Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
• New York, 5 Desember 1960
Pada umur 19 tahun segera setelah mulai saya pelajari dengan intensif
literatur Islam yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, saya
melakukan surat menyurat dengan belasan kaum muda dan dunia Arab
dan Pakistan. Tujuan saya adalah agar dapat memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam dari tangan pertama tentang arti Islam menurut
orang Islam sendiri, dan untuk mendapatkan informasi yang lebih
terperinci tentang peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di negara Islam
daripada informasi yang biasa dimuat dalam surat kabar dan majalah.
Maulana Maududi tidak perlu lagi membujuk saya untuk memeluk Islam
karena waktu itu saya telah berada di ambang peralihan kepada agama
Islam, dan sudah akan mengambil langkah terakhir, bahkan tanpa
sepengetahuannya. Maulana Maududi juga tidak mengupayakan pengaruh
yang menentukan apapun atas arah karier menulis saya, karena sudah
sejak lebih dari setahun sebelum persahabatan kami saya telah menulis
esai-esai untuk membela Islam dan pokok-pokok pikiran saya yang utama
telah mapan jauh sebelum kami berdua saling berkenalan. Namun
demikian, sebagai hasil dari surat menyurat ini adalah banyak
bertambahnya wawasan dan pengetahuan saya, sehingga saya lebih
mahir mengemukakan pendapat, dan tulisan-tulisan saya pun bertambah
matang dan mendalam.
Maryam Jamilah
14 Jumadits-Tsana 1389 H (28 Agustus 1969 M).
-------------------------------------------------------------
New York, 5 Desember 1960
Artikel anda yang bagus sekali berjudul Life After Death (Hidup Sesudah
Mati) yang dimuat dalam majalah The Muslim Digest, Durban, Afrika
Selatan terbitan bulan Februari 1960 adalah yang terbaik dan paling
meyakinkan yang pernah saya baca. Ketika pertama kali saya baca
tentang anda dalam tutisan Mazharuddin Siddiqui yang dimuat dalam
buku Islam The Straight Path (Islam Jalan-Lurus, editor Kenneth Morgan,
Ronald Press, New York 1958) tentang umat Islam di Pakistan, segera saja
saya bersimpati sepenuh hati terhadap anda dan masalah-masalah anda,
walaupun Mazharuddin adalah seorang modernis khas yang
menggambarkan anda dengan gaya menghina.
Artikel saya yang pertama berjudul Sebuah Kritik terhadap buku "Islam in
Modern History" yang ditulis oleh Prof. Wilfred Cantwell Smith, Direktur
Islamic Institute di McGill University, Montreal. Saya menentang bagian
demi bagian argumentasinya yang mengatakan bahwa sekularisme dan
westernisme itu cocok dengan Islam dan bahwa "pembaharuan" Kemal
Ataturk di Turki menawarkan model yang paling baik untuk ditiru oleh
negara-negara Islam lainnya.
Artikel saya yang ketiga --dimuat dalam majalah The Islamic Review, bulan
Juni 1960 dan majalah The Muslim Digest bulan Agustus 1960 merupakan
bantahan terhadap argumentasi Asaf A. Fyzee (wakil Rektor Universitas
Kashmir) tentang Islam yang terbaratkan, diperbaharui dan "diliberalkan"
sampai suatu titik ia hanya menjadi ungkapan-ungkapan etika yang
hampa dan kosong dan tidak mampu memberi dampak terhadap
pembentukan masyarakat dan kebudayaan.
Artikel lain yang saya tulis membantah pendapat ahli sosiologi Turki, Ziya
Gokalp, yang mencoba untuk memperdayakan pembacanya agar yakin
bahwa nasionalisme dan sekularisme itu cocok dengan Islam (langsung
daripadanyalah Kemal Ataturk memperoleh inspirasinya); Sir Sayyid
Ahmad Khan yang menuhankan ilmu pengetahuan dan filsafat Eropa abad
XIX; Ali Abdur-Raziq dalam buku Islam and the Principles of Government
yang ditulisnya sesudah penghapusan kekhalifahan Usmaniyah yang
mencoba menunjukan bahwa kekhalifahan tidak pernah menjadi bagian
integral dari Islam, sehingga harus dijauhkan secara total dan terus-
menerus dari negara; Presiden Habib Bourguiba yang tahun lalu
menyerang puasa bulan Ramadan dengan menyatakan bahwa puasa
Bulan Suci merupakan penghalang bagi pembangunan ekonomi Tunisia;
dan Dr. Toha Husein, intelektual dan penulis Mesir buta yang telah
mengemukakan dalam bukunya Future and Culture in Egypt bahwa Mesir
adalah bagian integral dari Eropa, karenanya perlu melakukan sekularisasi
dan westernisasi sepenuhnya.
Mungkin anda ingin tahu siapa saya sebenarnya. Saya adalah seorang
gadis Amerika, umur 28 tahun, yang begitu tertarik kepada Islam sebagai
satu-satunya harapan dalam hidup saya, sehingga saya sekarang ingin
berpindah agama. Masalah saya yang pelik adalah kesulitan untuk
bertemu dengan orang Islam di daerah pinggiran kota New York, tempat
tinggal saya. Lagi pula saya merasa terasing, Karena itu tatkala saya
dapati artikel anda dalam The Muslim Digest, segera saja saya kirim surat
kepada redaksi majalah tersebut untuk meminta alamat anda dengan
harapan akan anda balas surat-surat saya.
Salam takzim,
Margaret Marcus
-------------------------------------------------------------
Lahore, 21 Januari 1961
Assalamu 'alaikum,
Surat anda tertanggal 5 Desember 1960 sampai di sini ketika saya telah
pergi ke Saudi Arabia untuk menghadiri undangan Raja Ibnu Saud. Raja
ingin mendirikan Universitas Islam di Medinah dia undang saya untuk
mempersiapkan rencana tersebut. Karenanya, saya berada di luar negeri
kira-kira selama satu bulan. Ketika pulang saya dapatkan surat anda
beserta ketiga esai anda. Saya benar-benar tak mampu mengutarakan
alangkah bahagianya saya setelah membaca surat dan esai-esai anda.
Sengaja saya tuliskan kata "Assalamu 'alaikum" di awal surat ini, yakni
ucapan salam khusus untuk kaum muslimin. Alasannya ialah walaupun
anda masih menimbang-nimbang untuk beralih agama, tetapi saya
percaya bahwa anda sudah menjadi seorang muslimah. Seseorang yang
meyakini keesaan Tuhan, dan meyakini bahwa Muhammad adalah
rasulullah dan nabi-Nya yang terakhir, al-Qur'an adalah Kitab-Nya dan
juga beriman kepada Hari Akhir, maka ia adalah seorang muslim yang
sebenarnya, baik ia dilahirkan sebagai Yahudi, Kristen maupun dari
keluarga yang menyembah berhala.
Bila anda yakin terhadap kebenaran Islam, maka anda hanya perlu
menegaskan dengan sungguh-sungguh bahwa "Tak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah rasul-Nya". Kemudian hendaknya anda ganti nama
dengan nama Islam (seperti Aisyah atau Fatimah) lalu membuat
pengumuman tentang nama dan agama anda, sehingga dunia Islam
secara luas mengetahui bahwa anda adalah anggota persaudaraan Islam.
Kemudian anda harus mulai menegakkan shalat wajib lima kali sehari
semalam dan menaati perintah-perintah Islam yang lain dengan sabar.
Saya dapati anda telah berada di ambang pintu Islam dan dengan satu
langkah pasti lagi anda sudah akan termasuk dalam kelompok orang-
orang beriman. Saya pikir langkah terakhir ini akan merupakan puncak
yang logis dan wajar dari gagasan-gagasan anda.
Dan sekarang saya tak tahan untuk tidak mengungkapkan rasa takjub
saya mengenai satu hal. Saya ingin tahu dengan persis bagaimana dan di
mana seorang gadis Amerika dapat sampai pada konsepsi Islam yang
murni lagi cemerlang seperti itu. Dapatkah anda sisihkan waktu untuk
menulis cerita singkat tentang evolusi mental anda, dan mengirimkannya
kepada saya? Saya benar-benar dapat mengerti perasaan kesendirian
anda karena ketiadaan masyarakat Islam di lingkungan anda. Tentu hal ini
adalah penderitaan yang paling berat bagi seorang muslimah yang hidup
di negara non-muslim. Tetapi tentu dapat merupakan suatu pelipur bagi
anda memahami bahwa di dunia kini tiap orang Islam sejati sama berbagi
kepedihan dan keterasingan bersama anda, walaupun mungkin pada
tingkat yang lebih ringan atau dalam bentuk lain.
Kapan saja anda mengunjungi Pakistan, saya akan berbahagia sekali jika
bisa bertemu dengan anda dan mengelu-elu anda sebagai tamu saya.
Alangkah gembiranya saya beserta seluruh keluarga bila anda dapat
datang dan bersama kami melaksanakan puasa bulan Ramadhan (yang
tahun ini akan jatuh pada 17 Februari s/d 18 Maret). Saya berada di Lahore
hingga akhir bulan Maret, setelah itu saya hendak melawat ke beberapa
negara di benua Afrika untuk mengorganisasikan da'wah Islam di sana,
Insyaallah. Saya akan kembali berada di Lahore akhir bulan Mei. Saya
rencanakan untuk tetap tinggal di Lahore hingga akhir tahun, karenanya,
kapan saja anda datang, anda dapat temui saya di rumah.
Saudaramu Seagama,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 31 Januari 1961
Dua naskah terakhir saya adalah; yang satu tentang puisi Allamah Iqbal
[Lihat artikel saya tentang Allamah Iqbal dalam Islam Versus The West],
satu-satunya ilmuwan dunia Islam masa kini yang telah berhasil
mengungkapkan --dalam bentuk puisi dengan keindahan abadi-- tentang
apa arti sebenarnya menjadi seorang muslim; naskah yang lain berjudul
The Philosophical Sources of Western Materialism (Sumber-sumber Filsafat
Materialisme Barat), di sini saya lacak perkembangan Materialisme Barat
sejak kelahirannya di masa Yunani Kuno, melewati zaman Renesan sampai
memuncak dalam bentuk ideologi, seperti Komunisme.
Dalam naskah yang kedua ini juga saya coba tunjukkan, bahwa kejahatan-
kejahatan yang kita saksikan saat ini adalah akibat logis daripada
kecenderungan yang telah berlanjut selama lebih dari lima abad. Tokoh-
tokoh pemikiran Barat seluruhnya adalah materialis yang bersemangat;
nyatanya, seluruh tema peradaban Barat modern adalah pemberontakan
terhadap gereja dan pada puncaknya juga terhadap seluruh agama dan
nilai rohaniah. Jadi, materialisme adalah bagian dari esensi Barat
terpenting.
Saya dengan tulus dan pasti yakin bahwa pemahaman anda tentang Islam
sebagai yang anda kernukakan dalam buku Towards Understanding Islam
(Menuju Pemahaman Islam) dan Islamic Law and Constitution (Hukum dan
Perundang-undangan Islam) dan brosur-brosur lain yang telah anda
kirimkan kepada saya adalah satu-satunya penafsiran yang tepat. Saya
berharap agar saya tidak dipandang sebagai orang yang berpikiran sempit
dengan berkata demikian. Sungguh saya hargai anda dan segala sesuatu
yang anda kerjakan, sebab anda memegang teguh Islam dalam
kemurniannya di samping menolak untuk berdamai dengan tingkah laku
zaman atau memperkosanya dengan filsafat-filsafat asing.
Seperti yang telah anda uraikan dalam karya-karya anda, maka saya
percaya bahwa Islam adalah jalan hidup yang unggul dan merupakan
satu-satunya jalan menuju kebenaran. Tragisnya, ternyata banyak orang
Islam yang tidak setuju. Berkali-kali saya bertemu dengan mahasiswa-
mahasiswa Islam yang belajar pada universitas-universitas di New York
yang berusaha meyakinkan saya bahwa Kemal Ataturk adalah orang Islam
yang baik dan bahwa Islam harus menerima kriteria filsafat kontemporer,
sehingga bila ada akidah Islam dan peribadatannya yang menyimpang
dari kebudayaan Barat modern, maka hal itu harus dicampakkan.
