You are on page 1of 48

PEMBUATAN PANEL PENGOPRASIAN MOTOR 3 FASE BINTANG SEGITIGA OTOMATIS DENGAN TDR (INSTANSI KERJA PRAKTEK:SMK NEGRI 5 SEMARANG)

LAPORAN SEMINAR KERJA PRAKTEK

OLEH : CAHYONO C.431.07.0021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek dengan judul: PEMBUATAN PANEL CONTROL MOTOR 3 FASA BINTANG SEGITIGA DENGAN TDR

(Periode 7april 2011-7juni 2011)


Laporan kerja praktek ini diajukan kepada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh: Cahyono C.431.07.0021

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Dosen Pembimbing

Budiani Destyningtias,ST.M.Eng NIS:06557003102045

Andi kurniawan ST,MT NIS:065570030102076

ii

PEMBUATAN PANELCONTROL MOTOR 3 FASA BINTANG SEGITIGA DENGAN TDR

(Instansi kerja praktek:SMK NEGRI 5 SEMARANG


Laporan kerja praktek inidi ajukan kepada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh: Cahyono C.431.07.0021

Diajukan pada Seminar Kerja Praktek Tanggal Juni 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Pembimbing lapangan

Drs.Slamet sarjono,MM NIP:196405061988031011

Drs.Singgih Wahyanto NIP:195502081982111001

iii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada ALLAH Yang Maha Esa atas limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan kerja praktek ini dapat disusun dan terselesaikan dengan baik. Laporan kerja praktek ini ditulis untuk menerangkan proses pembuatan panel motor bintang segitiga secara otomatis dengan menggunakan Timer(time delay relay). Tujuan lainnya adalah mengetahui bagaimana prinsip kerja dari Motor listrik 3 fasa dan TDR, peralatan apa saja yang digunakan,Selain itu laporan ini juga dapat dijadikan referensi atau data kepada pihak lain dan khalayak umum yang membutuhkan informasi Dalam proses penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan baik yang bersifat teknis maupun non teknis.oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof.Dr.H pahlawansjah Harahap,SE,ME selaku rektor Universitas Semarang. 2. Bapak Ir.supoyo,MT,sebagai Dekan Fakultas Teknik Semarang. 3. Ibu Budiani Destyningtyas,ST,M.Eng selaku Ketua jurusan Teknik Elektro Universitas Semarang. 4. Bapak Andi Kurniawan, ST, MT selaku Dosen pembimbing kerja praktek yang senantiasa memberi dukungan,bimbingan dan masukan kepada praktikan Universitas

iv

5. Bapak Drs Slamet Sarjono,MM selaku kepala sekolah SMK Negri 5 Semarang 6. Bapak Drs singgih wahyono selaku kepala jurusan teknik instalasi SMK negri 5 Semarang, yang banyak memberikan pengetahuan Ditempat bengkel listrik. 7. Papa, mama, kakak dan adikku tercinta yang tidak henti hentinya memberikan dukungan. . 8. Pak suharsono ST, terima kasih telah memberikan banyak dukungan dan dorongan untuk kembali semangat.. 9. Teman teman Fakultas teknik elektro USM angkatan 2007

Akhir kata, apabila ada hal hal yang kurang atau kesalahan dalam pembuatan laporan kerja praktek ini mohon maaf yang sebesar besarnya.

Semarang, 7 Juni 2011 praktikan

Cahyono

DAFTAR ISI HALAMANJUDUL........................................I HALAMAN PENGESAHAN........... II KATA PENGANTAR.......... IV DAFTAR ISI......V DAFTAR GAMBAR.........VI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah..1 1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ....2 1.3 Pembatasan Masalah.4 1.4 Metodelogi Studi.......4 1.5 Sistematika pembahasan..........5 BAB II GAMBARAN UMUM SMK NEGRI 5 SEMARANG 2.1 Sejarah Berdirinya .........6 2.2 Visi,Misi,dan Tujuan.......................................................6 2.3 Struktur Organisasi.............8 BAB III PERALATAN YANG ADA PADA PANEL ............................9 3.1 Kontaktor Magnit.....................................................................9 3.2 Bimetal Overload Rilay....................13 3.3.Timer(TDR)...........15 3.4 Miniature Circuit Breaker(MCB).................17 3.3 Tombol Tekan(POS BOOTON).......19 3.4 Amper dan Volt Meter.....20

vi

BAB IV. PEMBAHASAN MOTOR BINTANG SEGITIGA ....21 4.1 Prinsip Kerja Motor Induksi Bintang Segitiga....21 4.2 Pengasutan dan Pengujian Motor Induksi Star Delta 3 Fasa.23 4.3 Pengujian Motor Bintang Segitiga ......25

Bab V Kesimpulan dan Saran ... 30 5.1 Kesimpulan ........30 5.2 Saran .... .30 Daftar Pustaka ...... 31

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi Pekerjaan ............................................................................. 11 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.INGENYS Semarang . 14 Gambar 2.3 Blok Diagram proses Produksi PT. INGENYS Semarang .. 27 Gambar 3.1 Irisan Motor DC daya kuda integral ................................................. 31 Gambar 3.2 Mesin DC dasar dengan Komutator ................................................. 32 Gambar 3.3 Gelombang Tegangan pada suatu mesin DC dasar .......................... 34 Gambar 3.4 Bagian-bagian mesin DC . 34 Gambar 4.1 Up Cut Shear 42 Gambar 4.2 Cut Test Pulse ... 43 Gambar 4.3 Shear Cut Start . 44 Gambar 4.4 Cut/Cut Request Lamp . 45 Gambar 4.5 Cut Compensation Counter Start .. 46 Gambar 4.6 Auto Mode 47 Gambar 4.7 Cobble Detection .. 48 Skema Cesoia Volante CV 20 .. 54

