445,24 42.531,83 44.672,22 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 5.595,61 1.109,39 821,05 1.188,79 113.559,99 119.274,83 Timbulan Sampah (m3/hari) 5.59561 1.10939 0.82105 1.18879 113.56 119.2748
III-60
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah);
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik
Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Saluran
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu
primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.18 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Menteng Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Kali Baru Barat 5-7 10 Banjir Kanal Barat 60
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
Menteng 972,14 Pegangsaan 415,50 Cikini 307,51 Gondang Dia 445,24 Kebon Sirih 42.531,83 Jumlah 44.672,22 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.14.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.
B.4.14.4 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.15.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha. Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha Tabel 4.20 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
No 1 2 3 4 5 Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Susun Kawasan Perumahan Susun Taman Total Luas Lahan (Ha) 12,08 205,66 40,06 6,63 0,70 265,14 No 1 2 3 4
III-62
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.16.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA Tabel 4.23 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng
No 1 2 3 4 5 6 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Diploma Universitas Jumlah Eksisting 2006 27 26 16 14 10 3 96 Kebutuhan Daya Tampung 78 39 7 3 0 0 128
Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. Tabel 4.25 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Mesjid Musholla Gereja Kristen Gereja Katolik Pura Vihara Kelenteng Jumlah Eksisting 2006 35 52 16 2 105 Kebutuhan Daya Tampung 3 33 2 2 2 2 2 45
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging. Tabel 4.26 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Sepak Bola Bola Voly Bulu Tangkis Bola Basket Lapangan Tenis Tenis Meja Kolam renang Jumlah Eksisting 2006 4 5 5 4 2 5 1 26 Kebutuhan Daya Tampung
33 3 36
B.4.16.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
3. 4. 5.
Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
Rencana
intensitas
lahan
disesuaikan
dengan
kondisi
lingkungan
serta
kebutuhan
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.
III-64
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.27 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Menteng Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Lokasi Jl. MH. Thamrin JL. Kebon Sirih Jl. KH. Agus Salim Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Srikaya Jl. Cut Nya Dien Jl. Gondangdia Lama Jl. Menteng Raya Jl. Cikini Jl. Probolinggo Jl. Pegangsaan Jl. Pegangsaan Jl. Pegangsaan Jl. Anyer Jl. Anyer Jl. Jl. Raden Saleh Jl. Cikini Jl. Yusuf Adwinata Jl. HOS. Cokroaminoto Jl. Teuku Umar Jl. Imam Bonjol Jl. Cimahi Jl. Madiun Jl. Taman Suropati Jl. Syamratulangi Peruntukan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Perdagangan Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran Kawasan Campuran Kecil Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Perdagangan Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Ketinggian maks (lantai) 60 60 60 16 8 4 8 8 16 8 8 4 4 4 4 4 8 2 2 2 2 2 2 2 2 KDB (%) 50 50 50 50 55 60 55 55 50 55 55 60 60 60 20 50 55 60 60 60 60 60 60 60 60 KLB (%) 5,0 5,0 5,0 3,5 3,0 2,4 3,0 3,0 3,5 3,0 3,0 2,4 2,4 2,4 0.8 2,0 3,0 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
d.
Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
batin
berdaya-guna, e.
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan
masyarakat.
f.
B.4.19.2 Kebijakan
Wilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah. Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen.
III-65
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan
Tabel 4.28 Analisis Daya Tampung Penduduk Kecamatan Senen Tahun 2030 Kelurahan 2 Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah Penduduk ( jiwa) 3 8.380 21.123 25.135 16.664 6.115 23.013 100.430 Daya Tampung 2030 4 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093
berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan. Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2 untuk rumah besar, 300 m2 untuk rumah sedang, 60 m2 untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar 100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030.
yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia angkutan umum seperti kereta api dan busway. Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan
III-67
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan sekitarnya pada lingkup yang kecil.
Pengembangan jalur bus khusus. Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil Optimasi jaringan jaringan jalan sesuai dengan fungsinya. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan
jembatan penyeberangan.
Perguruan tinggi
Perdagangan dan terminal Perdagangan dan perkantoran Perdagangan dan perkantoran Perdagangan
Nasional / Primer Provinsi / sekunder Provinsi / sekunder Kota / Tersier Kota / Tersier
Kawasan Jln Kramat Raya Jln Kramat Sawah Dalam Jln Salemba Tengah Jln Kramat Sentiong
7 8
Perdagangan Perdagangan
Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri sendiri tidak terintegrasi.
Perdagangan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Jumlah
Sumber : Perhitungan Rencana
101.093
17.691.192
B.4.23.1 Persampahan
Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen. Tabel 4.30 Rencana Timbulan Sampah Kec.Senen Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah Jumlah penduduk (Jiwa) 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 101.093 Asumsi TimbulanSampah ( Lt/hr) 135.077 35.565 49.913 49.362 269.917
Tabel 4.31 Rencana Kebutuhan Air Bersih Kec. Senen Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kenari Paseban Kramat Kwitang Senen Bungur Jumlah penduduk (Jiwa) 0 50.591 13.320 18.694 0 18.488 kebutuhan air bersih (ltr/hari) 8.853.342 2.331.058 3.271.479 3.235.313
B.4.24.1 Permukiman
Sebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk
III-69
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas.
Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung.
B.4.25.1 Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 13 unit. Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.
III-70
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
III-71
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.33 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kec. Senen Tahun 2030
No Kelurahan Penduduk (jiwa) Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit) TK SD SMP SMA
penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen maupun di kecamatan sekitarnya. Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter 2 0 1 1 3 sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit.
1 2 3 4 5 6
40 11 15 15 81
20 5 7 7 40
3 1 1 1 7
B.4.25.2 Kesehatan
Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit. Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas. Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan
B.4.25.3 Peribadatan
Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid sebanyak 2 unit. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu masing masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani 60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah tersebut.
III-72
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Fasilitas kolam renang, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam renang sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah lapangan olah raga sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah lapangan olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Tabel 4.34 Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi Di Kecamatan Senen Tahun 2009-2020
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru yaitu : Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan permukiman serta
membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Pusat. Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar Baru yang
berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan, Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. B.4.26.2 Kebijakan
Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit) No Kelurahan Penduduk (jiwa) Tempat Bermain (250 jiwa) Tempat Bermain (3.000 jiwa) Kolam Renang Gedung Olah Raga Lap Olah Raga Lap Serbaguna
1 2 3 4 5 6
202 53 75 74 404
17 4 6 6 34
2 0 1 1 3
0 0 0 0 1
2 0 1 1 3
0 0 0 0 1
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal lebih diprioritaskan Optimalisasi lahan dan ruang untuk menyerap tenaga kerja Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan
memperhatikan kualitas dan kapasitas Trayek transportasi umum lebih diatur agar jaringan jalan yang dilalui angkutan umum tidak terlalu padat
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan
Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
III-74
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah : pelayanan perdagangan dan jasa
Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah : perdagangan dan jasa kegiatan pelayanan pemerintahan
Kawasan sekitar kantor Kecamatan Johar Baru Kawasan sekitar pusat perdagangan Pasar Johar Baru Jl.Mardani Raya Jl. Rawa Selatan 4
Pusat pelayanan Pemerintahan, Perdagangan dan jasa skala Kecamatan Pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala Kecamatan Pusat pelayanan Pendidikan, Perdagangan dan jasa skala Kecamatan
B.4.28 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru Pusat Kegiatan Primer
a. b. Kantor Depkes RI (BPOM RI) dengan kegiatan pemerintahan Kantor Percetakan Negara RI dengan kegiatan pemerintahan Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :
Komersil seperti adanya Pasar Johar Baru dan pertokoan di sekitar kawasan tersebut Pusat pelayanan pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa
Pusat pendidikan seperti SMPN 2, SMP PGRI 25, SMAN 27 Puskesmas Johar Baru Pertokoan Jl.Mardani Raya
III-75
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No
2006 6
6
2030 12
12
13 14
c. Jalan Kolektor Primer Jl. Percetakan Negara 2 Jl. Kampung Rawa Selatan Jl. Percetakan Negara 2A Jl. Johar Baru 4 Jl. Tanah Tinggi 8 Jl. Rawa Sawah 5 Jl. Kampung Rawa Selatan 4 Rencana jalan di sisi utara Pemakaman Umum Kawi-kawi Tabel 4.37 Rencana Jaringan Jalan Kecamatan Johar Baru Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 Nama jalan Jl.Letjend Suprapto Rencana jalan sisi rel KA Jl.Percetakan Negara Jl.Mardani Raya Jl.Pangkalan Asem Jl.Johar Baru Jl. Tanah Tinggi 8 Jl. Kampung Rawa Selatan Jl.Pulo Gundul Jl. Kampung Rawa Selatan 4 Jl.Baladewa Jl.Kampung Sawah 1 Jl.Kramat Jaya Baru Tingkatan jalan Arteri Primer Arteri Sekunder Arteri Sekunder Arteri Sekunder Arteri Sekunder Kolektor Primer Kolektor Primer Kolektor Primer Kolektor Primer Kolektor Primer Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder Kolektor Sekunder 2006 47 6 20 12 12 10 12 21 6 12 9 6 6 2030 47 22 24 20 20 16 16 26 18 12 12 12 12
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Johar Baru yang meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah
B.4.30.1 Persampahan
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator; Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. dilakukan dengan teknologi tepat guna; penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); kelingkungan yang padat penduduk; Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai.
