You are on page 1of 17

REPRESENTASI PENGETAHUAN

SISTEM PRODUKSI Click to edit Master subtitle style (PRODUCTION SYSTEM)

Sistem produksi memiliki struktur seperti struktur proses pencarian (search). Secara umum, sistem produksi terdiri dari komponen-komponen: 1. Ruang Keadan. 2. Memori Aktif. 3. Strategi Kontrol.

Komponen Sistem Produksi

Ruang Keadaan berisi keadaan awal, tujuan dan kumpulan aturan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Memori Aktif berisi deskripsi keadaan semesta pembicaraan saat ini dalam proses penalaran. Strategi Kontrol berguna untuk mengarahkan bagaimana proses pencarian akan berlangsung dan mengendalikan arah eksplorasi.

Arsitektur Sistem Produksi

Dpl, Sistem Produksi menyediakan pengendalian berdasar pola dari proses pemecahan problema dan terdiri dari sekumpulan aturan produksi, memori aktif, dan kontrol mekanisme inferensi

Kaidah / Aturan Produksi

Representasi pengetahuan dengan sistem produksi dinamakan kaidah/aturan produksi (production method) sering disebut produksi saja. Merupakan seperangkat aturan yang masing-masing berisi pola sisi kiri (bagian kondisi/anteseden/premis) yang menentukan pemakaian aturan tertentu, dan sisi kanan (bagian tindakan/konsekuen/konklusi) yang menggambarkan tindakan yang harus dilakukan jika aturan tertentu tersebut digunakan.

Kaidah / Aturan Produksi

1.

2.

3.

4.

Pada bagian kondisi (kiri) merupakan pernyataan dengan awalan if, sedangkan bagian tindakan (kanan) merupakan pernyataan dengan awalan then. Contoh kaidah tipikal : If harga stok turun di bawah Rp 1 juta, then beli 100 saham. If suhu lebih dari 30 C, then hidupkan alat pendingin. If berada di bawah garis belakang lawan and bola berada di garis 30 meter dari gawang, then bikinlah ruang untuk mencetak gol. If pelamar itu wanita berusia tidak lebih dari 25 tahun or pelamar itu lulusan perguruan tinggi komputer, then bisa diterima sebagai karyawan.

Memori Aktif (Active Memory)

Merupakan satu atau lebih basis data (database) yang berisi informasi tentang tugas-tugas khusus. Beberapa bagian basis data mungkin bersifat permanen, sedangkan yang lain hanya berisi solusi problema yang sedang dihadapi saat ini. Informasi yang terdapat di dalam basis data tersebut mungkin terstruktur dengan cara tertentu.

Kontrol Mekanisme Inferensi

Suatu strategi pengendalian (controlling strategy) yang menentukan urutan pembandingan suatu aturan dengan basis data dan cara menyelesaikan suatu konflik yang muncul bila beberapa aturan saling bertumbukan pada saat yang bersamaan. Proses berakhir bila tak ada kondisi aturan yang cocok dengan isi memori aktif

Sistem Produksi Teka-teki 8 (8-Puzzle)


Keadaan Awal 2 1 7 8 6 3 4 5 Keadaan Akhir (Tujuan) 1 8 7 6 2 3 4 5

Sistem Produksi Teka-teki 8 (8-Puzzle)

Himpunan kaidah produksi

Kondisi
keadaan tujuan dlm memori aktif blank tidak berada di tepi atas blank tidak berada di tepi bawah blank tidak berada di tepi kanan blank tidak berada di tepi kiri

Tindakan
diam saja gerakan blank ke atas gerakan blank ke bawah gerakan blank ke kanan gerakan blank ke kiri

Sistem Produksi Teka-teki 8 (8-Puzzle)

Memori aktif adalah keadaan papan saat ini dan keadaan tujuan. Pengendalian:
l l l

Mencoba setiap produksi secara urut. Loop tidak diperkenankan. Hentikan bila tujuan telah ditemukan.

Metode Penalaran (Reasoning Methode)


Apabila pengetahuan direpresentasikan dengan aturan, maka ada 2 metode yang dapat digunakan: 1. Penalaran Maju (Forward Reasoning) 2. Penalaran Mundur (Backward Reasoning)

Penalaran Maju Vs. Penalaran Mundur

Pada penalaran maju, pelacakan dimulai dari keadaan awal (informasi atau fakta yang ada) dan kemudian dicoba untuk mencocokan dengan tujuan yang diharapkan. Pada penalaran mundur, pelacakan dimulai dari tujuan atau hipotesa, baru dicocokkan dengan keadaan awal atau fakta-fakta yang ada.

Penalaran Maju Vs. Penalaran Mundur


Faktor yang mempengaruhi pemilihan backward atau forward dalam memilih metode penalaran: A. Banyaknya keadaan awal dan tujuan. Jika jml keadaan awal lebih kecil daripada tujuan, maka digunakan penalaran forward. Jika sebaliknya, maka digunakan penalaran backward.

Penalaran Maju Vs. Penalaran Mundur


B.

C.

Jumlah simpul yang dapat diraih secara langsung. Labih baik dipilih yang jumlah simpul tiap cabangnya lebih sedikit. Apakah program butuh menanyai pengguna untuk melakukan justifikasi terhadap proses penalaran? Jika ya, maka alangkah baiknya dipilih arah yang lebih memudahkan pengguna.

Penalaran Maju Vs. Penalaran Mundur


D.

Bentuk kejadian yang akan memicu penyelesaian masalah. Jika kejadian itu berupa fakta baru, maka lebih baik dipilih penalaran forward. Namun, jika kejadian itu berupa query, maka lebih baik digunakan penalaran backward.

You might also like