You are on page 1of 26

Trias Politika : Pemisahan Kekuasaan

Diposkan oleh seta basri tanggal 13 Februari 2009



Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai
negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara
tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus
terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda.

Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3
lembaga berbeda : LegislatiI, EksekutiI, dan YudikatiI. LegislatiI adalah lembaga
untuk membuat undang-undang; EksekutiI adalah lembaga yang melaksanakan
undang-undang; dan YudikatiI adalah lembaga yang mengawasi jalannya
pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang
jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan
manapun yang melanggar undang-undang.

Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan
jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan
oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances saling
koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap
negara tidak selamanya mulus atau tanpa halangan.

Pada masa lalu, bumi dihuni masyrakat pemburu primitiI yang biasanya
mengidentiIikasi diri sebagai suku. Masing-masing suku dipimpin oleh seorang
kepala suku yang biasanya didasarkan atas garis keturunan ataupun kekuatan Iisik
atau nonIisik yang dimiliki. Kepala suku ini memutuskan seluruh perkara yang ada di
suku tersebut.

Pada perkembangannya, suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yang diisi oleh
para tetua masyarakat. Contoh dari dewan ini yang paling kentara adalah pada dewan-
dewan negara-kota Yunani. Dewan ini sudah menampakkan 3 kekuasaan Trias
Politika yaitu kekuasaan legislatiI, eksekutiI, dan yudikatiI. Bahkan di Romawi Kuno,
sudah ada perwakilan daerah yang disebut Senat, lembaga yang mewakili aspirasi
daerah-daerah. Kesamaan dengan Indonesia sekarang adalah Dewan Perwakilan
Daerah DPD).

Namun, keberadaan kekuasaan yang terpisah, misalnya di tingkat dewan kota tersebut
mengalami pasang surut. Tantangan yang terbesar adalah persaingan dengan
kekuasaan monarki atau tirani. Monarki atau Tirani adalah kekuasaan absolut yang
berada di tangan satu orang raja. Tidak ada kekuasaan yang terpisah di keduanya.

Pada abad Pertengahan kira-kira tahun 1000-1500 M), kekuasaan politik menjadi
persengketaan antara Monarki raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan.
Kerap kali Eropa kala itu dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara
tiga kekuatan politik ini. Sebagai koreksi atas ketidakstabilan politik ini, pada tahun
1500 M mulai muncul semangat baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji
ulang IilsaIat politik yang bertujuan melakukan pemisahan kekuasaan.

Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas Hobbes,
merupakan contoh dari intelektual Eropa yang melakukan kaji ulang seputar
bagaimana kekuasaan di suatu negara/kerajaan harus diberlakukan. Meski pemikiran
mereka saling bertolak-belakang, tetapi tinjauan ulang mereka atas relasi kekuasaan
negara cukup berharga untuk diperhatikan.

Untuk keperluan mata kuliah ini, cukup akan diberikan gambaran mengenai 2
pemikiran intelektual Eropa yang berpengaruh atas konsep Trias Politika. Pertama
adalah John Locke yang berasal dari Inggris, sementara yang kedua adalah
Montesquieu, dari Perancis.

1ohn Locke (132-174)

Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam agnum Opus karya
besar) yang ia tulis dan berjudul Two Treatises of Government yang terbit tahun 1690.
Dalam karyanya tersebut, Locke menyebut bahwa Iitrah dasar manusia adalah
"bekerja mengubah alam dengan keringat sendiri)" dan "memiliki milik property)."
Oleh sebab itu, negara yang baik harus dapat melindungi manusia yang bekerja dan
juga melindungi milik setiap orang yang diperoleh berdasarkan hasil pekerjaannya
tersebut. Mengapa Locke menulis sedemikian pentingnya masalah kerja ini ?

Dalam masa ketika Locke hidup, milik setiap orang, utamanya bangsawan, berada
dalam posisi rentan ketika diperhadapkan dengan raja. Seringkali raja secara
sewenang-wenang melakukan akuisisi atas milik para bangsawan dengan dalih
beraneka ragam. Sebab itu, tidak mengherankan kalangan bangsawan kadang
melakukan perang dengan raja akibat persengkataan milik ini, misalnya peternakan,
tanah, maupun kastil.

