You are on page 1of 9

Perhitungan Perencanaan TEBAL PERKERASAN LENTUR (Fleksibel Pavement)

Volume lalu lintas harian rata - rata setiap pembukaan/peresmian adalah sebagai berikut : JENIS KENDARAAN Mobil Penumpang Bus Umum Truk Ringan Truk Sedang Truk Berat Trailer Ringan Trailer Sedang Trailer Berat BERAT ( Ton ) 2 9 8.3 18.2 25 26.2 31.4 42

jenis

kendaraan

pada

tahun

Volume Lalu Lintas / hari 2 arah (V) 232 Kendaraan 80 Kendaraan 320 Kendaraan 220 Kendaraan 120 Kendaraan 100 Kendaraan 90 Kendaraan 80 Kendaraan

Pertumbuhan Lalu lintas (i) = 8% per tahun. Umur rencana (UR) = 20 tahun dengan pembangunan bertahap : 11 + 9 tahun.

Kelas jalan, kelas I (5 jalur, 2 arah). Jumlah lajur ( n ) dan koefisien distribusi kendaraan (C). Lebar perkerasan = 2 x (2 x 3.5) m =14,00 m, <=======> 11.25 m < L < 15.00 m Maka dari Daftar I diketahui jumlah jalur ( n ) adalah 4 (empat) jalur. Daftar I Daftar II Jumlah jalur berdasarkan lebar perkerasan Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Lebar Perkerasan (L) Jumlah Jalur (n) Jumlah Jalur Kendaraan Ringan *) 1 arah 2 arah Kendaraan Berat **) 1 arah 2 arah

L < 5.50 m 1 jalur 1 jalur 1.00 1.00 5.50 m < L < 8.25 m 2 jalur 2 jalur 0.60 0.50 8.25 m < L < 11.25 m 3 jalur 3 jalur 0.40 0.40 11.25 m < L < 15.00 m 4 jalur 4 jalur --0.30 15.00 m < L < 18.75 m 5 jalur 5 jalur --0.25 18.75 m < L < 22.00 m 6 jalur 6 jalur --0.20 *) berat total < 5 ton. misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran. **) berat total > 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

1.00 0.70 0.50 -------

1.00 0.50 0.475 0.45 0.425 0.40

Dari Daftar II diperoleh nilai koefisien distribusi kendaraan (C), sebagai berikut : Untuk kendaraan Ringan ( < 5ton ), yaitu : C = 0,3. Untuk kendaraan Berat ( > 5ton ), yaitu : C = 0,45 Nilai CBR rencana Subgrade telah ditentukan terlebih dahulu yaitu, CBRrencana = 6,4% Menentukan nilai DDT yaitu : DDT = 4,3 Log CBR + 1,7 DDT = 4,3 Log (6,4) + 1,7 DDT = 5,167 Menentukan besar nilai faktor regional (FR). Menentukan persentase kendaraan :

Kendaraan ringan ( < 13ton ) = 232 + 80 + 320 1242 Kendaraan berat ( >13ton ) =

x 100% = 50,886%.

220 + 120 + 100 + 90 + 80 x 100% = 49,114%. 1242

Dari daftar IV, untuk ketentuan sebagai berikut : * Persentase kendaraan Berat = 49,114% > 30% * Diasumsikan kondisi iklim I (dengan curah hujan < 900 mm/hari) * Kelandaian I ( < 6% ). * Didapatkan besarnya nilai faktor regional (FR) = 1,0 1,5 ; diambil FR = 1,5 Perhitungan Perkerarasa Dengan Umur Rencana (UR) = 20 Tahun. 1. Menghitung / menentukan angka ekivalen (E), masing-masing jenis kendaraan.

a. Mobil Penumpang ( 2 ton )

b. Bus Umum ( 9 ton )

c. Truk Ringan :

d. Truk 2 (dua) As / Truk sedang ( 18.2 ton )

e. Truk 3 (tiga) As / Truk berat (25 ton )

f. Trailler Ringan ( 26,2 ton )

a. Trailer Sedang ( 31,4 ton )

b. Trailer Berat ( 42 ton )

1. Menghitung lalu lintas harian rata-rata (LHR). JENIS KENDARAAN Mobil Penumpang Bus Truk Ringan Truk Sedang Truk Berat Trailer Ringan Trailer Sedang Trailer Berat BERAT ( Ton ) 2 9 8,3 18,2 25 26.2 31,4 42 Volume Lalu Lintas perhari (V) 232 Kendaraan 80 Kendaraan 320 Kendaraan 220 Kendaraan 120 Kendaraan 100 Kendaraan 90 Kendaraan 80 Kendaraan Nilai smp setiap kendaraan ( ) 1 3 2 2 2,5 6 6 6 =(1+0,027)20 4.661 4.661 4.661 4.661 4.661 4.661 4.661 4.661 Vx x

10813.52 5872.86 2050.84 1398.3 2796.6 2516.94 2237.28 2983.04 =30729.38

LHR pada Pada Umur Rencana 20 tahun :

2. Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP).