III-76
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.30.4 Telekomunikasi
Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut : Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut : Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran primer. Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah trapesium terbuka. Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran. No
Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan Johar Baru.
B.4.30.3 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Johar Baru dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : 1 2 3 4
Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa); Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan
perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat; Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Tabel 4.39 Timbulan Limbah Air Kotor Kec. Johar Baru Tahun 2030 Timbulan Air Penduduk Timbulan Sludge Limbah ( jiwa) ( Ltr/Hr) ( M3/Hr)) 32,266 20,161 38,263 17,011 107,701 4,517.24 2,822.54 5,356.82 2,381.54 15,078.14 2,226 1,391 2,640 1,174 7,431 Kecamatan Johar Baru pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal seperti rumah susun atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan Timbulan Sludge ( M3/Hr) 2.23 1.39 2.64 1.17 7.43 penduduk Kecamatan Johar Baru dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi dan sedang di Kecamatan Johar Baru diarahkan pada: Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur
No 1 2 3 4
B.4.31
Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di Kecamatan Johar Baru. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Kecamatan Johar Baru diarahkan di Kel.Tanah Tinggi.
B.4.31.1 Permukiman
Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya
III-78
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Jl.Pangkalan Asem, Jl.Mardani Raya. Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Letjend.
Suprapto.
Tabel 4.40 Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru Tahun 2030
Peruntukan Tanah (Ha) Kaw.Perum Susun Taman Kaw.Perkantoran Swasta Kaw.Perkantoran Taman Kaw.Penyempurna Hijau Lindung Pelayanan Umum/Sosial Kaw.Jalur Hijau & Hutan Kota Kaw.Perum Kepadatan Sedang Kaw.Perum Kepadatan Tinggi Kaw.Perum Kepadatan Rendah Kaw. Perum Susun
Kaw.Perdagangan
Kaw.Terbuka Biru -
Kaw.Perkantoran Pemerintahan
Kaw.Pemakaman
Campuran Besar
Campuran Kecil
Kaw.Industri
Kaw.Taman
Olah Raga
No
Kelurahan
Total (Ha)
7.87
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.80
0.51 21.19 1.02 91.15 0.56 23.31 0.49 42.96 2.58 177.15 1.46 100.00
- 4.62 -
0.80 0.45
III-79
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.32.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Johar Baru akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, dan SMA/SMK yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan.
B.4.32.2 Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan untuk penambahan balai pengobatan dan perbaikan fasilitas kesehatan lainnya. Tabel 4.42 Rencana Fasilitas Kesehatan Tahun 2030
Rincian Jenis Fasilitas Balai Pengobatan BKIA Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas Standar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 10,000 30,000 30,000 30,000 Luas Lahan (m2) 200 1,600 3,000 500 650 Kebutuhan Sarana (Unit) 2030 36 11 4 4 4
B.4.32 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Johar Baru
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Johar Baru terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :
3 4 5
III-80
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
6 7
0 18 4
3,000 3 4 5 Kolam Renang Gedung Olah Raga Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk 30,000 120,000 30,000 60,000
4 1 4 1
B.4.32.3 Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Johar Baru akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura dan vihara yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Kebutuhan fasilitas kesehatan di wilayah Kecamatan Johar Baru sampai tahun 2030 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.43 Rencana Fasilitas Peribadatan Tahun 2030
No Rincian Jenis Fasilitas Standar Kebutuhan (Jiwa) 60,000 60,000 3,000 30,000 60,000 60,000 60,000 Luas Lahan (m2) 2,000 2,000 300 2,000 2,000 2,000 2,000 Kebutuhan Sarana (Unit) 2030 2 2 36 4 2 2 2
Lapangan Serba Guna Untuk 120.000 Jiwa 6 Penduduk Sumber : Hasil Rencana
1 Gereja Katolik 2 Gereja Protestan 3 Mushalla 4 Masjid 5 Vihara 6 Pura 7 Kelenteng Sumber : Hasil Rencana
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Johar Baru. . Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
III-81
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana intensitas lahan di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Tnah Tinggi IV Kampung Sawah I Kramat Jaya baru Galur Kp. Rawa Selatan Rumah Susun
Wisma dengan fasilitas Wisma dengan fasilitas Karya dan bangunan umum dengan fasilitas Wisma dengan fasilitas Wisma dengan fasilitas Wisma dengan fasilitas
2 2 2 2 2 15
60 60 60 60 60 60
maksimum 1,2 maksimum 1,2 maksimum 1,2 maksimum 1,2 maksimum 1,2 maksimum 3,0
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan
2.
60
maksimum 3,0
3.
maksimum 2,4
4. 5. 6.
4 4 4
60 60 60
Percetakan Negara Pulo Gundul Johar Baru Tanah Tinggi Kampung Rawa Selatan Baladewa
a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah
III-82
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada jalan arteri primer
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada secara dinamis, serasi dan seimbang. Salah satu sasaran pembangunan kawasan adalah meningkatkan kemandirian dan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah untuk mewujudkan tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
B.4.35.2 Kebijakan
Kebijaksanaan pembangunan Kecamatan Cempaka Putih diarahkan antara lain dengan pengembangan sektor unggulan, pengembangan sistem kegiatan utama sebagai pembentuk struktur ruang, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan utama, pendayagunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Pengembangan sektor unggulan yang diprioritaskan sesuai potensi yang ada adalah pembangunan berkelanjutan dan menghasilkan produk yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : 1) 2)
-
Rencana Pengelolaan Lingkungan Pemeliharaan Pemugaran Pemugaran Perbaikan Lingkungan Perbaikan Lingkungan Peremajaan Peremajaan Pembangunan Baru
Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang kemacetan lalu lintas cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal
Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Johar Baru sesuai dengan tipe kawasan diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.