Pemikiran demikian dipuji sebagai "liberal", "berpandangan ke depan" dan
"progresif". Sedang orang-orang yang berpikiran seperti kita dicap sebagai
"reaksioner dan fanatik", yakni orang-orang yang menolak untuk
menghadapi kenyataan masa kini. Suatu hal di dalam buku kecil anda
Nasionalisme dan India yang perlu mendapatkan perhatian khusus ialah
sikap oposisi anda terhadap orang Islam yang memakai pakaian Barat.
Banyak orang memandang masalah ini sebagai sesuatu yang remeh,
tetapi saya memandangnya sebagai hal yang paling penting. Tidakkah
Nabi Besar Muhammad saw telah bersabda: "Barangsiapa yang meniru
orang kafir, maka ia termasuk salah seorang dari mereka!" Saya pikir,
orang muslim harus merasa bangga memperlihatkan kenyataan berupa
kekhasan penampilan fisiknya. Demikianlah, maka bila saya lihat
pemimpin Islam yang sama sekali berpakaian model barat dan bercukur
licin, tak bisa tidak saya anggap imannya bercacat, karena lewat
pakaiannya, dia permaklumkan kepada dunia bahwa ia malu akan
identitasnya yang sebenarnya. Pernahkah anda baca Islam di Simpang
Jalan karya Muhammad Asad yang membicarakan hal ini secara panjang
lebar?
Tidak aneh bila anda begitu heran terhadap gadis yang lahir dari keluarga
khas Amerika bisa memeluk Islam. Karenanya, berikut ini akan saya
ceritakan bagaimana hal itu terjadi.
Pada tahun kedua di Universitas New York, saya bertemu dengan seorang
gadis remaja dari keluarga Yahudi yang telah memutuskan untuk memeluk
agama Islam. Karena begitu tertarik kepada bangsa Arab sebagaimana
saya, maka dia kenalkan saya dengan teman-teman Arab dan muslimnya
di New York. Dia dan saya sama-sama mengikuti pelajaran dalam kelas
yang diajar oleh Rabbi Yahudi berjudul Yudaisme dalam Islam.
Waktu itu pula saya ketahui babwa para ulama Yahudi memendam rasa
permusuhan yang lebih besar terhadap Nabi Muhammad saw daripada
orang-orang Kristen. Kemunafikan agama Yahudi yang diperbaharui sama
juga tak bisa diterima. Sehingga, walaupun seorang keturunan Yahudi,
saya tetap tidak bisa mengidentifikasikan pemikiran-pemikiran dan
aspirasi-aspirasi saya dengan bangsa Yahudi.
Karena kedua orangtua saya bukanlah Yahudi yang taat dan keduanya
sangat yakin akan perlunya orang Yahudi Amerika untuk berpikir,
berpandangan dan berperilaku seperti orang Amerika lain, maka setelah
dua tahun belajar di sekolah agama Yahudi, saya didaftarkan pada sistem
pendidikan Pergerakan Kebudayaan Etika yang didirikan oleh mendiang Dr.
Felix Adler pada dekade-dekade terakhir abad sembilan belasan.
Dalam buku anda Pandangan Islam tentang Etika, anda merujuk kepada
pergerakan humanis agnostik ini yang menolak landasan supranatural
nilai-nilai etika dan menganggapnya sebagai relatif dan buatan manusia.
Saya hadiri pengajaran di sekolah kebudayaan Etika itu seminggu sekali
selama empat tahun sampai saya tamat pada usia lima belas tahun.
Sejak itu hingga saya masuk sekolah Rabbi Katsh di Universitas New York
tahun 1954, saya menjadi seorang ateis tulen dan meremehkan semua
organisasi keagamaan ortodoks sebagai ketahayulan. Suatu hari di kelas,
Rabbi Katsh memberikan kuliah di hadapan para mahasiswa, ia
kemukakan alasan-alasan mengapa seluruh nilai-nilai etika yang tumbuh
sebagai hak bawaan universal setiap manusia bersifat mutlak dan
merupakan pemberian Tuhan, bukan ciptaan manusia dan tidak pula
relatif sebagaimana telah diajarkan kepada saya sebelumnya.
Saya lupa argumentasi khasnya, tetapi saya hanya ingat bahwa alasan-
alasan tersebut begitu masuk akal dan meyakinkan saya, sehingga hal ini
menandai suatu titik balik dalam kehidupan saya. Setelah saya pelajari Al-
Qur'an lebih dalam lagi, saya mulai sadar mengapa Islam dan hanya
agama Islam telah mampu membuat bangsa Arab menjadi bangsa besar.
Tanpa Al-Qur'an saat ini bahasa Arab mungkin telah punah. Paling-paling,
tanpa Al-Qur'an bahasa Arab akan menjadi kurang berarti dan tidak
dikenal seperti dulu. Keberadaan seluruh kesusasteraan dan kebudayaan
Arab berhutang banyak kepada Al-Qur'an. Karenanya, kebudayaan Arab
dan Islam tidak bisa dipisahkan. Tanpa Islam, kebudayaan Arab tidak akan
berarti penting dalam dunia internasional.
Saya serahkan pada anda untuk memutuskan, adakah lebih baik kita
bekerja bersama atau sendiri-sendiri, mengingat kita mengejar cita-cita
yang sama. Dengan surat saya yang panjang ini, ingin sekali saya ucapkan
terimakasib atas tawaran-tawaran yang telah anda sampaikan.
Salam takzim,
Margaret Marcus
-------------------------------------------------------------
Lahore, 25 Februari 1961
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Surat anda yang panjang lebar tertanggal 31 Januari itu agak terlambat
sampai di sini. Maaf, karena saya tidak bisa segera membalas sebab
adanya kesibukan yang tak terhindarkan. Saya khawatir keterlambatan ini
akan menyebabkan anda tidak enak hati. Oleh karena itu saya mohon
maaf.
Saya mempelajari sketsa kehidupan anda dengan rasa tertarik dan
perhatian yang besar. Begitu selesai membaca, segera saya menyadari
bagaimana pikiran terbuka dan tanpa prasangka bisa menemukan Jalan
yang Lurus, asalkan berusaha dengan sungguh-sungguh dan terus
menerus.
Sejak surat anda yang pertama, telah saya pertimbangkan masalah anda
dengan penuh perhatian. Saya pikir anda harus memilih salah satu dari
dua pilihan. Pertama, anda harus bekerja secara terbuka untuk Islam di
Amerika dengan mengumpulkan simpatisan-simpatisan dan rekan-rekan
sekerja di sekitar anda, atau, yang kedua, anda pindah ke suatu negara
Islam, sebaiknya Pakistan. Tidak mudah bagi saya untuk memilih salah
satu alternatif yang sesuai dengan anda, karena hal ini tergantung pada
lingkungan dan kemampuan anda yang tentunya anda sendiri yang
memahaminya dengan baik.
Saya hanya mampu menyampaikan bahwa bila anda hendak hijrah dan
tinggal di Pakistan, anda akan berada di tengah-tengah orang-orang yang
sependirian, hanya saja dengan bahasa yang berbeda. Insyaallah di
Pakistan akan anda dapatkan segenap dukungan serta dorongan moral
dan material Lebih lagi, besar kemungkinan anda temukan orang muslim
yang takwa, yang dapat menjadi teman hidup anda.
Anda tanyakan buku Islam di Simpang Jalan. Buku tersebut sudah saya
baca dan juga buku-buku karya Muhammad Asad lainnya. Saya telah
berkesempatan untuk berkenalan secara pribadi dengannya tidak lama
setelah ia memeluk Islam, ketika ia tinggal di anak benua Indo-Pakistan.
Terima kasih atas perhatian yang tulus dari anda terhadap keselamatan
saya sehubungan dengan kepergian saya ke Afrika yang akan datang.
Alhamdulillah, negara-negara di benua Afrika yang akan saya kunjungi ada
dalam keadaan yang sangat aman dan damai. Saya bermaksud
mengunjungi Somalia, Kenya, Uganda, Tanganyika, Zansibar, Mauritus dan
Republik Afrika Selatan. Di negara-negara tersebut terdapat banyak orang
India, Pakistan dan Arab yang muslim. Dengan bantuan mereka saya
berharap dapat meningkatkan dakwah Islam di sana.
Bila berbicara kepada dunia Arab, dia katakan: "Kita adalah bagian dari
satu bangsa Arab yang agung". Bila berbicara kepada masyarakat umum
Afrika dia berupaya sok menjadi eksponen dan penyambung lidah mereka.
Baru-barn ini ia berusaha untuk meniup terompet "Suara Islam" lewat
Radio Kairo, karena hal ini sesuai dengan kepentingan dan strateginya.
Sungguh saya amat bahagia mengetahui bahwa anda telah menjadi orang
Islam yang taat dan telah mulai melaksanakan shalat lima kali sehari, dan
pula telah menjalankan ibadah puasa. Akan hal ini, saya ucapkan selamat
kepada anda. Saya berdoa kepada Allah semoga Dia selalu menguatkan
hati dan membantu anda di atas jalan Islam.
Hormat saya,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 8 Maret 1961
Saya terima surat anda tertanggal 25 Februari 1961 yang membuat saya
sangat bahagia, karena saya dapatkan jawaban yang terperinci dan
bijaksana tentang berbagai hal yang sudah lama saya timbang-tunbang
dengan serius sejak dalam pikiran saya.
Bersama ini saya sertakan esai-foto dari majalah Look tentang mode
mutakhir pakaian wanita. Bagi saya hal itu amat menjijikkan dan saya
tolak mentah-mentah. Lebih baik mati daripada saya tampak
mengenakannya. Tujuan para perancang mode di Amerika dan Eropa
dalam membuat berbagai rancangan adalah untuk membuat wanita
Barat-modern tampak seperti pelacur. Pelacur-pelacur sekalipun tidak
melakukan hal seekstrim yang dilakukan oleh mereka yang disebut-sebut
sebagai wanita "terhormat". Oscar Wilde menyatakan kebenaran tatkala
berbicara bahwa mode adalah sesuatu yang sangat buruk, ia harus diubah
tiap enam bulan. Salah satu fungsi pakaian adalah tentunya untuk
kesopanan. Seperti yang anda saksikan dalam gambar tersebut, mode
Barat-modern untuk wanita itu dirancang secara khusus untuk seks yang
dikomersilkan.
Upaya paling pertama yang saya lakukan setelah memeluk Islam dan
melakukan shalat adalah memperpanjang pakaian-pakaian saya. Keluarga
saya terkejut ketika melihat saya berpakaian panjang sampai menyentuh
mata kaki, sementara waktu itu para wanita berpakaian pendek sampai
lutut.
Cerita anda tentang Muhammad Assad dalam surat yang lalu membuat
hati saya terguncang dan sedih. Tidak pernah saya menaruh rasa curiga,
bahwa dari tulisan-tulisannya yang terakhir, maupun dari surat-suratnya
kepada saya, bahwa ia bukan orang muslim yang kukuh dan taat. Tidak
bisa saya lupakan tulisannya yang luar biasa dalam bukunya Islam at the
Cross-road (Islam di Simpang Jalan), tentang perlunya orang Islam
mengikuti al-Qur'an dan Sunnah dengan ketat bila diharapkan Islam bisa
bertahan dan berkembang. Argumentasi-argumentasinya tentang Islam
sungguh sangat nyata. Selain karena kesulitan keuangannya sebagaimana
yang anda ceritakan, saya tak habis pikir mengapa pikirannya dapat
berubah seperti itu. Saya berdoa kepada Allah agar hal yang serupa tidak
menimpa diri saya.
Artikel yang sama juga menguraikan rencana Raja Ibnu Saud untuk
mengadakan pembangunan kembali kota Makkah dan Madinah. Walaupun
saya tahu bahwa banyak bangunan-bangunan kuno di kota suci tersebut
telah usang dan sangat memerlukan perbaikan, saya hanya berharap agar
bangunan-bangunan yang baru akan disesuaikan dengan arsitektur Islam,
karena seluruh suasana di tempat itu akan rusak-binasa bila mereka
meniru model-model ultra modern itu.