JENIS KENDARAAN Mobil Penumpang Bus Truk Ringan Truk Sedang Truk Berat Trailer Ringan Trailer Sedang Trailer Berat

Vol Lalu Lintas tiap jenis kend. (LHR0) 232 Kendaraan 80 Kendaraan 320 Kendaraan 220 Kendaraan 120 Kendaraan 100 Kendaraan 90 Kendaraan 80 Kendaraan

koefisien Angka Lintas Ekivalen distribusi Ekivalen Permulaan kendaraan (C). Kendaraan (E) (LEP) 0.0004 0.3006 0,2174 5,0264 2,7416 6,118 4,615 10,183 0.3 0.45 0.45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,02784 10,8216 31,3056 497,6136 148,0464 275,31 186,9075 366,588
= 1516,62054

LEPtotal = 1516,62054kendaraan/hari 1517 kendaraan/hari.

1.

Menghitung Lintas Ekivalen Akhir (LEA).

LEA = LEP x ( 1 + i )UR untuk umur rencana 20 tahun dengan Pembangunan Langsung JENIS KENDARAAN Mobil Penumpang Bus Truk Ringan Truk Sedang Truk Berat Trailer Ringan Trailer Sedang Trailer Berat Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) 0,0232 10,2204 29,5664 469,9684 139,8216 260,015 176,52375 346,222 ( 1 + i )UR (1 + 0.08 ) 20 = 4,661 (1 + 0.08 ) 20 = 4,661 (1 + 0.08 ) 20 = 4,661 (1 + 0.08 ) 20 = 4,661 (1 + 0.08 ) (1 + 0.08 )
20

LEA 0,1081 47,637 137,809 2190,523 651,708 1211.930 822,777 1613,741 = 6676,2331

= 4,661 = 4,661

(1 + 0.08 ) 20 = 4,661
20

(1 + 0.08 ) 20 = 4,661

LEA total = 6676,2331 kendaraan/hari 6677 kendaraan/hari

2. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET).

Untuk pembangunan yang dilakukan pada umur rencana 20 tahun. LET = 1433 + 6677 2 LET = 4055 kendaraan/hari. 3. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER).
LER = LET x FP

UR Faktor Penyesuaian tersebut di atas ditentukan dengan rumus, FP = 10 Untuk umur rencana 20 tahun, LER = 4055 x 20/10 LER = 8110 kendaraan/hari 4. Merencanakan tebal lapisan perkerasan.

Menentukan nilai Indeks Tebal Perkerasan rencana (). Data-data sebagai berikut : = 6,4% * CBRrencana Subgrade * Daya Dukung Tanah (DDT) = 5,167% = 1,5 * Faktor Regional (FR) * Lintas Ekivalen Rencana, untuk UR=20 tahun (LER) = 8110 kendaraan/hari. * IP0 , untuk lapisan permukaan yang digunakan adalah LASTON. Menurut Daftar VI PTPLJR adalah 4 Roughness ( 1000 mm/km ). Di mana alat Roughometer yang dipakai adalah Roughometer NAASRA, yang dipasang pada kendaraan standar Datsun 1500 station wagon, dengan kecepatan kendaraan + 32 km/jam. * IPt ( Indeks Permukaan Akhir ).

ITP

Daftar V , Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) Klasifikasi Jalan LER = Lintas Ekivalen Rencana *) lokal kolektor arteri < 10 1.0 1.5 1.5 1.5 2.0 10 100 1.5 1.5 2.0 2.0 100 1000 1.5 2.0 2.0 2.0 2.5 > 1000 --2.0 2.5 2.5 *) LER dalam satuan angka ekivalen 8.16 ton beban sumbu tunggal

tol ------2.5

LER = 8110 > 1000, Untuk jalan kelas I dengan fungsi jalan Arteri. Pada Daftar V PTPLJR, IPt = 2,5. Indeks Permukaan ( IPt) = 2,5 adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik. * Dari data-data di atas maka kita pakai nomogram 1, ITP sehingga diperoleh nilai = 14 Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan. * = 14 dari daftar VII PTPLJR * Lapis Permukaan : Bahan LASTON (MS=744 kg ) (Suface Course) Koefisien kekuatan relatif a1 = 0,40 Tebal minimum D1 = 10 cm ===> dari daftar VIII PTPLJR
ITP

} Lapis Pondasi Atas : Agregat A ( Batu Pecah, CBR = 100%)


(Base Course) Koefisien kekuatan relatif a2 = 0,14 Tebal minimum D2 = 25 cm PTPLJR

===> dari daftar VIII

dari daftar VII PTPLJR

dari daftar VII * Lapis Pondasi Bawah : Sirtu ( Kelas C, CBR=30%) PTPLJR (Sub base Course) Koefisien kekuatan relatif a3 = 0,11 Tebal minimum D3 = 25 cm ===> dari daftar VIII PTPLJR

Cara IV : di ambil D1 minimum D2 = 35 D3 dihitung sebagai berikut : ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3 14 = 0,40 .10 + 0,14 . 35 + 0,11 . D3 14 = 4 + 4,9 + 0,11 . D3 14 = 8,9 + 0,11 . D3 140,11 8,9 D1 = = 46,363 cm. 50 cm

GAMBAR LAPISAN PERKERASAN DENGAN UMAR RENCANA ( UR =20tahun )

BATU PECAH KELAS A (CBR 10%)

SIRTU KELAS C (CBR 30%)


ITP = 14 ; CBR = 6,4 % ; DDT = 5,167%

Tebal Lapisan Total = D1 + D2 + D3 = 10 + 35 + 50 = 95 cm

You might also like