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pemilihan Masalah Di Dunia industri sekarang ini mengalami perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan cepat.semakin padatnya serta keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup Hal ini semakin mendorong terjadinya kompetensi dalam kehidupan manusia meliputi segala bidang kehidupan.Banyaknya persaingan di dunia industri sehingga tercipta hal-hal atau produk baru yang pada setiap komponen kehidupan yang membuat pelayanan semakin mudah dan lebih baik Perusahaan atau industri besar membutuhkan pelayanan dalam

mengoprasikan mesin mesin besar atau pun kecil,secara aman dalam pengoprasian nya. Sebagian motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan secara luas baik dalam industry besar maupun kecil dibandingkan motor jenis lain. Hal ini dimungkinkan karena motor jenis ini memiliki keunggulan keunggulan baik dari segi teknis maupun ekonomis Meskipun motor induksi tiga fasa memiliki karakteristik arus awal yang besar namun hal ini dapat diatasi dengan beberapa metode pengaturan, salah satunya adalah dengan sistem pengasutan bintang (Y)-segitiga (), dimana sistem ini sangat sederhana dan dapat diterapkan untuk semua jenis motor induksi tiga fasa. Di lain pihak perkembangan teknologi industry dewasa ini menuntut sistem pengaturan yang murah, bias dikendalikan dari jarak jauh, real - time, dan mudah pengawasannya. Pengaturan sistem ini dengan secara otomatis terutama, saat ini

sudah dikembangkan, dan sudah menjadi pilihan utama karena mudah, baik penanganannya maupun perawatannya. Praktikan mencoba membuat sistem pengaturan suatu plant, dalam hal ini adalah pengaturan pada pengasutan bintang (Y) segitiga () motor induksi tiga fasa, yang dikontrol secara otomatis dengan menggunakan time delay relay. Dengan menggunakan sistem pengasutan bintang (Y) - segitiga () diharapkan dapat mengurangi besar arus pengasutan pada saat motor start Di kerja praktek ini juga dibuat sistem proteksi pada pengasutan bintang (Y) - segitiga () motor induksi tiga fasa, sistem ini berguna bila pada pengasutan bintang (Y) segitiga () motor induksi tiga fasa terjadi suatu keadaan tidak normal (gangguan), hal ini tidak akan mempengaruhi sistem.

1.2 Maksud dan Tujuan kerja praktek Kerja Praktek diwajibkan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan Program Sarjana Teknik Elektro Universitas Semarang , dengan tujuan : 1.2.1 Tujuan Umum a. Dapat di gunakan sebagai pembanding antara teori yang didapat penulis dari bangku kuliah dengan ilmu yang diperoleh selama menjalankan Kerja Praktek, sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah secara langsung dilokasi Kerja Praktek. b. Sebagai pengalaman kerja penulis didunia industri yang merupakan implementasi teori - teori yang diperoleh pada saat kuliah. c. Dapat digunakan untuk menambah wawasan serta apresiasi terhadap keilmuan Taknik Elektro khususnya mengenai system arus kuat yang

diterapkan pada dunia industri, sehingga akan semakin menujang pemahaman yang telah dipelajari secara teoritis. d. Melihat secara langsung situasi dunia kerja yang sebenarnya dalam pabrik. e. Sebagai syarat bagi mahasiswa untuk menempuh Tugas Akhir. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Melihat secara khusus aktivitas pabrik dalam berproduksi. b. Mengasah kemampuan untuk bergaul dan beradaptasi terhadap

lingkungan kerja. c. Memperbanyak pengetahuan dan pengalaman keteknikan yang diterapkan dalam dunia industri. d. Untuk dapat memahami dan mengerti peralatan- peralatan yang digunakan dilokasi Kerja Praktek, khususnya alat- alat yang digunakan dalam proses perakitan panel yang ada di unit produksi smk negrin 5 semarang 1.3 Manfaat Kerja Praktek 1.3.1Bagi Mahasiswa a. Mengenal cara kerja perusahaan secara umum dengan lebih khususnya peralatan dan proses produksi yang dilakukan. b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman Kerja Praktek di lapangan. mendalam

c. Menambah pengetahuan dan pemahaman keteknikan elektronika secara praktis yang dapat diterapkan dalam dunia industri. d. Memberikan bekal tentang proses pembuatan panel listrik kemungkinan bahwa permasalahan yang diperoleh selama Kerja Praktek .

e. Mahasiswa dapat belajar bergaul dengan pekerja di lingkungan sekitar industri. 1.3.2 Bagi Fakultas a. Terjalinnya hubungan kerja sama dengan perusahaan yang ditempati untuk Kerja Praktek. b. Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan dibangku kuliah dengan kondisi industri pada kenyataannya. c. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dibidang akademik untuk perbaikan kurikulum.