Alasan lain adalah bahwa orang Islam yang berhenti bekerja untuk
melaksanakan shalat dianggap telah melakukan penyabotan terhadap
produktifitas nasional. Walaupun Habib Borguiba dianggap sebagai
sahabat karib demokrasi Barat, namun dia sama sekali memakai taktik-
taktik yang sama dalam menentang Ibadah Puasa Ramadhan.
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Surat anda tertanggal 8 Maret 1961 telah sampai di sini dengan segera,
tetapi tidak dapat saya balas lebih cepat karena kesehatan saya
terganggu. Sejak pertengahan Ramadan saya menderita nyeri yang amat
sangat lagi terus menerus di bahu kanan saya. Pengobatan yang diberikan
sejauh ini belum bisa menyembuhkannya. Akhirnya, dokter menasehatkan
agar saya diberi penyinaran sinar X yang kuat.
Telah saya baca surat anda dengan penuh rasa tertarik. Gambar pakaian
wanita Amerika yang anda kirimkan itu bukan berita baru bagi saya. Telah
sering kami lihat wanita Eropa dan Amerika di Lahore mengenakan
pakaian dengan mode serupa. Saya telah melihat wanita Arab di Kairo,
Beirut dan Damaskus yang berkeliaran dengan pakaian yang sama.
Sungguh tidak dapat saya bayangkan bagaimana seorang wanita yang
punya rasa kesopanan bisa berpakaian seperti itu, walaupun di antara
keluarga terdekatnya sekalipun, apalagi di luar rumah!
Peran sosial yang harus dimainkan oleh wanita Barat itu bukanlah
merupakan "emansipasi" yang sebenarnya, tetapi merupakan perbuatan
yang tidak wajar dan perbudakan. Sebagai hasil dari propaganda yang
salah dan menyesatkan ini, kaum wanita mencoba untuk membuang sifat
kewanitaan mereka sendiri. Mereka pikir, menduduki tempatnya yang
alami dalam kehidupan dan melaksanakan tugas-tugas yang dikenakan
oleh alam akan memerosotkan diri mereka. Mereka malah mengejar
kehormatan dengan upaya-upaya kelaki-lakian.
Seperti negara-negara Islam yang lain, Saudi Arabia saat ini merupakan
ajang perbenturan dua peradaban yang saling bertentangan. Penemuan
minyak telah memberikan kekayaan yang tidak terimpikan dan melimpah
ruah. Akhirnya, pintu air penahan peradaban Barat telah terbuka lebar.
Riyadh modern saat ini sedang tumbuh sebagai tiruan dari ibukota
negara-negara Barat di padang pasir Arab, demikian pula kota-kota
Dhahran dan Jeddah. Bahkan Makkah dan Madinah pun sedang dalam
proses "pemodernan".
Pada saat kritis seperti ini, bila kita gagal menghasilkan sarjana kelas
wahid yang dapat membekali negara Arab dengan kepemimpinan
intelektual dan praktis yang dibutuhkan, saya khawatir tempat suci Islam
ini akan disapu bersih oleh gelombang kebudayaan materialistik yang
telah menimpakan malapetaka di Turki. Dan sekarang, Mesir, Tunisia,
Maroko, Indonesia dan Pakistan sedang menderita genggaman mautnya.
Saya pikir, tugas utama kita adalah menyelamatkan pusat Islam dari
bahaya yang terus meningkat ini.
Dr. Wilfred Cantwell Smith pernah bertemu muka dengan saya di tahun
1958 ketika dia menghadiahkan saya sebuah salinan pelengkap dari buku
yang anda sebutkan dalam surat yang lalu. Orang-orang ini tidak berhasil
membuat Islam Baru untuk kita. Sia-sia mereka berharap agar kita
meninggalkan Islam yang benar dari Qur'an dan Sunnah untuk menerima
model yang mereka ciptakan. Mereka tidak sadar bahwa semua usaha
mereka ditakdirkan akan gagal. Seorang muslim harus tetap menjadi
muslim dalam bentuknya yang murni, dan Allah melarangnya untuk
menyeleweng dari sumber Islam yang murni. Sebab itu, mestilah ia pilih
jalan tengah antara keduanya, dan kesempatan-kesempatan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup Islam suam-suam kuku seperti ini
sangatlah suram.
Assalamu'alaikum,
Saya sangat terkejut ketika tahu bahwa anda tidak bisa melakukan
perjalanan ke Afrika karena buruknya kesehatan anda dan telah menderita
sakit selama hampir dua bulan. Saya hanya bisa berharap agar dokter bisa
segera mendapatkan pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rasa
nyeri anda tersebut. Dalam keadaan menderita sakit seperti itu, tentunya
anda harus bersusah payah untuk mengetik surat yang sedemikian
terperinci bagi saya dan untuk menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan
yang saya ajukan.
Selama masa remaja dulu, saya sangat tertarik pada cita-cita badan-
badan PBB seperti UNESCO, karena saya selalu berfikir tentang yang serba
internasional dan tertarik pada upaya-upaya melanjutkan lebih jauh
pertukaran kebudayaan dan pemahaman yang lebih baik antara bangsa-
bangsa di dunia. Tetapi belakangan ini saya mulai kurang memperhatikan
hal-hal seperti itu, termasilk UNESCO sekalipun. Sudah saya baca hampir
seluruh penerbitannya sejak didirikannya ketika saya masih seorang anak
berumur 12 tahun di tahun 1946. Walaupun penerbitan-penerbitan
tersebut diinginkan agarbenar-benar obyektif dan tidak memihak, toh
mereka juga berprasangka terhadap Islam seperti halnya penerbitan
berkala Barat lainnya. Akhirnya, dapat saya ambil kesimpulan bahwa
badan-badan PBB hanyalah sebuah alat lagi untuk menyebarkan
westernisasi dan materialisme modern. Direktur UNESCO yang pertama
tidak lain adalah Sir Julian Huxley, cucu ahli biologi Inggris terkenal, Sir
Thomas Huxley, dan pengarang sejumlah buku yang terkenal akan
ateisme dan materialismenya.
Bab terakhir dari novel saya, Ahmad Khalil: The Biography of a Palestinian
Arab Refugee, telah diterbitkan sebagai cerita pendek dalam dua buah
majalah edisi Maret 1961, yakni The IslamicReviews di Woking dan The
Ramadan Annual of the Muslim, Digest dari Durban. Sejak itu terus saya
terima banyak surat dari orang-orang Islam yang berkeberatan terhadap
penggambaran saya yang dilandasi dengan rasa simpati tentang
kehidupan orangArab "tradisional" dan "zaman pertengahan", seperti
memakai pakaian asli, makan dengan jejari dari satu piring, tidur di atas
permadani atau kasur di lantai dan seterusnya. Mereka melemparkan
tuduhan bahwa saya telah menimpakan kerusakan berat atas orang Arab
dengan menggambarkan kehidupan tokoh saya dalam bentuk
"kemunduran" seperti itu. Bagaimana pendapat anda?
Saya kira, elite penguasa di Asia dan Afrika yang berpendidikan modern
begitu tergoda dengan kegandrungan untuk melakukan "pembangunan"
negara mereka masing-masing, bukan karena mereka betul-betui
memperhatikan kesejahteraan kaum miskin, akan tetapi karena malu akan
mereka. Mereka menderita penyakit rendah diri (inferiority-complex) yang
parah setiap kali negara mereka dijuluki sebagai "mundur". Saya kira
kegandrungan industrialisasi bukan berasal dari keinginan untuk
mendapatkan manfaat positif bagi negara, melainkan karena pabrik-pabrik
besar, bendungan-bendungan raksasa dan pembangkit listrik tenaga-air
akan menaikkan gengsi dan kehormatan negara tersebut di mata
sebagian negara maju. Tidak ada perbedaan antara bangsa-bangsa dan
pribadi-pribadi yang selalu bersitegang-syaraf untuk mengumpulkan
kekayaan sebanyak-banyaknya dengan maksud agar mereka bisa
berlagak dan membual tentangnya.
Sekarang saya dapat mengerti mengapa iman terhadap Hari Akhir adalah
merupakan bagian yang sedemikian penting dari Islam dan mengapa ia
ditekankan hampir di setiap ayat al-Qur'an. Begitu seseorang mulai
beriman kepada Hari Akhir, maka nilai-nilai dunia yang dipandang hebat
menjadi kehilangan artinya. Iman kepada Hari Akhir sekaligus memberi
wawasan yang benar tentang kehidupan kepada orang yang beriman,
sehingga ia mampu membedakan mana yang benar-benar penting dan
mana yang tidak. Kemudian ia akan mulai mendambakan benda-benda
yang abadi dan bukannya benda-benda material yang ditakdirkan akan
musnah segera tanpa bekas. Beriman pada Pengadilan Tuhan di Hari Akhir
merupakan satu-satunya sanksi yang efektif di samping hukum moral.
Tanpa Iman pada Hari Akhir, agama tak punya arti. Apabila Hari Akhir itu
adalah suatu keperluan moral seperti itu, maka ia tidak mungkin
merupakan hasil khayalan belaka, sebagaimana dibilang para skeptik,
melainkan harus merupakan suatu hakikat obyektif.
Telah saya ceritakan kepada anda betapa saya merasa terasing dari
orang-orang yang punya pemikiran yang sama. Di New York ini, terdapat
sekelompok kecil orang-orang muslim yang saya temui di masjid setiap
saya ikuti pelajaran bahasa Arab. Pada hari Jum'at, saya pergi ke
Universitas Columbia untuk berkumpul dengan sejumlah mahasiswa
muslim dari berbagai negara (termasuk Pakistan) untuk melaksanakan
shalat Jum'at dan kemudian makan bersama sambil berdiskusi. Tetapi
pikiran-pikiran mereka bentrok dengan pikiran saya sebanyak dengan
orangtua saya di hampir segala hal. Mereka begitu yakin bahwa Islam
harus dirujukkan dengan peradaban Barat modern, demikian pula cita-cita
dan praktek-prakteknya harus disesuaikan dengannya. Beberapa di
antaranya bahkan mengkritik ajaran-ajaran asasi Islam. Beberapa yang
lain meragukan keaslian Hadits.
Walaupun saya telah berusaha untuk selalu bersikap sopan dan bijaksana,
saya tetap tidak bisa meyakinkan mereka dan mereka pun tidak bisa
meyakinkan saya. Saya selalu berpisah dengan mereka dengan perasaan
frustrasi. Guru bahasa Arab saya di masjid, orang Kairo asli, mengatakan
pada saya, bahwa dia menganggap menjadi seorang Mesir baginya sama
penting dengan keislamannya. Dia berusaha meyakinkan saya bahwa
nasionalisme sama sekali bukannya barang impor dari Barat, melainkan
telah tertanam di lubuk hati setiap orang.
Sekarang saya hendak bertanya pada anda, apa yang bisa saya kerjakan
berkenaan dengan soal ini? Jauh sebelum November 1959, telah saya tulis
sejumlah artikel yang diterbitkan oleh beberapa majalah Muslim
berbahasa Inggris, untuk membela pendapat semacam ini, tetapi ini saja
tidak cukup. Saya sungguh akan bersenang hati bila anda dapat
menerangkan tentang upaya praktis apa di samping menulis yang telah
dan sedang anda lakukan dalam soal ini.
Hormat saya,
Margaret Marcus
-------------------------------------------------------------
Lahore, 19 Mei 1961
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Telah saya teriina surat anda tertanggal 12 April dan lagi-lagi saya harus
nnuita maaf karena terlambat menjawabnya. Alasannya, seperti yang
telah anda ketahui, adalah buruknya kesehatan saya dan kerja lembur.
Setelah sakit yang berkepanjangan, saya akhirnya diberi pengobatan
dengan penyinaran sinar X yang kuat dan alhamdulillah, saya sudah
hampir sembuh. Tinggal rasa lemah saja yang saya rasakan.