B.4.35
B.4.35.1 Tujuan
3) Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut 4) Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur barat
III-83
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan
jaringan
jalan
kolektor
pada
setiap
kelurahan
dengan
6) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
memperhatikan kualitas dan kapasitas 5) Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan Tabel 4.47 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Johar Baru
Tahun Pelaksanaan 5th 3 4 5 ke II
Aspek/Sektor
Kegiatan/Program
Lokasi
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
5th ke III
5th ke IV
I. Penataan Ruang A. Permukiman - Pembangunan Baru (Pembangunan Rumah Susun) Kel. Tanah Tinggi APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta Dep. PU, Kementerian Perumahan Rakyat Pemkot.Jakarta Pusat, Dinas Perumahan * * * * *
Peremajaan
Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Sepanjang Kali Sentiong
APBD
Perbaikan Lingkungan
APBD
Penataan
APBD
Pemeliharaan
APBD
APBD
Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Swasta Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dinas Pertamanan Pemkot. Jakarta Pusat, Dinas Pertamanan
C. Penyempurna Hijau
APBD +APBN
Pemeliharaan
APBD ada Di
III-84
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Aspek/Sektor
Kegiatan/Program
Lokasi
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
5th ke III
5th ke IV
II. Sarana Lingkungan A. Pendidikan Pembangunan baru Perbaikan Pemeliharaan Pembangunan baru Perbaikan Pemeliharaan Pembangunan baru Perbaikan Pemeliharaan Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Galur APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Depdiknas Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta * * * * * * * *
B. Peribadatan
APBD
C. Kesehatan
APBD +APBN
Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. Kesehatan/Dinas Kesehatan Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta
D. Olahraga
APBD
III. Prasarana Lingkungan A. Jaringan Jalan - Peningkatan Jalan APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta Pemkot.Jakarta Pusat, Dep. PU Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dep. PU * * * * * *
Seluruh ruas - ruas jalan yang kondisinya sudah baik di Kec.Johar Baru
APBD +APBN
Seluruh jaringan jalan yang kondisinya masih kurang baik di Kec.Johar Baru Seluruh jaringan jalan yang ada terutama pada jalan kolektor dan arteri di Kec.Johar Baru Seluruh jaringan jalan kolektor dan arteri yang ada di Kec. Johar Baru Seluruh jaringan drainase yang ada di Kec.Johar Baru
APBD +APBN
C. Pedestrian
- Penyediaan - Pengembangan - Perbaikan - Penertiban - Penyediaan 2. Saluran Air/Drainase - Peningkatan - Perbaikan 3. Kali/Sungai - Normalisasi - Penataan - Peningkatan - Perbaikan - Pemeliharaan
APBD
APBD APBD
* *
* *
* * * * * * *
III-85
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Aspek/Sektor
Kegiatan/Program
Lokasi
Sumber Pembiayaan
Instansi/Dinas Pelaksana
5th ke III
5th ke IV
F. Listrik
- Penambahan/Perluasan Jaringan - Peningkatan Kualitas Pelayanan - Penambahan/Perluasan Jaringan - Peningkatan Kualitas - Perbaikan Jaringan Pipa Air Bersih - Penambahan Armada Sampah - Peningkatan Kapasitas TPS
listrik
yang
ada
di
APBN +APBD
Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, PLN Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, PDAM Pemkot.Jakarta Pusat, Pemprov. DKI Jakarta, Dinas Kebersihan
G. Air Bersih
Seluruh jaringan Air Bersih yang ada di Kec.Johar Baru Seluruh TPS yang ada di Kec.Johar Baru
APBD
H. Sampah
APBD
B.4.35.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cempaka Putih adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.
sistem pengendalian banjir makro 7) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah Penambahan hydrant umum pipa pipa induk dan distribusi dan intruisi air laut
Merealisasikan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
yang
mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pelebaran Jl. Cempaka Putih Raya Pelebaran Jl. Percetakan Negara Raya Pelebaran Jl. Percetakan Negara Pelebaran Jl. Rawa Sari Pelebaran Jl. Cempaka Baru Cempaka Sari Pelebaran Jl. Pramuka Pelebaran Jl. Pramuka Sari
2)
3) 4) 1) 2) 3)
2. Kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa di Jalan Letjend Suprapto, yaitu pusat
kegiatan dengan fungsi sebagai perkantoran baik swasta maupun pemerintah, perdagangan dan jasa yang terdapat di tepi jalan arteri sekunder yaitu Jalan Cempaka Putih Tengah. Pusat kegiatan ini memiliki skala pelayanan tersier.
4. Kawasan perkantoran dan jasa di Jl. Percetakan Negara, yaitu berupa kantor yang
dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah) serta memiliki skala pelayanan sub tersier.
B.4.39.1 Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Cempaka Putih sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 346.117,4liter/hari. Ditinjau dari jenisnya sistem pengelolaan sampah di wilayah perencanaan sebagian besar di wilayah perkotaan dan terutama kawasan sepanjang jalanjalan utama, seperti kawasan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa dan komersial, serta perumahan dan permukiman telah menggunakan system komunal. Sistem pengelolaan secara individu/perorangan, biasanya dilakukan dengan menyediakan sendiri tempat pembuangan sampah di sekitar rumah dengan cara dibuang ke dalam lubang tanah dan ditimbun. Untuk masa datang direncanakan ditekankan pada pengelolaan sistem komunal. Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut: Penambahan sarana persampahan terutama berupa gerobak pengangkut sampah dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) serta peningkatan manajemen pengelolaannya.
III-87
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
wadah-wadah sampah untuk setiap rumah tangga ataupun membakarnya; Penempatan lokasi TPS ini diletakkan pada masing-masing pusat unit lingkungan, sementara untuk TPA sendiri diarahkan lokasinya pada daerah yang tidak produktif dan jauh dari tempat berlangsungnya kegiatan penduduk kota. Dengan kata lain, lokasi TPA ini diarahkan berada di luar kawasan perkotaan.
B.4.39.3 Listrik
Rencana pengembangan utilitas listrik adalah dengan mempertahankan juga meningkatkan kualitas pelayanan listrik di Kecamatan Cempaka Putih, yaitu dengan melakukan langkahlangkah sebagai berikut: Pencegahan kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta
mempertimbangkan segi estetika lingkungan. Pengamanan jaringan listrik pada kawasan permukiman padat.
B.4.39.4 Telekomunikasi
Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cempaka Putih adalah berupa penambahan jaringan telepon yang merata sesuai dengan kebutuhan penduduk.
daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya. Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran pusat kota. dengan baik. drainase yang telah ada.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
prasarana MCK untuk penduduk di kawasan padat atau penduduk golongan ekonomi lemah. Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh. Sistem penyedotan lumpur tinja ini dapat dilakukan oleh pihak pemda atau dapat juga dengan melibatkan partisipasi swasta. Konsekuensi dari adanya penyedotan lumpur tinja ini adalah harus segera dioperasikannya instalasi pengolahan lumpur tinja. Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah manusia serta kualitas dan kuantitas badan-badan air penerima yang ada di wilayah perencanaan. Dengan adanya monitoring ini diharapkan kondisi badan air penerima tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitarnya.
Rencana
pengembangan perumahan
rumah kecil
sedang
tersebut
mencapai kedua
1581 yang
ha. paling
Rencana banyak
pengembangan
menempati
urutan
dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar. Rencana pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di antaranya berada di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok rumah kecil dengan total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan dengan luas 18 ha yang sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Cempaka Putih. Rencana pengembangan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana pengembangan rumah besar di Kecamatan Cempaka Putih dengan diarahkan dengan total luas 0,7 ha berada pada bagian Timur Kecamatan Cempaka Putih.
dalam peningkatan aspirasi masyarakat untuk membangun sendiri sarana sanitasi di tempat tinggalnya mengenai pengelolaan air limbah. Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik maupun industri, serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada di perkotaan.
individu oleh masyarakat dan secara komunal pada kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan lain-lain.