1.3.3 Bagi Perusahaan a. Terjalinnya kerja sama dengan dunia pendidikan. b. Dapat menyiapkan sumber daya yang potensial untuk perusahaan. c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana

Kerja Praktek yang bersifat membangun dan menyempurnakan system yang ada. Sebagai sarana untuk mempromosikan atau memperkenalkan perusahaan

1.4 Pembatasan Masalah Dalam bidang menjalankan motor 3 fasa bintang segitiga dibutuhkan alatalat pengaman motor.Dalam otomatis mempergunakan alat timer omron h3cr , termasuk salah satunya adalah yang pengoperasiannya secara otomatis. . 1.5 Metodelogi studi

Dalam menyusun laporan Kerja Praktek ini sudah tentu dilakukan penelitian. Salah satu factor yang penting dalam penyusunan laporan ini adalah metode pengumpulan data.Demikian juga dalam penyusunan laporan ini menggunakan beberapa metode untuk melengkapi bahan perbandingan maupun menambah wawasan terhadap bahan kerja sehingga dapat diselesaikannya laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu data yang diperoleh dan dikumpulkan penulis didapat dengan beberapa metode berikut, antara lain : a. Metode Observasi Metode yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dalam pelaksanaan Kerja Praktek. Pengamatan tersebut berfungsi agar dapat memahami secara nyata mengenai peralatan yang di praktikkan. b. Metode Interview Metode yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung atau lisan kepada operator maupun kepada bagian instrument sewaktu menghadapi peralatan yang digunakan untuk Kerja Praktek mengenai hal- hal yang tidak di mengerti. Selain itu metode ini berfungsi agar dapat memperoleh pengetahuan lain tentang peralatan praktik yang diperoleh dari metode observasi. c. Metode Literature Metode yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatureliterature untuk memperoleh bahan- bahan yang digunakan sebagai dasar orientasi teori atau pedoman dalam pembahasan suatu masalah. Metode ini berfungsi juga untuk melengkapi dan sebagai perbandingan isi laporan yang baik sehingga dapat di pertanggunjawabkan. 1.6 Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan laporan agar teratur dan lebih mudah untuk mengetahui isinya maka dengan ini dikemukakan sistematika penulisan laporan di mana laporan ini terbagi dalam lima bab. Sistematika Penulisan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika

penulisan yang memberikan gambaran garis besar penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Membahas sekilas tentang tempat Kerja Praktek, meliputi sejarah dan perkembangan SMK NEGRI 5 SEMARANG , struktur Organisasi. BAB III LANDASAN TEORI Membahas tentang berbagai fungsi kontaktor BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Membahas tentang Motor 3 FASA, rangkaian kontrl dan daya serta pengertian tdr{timer H3CR BAB V PENUTUP Dalam hal ini penulis ingin memberikan kesimpulan yang didapat dan sekaligus membuka ruang untuk berkomunikasi dua arah dengan pembaca.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya SMK NEGRI 5 SEMARANG Sesuai dengan Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan strukturil serta untuk berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, dibidang dibidang pendidikan pada umumnya dan teknologi khususnya, maka dipandang perlu kota Semarang sebagai ibu kota Propinsi untuk menambah sekolah pendidikan menengah kejuruan, khususnya SMK kelompokTeknologi Dan Industri. Dengan dorongan dan dukungan rekan-rekan guru teknik yang ada di kota Szemarang serta didukung dan direstui oleh Kepala Diktek Proipinsi Jawa Tengah, Bapak Dimyati Prasojo yang pada waktu itu menjabat Kepala STN II Semarang, mempelopori dan merintis jalan untuk terwujudnya cita-cita tersebut diatas yaitu terbentuknya sekolah teknologi lagi untuk melengkapi STM yang telah ada Sebelumnya Berdasarkan surat keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 85/Dirpt/BI/65 tanggal 5 Agustus 1965 diresmikan oleh Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Teknologi Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 17 Agustus 1965 Sekolah Teknologi Menengah 5 Semarang dengan jurusan Bangunan Gedung, Mesin, Listrik, yang berada di STN II Jalan Sompok 43A Semarang. negri 5 adalah termasuk sekolahan tertua di kota semarang tahun berdirinya yaitu tahun 1965 ,

2.2 Visi, MISI dan tujuan SMK NEGRI 5 SEMARANG Berikut Visi SMK NEGERI 5 SEMARANG Menjadi Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Kejuruan Melalui Pelatihan, Pengujian, Sertifikasi Dan Pemasaran Lulusan Yang Berstandar Nasional Dan Bertaraf Internasional Yang Dilandasi Iman, Taqwa, Dan Budaya Indonesia Pada Era Globalisasi 2.2.1 MISI 1. Mempersiapkan Lulusan Yang Memiliki Kecakapan Hidup

MelaluiPengembangan Kecakapan Intelektual, Sosial, Dan Keterampilan Yang BerbasisKompetensi 2. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Secara Optimal Yang

Berorientasi Pada Pencapaian Kompetensi Berstandar Nasional Da Bertaraf Internasional Dengan Tetap Mempertimbangakan Potensi Daerah Dan Peserta Didik 3. Meningkatkan Kerjasama SekolahDengan Du/Di Dan Lembaga

SertifikasiYangMemilikiReputasiNasionalDanInternasional 4. Melaksanakan Kegiatan Keagamaan Dan Menumbuhkan Cinta Budaya Indonesia Sebagai Sumber Kearifan Dalam Bertindak 5. Mengembangkan Insitusi Sekolah Yang Berperan Sebagai Training Centre Dan Testing Center Kejuruan Terpadu Yang Memadai

2.2.2 TUJUAN :

1. Menghasilkan Lulusan Yang Memiliki Keahlian Di Bidang Teknik Bangunan, Teknik Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Mekanik Otomotif ,