Telah saya baca dengan penuh rasa tertarik guntingan majalah The Islamic
Review yang memuat cerita-pendek dari novel anda yang anda lampirkan
dalam surat yang lalu. Telah anda lukiskan dengan tepat sekali dampak
materialisme Barat pada orang-orang Arab Islam. Telah saya saksikan
dengan mata kepala sendiri pengaruh-pengaruh yang serupa pada
kehidupan bangsa Arab ketika saya berkunjung ke sana. Dan telah saya
diskusikan maasalah-masalah ini dengan para pemikir dan pembaharu
yang cinta Islam.
Saya nasehati anda agar jangan mencoba untuk meyakinkan setiap orang,
khususnya orang-orang yang tidak mau mendengarkan atau yang
pandangannya bertolak belakang seratus-delapan-puluh-derajat dengan
anda, walaupun mereka adalah kedua orangtua anda sekalipun. Allah
telah berfirman: "Berilah peringatan bila peringatan itu bermanfaat." Anda
harus selalu berusaha untuk mendapatkan jiwa-jiwa yang dapat naik
melampaui konsepsi-konsepsi materialistik dan menghargai nilai-nilai
ruhaniah dan moral yang lebih tinggi. Jika anda tidak berhasil
mendapatkan orang-orang seperti ini sejak dini, anda akan merasa
sendirian dan terasing di tengah kebuasaan materialisme, persangkaan
dan perdebatan terus-menerus dengan orang-orang yang bermusuhan
dan apatis yang cenderung menciptakan rasa pesimis dalam benak anda.
Situasi seperti ini menimbulkan bahaya ganda. Hal ini tidak hanya
merupakan tekanan bagi pola-pola pemikiran dan perilaku Islam, tetapi
juga membuka kemungkinan bagi negara-negara Islam untuk jatuh ke
pangkuan Komunisme. Bila umat Islam menyaksikan nilai-nilai
kehidupannya yang luhur diinjak-injak sehingga hanya gagasan-gagasan
materialistik saja yang tinggal sebagai wadah menjalani hidup dan mati
mereka, maka pastilah dunia Islam akan menjadi tanah yang subur bagi
propaganda, penyusupan dan permusuhan rahasia Komunis.
Saya pikir, politik luar negeri Amerika akan mengalami pembalikan yang
tak terperbaiki lagi. Ia akan menemui nasib yang sama di sini, seperti
yang pernah dialaminya di negeri Cina, dan seluruh bantuan mereka
berupa uang maupun barang jatuh ke tangan musuh. Buruk sangka yang
berakar dalam terhadap Islam dan kebencian terhadap muslim di antara
orang-orang Amerika dan Eropa telah membutakan mereka dari akibat
yang merugikan mereka sendiri.
Pertanyaan yang anda lemparkan di akhir surat anda yang lalu adalah
benar-benar suatu pertanyaan yang penting, persis serupa dengan
pertanyaan yang telah saya coba pecahkan sejak tiga puluh lima tahun
yang lalu. Saya mulai upaya saya ketika saya masih remaja berumur dua
puluh tiga tahun, dan sejak itu, saya baktikan seluruh kehidupan saya
untuk tugas ini.
Kira-kira dua puluh lima buku saya yang berbahasa Urdu telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan sebagian besar masyarakat
Islam di negara berbahasa Arab menghargai dan bersimpati pada
gagasan-gagasan saya. Saya tundukkan kepala di hadapan Allah dan
memuji-Nya atas semua ini. Sayang sekali, baru sedikit karya-karya saya
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Bila anda bisa belajar
bahasa Urdu, saya pikir, buku-buku saya ini akan membantu anda dalam
memperjuangkan Islam di Amerika.
Setelah pemisahan Pakistan dan India di tahun 1947, organisasi ini pecah
menjadi dua partai Jema'at-e-Islami Pakistan dan Jama'at-e-Islami India.
Yang di Pakistan telah dilarang bersama dengan partai politik yang lain
tatkala diberlakukannya Undang-undang Darurat oleh Presiden Ayub Khan
tahun 1958; yang di India masih hidup di bawah kepemimpinannya sendiri
yang independen.
Saya ceritakan hal ini kepada anda untuk menarik perhatian anda akan
kenyataan bahwa, agar anda bisa meraih hasil yang positif, diperlukan
perjuangan dengan sabar selama bertahun-tahun. Lagi pula, agar bisa
meraih keberhasilan, seseorang perlu diperlengkapi dengan kemampuan
intelektual yang cukup di samping kemampuan moral.
Harus saya akui bahwa dengan terganggunya kesehatan saya, saya harus
memaksa diri untuk melakukan berbagai-bagai pekerjaan. Setiap hari saya
harus banyak membaca dan menulis, dan tiap hari banyak orang
menyurati dan mengunjungi saya. Karena itu, bila saya terlambat
membalas surat anda, harap jangan ambil pusing dan teruslah memberi
kabar kepada saya tentang kegiatan dan kesejahteraan anda. Sungguh
saya sangat tertarik kepada perjuangan anda untuk menegakkan Islam.
Juga ingin saya terbitkan di dalam majalah bulanan saya yang berbahasa
Urdu, Turjumanul Qur'an, ikhtisar surat-surat dan esai-esai anda, tentunya
dengan menghilangkan rinci-rinci masalah pribadi.
Saya harap anda tidak berkeberatan. Bolehkah saya bertanya, sudahkah
anda memakai nama Islam?
Hormat saya,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 29 Mei 1961
Assalamu'alaikum,
Saat ini saya sedang merencanakan untuk menyusun suatu buku lagi
berjudul Islam Attacked from Without and Within: An Anthology of Anti-
Islamic Propaganda (Islam Diserang Dari Dalam dan Dari Luar: Sebuah
Kumpulan Tulisan tentang Propaganda Anti Islam). Tujuan saya tidak hanya
untuk menunjukkan secara terperinci tentang betapa Islam dalam segala
hal telah diserang oleh para orientalis Barat dan orang Islam yang
terbaratkan dari dalam; dengan itu ingin pula saya ungkapkan mental
musuh-musuh kita.
Di antara pengarang yang akan saya kutip dengan panjang lebar adalah
Wilfred Cantwell Smith, Direktur Islamic Institute di Universitas McGill
Canada; H.G. Wells, ahli sejarah Inggris yang terkenal; Arnold Toynbee;
William Douglas, jaksa yang saat ini bekerja di Mahkamah Agung Amerika;
Julian Huxley, Ahli Biologi dan bekas Direktur UNESCO 1946-1948; Albert
Schweitzer; Mrs. Eleanor Roosevelt dan John S. Badeau, bekas Profesor di
American College Kairo dan sekarang menjadi Duta Besar Amerika untuk
Republik Persatuan Arab.
Di antara orang Islam yang terbaratkan, akan saya masukkan Ziya Gokalp,
Dr. Thaha Hussain dan Asaf A. Fyzee, wakil Rektor Universitas Kasmir.
Setiap kutipan akan diawali dengan beberapa alinea perkenalan diikuti
dengan komentar panjang lebar. Di awal kumpulan tulisan ini, akan saya
tuliskan kata pengantar yang panjang, dan pada kesimpulan, saya tuliskan
suatu penutup yang ringkas lagi jelas.
Baru saya baca buku yang sangat menarik karya Muhammad Ali
almarhum, yang pernah menjabat sebagai pemimpin pergerakan
Ahmadiyah Lahore, berjudul The Christ Gog and Magog (Ya'juj dan
Ma'jujnya Kristen) yang menguraikan mengapa nubuatan-nubuatan
Rasulullah saw hanya bisa berarti dominasi materialisme Barat di muka
bumi. Sebagaimana kekhawatiran saya bahwa yang disebut-sebut sebagai
"bantuan teknik" untuk "pembangunan ekonomi" di negara-negara yang
terkebelakang hanya berarti penyebaran materialisme Barat, Nabi Besar
kita telah memahami hal ini dengan tepat ketika bersabda: "Dia (Dajjal)
akan memberi mereka (orang Islam yang membutuhkan) makanan untuk
dimakan, tetapi dia akan juga membuat mereka kafir."
Selama beberapa bulan yang lalu telah saya coba untuk melakukan kontak
dengan Sayyid Qutb yang anda ketahui lebih baik dari siapapun
dipenjarakan oleh rezim Nasser sejak dilarangnya al-Ikhwanul Muslimun
tahun 1954.
Walaupun ia tidak bisa menulis surat sendiri untuk saya, baru kemarin
saya terima surat yang indah dari adik perempuannya, Aminah Qutb, yang
menceritakan bahwa surat saya telah disampaikan kepada kakaknya di
dalam penjara dan bahwa ia hendak mengirim surat kepada saya atas
namanya.
Lima hari yang lalu, di hari Idul Adha, sesudah shalat Id dan dengan
disaksikan dua orang muslim teman saya, secara resmi saya berikrar
mengucapkan Syahadat yang menjadikan saya sebagai orang Islam
sepenuhnya. Kemudian saya terima sertifikat Peralihan Agama Islam di
Missi Islam Amerika, Brooklyn dari Syaikh Daoud Ahmad Faisal. Nama
Islam saya adalah Maryam Jamilah.
Dengan nama itu selanjutnya akan saya tandatangani seluruh surat dan
tulisan-tulisan saya. Tetapi, karena kedua orangtua dan keluarga saya
tidak mau memanggil saya dengan nama Arab, maka saya tidak akan
memaksakannya atas mereka. Tetapi dengan anda dan seluruh saudaraku
yang seiman, saya hanya ingin menggunakan nama baru yang sangat
membanggakan ini.
Saudaramu seagama,
Maryam Jamilah
-------------------------------------------------------------
Lahore, 20 Juni 1961
Assalamu'alaikum wa rahamatullah,
Telah saya terima surat anda tertanggal 29 Mei dan saya sangat bahagia
ketika mengetahui bahwa anda telah menjadi bagian dari pada
persaudaraan Islam dengan niengucapkan ikrar syahadat dan memakai
nama Islam. Semuanya ini adalah akibat alami dari gagasan-gagasan dan
keyakinan anda. Dengan khidmat saya panjatkan doa kepada Allah agar
menerima keikhlasan anda, memberi anda kekuatan untuk hidup dan
bekerja demi Islam dan memberanikan anda dalam menghadapi
lingkungan yang terus menerus memusuhi anda.
Terima kasih atas izin anda untuk menerbitkan esai-esai serta beberapa
bagian surat anda. Saya kira tulisan-tulisan anda tersebut akan menjadi
pembuka mata para pemuda muslim di sini, dan akan merupakan suatu
kontras yang menyolok mata, yakni sementara mereka sedang mencoba
membaratkan diri mereka sendiri, walaupun dilahirkan di negeri Islam, ada
seorang pemudi yang dilahirkan di keluarga Yahudi yang "diperbarui" di
negara Amerika modern yang telah berjuang demi kebenaran dan kini
berusaha untuk mempraktekannya ketika akhirnya dia temukan
kebenaran itu. Saya harap contoh anda ini dapat menjadi pelajaran bagi
mereka.
Silakan anda kirimkan manuskrip novel anda yang berjudul Ahmad Khalil.
Saya akan menyempatkan diri untuk membacanya, kemudian
menunjukkannya kepada penerbit saya, Messrs. Islamic Publications Ltd.
di Lahore. Saya tentu akan bergembira sekali bila mereka setuju untuk
menerbitkannya.
Akibat lain dari sikap yang tidak bijaksana ini adalah bahwa kelompok
yang disebut-sebut sebagai "kelompok dunia bebas" ini membuat garis
pertahanan mereka melawan Komunisme menjadi lemah dan mudah
ditembus. Sejauh ini, Komunisme melakukan penjajahan terhadap kaum
muslimin hanya di negara-negara yang mereka kuasai, tetapi kelompok
Negara non-Komunis menimpakan malapetaka juga atas negara-negara
Islam yang merdeka. Mereka berupaya untuk mengalahkan pertahanan-
bersama negara-negara Islam.