B.4.40.1 Permukiman
Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil, rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan, dengan luas lahan sebesar 1.650,32 hektar. Rencana pengembangan rumah sedang merupakan rencana pengembangan perumahan dengan luas area yang lebih dominan dibanding rencana pengembangan perumahan tipe lain di Kecamatan Cempaka Putih.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
terbuka hijau ini dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa mendatang apabila diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan RTH di sepanjang tepi jalan di Kecamatan Cempaka Putih direncanakan di sebelah Timur Jalan Letjend Suprapto yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada Kota Baru Bandar Cempaka Putih yang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Cempaka Putih mencapai 23,6% dari total luas Kota baru Bandar Cempaka Putih tersebut.
perbaikan fasilitas peribadatan. Jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan di kecamatan Cempaka Putih hingga tahun 2030 adalah sebagai berikut, 43 unit mushala, 4 unit masjid kelurahan, 1 unit masjid kecamatan, 1 unit tempat ibadah lainnya, dan 1 unit masjid umum.
B.4.41 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Cempaka Putih
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Cempaka Putih terdiri dari lima jenis fasilitas, yaitu :
Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga Fasilitas Pengendali Bencana
a. B.4.41.1 Pendidikan
Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti pada tahun 2030 adalah sebanyak 104 unit Taman Kanak-kanak (TK), 52 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 9 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 4 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Untuk mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk maka rencana yang dapat dilakukan adalah dengan membangun sarana dan prasarna pendidikan sesuai dengan kebutuhan penduduk baik kuantitas maupun kualitasnya.
Sistem parkir air/penampungan air dan pintu pompa yang memanjang sepanjang Peningkatan daya tampung saluran/kali dengan pengembangan saluran mikro
b.
B.4.41.2 Kesehatan
Hingga tahun 2030 Kecamatan Cempaka Putih membutuhkan 60 unit fasilitas kesehatan yaitu berupa 43 unit balai pengobatan, 4 unit puskesmas kelurahan, 4 unit rumah sakit bersalin, 4 unit apotek, 4 unit laboratorium, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Selain melakukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan sesuai jumlah kebutuhan, diperlukan pula peningkatan kualitas fasilitas kesehatan yang telah ada.
diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 - 8 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 2,4.. kawasan perkantoran dan perdagangan diarahkan memiliki ketinggian maksimum 8 16 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 3.. Jl. Pramuka Sari dan Jl. Pramuka, dengan peruntukkan kawasan perumahan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 4 lantai dengan KDB 50 dan
B.4.41.3 Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Cempaka Putih, berdasarkan analisa yaitu lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang serta
KLB > 4.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.43.1 Tujuan
Perencanaan Tata Ruang Kecamatan Kemayoran ditujukan agar pengaturan pemanfaatan ruang berdasarkan peruntukkannya dapat terselenggara dengan baik dan optimal dengan tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antarwilayah dalam Kecamatan Pemanfaatan Kemayoran ruang demi mewujudkan pemanfaatan dapat ruang yang berkualitas. pemerataan yang berkualitas diharapkan menciptakan
Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kemayoran. d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan g. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau
III-91
Sektor Transportasi
Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran
pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada secara dinamis, serasi dan seimbang.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
perubahan. Begitupula untuk merubah atau menambah sumberdaya buatan yang menyertainya seperti misalnya ketersediaan infrastruktur. Pengembangan kawasan tersebut adalah berupa pengembangan kawasan ekonomi prospektif dengan ditetapkan Kota Baru Bandar Kemayoransebagai pusat niaga terpadu sebagai pusat eksibisi dan informasi bisnis dan berskala internasional berdasarkan RTRW DKI Jakarta 2010. Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, maka strategi pengembangan ekonomi di Kecamatan Kemayoran guna mendukung sistem pusat kegiatan
tersebut adalah dengan pengembangan pemeliharaan sarana dan prasarana baik di dalam maupun di luar Komplek yang mendukung kegiatan Komplek Kemayoran, selain itu perlu dilakukan peningkatan kualitas fasilitas sosial budaya dan fasilitas pendukung kegiatan lainnya.
Penjagaan
dan
pelestarian
kelangsungan
keberadaan
dan
pengembangan
Penjagaan kualitas sosial budaya dan jati diri bangsa. Penjagaan cagar budaya dari bahaya pelapukan, perubahan perilaku sosial budaya, dan dampak yang luas terhadap kelangsungan budaya nasional. Perlindungan terhadap peninggalan budaya Nasional maupun Internasional. Perlindungan keseimbangan dan keanekaragaman sosial budaya
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
ini memiliki tingkat pelayanan kota. Untuk mendukung pelayanan pusat kegiatan ini, maka diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya. 3. Pusat Kegiatan perkantoran dan jasa Pusat kegiatan perkantoran dan jasa berupa perkantoran swasta yang terdapat di Jalan Sumur Batu Raya yang merupakan Jalan Arteri Sekunder sedang pusat kegiatan perkantoran kedua terdapat di Jalan Sunter (jalan arteri sekunder) berupa kantor yang dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah). Pusat kegitan perkantoran dan jasa di dua lokasi
Kota Arteri Sekunder
tersebut memiiki skala pelayanan tingkat kecamatan. Untuk mendukung pelayanan pusat kegiatan ini, maka diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya.
Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kecamatan Kemayoran diarahkan pada pembangunan jaringan jalan baru, peningkatan dan pelebaran trase jalan. Pengembangan sistem jaringan jalan tersebut terdapat pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, dan kolektor sekunder. Pengembangan jaringan jalan tersebut dilakukan untuk mengurangi masalah transportasi di wilayah perencanaan seperti kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi pada jam-jam sibuk. Tabel 4.49 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Kemayoran
III-93
Pusat-pusat kegiatan beserta pola jalan yang ada akan membentuk struktur ruang Kecamatan Kemayoran. Kondisi eksisting menunjukkan tidak terdapat perubahan signifikan yang mempengaruhi struktur ruang di Kecamatan Kemayoran, namun berdasarkan hasil analisis tetap diperlukan rencana pembatasan dan penambahan pertumbuhan beberapa pusat kegiatan yaitu :
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Nama Jalan Jalan Yos Sudarso Jalan Letjend Suprapto Jalan Utan Panjang Barat/ TimurJalur Pacu Udara-Selatan Jalan Sunter Kemayoran Jalan Howitzer Serdang Kaya Taruna Jalan Sumur Batu Jalan Sudiro Utan Panjang III Kali Baru Timur Jalan Kali Baru Timur/ Barat Jalan Garuda Jalan Angkasa (Patrice Lumumba) Jalan Bungur Besar Jalan Sumur Batu Raya Jalur Pacu Barat Timur Jalan Industri Jalan Gunung Sahari Jalan Cempaka Baru Cempaka Sari Jalan Cempaka Putih Utara Jalan Kebon Kosong Jalan KemayoranKetapang Jalan KemayoranTengah Jalan Mantri Jalan Kepu Timur Jalan Sawo Kompleks Angkasa Pura Jalan Kompleks Perumnas Jalan Bren Jalan Zamrud
Fungsi Jalan Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Sekunder
Row Eksisting 100m 52m 24/50m 15m 9/18m 9/12m 10/12m 18m 20m 50m 35m 9/22m 50m 50m 9m 9m 9m 10m 10m 10m 6m 10m 10m 22m 13m 14m
Row Rencana 100 m 52 m 36/50m 15 m 26 m 26 m 15 m 24m 46m 50 m 35 m 26 m 50 m 50 m 12 m 12 m 12m 12m 12m 12m 12m 12m 12m 22m 13m 14m
B.4.47.2 Drainase
Pengembangan drainase di Kecamatan Kemayoran dilakukan melalui : Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan. Menertibkan kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatankegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya. Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran pusat kota.
B.4.47.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Kemayoran ialah sebesar 12.091,22 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Kemayoran tahun 2030 adalah dengan sistem on-site.
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kemayoranyang meliputi telekomunikasi dan air limbah.
B.4.47.4 Listrik
Arahan rencana pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Kemayoran adalah :
III-94
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
1.
Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
kedalaman RDTR, secara garis besar pemanfaatan ruang dalam kawasan perkotaan hingga tahun 2028 ini terdiri dari 2 jenis pemanfatan ruang sebagai berikut :
2.