TeknikKomputer Dan Jaringan,SertaTeknikTransmisiTelkom 2. Mewujudkan Sekolah Sebagai Pusat Pendidikan Kejuruan, Pengujian Dan Sertifikasi Serta Pemasaran Tenaga Kerja Yang BerstandarNasional Dan Bertaraf Internasional 3. Meningkatkan Status Sekolah Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Yang Berstandar Nasional Dan Bertaraf Internasional Pada ProgramKeahlian Yang Dimiliki 4. Membentuk Jiwa, Semangat Dan Sikap Profesional Yang Berakar Pada Budaya Indonesia Serta Mampu Menciptakan Lapangan Kerja YangMandiri Pada Era Globalisasi 5. Meningkatkan Pola Pelayanan Diklat Dengan Mengembang- Kan Program Training Centre Dan Testing Centre Melalui Kerjasama Dengan Assosiasi Profesi Yang Sesuai Dengan Program Keahlian 6.Membentuk manusia yang sanggup menghadapi modernisasi global dan berakhlak

2.3 Struktur Organisasi Susunan organisasi SMK NEGRI 5 SEMARANG Tahun ajaran 2010-2011 terdiri atas :

STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 5 SEMARANG Th. 2010 - 2011

MAJELIS SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH / PENANGGUNG JAWAB


Drs. SLAMET SARJONO

KOMITE SEKOLAH

KA. SUB TATA USAHA SUWARDI, S.Pd

WAKA KURIKULUM

WAKA KESISWAAN

WAKA UPHI Drs. EDY SANTOSO

WAKA KETEN / SAR PRAS

Drs. SUKRISTYADI

DrsWAHYUDI M.Pd

Drs. H. CISMOYO

KOORD. NORM & DAFT KOORD. BP / BK Dra. SITI BULQIS ENDANG TRI SULANI, S.Pd

KETUA PROG. KEAHLIAN JOKO DARIONO, S.Pd Drs. SINGGIH WAHYANTO MOCH. SUPRIHANTO, S.Pd CHAIRUNNISA, S.Pd RUDI RIYANTO, S.Pd SURYATNO YOGA, BE

GURU PEMBIMBING

WALI KELAS

GURU

KETERANGAN : _________ : Garis Komando : Garis Koordinasi

SISWA
Gambar 2.1 Struktur organisasi SMK Negri 5 Semarang

10

III. DASAR TEORI

3.1 Kontaktor Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1 kontaktor magnit 1 fasa 3.1.1 Prinsip Kerja Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan

11

membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.2 skema kontak didalam kontaktor magnit Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

12

3.1.2 Karakteristik Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa. 3.1.3 Aplikasi Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal : A. .Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun

alat Manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan SulitPengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor. B. Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu

operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi. C. Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat

digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.

13

D.

Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor

yang sangat Peka..Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi. E. Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada

titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan. F. Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan

dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC). Kontaktor Magnet Merupakan Jenis Saklar Yang Bekerja Secara Magnetic Yaitu Kontak ( NO & NC ) Bekerja Apabila Kumparan Di Aliri Arus / Tegangan, Penggunaan Kontaktor Magnet Jauh Lebih Baik Dari Pada Saklar Biasa. Sebuah Kontaktor Magnet Terdiri Dari : 1. Kumparan / Koil. 2. Beberapa Kontak NO ( Normally Open ) 3. Beberapa Kontak NC ( Normally Close ) Kumparan / Koil Adalah Lilitan yang Apabila Di Aliri Arus / Tegangan Maka Akan Tejadi Magnetisasi Yang Akan Menarik Kontak - Kontaknya Sehingga Input & Output Pada Kontak NO Akan Terhubung & Sebaliknya Untuk Kontak NC Akan Terputus / Tidak Terhubung. Apabila Pada Kumparan Kontaktor Diberi Tegangan Terlalu Tinggi / Tidak Sesuai Dengan Spesifikasi Maka Akan Menyebabkan Berkurangnya Umur /

14

Merusak Kumparan Kontaktor. Tetapi Bila Tegangan Yang Diberikan Terlalu Rendah Maka Akan Menimbulkan Tekanan Antara Kontak-Kontak Dari Kontaktor Menjadi Berkurang Yang Nantinya Dapat Menimbulkan Bunga Api Pada Permukaannya Serta Dapat Merusak Kontak-Kontaknya. Untuk Beberapa Keperluan Digunakan Juga Kumparan Arus ( Bukan Tegangan ), Akan Tetapi Dari Segi Produksi Lebih Disukai Kumparan Tegangan Karena Besarnya Tegangan Umumnya Sudah Di Normalisasi & Tidak Tergantung Dari Keperluan Alat Pemakaiannya. Kontaktor Magnet Ada 2 Jenis : 1. Kontaktor Magnet AC ( Terdapat Kumparan Hubung Singkat Berfungsi Sebagai Peredam Getaran Saat Kedua Inti Besi Saling Melekat ) 2. Kontaktor Magnet DC. Spesifikasi Dari Kontaktor Magnet Yang Harus Di Perhatikan : 1. Kemampuan Daya Kontaktor yang disesuaikan dengan Beban yang akan diperlukan. 2. Kemampuan menghantarkan arus dari kontak-kontaknya. 3. Kemampuan Tegangan dari Kumparan Magnet. Kontak Pada Kontaktor Magnet Terdiri Dari : 1. Kontak Utama ( Digunakan Untuk Rangkaian Daya ) 2. Kontak Bantu ( Digunakan Untuk Rangkaian Pengontrol / Pengunci ) Agar Penggunaan Kontaktor Dapat Disesuaikan Dengan Beban Yang Akan Dikontrol, Maka Pada Setiap Kontaktor Selalu Dilengkapi Dengan Plat Nama Yang Berisikan Data-Data Mengenai : 1. Perusahaan Pembuat Kontaktor.