Hormat saya,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 11 Juli 1961
Assalamu'alaikum,
Terima kasih atas surat anda tertanggal 20 Juni. Saya sangat gembira
ketika mendengar bahwa kesehatan anda telah kembali normal seperti
sedia kala, sehingga anda akan bisa melakukan perjalanan ke beberapa
negara Afrika. Saya kirimkan surat ini dengan perangko biasa, karena saya
tidak mengharapkan jawaban sebelum anda kembali ke Lahore bulan
September mendatang.
Saudaramu seagama,
Maryam Jamilah
-------------------------------------------------------------
Lahore, 29 September 1961
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Surat anda tertanggal 11 Juli baru sampai pada saya beberapa hari yang
lalu, menunjukkan betapa lambatnya perjalanan surat biasa dari negara
anda ke negara saya. Naskah novel anda Ahmad Khalil yang telah sampai
ke sini lebih dari sebulan yang lalu, saat ini sedang berada di Islamic
Publication Ltd. Segera setelah mereka kembalikan kepada saya, akan
saya coba sempatkan waktu untuk membacanya dan memberi komentar
atasnya.
Anda tentu tidak akan terperanjat oleh adanya dukungan Islamic Review,
Woking, terhadap Habib Bourguiba bila anda pahami aliran pemikiran
majalah ini. Mereka adalah rekan senegara kami dan sangat kami pahami
mereka dengan baik. Mereka adalah anggota kelompok Lahore pengikut
Mirza Ghulam Ahmad dari Qadiani, yang berbuat lancang dengan
mengaku sebagai nabi. Badan utama organisasi pengikutnya secara
terbuka menyatakan bahwa Mirza adalah seorang Nabi dan bahwa orang-
orang yang menolaknya adalah kafir.
Wassalam,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 9 Oktober 1961
Assalamu'alaikum,
Terima kasih atas surat anda tertanggal 29 September. Setiap Jum'at siang
saya kunjungi Perkumpulan Mahasiswa Islam di Universitas Columbia
untuk shalat Jum'at. Setiap minggu, mahasiswa-mahasiswa di sana secara
bergantian menyampaikan khutbahnya dan menjadi imam-shalat. Karena
saya seorang wanita, maka saya tidak diperkenankan untuk
menyampaikan khutbah sendiri, sehingga ketika tiba giliran saya, seorang
mahasiswa dari Republik Persatuan Arab (Mesir) menawarkan diri untuk
menyampaikan khutbah atas nama saya.
1. Penghapusan kekhalifahan.
Assalamu 'alaikum,
Terima kasih atas surat anda tertanggal 9 Oktober dan naskah khutbah
anda. Uraian anda tentang mahasiswa-mahasiswa Islam yang anda temui
di Universitas Columbia adalah persis seperti yang saya duga. Saya telah
melakukan penetitian yang mendalam terhadap sistem pendidikan yang
dilalui oleh generasi yang sedang tumbuh saat ini, di sini maupun di
negara-negara Arab. Akibat-akibat yang tak terelakkan dari sistem ini
berujud prasangka para mahasiswa yang amat dalam terhadap Islam dan
warisan sejarah serta budayanya. Pada kesempatan pertama, mereka
asyik merusak bentuk dan mengacaukan ruhnya. Mental mereka
mengalami kemunduran dan moral mereka menjadi rendah. Ketika pulang
ke negeri sendiri, mereka temukan hal-hal dan kedudukan yang paling
menonjol lagi ampuh dalam kehidupan nasional kami, yang merupakan
sebab utama timbulnya perang tanpa henti antara penguasa dengan
rakyatnya.
Tetapi yakinlah, masih ada juga sisi yang cerah, dan di sekolah serta
universitas ini terdapat pula mahasiswa-mahasiswa yang berhasrat untuk
menegakkan tatanan Islam. Hal yang sama terjadi pula di dunia Arab,
Turki, Indonesia dan negara-negara Islam lainnya. Mahasiswa-mahasiswa
ini, khususnya yang tergabung dalam Jamiatut-Tulaba yang terus
melakukan kontak dengan saya, dan saya menaruh harapan yang besar
pada mereka. Tetapi sayang, mereka hanya bisa memperoleh sedikit
kesempatan untuk melanjutkan pelajaran ke Amerika atau Eropa, karena
kesempatan untuk itu hanya dicadangkan bagi anak-anak manja negeri
ini. Inilah sebabnya mengapa tidak anda temui pemuda seperti ini di New
York. Sebenarnya saya ingin cepat mengambil keputusan tentang
pencetakan novel anda, Ahmad Khalil, demi kepentingan anda. Tetapi
sayang, beberapa hari yang lalu Mian Tufail Muhammad, Direktur
Pelaksana Islamic Publication, ditahan oleh pemerintah dan saat ini
dipenjara berdasarkan Akta Keselamatan Umum. Akta ini warisan penjajah
Inggris membolehkan untuk memenjarakan seseorang dengan
sembarangan tanpa proses pengadilan. Penguasa begitu saja menangkap
dan menempatkannya di balik terali besi sekehendak hati mereka. Mian
Tufail Muhammad adalah teman sejawat saya sejak duapuluh tahun
terakhir ini. Karena keberaniannya menerbitkan naskah yang mengkritik
Undang-undang keluarga, maka seluruh usaha Islamic Publication
dibekukan sampai waktu yang tak terbatas. Telah saya pelajari khutbah
Jum'at anda dengan teliti. Yakinlah bahwa apa yang anda khutbahkan itu
serupa dengan apa yang selalu saya sampaikan dalam khutbah saya sejak
lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Inilah sebabnya mengapa kaum
modernis menganggap saya sebagai "bahaya". Sungguh saya kagum,
bagaimana seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Amerika dapat
memperoleh wawasan yang cermat dalam menghadapi masalah seperti
ini. Khutbah anda tak bisa tidak layak mendapat pujian. Saya hanya
berdoa kepada Allah agar Ia melimpahkan lebih banyak lagi kearifan
kepada anda dan kesabaran dalam mendakwahkan Islam.
Saudaramu seagama,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 8 November 1961
Dalih yang paling kuat untuk menentang cara berpikir yang sesat seperti
itu adalah kenyataan bahwa tak ada satu pun penafsir al-Qur'an yang
dikenal nama baiknya sepanjang sejarah Islam pernah menafsirkan ayat
tersebut seperti demikian, hingga dunia Islam jatuh ke dalam kekuasaan
imperialis Eropa. Saya tidak bisa menemukan pernyataan dalam
kepustakaan al-Qur'an maupun Hadits yang mengatakan bahwa poligami
dikutuk sebagai suatu kejahatan, tidak pula suatu masalah pernah timbul
mengenai perlunya untuk membatasinya hanya bagi keadaan-keadaan
pengecualian tertentu. Persisnya bunyi ayat yang menjadi pembicaraan
adalah:
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil terhadap istri-istri (mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu, janganlah
kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu
biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu berbuat kebaikan dan
memelihara diri dari kejahatan, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Qur'an 4:129).
Dengan kata lain, karena tidak ada dua manusia yang sama, maka
tentunya seorang suami tidak mungkin dapat memperlakukan istri-istrinya
dengan rasa cinta-kasih yang sama. Tetapi ayat ini tidaklah melarangnya
untuk melakukan poligami hanya karena ia tidak dapat mencintai mereka
dengan kadar yang sama. Tidak! Al-Qur'an hanyalah memerintahkan
untuk berlaku baik serta mempergauli mereka dengan seadil-adilnya.
Catatan pendahuluan Marmaduke Picktall untuk terjemahan al-Qur'annya
ke dalam bahasa Inggris, dengan sangat meyakinkan menafsirkan ayat
yang berkenaan dengan masalah di atas sebagai berikut:
"Dalam Islam, kesucian tidak pernah diidentikkan dengan kehidupan
membujang. Bagi kekristenan, cita keagamaan yang paling tinggi adalah
membujang; monogami sudah merupakan kelonggaran bagi sifat manusia.
Bagi kaum muslim, monogami adalah cita-cita, sedang poligami
merupakan kelonggaran bagi sifat manusia. Setelah memberikan contoh
agung tentang perkawinan monogami lewat pernikahannya dengan
Khadijah, Rasulullah juga memberikan contoh tentang perkawinan
poligami yang diwarnai dengan segala sifat luhur. Islam tidak
melembagakan poligami, tapi menetapkan batasan atas suatu lembaga
yang telah lebih dulu ada di masyarakat, yakni dengan membatasi jumlah
istri sampai empat dan dengan memberi kepada setiap wanita kepribadian
dan hak-hak sah yang harus dihormati, dan dengan membuat setiap laki-
laki bertanggung-jawab secara hukum terhadap setiap istrinya. Apakah
poligami ataukah monogami yang mesti berlaku di suatu masyarakat atau
masa tertentu adalah merupakan masalah kecocokan dengan keadaan
sosial-ekonomi".
Sudahkah anda baca The Voice of Islam edisi April-Mei 1961 yang
diterbitkan oleh Jamiul Falah, Karachi, yang memuat suatu esai yang
berjudul Hukuman dalam Islam tulisan Muhammad Syibli? Tulisan ini
segera saja mengagumkan saya karena penyajian alasan-alasan logis
dengan jelas dan terus-terang tentang kenapa Islam telah menetapkan
apa yang sering disebut orang sebagai hukuman yang bersifat "barbar",
seperti merajam sampai mati orang yang melakukan zina (bila yang
bersangkutan telah berkeluarga penerj.), memotong tangan bagi pencuri,
mendera orang di muka umum bagi pelaku zina dan pemabuk dan
sebagainya. Sembilanpuluh sembilan persen penulis muslim-kontemporer
hendak mencoba untuk menerangkan bahwa hukuman menurut al-Qur'an
tersebut telah usang bagi abad modern ini. Contoh khas dari orang-orang
seperti ini adalah surat yang bernada marah kepada redaksi majalah yang
sama, dimuat dalam edisi bulan Agustus, yang menyalahkan Muhammad
Syibli karena tidak memandang sistem hukum Barat lebih tinggi daripada
syariat.
Penalaran yang aneh dari orang-orang "progresif" ini nampak ketika guru
bahasa Arab saya di masjid New York berkata bahwa Kamal Ataturk
melarang orang-orang Turki untuk beribadah Haji karena parahnya
ekonomi negara dan kelaparan yang melanda rakyat, sehingga
pemerintah tidak dapat mengizinkan mengalirnya kapital ke luar negeri.
"Hal ini sama sekali bisa dibenarkan", guru saya memberi alasan, "dan
sesuai dengan nilai-nilai Islam, karena Ibadah Haji memang hanya wajib
bagi mereka yang mampu". Tetapi tidak ia sebutkan bahwa dekrit Ataturk
hanya menimpa Ibadah Haji ke Makkah! Sedang semua perjalanan ke luar
negeri yang lain, khususnya ke negara-negara Eropa dan Amerika tidak
hanya diizinkan tetapi malah didorong dengan aturan-aturan resmi.
Bersama ini saya sertakan tajuk The IslamicReview edisi Juli 1961 yang
memuji Undang-undang Keluarga Pakistan yang baru. Apa komentar anda?
-------------------------------------------------------------
Lahore, 16 Desember 1961
Telah saya baca naskah anda dengan teliti dan saya setuju dengan setiap
kata di dalamnya. Nabi Besar dengan tegas telah melarang orang muslim
untuk menggambar dan membuat patung binatang ataupun manusia.
Sejarah telah menyaksikan kenyataan bahwa pembuatan gambar adalah
langkah pertama ke arah syirik dan penyembahan berhala. Penyembahan
berhala tidak mesti berarti penyembahan secara ritual di depan suatu
obyek. Bila gambar para pemimpin dan orang-orang terkenal
digantungkan secara menyolok atau dibagi-bagikan ke mana-mana,
pastilah hal itu akan menghasilkan pembudakan mental dan penuhanan,
serta menanamkan kesan "keagungan" kepada orang-orang (sebagai ganti
keagungan Allah), pada pikiran dan jiwa mereka. Pastilah hal ini
merupakan suatu bentuk penyembahan berhala.
Saya setuju sepenuhnya dengan apa yang anda tulis tentang apolojetik.