3. 4. 5. 6.
PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
perumahan beserta fasilitas pendukungnya, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, industri dan pergudangan serta jaringan prasarana perkotaan.
Kawasan Tidak Terbangun / Ruang Terbuka Hijau. Kawasan ini mewadahi kegiatan yang
bersifat bukan perkotaan, ruang terbuka hijau kota, lahan pertanian, dan kawasan lindung. Jenis pemanfaatan ruang yang tercakup dalam kawasan terbangun yang akan dikembangkan di wilayah Kecamatan Kemayoranhingga tahun 2028 meliputi : perumahan, rumah toko, kantor pemerintahan dan bangunan umum, perkantoran dan jasa, ruang terbuka hijau, dan fasilitas umum.. Cakupan jenis pemanfaatan ruang/kawasan fungsional ini disesuaikan dengan kedalaman materi RRTRW Kecamatan Kemayoran yang digambarkan dalam peta dengan skala
B.4.47.5 Telekomunikasi
Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Kemayoran adalah : 1. 2. 3. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. lingkungan kota di Kecamatan Kemayoran
ketelitian 1 : 5.000. Selengkapnya, arahan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di wilayah Kecamatan Kemayoran dapat dilihat pada Tabel 4.55 Tabel 4.50 Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2028
No 1 2 3 4 5 6 Penggunaan Lahan Perumahan Perdagangan Kantor Pemerintahan Perkantoran dan jasa Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Umum Jumlah
Sumber : hasil perhitungan, 2008
Luas Lahan Luas (Ha) 1.650,32 327,84 3,75 179,81 123,84 113,39 2.398,95
Kawasan Lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi Kawasan budidaya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
Jenis Pemanfataan Lahan Kantor pemerintahan
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. RTRW DKI Jakarta Tahun 2010 menjelaskan pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan di wilayah Kecamatan Kemayoran diarahkan untuk pusat pemerintahan, pusat kegiatan perdangan dan jasa, serta permukiman intensitas tinggi. Berdasarkan penjabaran sesuai tingkat
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Arahan Pola Pemanfaatan Lahan Pola pengembangan : memusat dalam bentuk kawasan perdagangan, sebagai bagian dari Pusat Kota. Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, sub terminal, jasa perkantoran, jasa perhotelan, jasa profesional, jasa hiburan, bangunan multifungsi, rumah toko, bangunan umum, ruang terbuka hijau/taman kota. Fungsi utama Perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang dan rendah Pola pengembangan : intensifikasi pemanfaatan ruang. Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Perumahan, sarana
Tingkat kebutuhan rumah di Kecamatan Kemayoranpada dasarnya ditentukan oleh tingkat penghasilan penduduknya. Tingkat penghasilan penduduk tersebut dapat menentukan kebutuhan luas kapling dan bangunan dengan asumsi bahwa tiap-tiap keluarga dapat hidup layak harus menempati rumah sendiri. Penduduk yang berpenghasilan tinggi cenderung membeli tanah dengan kapling yang lebih besar, sedangkan Penduduk yang berpenghasilan rendah pada umumnya membutuhkan kapling yang relatif kecil, yang dapat dipergunakan untuk hidup layak. Rencana pengembangan kegiatan permukiman dilakukan dengan tujuan penyediaan sarana perumahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan aspirasi tiap kelompok masyarakat dan menciptakan lingkungan permukiman yang memenuhi syarat hunian dan syarat perkotaan bagi setiap kelompok masyarakat. Untuk merealisasikan rencana pengembangan perumahan tersebut maka kebutuhan pengembangan sarana perumahan, dilakukan melalui : 1. Program perbaikan kampung dilakukan pada kawasan-kawasan yang tidak layak huni (tidak memenuhi syarat rumah sehat). Program ini akan lebih diarahkan pada penataan lingkungan, perbaikan sarana dan prasarana kebutuhan masyarakatnya. 2. Pengembangan permukiman menengah-kecil oleh pengembang. 3. Pengusahaan peningkatan dan pemugaran permukiman melalui program perbaikan kampung bagi perumahan dengan katagori permukiman yang kurang sehat dan tidak teratur dengan menyertakan sumber dana masyarakat yang ada. dasar yang disesuaikan dengan
Perumahan
Fasilitas Umum
perumahan. Fungsi utama : pusat pelayanan umum dan sosial dengan skala kecamatan. Pola pengembangan : pemusatan kegiatan Jenis pemanfaatan ruang : sarana kesehatan, sarana pendidikan, peribadatan, budaya/kesenian, taman dan lapangan olah raga.
Fungsi utama : pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lingkungan permukiman (blok). Pola pengembangan : pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di lingkungan permukiman dengan mempertimbangkan kegiatan yang sudah ada Jenis pemanfaatan ruang : sarana perbelanjaan, sarana kesehatan, sarana pendidikan, peribadatan, taman dan lapangan olah raga.
4. Lingkungan permukiman yang kondisinya sudah padat dan kondisi lingkungannya tidak
Sumber: Hasil Rencana, 2009
memenuhi syarat rumah sehat, memerlukan perbaikan permukiman melalui peremajaan kota (urban renewal). 5. Pengembangan perumahan menengah dan kecil merupakan prioritas dalam
B.4.48.1 Permukiman
Perumahan merupakan salah satu sarana yang erat hubungannya dengan karakteristik sosial ekonomi. Perencanaan perumahan dan fasilitas pendukungnya harus didasarkan pada permasalahan eksisting dan arah perkembangan perumahan di masa yang akan datang. Perkembangan perumahan pada awalnya berpola linier atau mengikuti jaringan jalan, pola linier tersebut selanjutnya berkembang hingga membentuk blok-blok perumahan membentuk perkampungan padat penduduk dengan fasilitas penunjang di dalamnya. Pengelompokkan rumah terbesar berada di seluruh pusat kota atau disekitar pusat kegiatan, rumah yang lainnya tersebar dengan kelompok-kelompok yang relatif kecil.
pengembangan perumahan. 6. Pemerintah bersama masyarakat dan swasta diarahkan untuk memenuhi penyediaan sarana perumahan dengan mengusahakan bantuan dan pola-pola kerjasama pembangunan yang saling menguntungkan. 7. Pengadaan permukiman baru dengan kerja sama pihak swasta/masyarakat yang saling menguntungkan dengan sistim joint planning dan joint development 8. Untuk rumah-rumah yang sudah ada baik yang dibangun sendiri oleh penduduk berupa kelompok-kelompok perumahan (berupa perkampungan) maupun pengembang tetap dipertahankan.
III-96
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil, rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan. Rencana pengembangan rumah sedang merupakan rencana pengembangan perumahan dengan luas area yang lebih dominan dibanding rencana pengembangan perumahan tipe lain di Kecamatan Kemayoran. Rencana pengembangan rumah sedang tersebut mencapai 1581 ha. Rencana pengembangan perumahan kecil menempati urutan kedua yang paling banyak dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar. Rencana pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di antaranya berada di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok rumah kecil dengan total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan dengan luas 18 ha yang sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Kemayoran. Rencana pengembangan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana pengembangan rumah besar di Kecamatan Kemayorandengan diarahkan dengan total luas 0,7 ha berada pada bagian Timur Kecamatan Kemayoran.
tersebut direncanakan pada sepanjang Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari. Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan di sub pusat perdagangan dan jasa ini pada areaarea di atas, dapat berupa : 1. Pertokoan dan Supermarket 2. Bank dan Asuransi 3. Perkantoran 4. Coffee Shop / Bar dan Restauran 5. Taman Bermain 6. Gedung Pertemuan 7. Sarana penunjang lainnya, seperti tempat parkir atau telepon umum
Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Kemayoran, terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1. 2.
3.