Negara ada dengan tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain,
demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya
kekuasaan terpisah, kekuasaan yang tidak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut
Locke, kekuasaan yang harus dipisah tersebut adalah LegislatiI, EksekutiI dan
FederatiI

Kekuasaan LegislatiI adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting
yang harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin
menikmati miliknya secara damai. Untuk situasi 'damai' tersebut perlu terbit undang-
undang yang mengaturnya. Namun, bagi John Locke, masyarakat yang
dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara umum melainkan kaum bangsawan.
Rakyat jelata tidak masuk ke dalam kategori stuktur masyarakat yang dibela olehnya.
Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum bangsawan untuk berhadapan
dengan raja/ratu Inggris.

EksekutiI adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam hal
ini kekuasaan EksekutiI berada di tangan raja/ratu Inggris. Kaum bangsawan tidak
melaksanakan sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke
tangan raja/ratu.

FederatiI adalah kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan-
kerajaan lain. Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini.
Kekuasaan ini antara lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri,
menyatakan perang dan damai, pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan
ini oleh sebab alasan kepraktisan, diserahkan kepada raja/ratu Inggris, sebagai
kekuasaan eksekutiI.

Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3
kekuasaan yang dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum
bangsawan. Pemikiran Locke ini belum sepenuhnya sesuai dengan pengertian Trias
Politika di masa kini. Pemikiran Locke kemudian disempurkan oleh rekan
Perancisnya, Montesquieu.

ontesquieu (189-1755)

Montesqueieu nama aslinya Baron Secondat de Montesquieu) mengajukan pemikiran
politiknya setelah membaca karya John Locke. Buah pemikirannya termuat di dalam
magnum opusnya, Spirits of the Laws, yang terbit tahun 1748.

Sehubungan dengan konsep pemisahan kekuasaan, Montesquieu menulis sebagai
berikut : "Dalam tiap pemerintahan ada tiga macam kekuasaan: kekuasaan legislatiI;
kekuasaan eksekutiI, mengenai hal-hal yang berkenan dengan dengan hukum antara
bangsa; dan kekuasan yudikatiI yang mengenai hal-hal yang bergantung pada hukum
sipil.

Dengan kekuasaan pertama, penguasa atau magistrat mengeluarkan hukum yang telah
dikeluarkan. Dengan kekuasaan kedua, ia membuat damai atau perang, mengutus atau
menerima duta, menetapkan keamanan umum dan mempersiapkan untuk melawan
invasi. Dengan kekuasaan ketiga, ia menghukum penjahat, atau memutuskan
pertikaian antar individu-individu. Yang akhir ini kita sebut kekuasaan yudikatiI,
yang lain kekuasaan eksekutiI negara."

Dengan demikian, konsep Trias Politika yang banyak diacu oleh negara-negara di
dunia saat ini adalah Konsep yang berasal dari pemikir Perancis ini. Namun, konsep
ini terus mengalami persaingan dengan konsep-konsep kekuasaan lain semisal
Kekuasaan Dinasti rab Saudi), Wilayatul Faqih Iran), Diktatur Proletariat Korea
Utara, Cina, Kuba).

ungsi-fungsi Kekuasaan Legislatif

LegislatiI adalah struktur politik yang Iungsinya membuat undang-undang. Di masa
kini, lembaga tersebut disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia), ouse
of Representative merika Serikat), ataupun ouse of Common Inggris). Lembaga-
lembaga ini dipilih melalui mekanisme pemilihan umum yang diadakan secara
periodik dan berasal dari partai-partai politik.

Melalui apa yang dapat kami ikhtisarkan dari karya Michael G. Roskin, et.al,
termaktub beberapa Iungsi dari kekuasaan legislatiI sebagai berikut : Lawmaking,
Constituency Work, Supervision and Critism Government, Education, dan
Representation.

Lawmaking adalah Iungsi membuat undang-undang. Di Indonesia, undang-undang
yang dikenal adalah Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-undang Guru Dosen, Undang-undang Penanaman
Modal, dan sebagainya. Undang-undang ini dibuat oleh DPR setelah memperhatikan
masukan dari level masyarakat.

onstituency Work adalah Iungsi badan legislatiI untuk bekerja bagi para pemilihnya.
Seorang anggota DPR/legislatiI biasanya mewakili antara 100.000 s/d 400.000 orang
di Indnesia. Tentu saja, orang yang terpilih tersebut mengemban amanat yang
sedemikian besar dari sedemikian banyak orang. Sebab itu, penting bagi seorang
anggota DPR untuk melaksanakan amanat, yang harus ia suarakan di setiap
kesempatan saat ia bekerja sebagai anggota dewan. Berat bukan ?

Supervision and ritism of Covernment, berarti Iungsi legislatiI untuk mengawasi
jalannya pelaksanaan undang-undang oleh presiden/perdana menteri, dan segera
mengkritiknya jika terjadi ketidaksesuaian. Dalam menjalankan Iungsi ini, DPR
melakukannya melalui acara dengar pendapat, interpelasi, angket, maupun
mengeluarkan mosi kepada presiden/perdana menteri.

