You are on page 1of 9

Nama : Sri Wahyuni

NPM : 0702070003
Semester : VII-A PAGI

TUGAS AUDITING

1. Mengapa auditing diperlukan?
awab :
Karena :
1. istence and occurrence (keberadaan dan keterjadian) Audit digunakan untuk
menilai apakah transaksi yang ada di dalam laporan keuangan itu benar-benar ada dan
terjadi pada periode tertentu.
2. Completeness (kelengkapan)Audit digunakan untuk menilai apakah transaksi-
transaksi yang terjadi telah dicatat seluruhnya ke dalam laporan keuangan.
3. Valuation and allocation (penilaian dan alokasi)Audit digunakan untuk menilai
apakah nilai-nialai transaksi dalam laporan keuangan itu merupakan nilai yang
seharusnya.
4. Right and obligation (hak dan kewajiban)Audit digunakan untuk menilai apakah
transaksi-transaksi yang terjadi merupakan hak dan kewajiban perusahaan yang
bersangkutan.
5. Presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan)Audit digunakan untuk
menilai apakah transaksi-transaksi dan komponen-komponen-komponen yang ada
telah diklasiIikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dengan semestinya.
Sedangkan manfaat audit itu sendiri.
1. agi Auditee (pihak yang diaudit)
a. Menambah kepercayaan dari para pihak yang berkepentingan, seperti
pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.
b. Mencegah dan menemukan Iraud (kecurangan) yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan terkait.
c. Memberikan dasar yang lebih dapat dipercaya untuk keperluan perpajakan.
d. sMembuka pintu bagi masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar.
e. Mengungkapkan kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan
keuangan.
2. agi pihak lain dalam dunia usaha
a. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
b. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi
untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang diasuransikan.
c. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
d. Memberikan dasar yang objektiI kepada serikat buruh dan pihak yang
diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
e. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk
menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
I. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan
atau klien untuk menilai proIitabilitas atau Audit Finansial, Audit
Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern.
3. agi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum
a. Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan
keandalan laporan keuangan.
b. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang
hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan
masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi, dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
c. Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan Undang-Undang
Keamanan Sosial.

Pada intinya, baik di sektor swasta maupun sektor pemerintah, audit itu berguna
untuk membantu manajemen meyakinkan para pemangku kepentingan
(stakeholders) atas pertanggungjawaban kinerjanya dalam laporan keuangan, atau
dengan kata lain membantu para pemangku kepentingan (stakeholders) meyakini
bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah disajikan secara wajar
sesuai dengan kriteria atau standar yang ada.

2. Apa itu auditing?
awab:
MenuruL Mulyadl
SuaLu proses slsLemaLlk unLuk memperoleh dan mengevaluasl bukLl secara obyekLlf
mengenal pernyaLaanpernyaLaan LenLang keglaLan dan ke[adlan ekonoml dengan Lu[uan
unLuk meneLapkan LlngkaL kesesualan anLara pernyaLaanpernyaLaan LersebuL dengan
krlLerla yang Lelah dlLeLapkan serLa penyampalan hasllhasllnya kepada pemakal yang
berkepenLlngan"
3. Siapakah yang melakukan pekerjaan audit?
awab :
Auditor yaitu orang yang ahli dibidang akuntansi dalam pemeriksaan laporan keuangan.
4. Kapan audit dilakukan?
awab:
Seksi ini memberikan panduan audit atas laporan keuangan mengenai:
a. Faktor-Iaktor yang harus dipertimbangkan sebelum auditor menerapkan
pengujian
substantiI utama terhadap rincian akun aktiva atau kewajiban tertentu mulai
tanggal sebelum tanggal neraca.
b. Prosedur-prosedur audit yang dapat memberikan dasar memadai bagi
kesimpulan audit dari
pengujian substantiI utama untuk perluasan dari tanggal audit interim ke
tanggal neraca (sisa periode).
c. Pengkoordinasian waktu (timing) pelaksanaan prosedur-prosedur audit.

Panduan mengenai waktu pelaksanaan pengujian atas pengendalian terdapat dalam
SA Seksi 322 |PSA
No. 33| Pertimbangan Auditor atas Fungsi Auditor Intern dalam Audit atas Laporan
Keuangan,
paragraI 55
.
Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan dini atas hal-hal
signiIikan yang mempengaruhi laporan keuangan akhir tahun (sebagai contoh, transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, kondisi yang berubah, pernyataan standar
akuntansi yang baru, dan pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian).
Di samping itu, banyak bagian perencanaan audit, termasuk upaya memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern, penentuan
tingkat risiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantiI atas transaksi, dapat
dilakukan sebelum tanggal neraca.1


1 Pengujian substantiI berikut ini dapat diterapkan terhadap transaksi pada tanggal-tanggal pilihan
sebelum tanggal
neraca dan diselesaikan sebagai bagian dari prosedur akhir tahun: (1) pengujian rinci atas tambahan
atau pengurangan
akun properti, investasi, dan utang serta modal ekuitas; (2) pengujian rinci atas transaksi yang
mempengaruhi akun
penghasilan dan biaya; (3) pengujian atas akun yang di audit dengan pengujian rinci pos yang terdiri
dari saldo
(sebagai contoh warranty reserve, clearing account, deIerred charges tertentu); dan (4) prosedur
analitik yang
diterapkan terhadap akun penghasilan dan biaya.