Ruang terbuka hijau yang memang difungsikan sebagai faktor pembentuk lingkungan dan kenyamanan lingkungan, yang berupa taman, jalur hijau, dan tempat rekreasi. Ruang terbuka hijau yang difungsikan sebagai fasilitas sosial masyarakat seperti pengembangan ruang terbuka hijau sebagai PHT (Penyempurna Hijau Makam). Ruang terbuka hijau yang difungsikan lahan preservasi sebagai buffer zone apabila terjadi bencana alam seperti bencana banjir..
Ruang terbuka hijau yang berupa taman dan jalur hijau dikembangkan di sepanjang tepi jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang terbuka hijau ini dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa mendatang apabila diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan RTH di sepanjang tepi jalan di Kecamatan Kemayorandirencanakan di sebelah Timur Jalan Letjend Suprapto yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada Kota Baru Bandar Kemayoranyang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Kemayoranmencapai 23,6% dari total luas Kota baru Bandar Kemayorantersebut.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
memang sengaja dibiarkan untuk membatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan yang akan dikembangkan terhadap lingkungan sekitarnya atau sebaliknya, sedangkan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lahan cadangan kegiatan perkotaan adalah lahan pertanian/kebun yang saat ini masih dipertahankan keberadaannya dan lahan pemakaman. Penataan daerah sepanjang aliran sungai bertujuan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai tersebut. Dengan demikian daerah sepanjang aliran sungai tersebut dapat berfungsi sebagai daerah konservasi dan preservasi serta mempermudah pengontrolan dari masyarakat seandainya terjadi gangguan akibat pencemaran sungai. Sungai tersebut juga dimanfaatkan sebagai aliran utama sistem drainase yang difungsikan sebagai arah aliran air hujan. Upaya pengamanan dan penataan daerah sepanjang aliran sungai ini, diantaranya : raga. Mengatur arah bangunan-bangunan yang berada di sekitar sungai agar Melarang pembuangan semua sampah dalam badan sungai. Adapun kriteria teknis pembuatan sempadan sungai berdasarkan Permen PU No. tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, yaitu : Garis sempadan sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurangkuranguya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. 2. Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria:
3.
Penetapan garis sempadan danau, waduk, mata air,dan sungai yang terpengaruh pasang surut air laut mengikuti kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden R.I. Nomor : 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, sebagai berikut:
Untuk danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 (dua Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut garis sempadan
ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dan tepi sungai dan berfungsi sebagai jalur hijau. Pengembangan RTH di tepi sungai tersebut dikembangkan pada lahan perpotongan Jalan Dakota dan Jalan Bendungan Jago. Tujuan utama pengaturan dan pengembangan garis sempadan sungai tersebut adalah untuk mengamankan wilayah aliran sungai. Dalam pengamanan aliran sungai ini sempadan sungai harus ditanami dengan jenis tanaman keras dan dilarang melakukan penebangan pohon pada daerah tersebut untuk melindungi tebingtebing atau bantaran sungai yang potensial terhadap bahaya erosi dan longsor. Selain itu di sepanjang sempadan sungai ini direkomendasikan untuk dihindari atau dilarang adanya bangunan, baik untuk kegiatan perumahan, perkantoran, maupun kegiatan komersial.
dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dalam bentuk taman kota, sarana olah
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnva 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Pendidikan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 4.57 yaitu sebanyak 140 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 70 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 12 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), serta 6 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Tabel 4.52 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
III-98
dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 1 2 3 4 5 6
Eksisting 2006 35 67 20 19 3 12
tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa.
B.4.49.3
Peribadatan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel 4.59, yaitu mushala sebanyak 58 unit, masjid 6 unit, masjid kecamatan 1 unit, gereja katolik 3 unit, gereja 3 unit, vihara 3 unit, pura 3 unit, serta kelenteng 3 unit. Tabel 4.54 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
No Jenis Fasilitas Mushala Masjid Masjid Kecamatan Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 163 84 12 3 Kebutuhan 2030 140 14 2 7 7 7 7 7
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan. Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar 105 unit dan 3 unit.
B.4.49.2
Kesehatan
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada Tabel 4.58, yaitu balai pengobatan sebanyak 58 unit, rumah bersalin sebanyak 6 unit, puskesmas sebanyak 6 unit, apotik sebanyak 6 unit, dan 1 unit puskesmas kecamatan.
1 2 3 4 5 6. 7. 8
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 Tabel 4.53 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030 Eksisting Kebutuhan Jenis Fasilitas 2006 2030 Rumah Sakit Puskesmas 10 6 Puskesmas Kecamatan 1 Pos KB 124 Apotik 5 6 Lainnya 23 Balai Pengobatan 58 Rumah Bersalin 6 dengan kondisi eksisting, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
B.4.49.4
Olahraga
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel 4.60, yaitu tempat bermain berjumlah 700 unit, 58 unit lapangan olahraga, 6 unit kolam renang, serta 6 unit gedung olahraga.
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kemayoran saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum Tabel 4.55 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
III-99
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Fasilitas Tempat Bermain Lapangan Sepakbola Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis Lapangan Voli Kolam Renang Gedung Olahraga Lainnya
Eksisting 2006 14 59 7 54 1 12
Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Kemayoran, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa taman-taman warga atau tempat bermain. Tabel 4.56 Rencana Intensitas Bangunan di Kecamatan Kemayoran
Ketinggian No 1. Lokasi Kel. Gunung Sahari Selatan Kel. Sumur Batu Kel. Cempaka Baru Kel. Harapan Mulya 2. Kel. Utan Panjang Jl. Gunung Sahari Wisma dan Bangunan Umum dengan 3. Sebagian Jl Bungur Besar Fasilitasnya Wisma dan Bangunan Umum dengan 4. Sepanjang Jl. Letjend Suprapto Jl. Utan Panjang Timur Jl. Angkasa Jl. Garuda Jl. Utan Panjang Barat Jl. KemayoranGempol 5. Kebon Kosong (ex. Bandar kemayoran) 6. Kel. Gunung Sahari Selatan Kel. Gunung Sahari Selatan Wisma dan Fasilitasnya Karya/ > 32 Lt 50 maks 5 III-100 16-24 Lt 50 maks 4 Fasilitasnya Karya Bangunan Umum dengan Fasilitasnya 8-16 Lt 50 maks 3,0 4-8 Lt 50 maks 2,4 4-8 Lt 40 maks 2,4 Peruntukkan Wisma dan Fasilitasnya maks. (lantai) 2-4 Lt KDB 40 KLB > 1,2
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
e.
KDB KLB
Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
maks. (lantai)
masyarakat.
f.
B.4.52 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Sawah besar B.4.52.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Sawah Besar merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Sawah Besar. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Sawah Besar yang sejahtera Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas lahir dan batin
Kebijakasanaan umum Kecamatan Sawah Besar adalah membatasi pertumbuhan penduduk dengan prioritas daya tampung hanya bagi pertumbuhan alamiah saja, menyebarkan kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas tempat kerja, memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan kuantitas terbatas, serta melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan datang. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Ketigabelas kali tesebut, tiga kali diantaranya melalui Kecamatan Sawah Besar yaitu Kali Mati, Kali Lio, dan Kali Ciliwung. 1) Perumahan Pembangunan perumahan diarahkan kepada prioritas pemenuhan kebutuhan penduduk berpenghasilan rendah, perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas bangunan perumahan, serta peremajaan lingkungan di daerah-daerah permukiman padat dan cenderung kumuh denga pengembangan permukiman ke arah vertikal seperti rumah susun. 2) Sektor Perdagangan dan Jasa a. Perbaikan dan pengembangan yang mengganggu lingkungan perdagangan dan jasa yang ada dengan perbaikan fasilitasnya.