Ada dua sebab penting dari penalaran seperti ini baik merupakan hasil
dari kesalahpahaman dan kejahilannya tentang Islam, ataupun karena
hasil alami dari mentalitas orang yang kalah sehingga secara buta mereka
terima nilai budaya yang dominan sebagai kriteria tertinggi. Akibatnya,
peradaban Barat telah menjadi juri penilai atas kelebihan dan "kesalahan"
Islam, bukan sebaliknya.
Pelopor kaum apolojetik di anak benua Pakistan adalah Sir Sayyid Ahmad
Khan dan rekannya Chiragh Ali. Belakangan, Sir Sayyid Amir Ali pun
menyusul (Amir Ali dan Chiragh Ali adalah orang-orang Syi'ah). Akhirnya,
seluruh Sekolah Aligarh pun meneriakkan koor apoloji kepada Barat atas
nama Islam. Muhammad Ali Lahori (pengikut Mirza Ghulam Ahmad dan
penerjemah al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris) yang oleh para pengarang
Barat sering dikacaukan namanya dengan Muhammad Ali Jauhar
(negarawan terkenal dan pejuang kemerdekaan) banyak mengikatkan diri
pada pandangan-pandangan Sekolah Aligarh. Di Mesir, Syaikh Muhammad
Abduh melakukan kompromi serupa, sehingga dengan demikian membuka
pintu lebar-lebar bagi orang-orang yang melancarkan pembaratan di dunia
Arab yang tiba sesudahnya.
Sekali mereka mulai berjalan di jalur ini, maka mereka hampir tidak bisa
membatasi pemikiran sehat yang mubazir ini. Jihad hanya ditafsirkan
sebagai perang "defensif" semata-mata. Ajaran Islam tentang tawanan-
tawanan perang (budak-budak) diberi arti yang sangat aneh dan dicari-
cari. Poligami dengan setengah hati dianggap hanya sebagai langkah
darurat; makin cepat diharamkan makin baik. Mukjizat yang disebutkan
dalam al-Qur'an diingkari sebagai kepalsuan atau, upaya-upaya fantastik
mereka lakukan untuk menjelaskannya sebagai fenomena alami. Malaikat-
malaikat dikatakan sebagai "kekuatan-kekuatan alam" belaka dan wahyu
sebagai hasil subyektif daripada kegiatan mental yang luar biasa yang
diproyeksikan ke luar menyerupai hallusinasi orang gila. Meskipun kalah
secara politis, orang-orang Islam tidak mengalami kekalahan yang serius
dalam dunia pemikiran dan hanya karena kelumpuhan mental sajalah
maka tidak dapat mereka tangkap hidayah Allah kepada Nabi-Nya yang
terakhir.
Apa yang anda tulis tentang poligami mutlak benar. Hanya ingin saya
tambahkan bahwa surat 4:3 diwahyukan tidak untuk mengesahkan
poligami. Poligami tidak pernah diharamkan oleh Allah. Ia dibolehkan oleh
syariat seluruh nabi. Sebagian besar para nabi beristri lebih dari satu.
Sebelum ayat ini diturunkan kepada Nabi saw., beliau telah beristri tiga
(Saudah, Aisyah dan Ummu Salamah ra). Sebagian besar sahabat juga
berpoligami. Jadi tidak diperlukan lagi pengesahan atas suatu praktek
yang halal dan telah dikenal. Ayat tersebut di atas diturunkan ketika
banyak wanita Madinah ditinggal mati suami-suami mereka yang gugur di
medan perang Uhud dan banyak pula anak-anak yang sudah tidak
berbapak lagi. Dihadapkan pada masalah ini, orang Islam diarahkan untuk
memecahkannya dengan memanfaatkan lembaga yang telah ada dan
lazim, yakni dengan mengawini dua, tiga atau empat wanita di antara
janda-janda tersebut.
Sebagai akibatnya, janda-janda dan anak-anak yatim tidak terlantar,
melainkan terserap ke dalam berbagai keluarga. Kalaupun petunjuk Tuhan
ini menyiratkan suatu pembentukan hukum baru, hal itu bukanlah
pemberian izin berpoligami, melainkan merupakan pembatasan jumlah
istri sampai empat dan penetapan syarat lebih jauh, yakni bila suami tidak
bisa bertindak adil terhadap seluruh istrinya, maka ia harus mempergauli
mereka dengan baik atau beristri satu saja Dua buah perintah di atas tidak
pernah diketahui dan dikenal oleh orang Arab penyembah berhala, dan
Bible yang sekarang pun tidak menyebutkannya.
Bila anda pergi ke salah satu negara Islam, akan anda dapati kenyataan
bahwa, tidak hanya orang-orang yang berpikiran sederhana saja, bahkan
kaum modern yang terpelajar pun merasa sebal dan letih oleh penafsiran
baru yang merupakan pencemaran terhadap bentuk dan jiwanya. Pemuda
yang anda temui di Universitas Columbia bukanlah wakil sebenarnya dari
pendapat umum orang Islam. Mereka hanya berbicara bagi sebagian kecil
orang yang dianggap lebih sebagai kekurangan daripada kelebihan oleh
rekan-rekannya seagama.
Akhirnya, saya harus minta maaf karena terlambat membalas surat anda,
walaupun bukannya tanpa alasan.
Saudaramu seagama,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 19 Sya'ban 1381 (25 Januari 1962)
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Terima kasih sekali atas surat anda tertanggal 16 Desember yang sarat
dengan keterangan untuk menjawab semua pertanyaan, yang tentunya
melelahkan anda.
Beberapa minggu yang lalu, Zafrullah Khan datang ke masjid kami di New
York untuk memberikan kuliah khusus. Semula telah saya rencanakan
untuk menghadirinya, tetapi pada saat-saat akhir ternyata saya tidak bisa
berangkat. Sebagaimana anda ketahui, Zafrullah Khan adalah salah
seorang pemimpin Ahmadiyah yang terkenal. Dan dua cabangnya, saya
kira yang Lahore lebih berbahaya daripada kelompok utamanya di
Rabwah. Orang Qadiani bersikap terang-terangan dalam penerimaan
mereka akan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan mengecap mereka
yang menolaknya sebagai kafir, sehingga dengan demikian berada di luar
Islam.
Di suatu toko kecil di New York yang khusus menjual buku-buku tentang
Ketimuran dan Islam cetakan Pakistan, saya temukan buku kecil yang
bagus tentang pergerakan Qadiani yang diterbitkan oleh Syeikh
Muhammad Asraf berjudul His Holiness: A Fearless and Frank Exposition of
the Hollowness of Mirza Ghulam Ahmad's Claim to Prophethood oleh
"Phoenix" dengan kata pengantar yang bagus oleh Zafar Ali Khan.
Buku ini berisi kajian yang paling menarik tentang Mirza yang pernah saya
baca dalam bahasa Inggris dan memuat pula kutipan-kutipan dari karya-
karyanya. Setelah membaca sejarah hidupnya, saya terheran-heran,
bagaimana bisa sarjana-sarjana yang pandai seperti Muhammad Ali Lahori
menerima pengakuannya yang fantastik itu jika bukan karena ingin
memperoleh keuntungan pribadi ataupun materi. Mirza Ghulam Ahmad
sama sekali tak memiliki kepekaan moral, dan kemampuan intelektualnya
cukupan saja. Karena itu, saya tidak ragu lagi bahwa Mirza Ghulam Ahmad
adalah orang gila. "Visi"-nya (atau lebih tepat, hallusinasinya) meyakinkan
dirinya bahwa Tuhan di Surga telah menyucikan dan memperlengkapi
dirinya dengan bintang kehormatan yang paling tinggi. Dialah raja orang-
orang Arya, Jai Singh Bahadur (nama Sikh yang berarti singa yang
menang) dan Dewa Krisna. Maria adalah juga salah satu namanya. Nabi
Isa yang ditunggu tidak lain adalah Mirza sendiri (hal. 191-192). Tidakkah
ini suatu bukti bahwa ia seorang gila? Saya tak tahu mengapa
keluarganya tidak mengerti hal ini dan membawanya ke rumah sakit jiwa.
Bila Mirza Ghulam Ahmad dikurung di rumah sakit jiwa, tentu ia tidak akan
punya kesempatan untuk menyebarkan ajaran sesatnya. Sehingga anda
tidak perlu harus ditahan ketika terjadi kerusuhan di Punjab, tahun 1953
dan tidak perlu pula harus dijatuhi hukuman mati. Bila Mirza Ghulam
Ahmad masih hidup saat ini, tentulah khayalan kemegahan dan
penganiayaannya akan didiagnosa oleh dunia kedokteran sebagai tipe
Schizophrenia-paranoid. Tiap baris karyanya menunjukkan penyakitnya.
Seperti yang ditulis oleh "Phoenix": "Ghulam Ahmad nabi itu telah
menderita mania penganiayaan yang amat parah. Pengakuan-
pengakuannya berendeng dengan mania penganiayaannya. Makin ia
merasa dianiaya, makin membubung pula pengakuannya. Orang gila itu
makin gigih dengan khayalannya jika mereka makin jengkel. Jika saja
masyarakat Islam membiarkannya sendirian dan mengangap
pengakuannya sebagai kegilaan, maka penyakitnya tak akan sampai
separah itu" (hal. 155-186). Pada akhirnya, dilihatnya dalam khayalannya
bahwa ia telah menjadi Tuhan Yang Maha Kuasa, lalu mencela orang-orang
yang tidak mau menerima kebenarannya sebagai "anak haram".
Dari berjilid-jilid buku karya Mirza Ghulam belum pernah saya dengar ada
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kecuali satu buah karya
kecilnya yang berjudul The Teachings of Islam. Mereka harus benar-benar
sadar betapa orang akan menghinakan keanehan dan bualannya yang
berkedok "wahyu". Tetapi saya kira buku-bukunya, khususnya Haqiqatul
Wahyi (Hakikat Wahyu) perlu sekali dicetak ulang dalam bahasa Urdu,
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa-bahasa
Eropa lainnya; tidak untuk khalayak ramai melainkan untuk bahan
penelitian kedokteran.
Ketika peradaban Islam sedang berada pada puncaknya, seni sama sekali
bukanlah sesuatu yang hanya ditimbun di museum-museum, melainkan
merupakan bagian terpadu dari kehidupan seorang muslim yang paling
rendah sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari orang Barat, seni seolah-
olah tidak mempunyai tempat. Pakaian dan arsitektur ultra modern Barat
adalah seni terburuk yang pernah saya lihat. Apa yang disebut-sebut
sebagai lukisan "non-obyektif" atau "abstrak", yang begitu populer masa
kini, mirip sekali dengan gambar-gambar ciptaan penderita schizophrenia
di rumah sakit-rumah sakit jiwa.
Lukisan-lukisan itu mengatakan: "Hidup ini tidak punya arti dan tujuan.
Tuhan tidak ada. Yang ada hanyalah kekacauan dan kehampaan". Saya
tidak ragu bahwa sebab kemunduran seni modern itu berhubungan erat
sekali dengan "filsafat perubahan". Bila segala sesuatu itu harus selalu
berada dalam keadaan mengalir maka, logikanya, tidak ada kestabilan
dalam segala sesuatu; semuanya mesti dibatasi pada suatu waktu dan
tempat tertentu dan tidak ada sesuatu pun yang bernilai permanen.
Seluruh seni yang tinggi harus menyiratkan keimanan kepada kebenaran-
kebenaran moral dan estetika.