15

2. Nomor Seri Pembuatan. 3. Tegangan Nominal Beban. 4. Tegangan Kerja Kontaktor. 5. Kemampuan Arus Yang Dapat DiAlirkan. 6. Kelas Operasi. Kontak In Put / Kontak Yang DiHubungkan Ke Supply Pada Kontaktor Magnet Biasanya Kontak Dengan Nomor 1, 3, 5 . Dan Untuk Kontak Out Put / Kontak Yang DiHubungkan Pada Beban / Rangkaian Biasanya Dengan Nomor 2, 4, 6 . Sedangkan Untuk Kontak Penguncinya DiGunakan Kontak Nomor 13 & 14.

Gambar 3.3 kontaktor 1fasa sn21 3.2 BIMETAL OVERLOAD RILAI Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali

16

nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan .

Gambar 4.1 Thermal Overload Rilay Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah

17

kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button. Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.

95

97

Terminal 95-96
96 98

Kontak NC NO

97-98

Gambar 4.2

. Simbol kontak tor

Hubungan Terminal

3.3 TIMER TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain

18

Gambar 4.3 tdr(time delai rilay)

Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu Sedangkan relay yang menggunakan

prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan

19

terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor. Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timern

Gambar 4.4 Kontak Timer (Time Delay Relay)

20

Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda waktu yang fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol kerangkaian tertentu yang bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta secara otomatis. Prinsipnya sama saja dengan kontaktor, hanya saja memiliki waktu tunda operasi. Kontaktor timer ini memiliki kontak NO dan juga kontak NC, seperti pada magnetik kontaktor, hanya bekerjanya berdasarkan delay waktu yang telah ditentukan. Biasanya kontaktor timer ini disebut timer/TDR
.TDR dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)

Timer ini bekerja dari normalnya dengan tunda waktu sesuai dengan setting yang diberikan.Untuk NO, setelah koil dari kontaktor diberi daya, kontak NO masih tetap terbuka hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari terbuka (off) menjadi tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama kontaktor mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka kontaktor akan kembali terbuka.Untuk NC, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup (off) menjadi terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka relay akan kembali tertutup.

TDR dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)

Timer ini bekerjanya berkebalikan dengan timer On Delay, saat kontaktor magnit mendapat tegangan dan aktif, maka kontak akan langsung aktif juga, namun setelah tegangan hilang dan kontaktor magnit tidak aktif, maka kontak yang aktif tadi akan menjadi tidak aktif setelah waktu yang ditentukan.

21

Untuk NO, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO akan berubah status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup menjadi terbuka.Untuk NC, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah status menjadi terbuka dan akan tetap terbuka selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari terbuka menjadi tertutup.

3.3 Miniatur circuit breaker Main Circuit Breaker (MCB), pemutus hubungan listrik secara otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang ditentukan .Gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. Pada rumah model lama, pemutus arus listrik ini berupa fuse (sekering) yang sudah tidak praktis lagi, karena bilamana putus, harus mengganti sekering tersebut. Dengan adanya MCB maka setiap kali arus listrik over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan menekan tuas/saklar

Pada mcb.MCB ada yang dipasang pada box meteran PLN (putih dengan tuas warna biru dan bersegel PLN) adalah piranti untuk mengamankan arus yang masuk ke dalam gedung/rumah. Sedang MCB di dalam rumah (instalasi sesudah box meteran PLN) biasanya tuasnya berwarna hitam, adalah

22

pembagi arus listrik menjadi beberapa zone sesuai kebutuhan masing-masing cabang. Untuk keamanan (terutama bagi gedung bersifat publik) umumnya MCB ini dipasang dalam kotak panel yang terkunci.Untuk mencegah penggunaan MCB yang kurang baik kualitasnya, peraturan kelistrikan mengatur agar MCB yang digunakan memenuhi standar industri, di Indonesia digunakan standar SNI.

Gambar 5.1 Mcb 3fasa dan Mcb 1fasa

Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan electromagnet.Bila bimetal ataupun electromagnet bekerja, maka ini akan memutus hubungan kontak yang terlertak pada pemadam busur dan membuka saklar.MCB untuk rumah seperti pada pengaman lebur diutamakan untuk proteksi hubungan pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan untuk mengamankan instalasi atau

konduktornya.Sedang MCB pada APP iutamakan sebagai pembawa arus dengan

23

karakteristik CL (current limiter) disamping itu juga sebagai gawai pengaman arus hubung pendek yang bekerja seketika Arus nominal yang digunakan pada APP dengan mengenal tegangan 230/400V ialah: 1.2.4.6.10.16.20.25.35 dan 50 A disesuaikan dengan tingkat VA konsumen.

Adapun kemampuan mebuka (breaking capacity) bila terjadi hubung singkat 3 KA dan 6 KA (SPLN 108-1993). MCB yang khusus digunakan oleh PLN mempunyai tombol biru.MCB pada saat sekarang paling banyak digunakan untuk instalasi rumah ataupun instalasi industri maupun instalasi gedung bertingkat.

3.4 Tombol poss booton Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO. Berdasarkan jenis kontaknya terdiri dari: Single kontak dan Double kontak.

Gambar 6.1 Simbol tombol tekan

24

OFF-Normally Close

ON-Normally open

Gambar 6.2 bentuk fisik Tombol Tekan

3.5 Ampermeter dan voltmeter Ampermeter Kelengkapan pada panel listrik sebagai indikator penunjuk besaran listrik adalah alat ukur ampermeter dan voltmeter.Alat ukur Ampermeter dipasangsecara seri dengan beban dan Voltmeter dipasang secara paralel dengan beban. Apabila nilai nominal arus terlalu besar dari batas ukur peralatan Ampermeter maka hal ini sangat membahayakan alat ukur Ampermeter dan mengakibatkan kerusakan alat ukur tersebut. Agar alat ukur dapat digunakan maka harus diturunkan lebih dahulu dengan menggunakan transformator arus. Ampermeter digunakan untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada beban. Pemilihan batas ukur Ampermeter yang dipasang pada panel listrik harus lebih besar 78 kali dari arus nominal beban. Mengingat arus start beban pada motor berkisar 78 arus nominal. Sehingga jarum penunjukan saat start beban tidak sampai pada batas maksimum batas ukur Ampermeter.