berdaya-guna,
sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan
III-101
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
b. Kemungkinan peremajaan terbatas untuk area-area tertentu (sekitar Jl. Mangga Dua Abdad). c. Memberikan angka toleransi terhadap standar peruntukan lahan yang ada d. Pengembangan ribbon harus menjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan parkir yang memadai. e. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang ekonomi lemah. 3) Sektor Transportasi a. Pembangunan jalan baru dan pengembangan jalan erteri sesuai dengan rencana struktur DKI Jakarta tahun 2030. b. Pelebaran dan peningkatan jalan-jalan yang ada. c. Pengembangan moda angkutan umum dengan peningkatan kualitasnya, baik angkutan mobil maupun kereta api dengan pengadaan fasilitas penunjangnya. d. Pembangunan jalan-jalan bagi pedestrian. e. Pembatasan parkir on street agar tidak mengganggu arus lalu lintas, terutama dipusat-pusat perdagangan. 9) 8)
d. Melaksanakan
normalisasi
kali
dan
penambahan
saluran
mikro
dan
meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Sektor Utilitas Umum. a. Pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan jaringan utilitas (gas, listrik dan telepon). b. Penambahan jaringan pada daerah-daerah peremajaan, seperti Mangga Dua. c. Perencanaan dan pelaksanaan yang terpadu antar instansi yang terkait. d. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Sektor Ruang Terbuka Hijau a. Pembebasan lahan sepanjang saluran drainase untuk jalur hijau pengaman dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. b. Penghijauan pekarangan rumah-rumah penduduk. c. Pemeliharan/peningkatan fungsi ruang terbuka hijau yang telah ada. d. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
4)
Sektor Fasilitas Umum a. Perbaikan dan peningkatan fasilitas yang telah ada, kemungkinan dengan pengembangan vertikal. b. Pengunaan standar khusus untuk daerah-daerah padat, atau dengan memberikan angka toleransi terhadap standar yang ada.
5)
Sektor Air Minum a. Perbaikan dan peningkatan jaringan distribusi air pipa yang telah ada. b. Perluasan kapasitas distribusi air minum. c. Mengurangi penggunaan air tanah serta air pipa secara besar-besaran, terutama untuk keperluan industri. d. Penambahan hidrant-hidrant umum pada lingkungan permukiman padat dan kumuh.
6)
Sektor Sanitasi dan Sampah a. Sistem pembuangan air limbah (sewerage) dengan pipa sebagai program jangka panjang dan pembuatan pembuangan air limbah lokal untuk jangka pendek. b. Pengadaan MCK serta peningkatan kondisi MCK yang telah ada.
7)
Sektor Banjir dan Drainase a. Peningkatan sistem drainase makro yang ada. b. Perbaikan/pelebaran sarluran-saluran drainase makro yang telah ada. c. Pembangunan drainase mikro baru.
B.4.52.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar adalah :
III-102
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
pertumbuhan alamiah saja. Menyebarkan kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas tempat kerja. Memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan Melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah kuantitas terbatas. Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan datang. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan dan jasa .
Daya Tampung Penduduk (jiwa) 24.437 37.365 47.091 56.320 41.955 207.168
1 2 3 4 5
Pasar Baru Gunung Sahari Utara Kartini Karang Anyar Mangga Dua Selatan Jumlah
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Jl. Lapangan Banteng Jl. Kartini Raya Jl. Lautze Jl. Mangga Dua Abdad Jl. Rajawali Selatan
Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
4. Kolektor Sekunder
Sarana parkir berupa bangunan gedung atau lahan parkir ditempatkan pada bangunanbangunan umum untuk penghapus parkir di tepi jalan. Jembatan penyebrangan juga akan direncanakan pada setiap jalan arteri primer.
dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
B.4.56.3 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Sawah Besar dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : 1. Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Sawah Besar yang meliputi telekomunikasi dan air limbah.
2. 3. 4.
B.4.56.1 Persampahan
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk
B.4.56.4 Telekomunikasi
Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Sawah Besar adalah Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan Sawah Besar.
III-104
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
41.955 207.168
5.874 29.004
2.895 14.295
2,89 14,29
Sumber : Hasil Rencana 2009 Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr
seluas 9,46 ha 6. Penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara seluas 30,69 ha 7. Suka / fasilitas umum di Kelurahan Pasar Baru seluas 21,93 ha 8. Marga dan saluran di Kelurahan Pasar Baru seluas 18,10 ha
B.4.57.1 Permukiman
Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.
III-105
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Sawah Besar pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Sawah Besar dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas.
Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 di Kecamatan Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.58 Tabel 4.58 Rencana Fasilitas Pendidikan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
No 1 2 3 4 TK SD SLTP SLTA Jumlah
Sumber : Rencana 2009
B.4.58 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Sawah Besar
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Sawah Besar terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :
B.4.58.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
3 4 5 6 7 8
Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas Rumah Sakit Wilayah Tempat Praktek Dokter Apotik Jumlah
7 7 7 0 35 7 152
3.
4. 5.
B.4.58.3 Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 di Kecamatan Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.60 Tabel 4.60 Rencana Fasilitas Peribadatan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Rincian Jenis Fasilitas Gereja Katolik Gereja Protestan Mushalla Masjid Vihara Pura Kelenteng Jumlah
Sumber : Rencana 2009
Standar Kebutuhan (Jiwa) 60,000 60,000 3,000 30,000 60,000 60,000 60,000
Luas Lahan (m2) 1,000 1,000 26,906 17,937 1,000 1,000 1,000 49,843 3 3
69 7 3 3 3 93
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No. 6 7 8 9
Lokasi Jl. Gunung Sahari 7A Kel. Gunung Sahari Utara Jl. Karang Anyar Utara Kel. Karang Anyar Kel. Pasar Baru Kel. Pasar Baru
Peruntukan Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya Karya Pemerintahan/Suka/Penye mpurna Hijau Binaan/Karya Bangunan Umum dengan fasilitasnya Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya Wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya Karya dan bangunan umum dengan fasilitasnya Karya dan bangunan umum dengan fasilitasnya
KDB (%) 60 % 60 % 60 %
Mewujudkan Kecamatan Gambir sebagai kawasan pendukung kelengkapan Peningkatan pelayanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Gambir yang
berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan, Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Gambir guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
10 Jl. Pangeran Jayakarta dan sekitarnya Kel. Mangga Dua Selatan 11 Jl. Gunung Sahari Kel. Kartini 12 Jl. Gunung Sahari, sebagian Jl. Industri, Jl. Gunung Sahari 12 Kel. Gunung Sahari Utara 13 Arena Pekan Raya Jakarta
Sumber : Rencana 2009
4 Lt 8 Lt 4 Lt 8 Lt 4 Lt 16 Lt
60 % 60 % 60 %
Maks 3,0
B.4.61.2 Kebijakan
Maks 3,0 Maks 4,0
4 Lt 60 Lt
60 %
> 5,0
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Perbaikan/pengembangan pusat perdagangan lama untuk menciptakan lapangan Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang
Pengembangan pengembangan
kawasan sekktor
diprioritaskan strategis
karena
keberadaannya berdasar
dapat atas
mendukung
diatasnya
dengan
pertimbangan-
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra baru diprioritaskan dengan mengatur arus transportasi sehingga tidak menimbulkan kemacetan 3) Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan industri rumahan 4) Sektor Transportasi 6) Penyediaan prasarana dan sarana transportasi selain untuk kebutuhan Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan kecamatan juga untuk menunjang pengembangan WKP barat dan WKP timur memperhatikan kualitas dan kapasitas Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan
B.4.61.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Gambir adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai yang dijadikan permukiman kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan 7) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) 8) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan Penambahan hydrant umum pipa pipa induk dan distribusi muka air tanah dan intruisi air laut
-
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Gambir adalah sebesar 122.310 jiwa, dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Duri Pulo sebesar 161 jiwa/ha, jumlah tersebut digunakan karena pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa mendatang di Kecamatan Gambir. Namun untuk mengantisipasi kelebihan daya tampung dan keterbatasan lahan maka direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal. Sedangkan rumah rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Gambir akan dihilangkan. Pembangunan wisma kecil akan dibatasi di Gambir. Kepadatan permukiman direncanakan tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal. Tabel 4.62 Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kec.Gambir Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Cideng Petojo Selatan Gambir Kebon Kelapa Petojo Utara Duri Pulo Jumlah
Sumber : Hasil Rencana
Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Gambir antara lain adalah : a. Kantor Walikota Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat dengan kegiatan pelayanan pemerintahan b. Wisma Hayam Wuruk, Gajah Mada Plaza, Hotel Surya Baru dan Hotel Red Top dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa c. Rukan Tri Megah dan Pusat Pertokoan Pecenongan dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Gambir antara lain adalah : a. dan jasa Pasar Petojo dan Petojo Plaza dengan kegiatan pelayanan perdagangan Pusat Pertokoan jalan Biak, Ruko Sangaji Megah dan Ruko Roxy Trade Akademi Sekretaris Saint Mary dan Y.P.Bunda Mulia dengan kegiatan
Daya Tampung Penduduk 2030 24,473 20,750 4,237 16,034 23,657 33,159 122,310
Kepadatan Penduduk 2006 136 128 12 144 148 323 113 2030 194 182 16 206 211 461 161
b. c.
Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan dan perkantoran skala Nasional Pusat kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa skala Nasional Pusat kegiatan pelayanan III-110
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Gambir adalah sistem jaringan jalan,
Lokasi Harmony Fungsi jasa transportasi Jl.Kyai Caringin Jl.Tanah Abang 1 Jl.Hayam Wuruk Pelayanan Kesehatan Pelayanan pemerintahan Pelayanan perdagangan dan jasa Pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa Jl.Gajah Mada Jl.AM. Sangaji (sisi selatan) Pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa Jl.AM. Sangaji (sisi utara) Pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa Jl.Biak Pelayanan perdagangan dan jasa Jl.Pecenongan Pelayanan perdagangan dan jasa Sumber : Hasil Rencana 2009
Keterangan BTN Plasa Duta Merlin Halte Busway Harmony RSUD Tarakan Kantor Walikota Jakarta Pusat Wisma Hayam Wuruk Hotel Surya Baru Gajah Mada Plaza Pengadila n Tinggi Negeri Jakarta Pusat Akademi Sekretaris Saint Mary Ruko Sangaji Megah YP. Bunda Mulia Pasar Petojo Petojo Plaza Ruko Roxy Trade Centre Pusat Pertokoan Jl.Biak Hotel Red Top Rukan Tri Megah Pusat Pertokoan Jl.Pecenongan
simpang susun, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Sistem jaringan jalan di Kecamatan Gambir hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :
a. Jalan Arteri Primer yaitu Jl. MH.Thamrin Jl.Merdeka Barat, Jl.Majapahit Jl.Gajah
Mada, Jl.KH.Hasyim Ashari, Jl.KH.Zainul Arifin, Jl.Kebon Sirih Jl.Jatibaru;
Pusat kegiatan pelayanan kesehatan skala Provinsi Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan skala Kota Pusat kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa skala Kota Pusat kegiatan pelayanan pemerintahan, perdagangan dan jasa skala Kota Pusat kegiatan pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa skala Kecamatan Pusat kegiatan pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa skala Kecamatan
b. Jalan Arteri Skunder yaitu Jl. Kyai Caringin, Jl.Suryopranoto, Jl.Ir.H.Juanda, Jl.Abdul
Muis, Jl.Medan Merdeka Utara dan Timur, Jl.Ridwan Rais, Jl.Veteran, Jl.Veteran 1, Jl.Cideng Barat, Jl.Cideng Timur;
4 5
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Gambir yang meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah
III-111
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.65.1 Persampahan
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut : Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.
sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.
B.4.65.3 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Gambir dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) kelingkungan yang padat penduduk Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
B.4.65.4 Telekomunikasi
Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut : Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan Gambir.
menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah trapesium terbuka.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.64 Rencana Kebutuhan Air Bersih Kec.Gambir Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Cideng Petojo Selatan Gambir Kebon Kelapa Petojo Utara Duri Pulo Jumlah
Sumber : Hasil Rencana
B.4.66.1 Permukiman
Kebutuhan Air Bersih ( M3/Hr) 4,282.83 3,631.18 741.39 2,806.03 4,139.99 5,802.76 21,404.19 Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Gambir pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Gambir dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi di Kecamatan Gambir diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara,
Timbulan Sludge ( M3/Hr) 1.69 1.43 0.29 1.11 1.63 2.29 8.44
Kebutuhan Air Bersih ( Ltr/Hr) 4,282,833 3,631,184 741,394 2,806,028 4,139,988 5,802,765 21,404,192
Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.
Timbulan Air Limbah ( M3/Hr)) 3,426.27 2,904.95 593.11 2,244.82 3,311.99 4,642.21 17,123.35
Timbulan Sludge ( Ltr/Hr) 1,689 1,432 292 1,106 1,632 2,288 8,439
Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan Gambir diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara, Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di Kecamatan Gambir. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Kecamatan Gambir diarahkan pada Jl. Subur Baru.
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
ada di Kecamatan Gambir, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Gambir sehingga kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambir adalah : a. Pengembangan Sentra sentra Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan ITC Roxy Mas dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat Nasional b. Pengembangan Ribbon Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jl.Hayam Wuruk, Jl.Pecenongan, Jl.KH.Hasyim Ashari. Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Suryopranoto dan Jl.KH.Hasyim Ashari dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. Pola pengembangan
B.4.67.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.66 Tabel 4.66 Rencana Fasilitas Pendidikan Kec.Gambir Tahun 2030
No 1 2 3 4 Rincian Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Standar Kebutuhan (Jiwa) 1,250 2,500 15,000 30,000 Luas Lahan (m2) 170 3,000 4,000 4,800 Kebutuhan Sarana (Unit) 2030 98 49 8 4
B.4.67.2 Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas kesehatan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.67 Tabel 4.67 Rencana Fasilitas Kesehatan Kec.Gambir Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Rincian Jenis Fasilitas Balai Pengobatan BKIA Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas Rumah Sakit Wilayah Tempat Praktek Dokter Apotik Standar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 10,000 30,000 30,000 30,000 480,000 6,000 30,000 Luas Lahan (m2) 200 1,600 3,000 500 650 10,000 150 400 Kebutuhan Sarana (Unit) 2030 41 2 4 4 4 0 20 4
III-114
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.67.3 Peribadatan
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan klenteng yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.68 Tabel 4.68 Rencana Fasilitas Peribadatan Kec.Gambir Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Rincian Jenis Fasilitas Gereja Katolik Gereja Protestan Mushalla Masjid Vihara Pura Kelenteng Standar Kebutuhan (Jiwa) 60,000 60,000 3,000 30,000 60,000 60,000 60,000 Luas Lahan (m2) 2,000 2,000 300 2,000 2,000 2,000 2,000 Kebutuhan Sarana (Unit) 2030 2 2 41 4 2 2 2 No 1 2 3 4 5 6
KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a. Kawasan permukiman b. Kawasan permukiman KDB rendah c. Kawasan bangunan umum
III-115
Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a. Kawasan permukiman b. Kawasan permukiman KDB rendah c. Kawasan bangunan umum d. Kawasan bangunan umum KDB rendah e. Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a. Kawasan permukiman b. Kawasan bangunan umum c. Kawasan bangunan umum KDB rendah d. Kawasan campuran
Wisma
60
1,2
60
Karya Pemerintahan
40
32
e. KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat.
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Gambir. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. Rencana intensitas lahan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
4
3,5 3,0 3,5 3,5 3,0 4,0 4,0 4,0 4,0 3,5 1,6 2,4 4,0
24 16 24 24 16 32 32 32 32 24
3 4 32
Tabel 4.70
III-116