Education adalah Iungsi DPR untuk memberikan pendidikan politik yang baik
kepada masyarakat. nggota DPR harus memberi contoh bahwa mereka adalah
sekadar wakil rakyat yang harus menjaga amanat dari para pemilihnya. Mereka harus
selalu memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana cara
melaksanakan kehidupan bernegara yang baik. Sebab, hampir setiap saat media massa
meliput tindak-tanduk mereka, baik melalui layar televisi, surat kabar, ataupun
internet.

#epresentation merupakan Iungsi dari anggota legislatiI untuk mewakili pemilih.
Seperti telah disebutkan, di Indonesia, seorang anggota dewan dipilih oleh sekitar
300.000 orang pemilih. ah, ke-300.000 orang tersebut harus ia wakili
kepentingannya di dalam konteks negara. Ini didasarkan oleh konsep demokrasi
perwakilan. Tidak bisa kita bayangkan jika konsep demokrasi langsung yang
diterapkan, gedung DPR akan penuh sesak dengan 300.000 orang yang datang setiap
hari ke Senayan. Bisa-bisa hancur gedung itu. Masalah yang muncul adalah, anggota
dewan ini masih banyak yang kurang peka terhadap kepentingan para pemilihnya. Ini
bisa kita lihat dari masih banyaknya demonstrasi-demonstrasi yang muncul di aneka
isu politik.

ungsi-fungsi Kekuasaan Eksekutif

EksekutiI adalah kekuasaaan untuk melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh
LegislatiI. Fungsi-Iungsi kekuasaan eksekutiI ini garis besarnya adalah : Chief of
state, ead of government, Party chief, Commander in chief, Chief diplomat,
Dispenser of appointments, dan Chief legislators.

EksekutiI di era modern negara biasanya diduduki oleh Presiden atau Perdana
Menteri. ChieI oI State artinya kepala negara, jadi seorang Presiden atau Perdana
Menteri merupakan kepada suatu negara, simbol suatu negara. papun tindakan
seorang Presiden atau Perdana Menteri, berarti tindakan dari negara yang
bersangkutan. Fungsi sebagai kepala negara ini misalnya dibuktikan dengan
memimpin upacara, peresmian suatu kegiatan, penerimaan duta besar, penyelesaian
konIlik, dan sejenisnya.

ead of Covernment, artinya adalah kepala pemerintahan. Presiden atau Perdana
Menteri yang melakukan kegiatan eksekutiI sehari-hari. Misalnya mengangkat
menteri-menteri, menjalin perjanjian dengan negara lain, terlibat dalam keanggotaan
suatu lembaga internasional, menandatangi surat hutang dan pembayarannya dari
lembaga donor, dan sejenisnya. Di dalam tiap negara, terkadang terjadi pemisahaan
Iungsi antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.

Di Inggris, kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris, demikian pula di Jepang. Di
kedua negara tersebut kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Di
Indonesia ataupun merika Serikat, kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang
oleh Presiden.

Party hief berarti seorang kepala eksekutiI sekaligus juga merupakan kepala dari
suatu partai yang menang pemilu. Fungsi sebagai ketua partai ini lebih mengemuka di
suatu negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer. Di dalam sistem
parlementer, kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang berasal dari
partai yang menang pemilu.

Namun, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensil terkadang tidak
berlaku kaku demikian. Di masa pemerintahan Gus Dur di Indonesia) menunjukkan
hal tersebut. Gus Dur berasal dari partai yang hanya memenangkan 9 suara di
Pemilu 1999, tetapi ia menjadi presiden. Selain itu, di sistem pemerintahan
parlementer, terdapat hubungan yang sangat kuat antara eksekutiI dan legislatiI oleh
sebab seorang eksekutiI dipilih dari komposisi hasil suara partai dalam pemilu. Di
sistem presidensil, pemilu untuk memilih anggota dewan dan untuk memilih presiden
terpisah.

ommander in hief adalah Iungsi mengepalai angkatan bersenjata. Presiden atau
perdana menteri adalah pimpinan tertinggi angkatan bersenjata. Seorang presiden atau
perdana menteri, meskipun tidak memiliki latar belakang militer memiliki peran ini.
Namun, terkadang terdapat pergesekan dengan pihak militer jika yang menjadi
presiden ataupun perdana menteri adalah orang bukan kalangan militer.