25

Ampermeter dipasang secara seri dengan beban seperti dicontohkan sbb:

A A

Transformator Arus

MOTOR 3 FASA

MOTOR 3 FASA

Gambar 7.1 Pemasangan Ampermeter

Voltmeter

Penyesuaian tegangan beban dengan tegangan sumber energi memerlukan penunjukan besaran. Voltmeter digunakan untuk maksud tersebut. Batas ukur voltmeter disesuaikan dengan sumber energi yang disediakan. Cara penyambungan peralatan Voltmeter dihubungkan paralel dengan sumber energi.

26

BAB 1V PEMBAHASAN MOTOR BINTANG SEGITIGA

4.1 Prinsip Kerja Motor Induksi Bintang Segitiga Prinsip kerja motor induksi tiga fasa didasarkan pada hukum Faraday (tegangan induksi akan ditimbulkan oleh perubahan induksi magnetik pada suatu lilitan) dan hukum Lorentz. (perubahan magnetik akan menimbulkan

gaya).Prinsip dasar dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Tegangan induksi akan timbul pada setiap konduktor diakibatkan oleh medan magnet yang memotongkonduktor (hukum Faraday). 2. Karena konduktor dihubungkan menjadi satu,membuat tegangan induksi menghasilkan arus yang mengalir dari konduktor ke konduktor lain. 3. Karena terjadi arus diantara medan magnet maka akan timbulah gaya (hukum Lorentz). 4. Gaya akan selalu menarik konduktor untuk bergerak sepanjang medan magnetik. kecepatan motor induksi tiga fasa sangat dipengaruhi oleh jumlah kutub pada stator dan frekuensi sumber tegangan yang dirumuskan sebagai berikut. pfn s120.= ................(4.1) dimana : ns = kecepatan sinkron (rpm) f = frekuensi (Hz) P = jumlah kutub Selisih antara kecepatan rotor dan kecepatan sinkron disebut slip. Slip dapat dinyatakan dalam putaran permenit,tetapi lebih umum dinyatakan sebagai

27

persen dari kecepatan sinkron. Slip dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.ns ns ns= ..(4.2) dimana : s = Slip n s = Kecepatan Sinkron (putaran/menit) n = Kecepatan rotor (putaran/menit) Motor induksi terdiri dari dua bagian : stator atau bagian yang diam dan rotor atau bagian yang berputar, dimana kedua bagian ini dipisahkan oleh suatu celah udara. Bagian stator dihubungkan ke catu tegangan bolak-balik (AC), sedangkan bagian rotor tidak dihubungkan secara listrik ke pencatu tetapi memiliki arus yang dihasilkan oleh adanya arus induksi yang ditimbulkan dari arus stator, mirip dengan kerja suatu transformator. Oleh sebab itu, bagian stator kadang dianggap sebagai primer dan bagian rotor sebagai sekunder motor. 4.1 1Stator Motor Induksi Tiga Fasa Inti stator motor induksi terbuat dari lapisan pelat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Belitan motor diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120 derajat listrik.Belitan fasa dapat tersambung secara segitiga () ataupun bintang (Y). 4.1.2 Rotor Motor Induksi Tiga Fasa Rotor dari motor induksi tiga fasa dibedakan menjadi 2 tipe yaitu: 1. Rotor sangkar tupai (squirrelcage rotor) Inti dari rotor motor induksi tipe sangkar tupai terdiri dari lapisan-lapisan konduktor yang dipasangkan sejajar dengan poros dan mengelilingi permukaan inti. Konduktor tidak terisolasi dari

28

inti, karena arus rotor secara alamiah akan mengalir melalui tahanan yang paling kecil,yaitu konduktor rotor. Pada setiap ujung rotor, semua konduktor rotor dihubung singkat dengan cincin ujung.Konduktor rotor dan cincin-ujung serupa dengan sangkartupai yang berputar sehingga dinamakan motor induksi sangkar tupai. 2. Rotor belitan (wound rotor)Wound rotor adalah tipe motor yang memiliki rotor terbuat dari lilitan. Lilitan rotor tersebar secara seragam pada slot-slot dan secara umum dihubungkan secara wye, ketiga terminal tersebut dihubungkan dengan slip-ring kemudian dihubungkan dengan sikat yang diam (stationary brushes), dengan demikian maka motor bisa diberi resistor dari luar sehinga kecepatan motor dapat diatur dengan mengubah-ubah nilai tahanan resistor luar. Gambar 2.2 Motor tipe rotor belitan (wound rotor) 4.2 Pengasutan dan Motor Induksi Star Delta 3 Fasa Pada motor induksi yang diam apabila tegangan normal diberikan ke stator maka akan ditarik arus yang besar oleh belitan primernya. Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 5 sampai 7 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan mengganggu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama.Untuk mengurangi besarnya arus pengasutan pada motor.beberapa metoda pengasutan motor induksi yang biasa digunakan, yaitu : - Pengasutan dengan primary resistors (rheostat) - Pengasutan dengan auto-transformator - Pengasutan bintang - segitiga (Y - )