Telah saya baca buku tentang Syah Waliullah; ada sedikit hal yang telah
membingungkan saya. Di satu pihak saya baca bahwa banyak sarjana
muslim di anak benua India-Pakistan menganggapnya sebagai sarjana
nomor dua setelah al-Ghazali. Tetapi, di lain pihak sering dikatakan bahwa
karyanya yang terbesar Hujjatullah al Balighah memberikan ilham bagi
pergerakan pembaratan oleh kaum modernis dengan menekankan
keunggulan rasionalisme dan mendorong dilakukannya penerjemahan al-
Qur'an ke dalam bahasa-bahasa asing (dia sendiri menerjemahkan al-
Qur'an ke dalam bahasa Parsi) dan menolak segala yang disebut-sebut
sebagai unsur-unsur Islam "Arab" yang menurutnya hanya relevan untuk
waktu dan tempat yang khas masyarakat asli zaman Nabi. Dikatakan juga
bahwa Syah Waliullah menolak otoritas empat aliran pemikiran ortodoks
dan menghendaki disusunnya sistem hukum baru yang sesuai dengan
kebutuhan kaum muslimin di India. Dikatakan pula, ia pernah menyatakan
bahwa hanya bagian-bagian Qur'an dan Sunnah yang bersifat murni dan
rohaniah sajalah yang mengikat, sedang sisanya, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan duniawi, hanya cocok untuk abad ketujuh di Jazirah
Arabia. Hal berikut inilah yang sulit saya mengerti: Syah Waliullah hidup
sebelum adanya dampak kolonialisme Inggris, tetapi menurut
kepustakaan yang saya baca, filsafatnya memberikan pembenaran dan
dasar bagi apolojetik muslim yang tiba sesudahnya. Adakah dia rumuskan
gagasan-gagasannya secara bebas atau, bila tidak, apa sajakah yang
mempengaruhi pemikirannya? Dalam bukunya yang baru diterbitkan oleh
Lembaga Kebudayaan Islam Lahore, The Religious Thought of Sir Sayyid
Ahmad Khan, Bashir Ahmad Dar mengatakan bahwa Ahmad Khan selalu
mengutip Syah Waliullah untuk mendukung pandangannya sendiri.
Apologi Sir Sayyid Ahmad Khan merusak ajaran-ajaran Islam dan memberi
pengaruh penting kepada Sayyid Amir Ali dan Maulana Kalam Azad.
Allamah Iqbal pun tidak bisa sepenuhnya lepas dari pengaruhnya seperti
terlihat terutama di dalam bukunya Reconstruction of Religious Thought in
Islam.
Saya tahu bahwa Allamah Iqbal adalah penyair muslim terbesar abad dua
puluh. Beberapa karyanya, walaupun hanya terjemahannya ke bahasa
Inggris, sangat mengagumkan saya. Tetapi di manakah persisnya ia
berdiri? Beberapa sarjana ngotot mengatakan bahwa dia adalah seorang
modernis sejati. Untuk menguatkan pendapat ini mereka mengutip dari
bukunya tersebut di atas percobaan untuk menafsirkan ajaran Islam
menurut kriteria para filosof Eropa kontemporer, dan kegairahannya
memuji percobaan kaum Kemalis di Turki. Namun dalam puisinya yang
berbahasa Parsi dan Urdu, ia kritik dengan pedas sekali kebudayaan Barat
serta pendirinya dan mengecap kaum muslimin yang meninggalkan
warisan mereka sebagai membebek pada orang-orang Barat. Tidak ada
seorang yang skeptis dan sinis seperti biasanya kaum modernis yang
mampu menulis tema-tema keislaman seperti halnya Iqbal, dengan
perasaan yang sedemikian murni dan mulia. Tetapi yang tidak saya
mengerti tentang Iqbal adalah, mengapa pandangan-pandangannya selalu
saling bertentangan satu sama lain dalam berbagai hal? Saya tidak bisa
percaya bahwa dia seorang munafik; karena suaranya terdengar begitu
ikhlas. Lalu, bagaimanakah penjelasannya?
Saya akan sangat gembira sekali bila dapat memperoleh penjelasan dari
anda tentang masalah-masalah tersebut.
Saudaramu seagama,
Maryam Jamilah
-------------------------------------------------------------
Lahore, 10 Februari 1962
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Sebagian besar buku karya penipu ini bukan saja tidak diterjemahkan ke
dalam bahasa lain, bahkan cetak ulang dalam bahasa Urdunya pun tidak
dilakukan oleh pengikutnya. Peredaran karya-karyanya diawasi dan dijaga
dengan teliti, karena orang Qadiani menyadari kemustahitan dan sifat
menjijikkannya. Anda telah membuat gambaran yang benar tentang
Ahmadiyah Lahore dan Qadiani di Rabwah, tetapi kesan anda bahwa Sir
Zafrullah Khan itu termasuk kelompok Lahori adalah salah. Dia adalah
pengikut setia Qadiani dan mengakui Mirza sebagai Nabi.
Analisa anda tentang sikap pemerintah India terhadap kaum muslimin
benar sekali. Pada umumnya, pemimpin politik modern di Asia dan Afrika
cinta akan kemerdekaan hanya dalam arti bahwa mereka tidak ingin
kendali kekuasaan berada di tangan orang asing. Tetapi dalam hal
pemikiran dan perilaku, mereka adalah hamba-hamba yang taat pada
bekas penjajahnya; dengan setia mereka ikuti setiap langkah bekas
penjajah itu. Hanya sedikit dari mereka yang memiliki pikiran yang bebas
dan berani. Nehru memiliki jiwa yang sama sekali Inggris dalam dirinya.
Dia orang India hanya bila dilihat dari penampilan jasmaninya saja.
Sedangkan Syah Waliullah, dia adalah ulama sejati dan besar sejak awal
hingga akhir hayatnya. Tidak bisa saya jamin bahwa saya menyokong
setiap pendapatnya, tetapi yang jelas dia adalah seorang ahli hadits dan
fikih nomor wahid. Di anak-benua India-Pakistan, dialah perintis
penyebaran Ilmu Hadits dan setiap ulama kita berhutang kepadanya
dalam penyebaran ajaran Nabi. Mengingat kedudukannya yang terhormat
dan mempunyai otoritas, maka setiap "pembaharu" di sini mencoba untuk
memanfaatkan namanya, mencerabut perkataannya sampai keluar dari
konteksnya serta menyelewengkannya demi memenuhi kepentingannya
sendiri. Seluruh bukunya menggunakan bahasa Arab atau Parsi, dan setiap
orang yang memahami gagasan-gagasannya tentu akan sepenuhnya
memahami betapa tidak jujurnya para pencari dukungan ini. Mereka taruh
susunan yang fantastik dan aneh di atas kata-katanya dan mencoba untuk
menggali gagasan-gagasan yang sebenarnya tidak terdapat dalam karya-
karyanya. Syah Waliullah tidak pernah meneriakkan kehebatan
rasionalisme ataupun berkeinginan untuk menghapus unsur-unsur Arab
dari Islam. Dia adalah pengagum keempat madzhab fikih dan tidak pernah
berkehendak untuk membuat sistem hukum baru guna mengganti yang
lama. Tetapi walaupun demikian, mengingat adanya kekakuan dan
antagonisme yang timbul akibat lampaunya waktu pembentukan
madzhab, pernah ia sampaikan keinginan bahwa akan lebih baiklah bila
dikembangkan suatu sistem hukum baru yang merupakan sintesa dari
fikih Hanafi dan Syafi'i khususnya. Ia tidak pernah lebih jauh dari itu.
Ketiga, akan anda lihat bahwa banyak faktor sejarah dan politik yang
mendukung adanya rasa simpati yang berakar-dalam kepada Turki di
antara orang muslimin di India dan Pakistan. Kaum muslimin ini, setelah
diperbudak Inggris, merasakan suatu ikatan sentimental dengan sisa-sisa
terakhir keagungan mereka yang telah hilang dan berusaha
mempertahankannya dengan berbagai cara. Sebagai ganjaran atas upaya
Kemal Ataturk untuk menyelamatkan negara muslim yang limbung ini,
maka sarjana pemikir-pemikir muslim di sini siap untuk mengampuni
tindakan-tindakan nyata Kemal yang anti Islam dan menghina Tuhan itu.
Dengan latar belakang mental dan emosional seperti ini, maka Iqbal pun,
sampai tahun 1930, memberikan apologi-apologi dan penjelasan-
penjelasan bagi "pembaharuan" Kemal dan berusaha mencarikan
tempatnya di dalam tatanan Islam. Tetapi akhirnya, setelah habis
sabarnya, ia lemparkan kutukan terbuka terhadap movasi Kemal.
Sampai tahun 1921, Maulana Abul Kalam Azad merupakan tokoh yang
bersemangat untuk kebangunan kembali Islam dan pergerakan khilafat.
Tetapi kemudian ia berubah seratus delapan puluh derajat dalam hal
pemikiran dan gerakan, sehingga rakyat mulai membuka mata mereka
untuk meyakinkan adakah ia masih Azad yang sama ataukah Azad yang
melalui suatu proses metamorfosa telah melahirkan manusia Azad yang
baru dalam dirinya. Kini ia adalah Nasionalis India seratus persen dan
meneriakkan satu kebangsaan India yang sekaligus terdiri dari muslim dan
non muslim. Dia mengasimilasikan apa yang disebut-sebut sebagai konsep
"kesatuan agama" buatan filosof Hindu dengan teori Barat, Evolusi Darwin.
Teori ini dapat dilihat dengan jelas dalam buku tafsir Qur'annya. Islam
membangkitkan suatu kehalusan rohaniah dan rasa estetik dalam diri kita
yang memungkinkan kita untuk menghindari keburukan dan mengerjakan
segala sesuatu yang indah. Di lain pihak Ateisme dan Materialisme
menodai cita rasa manusia dan membuat manusia memuja dan
mengagungkan kejelekan. Itulah sebabnya mengapa, di bawah pesona
peradaban kebendaan masa kini, setiap cabang seni dan kesusasteraan
mengalami kemunduran.
Saudaramu seagama,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 22 Maret 1962 (16 Syawwal l381)
Berikut ini dengan ringkas saya ceritakan masalah saya. Saya adalah
orang serba canggung yang tak punya harapan. Saya benar-benar tidak
bisa tinggal di dalam masyarakat seperti ini. Karena tidak saya miliki
kemampuan dan keinginan dagang, tidak pernah mengikuti latihan-latihan
khusus serta tidak punya keahlian profesional dan diploma lebih dari itu
semuanya, selama dua tahun lebih saya dirawat di rumah sakit mental,
yakni dari Maret 1957 sampai April 1959 -maka saya sudah tidak punya
harapan lagi untuk menjalani kehidupan yang jujur, produktif dan
bermanfaat yang sesuai dengan tabiat saya.
Maka dari itu, setiap kali saya berusaha mencari kerja, semua agen tenaga
kerja menerima saya dengan dingin. Fungsi utama agen tenaga kerja ini
adalah untuk menyaring mereka-mereka "yang tidak diingini", yaitu
mereka yang tidak mempunyai "nilaipasar", dan menurut pandangan
mereka saya ini benar-benar tidak berharga. Ayah saya seorang petugas
penjualan, sedang ibu saya adalah pekerja sosial yang sangat dihormati.
Keduanya hendak berhenti bekerja tahun depan. Karena penghasilan
mereka akan berkurang, maka dengan terpaksa mereka akan menyetop
pula dukungan keuangan mereka pada saya.
Mereka bahkan akan pindah dari rumah susun yang telah kami tinggali
sejak bulan September 1939, kemudian menjual barang-barang mebel dan
alat-alat rumah tangga lainnya untuk selanjutnya akan pergi dari suatu
tempat ke tempat lain untuk pelesir sampai penyakit atau kematian
menimpa mereka. Mereka tidak memperbolehkan saya untuk menyertai
mereka, karena kedua orangtua saya memahami sepenuhnya mengapa
saya tidak dapat hidup bersama mereka dengan selaras dan penuh
kedamaian. Kalaupun mereka ijinkan saya untuk ikut, saya toh akan tidak
bahagia, bahkan frustrasi dalam menjalani gaya hidup mereka yang tidak
lebih daripada mereguk kenikmatan dunia. Bagi saya, kehidupan seperti
itu adalah kehidupan yang cetek, kosong dan tak berarti. Jadi, sekarang,
lebih dari dulu-dulu ketika saya keluar dari rumah sakit tiga tahun yang
lalu, ancaman yang terus menerus bergelantungan di atas kepala saya,
yaitu jika saya tidak mendapatkan pekerjaan sebelum kedua orangtua
saya berhenti bekerja dan melepaskan ikatan kerumahtanggaannya, maka
saya akan terpaksa hidup dengan belas kasihan Departemen
Kesejahteraan Kota atau menghadapi masa depan yang suram.