5. bagaimana cara melakukan audit?
awab:
!roses Audit
Audit dalam konteks teknologi inIormasi adalah memeriksa apakah sistem komputer
berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:
1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control
practice yang dapat disepakati semua pihak.
2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
3. Gunakan Iakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanIaat.
4. uatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan Iakta yang dikumpulkan.
5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.
6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control
practice.
Sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih
dahulu. :/it planning (perencanaan audit) harus secara jelas menerangkan tujuan audit,
kewenangan auditor, adanya persetujuan managemen tinggi, dan metode audit.
Metodologi audit:
1. :/it s:-ect. Menentukan apa yang akan diaudit.
2. :/it o-ective. Menentukan tujuan dari audit.
3. :/it Scope. Menentukan sistem, Iungsi, dan bagian dari organisasi yang secara
spesiIik/khusus akan diaudit.
4. !rea:/it !lanning. MengidentiIikasi sumber daya dan SDM yang dibutuhkan,
menentukan dokumen-dokumen apa yang diperlukan untuk menunjang audit,
menentukan lokasi audit.
5. :/it proce/:res an/ steps for /ata gathering. Menentukan cara melakukan audit
untuk memeriksa dan menguji kendali, menentukan siapa yang akan
diwawancara.
6. valuasi hasil pengujian dan pemeriksaan. SpesiIik pada tiap organisasi.
7. Prosedur komunikasi dengan pihak manajemen. SpesiIik pada tiap organisasi.
8. :/it Report !reparation. Menentukan bagaimana cara memeriksa hasil audit,
yaitu evaluasi kesahihan dari dokumen-dokumen, prosedur, dan kebijakan dari
organisasi yang diaudit.



6. Sebutkan dan tuliskan standar auditing dan tuliskan!
awab:
Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran proIesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan siIat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
3. ukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konIirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keungan yang diaudit.
Standar pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan inIormatiI dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. ika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai siIat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
7. elaskan jenis audit!
awab:
Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan keuangan,
audit kepatuhan, dan audit operasional.
1. Audit laporan keuangan (financial statement a:/it). Audit laporan keuangan adalah
audit yang dilakukan oleh auditor eksternal maupun internal terhadap laporan
keuangan a:/itee untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu
dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan
kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance a:/it). Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah
yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu.
Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-
sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam
bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan dapat dilakukan
oleh auditor internal maupun eksternal.
Audit operasional (operational a:/it). Audit operasional merupakan penelahaan
secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang
obyektiI dan analisis yang komprehensiI terhadap operasional-operasional tertentu.




8. elaskan jenis auditor!
awab:
enis Auditor
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
O Auditor !emerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
4 Auditor Eksternal !emerintah yang dilaksanakan oleh adan Pemeriksa
Keuangan (PK) sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat (1) Undang-
undang Dasar 1945 yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu badan
!emeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2) Hasil
pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan !erwakilan
Rakyat, Dewan !erwakilan Daerah, dan Dewan !erwakilan Rakyat
Daerah,sesuai dengan kewenangannya. adan Pemeriksa Keuangan
merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga
diharapkan dapat bersikap independen.
4 Auditor Internal !emerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat
Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (PKP), Inspektorat
enderal Departemen/LPND, dan adan Pengawasan Daerah.
O Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
O Auditor Independen atau Akuntan !ublik adalah melakukan Iungsi
pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan
ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public,
perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-
organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus
dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Namun, Arens & Loebbecke dalam bukunya Auditing !endekatan Terpadu yang
diadaptasi oleh Amir Abadi usuI, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:
O Auditor !ajak. Direktorat enderal Pajak (DP) yang berada dibawah
Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan
negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan
ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DP dilapangan adalah Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa).
Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah
melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.

9. Tuliskan jenis opini (pendapat)!
awab:
pini Auditor
Munawir (1995) terhadap hasil audit memberikan beberapa pendapat sepotong-sepotong
auditor, antara lain:
O Pendapat Wajar Tanpa ersyarat. Pendapat ini hanya dapat diberikan bila auditor
berpendapat bahwa berdasarkan audit yang sesuai dengan standar auditing,
penyajian laporan keuangan adalah sesuai dengan Prinsip Akuntansi erterima
Umum (PAU), tidak terjadi perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi
(konsisten) dan mengandung penjelasan atau pengungkapan yang memadai
sehingga tidak menyesatkan pemakainya, serta tidak terdapat ketidakpastian yang
luar biasa (material).
O Pendapat Wajar Dengan Pengecualian. Pendapat ini diberikan apabila auditor
menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian
laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan tersebut secara
keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat Iaktor
tertentu yuang menyebabkan kualiIikasi pendapat (satu atau lebih rekening yang
tidak wajar).
O Pendapat Tidak Setuju. Adalah suatu pendapat bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil operasi seperti yang
disyaratkan dalam Prinsip Akuntansi erterima Umum (PAU). Hal ini diberikan
auditor karena pengecualian atau kualiIikasi terhadap kewajaran penyajian
bersiIat materialnya (terdapat banyak rekening yang tidak wajar).
O Penolakan Memberikan Pendapat. Penolakan memberikan pendapat berarti bahwa
laporan audit tidak memuat pendapat auditr. Hal ini bisa diterbitkan apabila:
auditor tidak meyakini diri atau ragu akan kewajaran laporan keuangan, auditor
hanya mengkompilasi pelaporan keuangan dan bukannya melakukan audit
laporan keuangan, auditor berkedudukan tidak independent terhadap pihak yang
diauditnya dan adanya kepastian luar biasa yang sangat memengaruhi kewajaran
laporan keuangan.
O Pendapat Sepotong-sepotong. Auditor tidak dapat memberikan pendapat
sepotong-sepotong. Hasil auditnya hanya akan memberikan kesimpulan bahwa
laporan keuangan yang diaudit secara keseluruhan.

You might also like