29

- Pengasutan dengan tahanan rotor (rheostat), khusus untuk motor tipe rotor belitan. Sistem pengasutan bintang segitiga adalah metode pengasutan dengan pengurangan tegangan. Sebuah motor induksi dengan hubungan bintang - segitiga memiliki enam buah terminal sehingga dapat diswitch, baik untuk hubungan bintang atau segitiga. Motor dihubungkan bintang (Y) pada waktu pertama kali distart, dan ketika motor telah mendekati kecepatan normal, hubungan diubah menjdi hubungan segitiga (). Saat terhubung bintang, tegangan masing-masing fasa dikurangi sebesar 1/3 (57,7 % tegangan saluran) karena itu torsi yang timbul menjadi 1/3 dari apabila motor langsung terhubung delta. Arus saluran dikurangi sebesar 1/3 per fasa31 I st per fasa = I sc dimana : Isc = arus start bila motor terhubung Ist = arus start bila motor terhubung Y

Arus starting motor listrik biasanya adalah sekitar empat hingga tujuh kali lebih besar dari arus nominalnya. Kenapa? Karena motor listrik membutuhkan torsi awal yang besar agar dapat melawan inersianya dan inersia bebannya dari keadaan diam.

Torsi adalah proporsional dengan kuadrat fluks. Fluks adalah perbandingan tegangan dan frekuensi. Tegangan memiliki hubungan sebanding dengan arus. Pada akhirnya, torsi besar berarti akan membutuhkan konsumsi arus yang besar juga.

30

Nah, berikut adalah pembuktian singkat mengapa arus starting star-delta lebih kecil daripada saat DOL.

Kelihatan dari penurunan persamaan-persamaan di atas bahwa arus star adalah tiga kali lebih kecil dari arus deltanya (rangkaian DOL). Ini juga menandakan bahwa torsi awal saat star akan lebih kecil 1/3 daripada DOL (saat rangkaian delta).

4.2.1

Prinsip Kerja Rangkaian Pengasutan Bintang - Segitiga Pengasutan Y bekerja sesuai dengan Gambar 2.4, yaitu apabila motor

di-start maka kontaktor C1 dan C3 ON, sehingga motor akan terhubung ke jalajala secara bintang. Setelah beberapa saat kontaktor C3 OFF dan kontaktor C2 ON, sehingga motor akan terhubung ke jala-jala dengan hubungan segitiga RSTc1 aspek seperti tipe, dan rating dari peralatan yang diproteksi,kegunaan peralatan

31

tersebut, lokasi, kondisi abnormal, biaya,dan sebagainya Sistem kendali merupakan hubungan timbal balik antara unsur-unsur yang membentuk suatu sistem untuk memberikan hasil yang dikehendaki yang disebut dengan tanggapan. Berdasarkan ada tidaknya acuan untuk melakukan aksikendali terhadap proses, maka sistem kendali dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem loop terbuka (open loop) dan sistem loop tertutup (close loop). Pada Tugas Akhir ini digunakan sistem kendali loop tertutup (close loop) Sistim kendali loop tertutup (Close Loop Sistem kendali loop tertutup merupakan sistem kendali yang mengunakan keluaran sebagai pembanding dengan acuan sehingga aksi kontrol yang keluar dari controler akan berpengaruh terhadap error. sistem ini mengacu pada suatu sistem yang mempunyai gangguan, dimana sistem akan cenderung mengurangi perbedaan yang terjadi pada masukan keluaran sehingga kestabilan akan tercapai.Gambar 2.10 Diagram blok sistem pengendali loop tertutup 4.3 Pengujian Motor Bintang (Y) Segitiga () Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kerja sistem apabila tombol Y Normal ditekan. Motor akan beroperasi dalam keadaan Y, selang beberapa detik suplai akan lepas, setelah itu motor akan beroperasi dalam keadaan .Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa penekanan tombol Y- Normal akan membuat motor induksi beroperasi dalam keadaan Y, selang beberapa detik, motor akan melepas suplai, lalu akan beroperasi lagi dalam keadaan bila masukan dari driver rele bernilai 4.3.1 Pengujian Gangguan Suplai Lepas

32

Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa lepasnya suplai tiga fasa, baik ketika motor beroperasi dalam keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y , maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan . Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keadaan apapun, lalu tiba-tiba terjadi gangguan yaitu lepasnya suplai,maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk kembali dalam keadaan awal atau reset. 4.3.2 Pengujian Gangguan Beban Lebih

Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahuirespon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa gangguan beban lebih, baik ketika motor beroperasi dalam keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y , maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan .Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keadaan apapun, lalu terjadi gangguan yaitu beban lebih,maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk kembali dalam keadaan awal atau reset setelah mendapat masukan dari Thermal Overload Relay (TOR). Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa aktifnya Thermal Overload Relay (TOR) akan membuat motor induksi kembali ke keadaan awal dengan mematikan semua kontaktor.Gambar 4.7 Kurva Arus Waktu saat simulasi Gangguan Beban Lebih Berdasarkan simulasi yang dilakukan, seperti terlihat pada gambar 4.7, TOR akan trip setelah 50 detik, hal ini sudah sesuai dengan kurva trip dari TOR yang dipakai, yaitu ketika TOR dengan range 1,6 2,5 A yang di-setting pada arus 1,6 A akan trip setelah 40 t 60 detik apabila mendeteksi arus 1,89 Amp.