Rehabilitasi adalah sesuatu yang tidak mungkin. Saya tidak pernah punya
tempat dalam masyarakat ini. Tanpa dukungan orangtua, saya tak
mungkin bisa hidup, meski hanya sehari pun, seperti orang lain. Saya
lebih senang mati daripada hidup hina dan sengsara. Dengan terus terang
saya akui bahwa jika bukan karena iman Islam saya, tentulah saya sudah
bunuh diri sejak beberapa tahun yang lalu. Setelah mengambangkan
undangan anda sekian lama, apakah terlalu terlambat untuk menerimanya
sekarang?
Saudaramu seiman,
Maryam Jamilah.
-------------------------------------------------------------
Lahore, 31 Maret 1962
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Saudaramu seiman,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 7 April 1962 (2 Dzul Qa'idah 1381)
Baru saja saya terima surat tercatat anda tertanggal 31 Maret dan saya
terima undangan anda, akan saya turuti nasehat-nasehat anda dengan
rasa syukur yang paling dalam.
Reaksi saya yang pertama adalah bahwa ini adalah suatu pernyataan
paling menyakitkan yang pernah saya dengar dan saya katakan hal itu
kepadanya. Saya telah melakukan kesalahan dalam hidup saya dan saya
akui pula bahwa saya pernah melakukan tindakan-tindakan yang bodoh,
tetapi penerimaan saya akan Islam merupakan tindakan saya yang paling
positif, konstruktif dan bijaksana.
Juga saya sadari sepenuhnya bahwa Islam adalah obat yang paling
mujarab bagi kesehatan mental. Meskipun demikian, Maulana itu boleh
jadi benar dalam satu hal, yakni bahwa perpindahan dari agama Yahudi
atau Kristen kepada agama Islam tak kurang dari perpindahan dari
peradaban Barat kepada peradaban Islam dan suatu penganutan sepenuh
hati terhadap suatu cara hidup yang lain sama sekali.
Tentunya akan sangat menarik sekali tinggal di Lahore, karena dalam satu
atau dua dasawarsa yang lalu, yakni sejak dilarangnya al-lkhwanul-
Muslimun dan juga sekularisasi serta nasionalisasi Universitas al-Azhar,
Lahore telah menggantikan Kairo sebagai pusat kegiatan Islam. Saya juga
akan menyenangi Lahore, karena kepustakaan Islam begitu mudah
diperoleh di sini. Tampak bagi saya seolah-olah buku-buku Islam lebih
banyak diterbitkan di sini daripada di tempat lain. Bila ternyata saya gagal
menguasai pengetahuan Islam karena abai dan malas, tentu hanya diri
sayalah yang bisa disalahkan.
Silakan anda tulis secara langsung dan jelaskan segalanya. Salah satu
yang mungkin menjadi keberatan mereka adalah, seperti halnya orang-
orang Barat yang lain, mereka kira bahwa orang Islam selalu menghinakan
kaum wanita seperti memperlakukan benda bergerak saja, dan bahwa di
Pakistan kaum wanitanya diperlakukan tidak baik dan hak-hak
individualnya diingkari.
Sekali lagi, saya sampaikan rasa terima kasih yang sangat dalam kepada
anda. Semata-mata hanya karena kasih dan rahmat Allah sajalah sehingga
saya tidak dibiarkan berjuang secara terasing sendirian. Semoga Allah
memberkahi anda.
Saudaramu seagama,
Maryam Jamilah
-------------------------------------------------------------
Lahore, 18 April 1962
Assalamu'alaikum warahmatullah,
Surat anda tertanggal 7 April telah saya terima kemarin. Saya gembira
ketika mengetahui bahwa anda menerima nasehat saya dan bersiap-siap
untuk datang ke Pakistan. Saya berdoa kepada Allah semoga Ia menunjuki
anda apa yang benar dan penting bagi anda.
Saya nasehati anda agar berangkat melalui laut saja, karena ongkosnya
jauh lebih murah daripada dengan pesawat udara, dan anda bisa
membawa lebih banyak barang. Anda nanti akan mendarat di Pelabuhan
Karachi, dan dari sini anda bisa ke Lahore dengan kereta api. Banyak
kereta api cepat yang menghubungkan kedua kota ini.
Biasanya perjalanannya memakan waktu dua puluh dua jam. Setelah anda
urus segala pengaturan akhir pada Konsulat Pakistan di New York, maka
hendaknya segera anda beritahu Chaudri Ghulam Muhammad yang
beralamat di 23 Strachen Road, Karachi-1, tentang tanggal keberangkatan
kapal, nama kapal, nama perusahaan angkutan dan tanggal kedatangan
anda di Karachi.
Saya pikir, ada baiknya saya ceritakan beberapa hal yang dapat
membantu penyesuaian psikologi dan fisik anda dengan lingkungan anda
yang baru. Seperti anda ketahui, pandangan hidup dan keadaan sosial
kami jauh sekali berbeda dengan di Amerika. Di sini kita kekurangan
fasilitas-fasilitas dan kemudahan yang di Amerika sudah tidak
dipersoalkan lagi. Halangan bahasa juga akan sedikit mengganggu.
Dua anak saya yang perempuan hampir sebaya dengan anda. Humaira
yang berusia dua puluh tiga tahun sedang mengambil sarjana penuh
dalam bidang sastra Inggris, sedang Asma, sembilan belas tahun, sedang
menuntut ilmu dalam bidang ekonomi di tingkat sarjana muda. Saya harap
mereka bisa bersahabat dengan anda, mengajar anda bahasa Urdu dan,
sebagai gantinya, mereka bisa belajar dari anda antusiasme seorang yang
baru pindah agama.
Karena isteri saya hanya sedikit bisa berbahasa Inggris, maka hambatan
bahasa pada saat-saat awal dapat menghalangi keakraban anda
dengannya. Tetapi saya berharap anda akan bisa mempelajari bahasa
Urdu secukupnya selama dua atau tiga bulan sekedar agar bisa melakukan
percakapan sehari-hari. Setelah anda pelajari bahasa Urdu, maka akan
relatif mudah bagi anda untuk belajar bahasa Arab, karena kedua bahasa
ini berbagi banyak kosakata yang sama. Sayapun ingin berusaha untuk
mengajar anda bahasa Arab.
Anda harus ingat pula bahwa tatkala anda tiba di Lahore, daerah ini akan
sedang mengalami musim panas yang paling terik. Di bulan Juni, Juli dan
Agustus, suhu musim panas mencapai titik tertinggi; siang hari rata-rata
sampai di atas 100 F. Rumah kami tidak ber-AC, tetapi kami pakai kipas
angin listrik. Pada akhirnya anda akan terbiasa dengan musim-musim
tropis. Walaupun begitu, anda tetap harus siap menerima sengatan panas
pertama dari teriknya cuaca ini.
Sebaiknya anda bawa semua milik anda yang perlu dan gampang anda
bawa. Barang-barang produksi luar negeri di sini begitu mahal, sehingga
tak terbayangkan oleh anda di Amerika. Karenanya, jangan tinggalkan
sesuatu yang mungkin anda perlukan, karena menganggap bahwa barang
itu bisa dicari nantinya di Pakistan.
Bersama surat ini juga saya tulis surat tersendiri untuk kedua orangtua
anda. Saya nasehatkan kepada anda agar anda sendiri mengenalkan saya
kepada mereka dengan menunjukkan surat-surat saya untuk anda,
sehingga dapat mereka mengerti sepenuhnya latar belakang surat saya
untuk mereka ini.
Saudaramu seagama,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
Lahore, 18 April 1962
Saya kira telah anda ketahui bahwa puteri anda telah bertahun-tahun
belajar agama Islam dan bahkan sebelum berpindah agama secara resmi,
ia telah menulis naskah-naskah dan esai-esai untuk membela Islam.
Kemudian, setelah ia timbang-timbang dengan hati-hati, akhirnya ia
putuskan untuk memeluk Islam dan menerima iman sebagai pandangan
hidupnya. Karena saya juga adalah pemeluk Islam dan telah
menggunakan seluruh hidup akil-baligh saya untuk menyiarkan Islam,
maka kesalingtertarikan kami ini akhirnya membawa kami untuk saling
melakukan kontak dan berkenalan dengan akrab.
Teriring salam.
Hormat kami,
Abul A'la
-------------------------------------------------------------
New York, 2 Mei 1962
Terima kasih atas surat anda tertanggal 18 April yang berisi undangan
kepada puteri saya, Margaret, untuk hidup di dalam keluarga anda. Isteri
saya dan saya sendiri sangat tergerak oleh tawaran keramahtamahan
anda itu.
Sejak memeluk Islam setahun yang lalu, khususnya sebagai pemeluk baru
yang rajin, hidup di dalam masyarakat kami tampaknya akan
mendatangkan kesulitan praktis baginya. Margaret bernafsu untuk
menerima undangan anda dan menerima anda sebagai orangtuanya.
Kami telah siap memberinya izin walaupun ia harus tinggal di tempat yang
jauh. Lebih-lebih berkenaan dengan semangat yang telah ia tunjukkan,
kami berharap agar hal ini memberinya kesempatan untuk menjalani
hidup yang bahagia dan penuh arti.
Dia pergi ke negeri anda dengan kerelaan kami dan akan terus kami
perhatikan kesejahteraannya. Maka silakan anda tulis surat tentangnya
kapan saja.
Saya dan isteri menyampaikan rasa terima kasih dari lubuk hati yang
paling dalam kepada anda, isteri dan putera-puteri anda.
Hormat kami,
Herbert S. Marcus
-------------------------------------------------------------
Wallahu ‘alamu bishowwab
Juga, berbeda dengan remaja-remaja New York sebayanya, Margaret Marcus nama
gadis ini mengharamkan bagi dirinya segala sesuatu yang disebut sebagai
"sumber kenikmatan hidup", seperti pergaulan bebas, pesta-pesta, mode,
minuman keras, merokok dan ajojing, justru di masa-masa yang sering disebut
sebagai "masa-masa yang paling membahagiakan" dalam kehidupan seseorang.
Dan sebagai gantinya, ia benamkan dirinya dalam tumpukan buku-buku yang
terhitung "berat" bagi kebanyakan manusia, apalagi bagi remaja seumurnya,
seperti: agama, filsafat, psikologi dan sebangsanya. Upaya pencarian kebenaran
dan identitas diri ini, sebagaimana hampir jadi sebuah kelaziman, harus
dibayarnya dengan harga yang amat mahal. Rontoknya pilar-pilar kepercayaan
yang telah terbangun dalam dirinya dan tak adanya alternatif yang
menggantikannya, ditambah dengan keterasingan dari keluarga, teman sebaya,
dan masyarakat yang otomatis sulit menerimanya, akhirnya memaksanya
menjalani psikoanalisa selama 3,5 tahun disusul dengan dua tahun perawatan di
rumah sakit jiwa.
Gadis ini belum lagi terbebas dari masa-masa kritisnya ketika kemudian dia
temukan Islam. Dan ternyata hilangnya rasa dahaga setelah terpuasi oleh Islam
belum melepaskannya sama sekali dari derita yang berkepanjangan. Mudah
diduga, masyarakat New York yang Kristen dan keluarga Yahudinya seolah
membuang muslimah muallaf ini. Harapannya untuk menemukan pelipur dari
saudara-saudaranya sesama muslim di Amerika ternyata hampa belaka. Sekali
lagi, tak kalah keras dari bentrokannya dengan keluarga dan masyarakatnya,
pandangan-pandangannya harus berbentrokan dan, ironisnya, kali ini justru
dengan rekan-rekan seagamanya yang telah terbaratkan.
Saat ini, juga sebagai salah satu hasil surat-menyuratnya dengan Maududi,
Maryam Jamilah mukim di Pakistan, membina suatu keluarga bahagia sebagai istri
kedua dari seorang muslim Pakistan --yang sekaligus menjadi penerbit tulisan-
tulisannya. ***
Keterangan :
media@isnet.org)
Isi artikel ini ditayang oleh Komite Media ISNET berdasarkan posting dari
sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org.
www.media.isnet.org