33

4.3.3 Pengujian Gangguan Delay Y Terlalu Lama Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa time delay yang terlalu lama dari sistem ketika motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y . Motor akan beroperasi dalam keadaan Y, selangB eberapa detik suplai akan lepas, setelah itu motor akan menunggu masukan dari driver rele agar dapat beroperasi dalam keadaan . Apabila waktu tunggu terlalu lama, maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk kembali dalam keadaan awal atau reset karena sistem tidak mendapat masukan yang telah ditentukan dari driver rele agar motor dapat beroperasi pada keadaan . Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa penekanan tombol Y DELAY LAMA akan menyebabkan kerja sistem terganggu karena sistem tidak mendapat masukan dari driver rele, sehingga membuat motor induksi kembali ke keadaan awal Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa penekanan tombol Y- delay lama akan membuat motor induksi kembali ke keadaan awal, karena masukan dari driver rele bernilai 0Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kendali pengasutan star delta.

34

Gambar rangkaian start motor star/bintang delta/segitiga Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 S1 S2 kontak bantu timer T (NC) kontak bantu K3 K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 S1 S2 kontak bantu K1 (NO) K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 S1 kontak K2 (NO) kontak bantu T (NO) kontak bantu K1 (NC) K3.

35

Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumbertegangan .Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila lilitan motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:

Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta Bila stator dihubung star,maka Tiap belitan mendapatkan tegangan

sebesar U/3- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IY - Arus yang mengalir ditiap belitan akan sama dengan arus arus fasaI Bila stator dihubungkan delta,maka Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar Sehingga arus yang

mengalir ditiap belitan sebesar If-Arus fasa untuk belitan delta : I = 3 If Bilai bandingkan,

36

4.3.4

pengujian Reset

Pengujian ini untuk mengetahui penggunaan tombol reset yang ditekan secara manual, maupun reset otomatis yang dilakukan oleh sistem. Dalam keadaan gangguan apapun, secara otomatis rangkaian akan melakukan reset. Reset juga dapat dilakukan secara manual di keadaan lain apabila memang diperlukan. Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa penekanan tombol reset baik secara manual atau apabila mterjadi gangguan apapun akan membuat motor induksi mkembali ke keadaan awal. 4.3.5 Pengujian Stop

Apabila tombol STOP ditekan maka akan mematikan semua kontaktor dan menghidupkan lampu keterangan STOP. Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahw j ika tombol start belum ditekan maka motor induksi belum siap beroperasi. Sedangkan penekanan tombol stop akan membuat sistem berhenti beroperasi.

37

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada kerja praktek ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1Motor induksi tiga fasa yang digunakan pada ujicoba ini beroperasi pada

tegangan kerja Y / 380 / 660 V, hal ini ditentukan berdasarkan pada kondisi terakhir operasi yaitu pada saat motor beroperasi segitiga (). 2. Rangkaian kontrol pengasutan dan proteksi bintang (Y) segitiga () motor induksi tiga fasa dengan kontaktor dapat bekerja dengan baik. segitiga () dapat mengurangi tingginya arus pengasutan saat motor induksi mulai beroperasi. . 5.2 Saran Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan ini, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : Karena perkembangan teknologi dewasa ini elemen - elemen tenaga kerja tersebut dikurangi dengan mengganti alat-alat otomatis yang hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja. Dengan cara tersebut, kualitas dan kuantitas dari hasil

produkasi lebih dapat terpenuhi dengan baik, cepat dan tepat. Tenaga kerja dalam hal ini adalah manusia tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi. Dalam proses produksi selalu dituntut interkasi yang sinergis antara tenaga manusia dengan alat- alat produksi. Pasa masa sekarang tenaga manusia lebih diarahkan untuk proses pengontrolan saja. Dalam proses produksi

38

banyak

pekerjaan

yang

membutuhkan

kecepatan,

ketelitian,

serta

kekontinyuitasan sehingga sangat tidak efektif bila ditangani dengan tenaga manusia. Dalam kasus seperti ini diperlukan pengontrolan peralatan secara otomatis sehingga didapatkan proses produksi sesuai dengan yang ditargetkan. Otomatisasi proses produksi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, mulai dari otomatisasi secara mekanik yang memerlukan system yang rumit dan sulit dalam perawatannya sampai saat ini otomatisasi secara elektonik yang lebih sederhana dan mudah di tangani. .

DAFTAR PUSTAKA

Muslimin, M.Teknik Tenaga Listrik. Bandung: Armico, 1979. Theraja, B.L.Technology Electrical. Volume II. AC & DC Machnies. New delhi: Nirja Construction & Development Co, 1994. Sumanto, Drs.Motor Listrik Arus Bolak Balik. Yogyakarta: Andi Offset, 1993. Suryatmo, F.Teknik Listrik Motor & Generator Arus Bolak-Balik. Bandung: Alumni, 1984. Fitzgerald, A.E.Mesin-Mesin Listrik. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga, 1997. Suhendar.PLC Dalam Dasar-dasar Sistem Kendali Motor Listrik Induksi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Budiyanto, M.Pengenalan Dasar-Dasar PLC. Yogyakarta: Gaya Media, 2003. Harahap, Ronald Hamonangan. Apliksi Intelution Fix Untuk Sistem Pengawasan Motor Induksi 3 Fasa Berbasiskan PLC. Tugas Akhir. Semarang: Jurusan

39

Teknik Elektro Universitas Diponegoro, 2002. [9] Azhardiaz.Sistem Kontrol Legnan Robot Pemindah

Kadir, Abdul.Mesin Tak Serempak. Eindhoven: Djambatan, 1980. Wildi, Theodore.Electrical Machines, Drives, and Power Systems. PrenticeHall International, 1997. Zuhal.Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT. Gramedia, 2000.

40

You might also like