Sekali lagi, ini pernah terjadi di era Gus Dur, di mana banyak instruksi-instruksinya
kepada pihak militer tidak digubris pihak yang terakhir, terutama di masa kerusuhan
sektarian agama) yang banyak terjadi di masa pemerintahannya.

hief Diplomat, merupakan Iungsi eksekutiI untuk mengepalai duta-duta besar yang
tersebar di perwakilan negara di seluruh dunia. Dalam pemikiran trias politika John
Locke, termaktub kekuasaan IederatiI, kekuasaan untuk menjalin hubungan dengan
negara lain. Demikian pula di konteks aplikasi kekuasaan eksekutiI saat ini. EksekutiI
adalah pihak yang mengangkat duta besar untuk beroperasi di negara sahabat, juga
menerima duta besar dari negara lain.

Dispenser of Appointment merupakan Iungsi eksekutiI untuk menandatangani
perjanjian dengan negara lain atau lembaga internasional. Dalam Iungsi ini,
penandatangan dilakukan oleh presiden, menteri luar negeri, ataupun anggota-anggota
kabinet yang lain, yang diangkat oleh presiden atau perdana menteri.

hief Legislation, adalah Iungsi eksekutiI untuk mempromosikan diterbitkannya
suatu undang-undang. Meskipun kekuasaan membuat undang-undang berada di
tangan DPR, tetapi di dalam sistem tata negara dimungkinkan lembaga eksekutiI
mempromosikan diterbitkannya suatu undang-undang oleh sebab tantangan riil dalam
implementasi suatu undang-undang banyak ditemui oleh pihak yang sehari-hari
melaksanakan undang-undang tersebut.

ungsi-fungsi Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan YudikatiI berwenang menaIsirkan isi undang-undang maupun memberi
sanksi atas setiap pelanggaran atasnya. Fungsi-Iungsi YudikatiI yang bisa
dispesiIikasikan kedalam daItar masalah hukum berikut :
Criminal law petty oIIense, misdemeanor, Ielonies); Civil law perkawinan,
perceraian, warisan, perawatan anak); Constitution law masalah seputan penaIsiran
kontitusi); Administrative law (hukum yang mengatur administrasi negara);
International law perjanjian internasional).
O Criminal Law penyelesaiannya biasanya dipegang oleh pengadilan pidana
yang di Indonesia siIatnya berjenjang, dari Pengadilan Negeri tingkat
kabupaten), Pengadilan Tinggi tingkat provinsi, dan Mahkamah gung
tingkat nasional).
O Civil law juga biasanya diselesaikan di Pengadilan Negeri, tetapi khusus umat
Islam biasanya dipegang oleh Pengadilan gama.
O Constitution Law kini penyelesaiannya ditempati oleh Mahkamah Konstitusi.
Jika individu, kelompok, lembaga-lembaga negara mempersoalkan suatu
undang-undang atau keputusan, upaya penyelesaian sengketanya dilakukan di
Mahkamah Konstitusi.
O Administrative Law penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan Tata Usaha
Negara, biasanya kasus-kasus sengketa tanah, sertiIikasi, dan sejenisnya.
Sementara itu,
O International Law tidak diselesaikan oleh badan yudikatiI di bawah kendali
suatu negara melainkan atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB).


----------------------------------------------------
#eferensi :
O Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2001).

O Michael G. Roskin, et al., Political Science: An Introduction, Bab 13, 14




Merekonstruksi Trias Politika yang Korup
Selasa, 08 Maret 2011 00:01 WIB
Korupsi di negeri ini nyaris sudah "menyatu" dengan sistem kekuasan, meskipun
tentunya harus tetap diyakini bahwa masih ada peluang untuk membersihkan benalu
korupsi dari roda birokrasi kekuasaan negara asal ada kemauan, komitmen dan
kejujuran dari semua pihak, khususnya para elite di lingkungan legislatiI, eksekutiI
dan yudikatiI. Korupsi di negeri ini dalam cara pandang IilsaIat Iondasionalisme,
dilihat sebagai dampak dari penyalahgunaan kekuasaan abuse oI power) di
lingkungan kekuasaan negara. Kekuasaan yang absolut ditambah lemahnya sistem
pengawasan dan ketertutupan mekanisme penyelenggaraan kekuasaan telah membuka
peluang terjadinya korupsi absolute powet tends to corrupt). Musuh terbesar dari
upaya perwujudan kepemerintahan yang bersih clean governance) adalah nihilisme
atau absennya sistem pengawasan. Kekuasaan yang tertutup dan jauh dari kontrol
publik membawa pada hasrat subjek yang berkuasa untuk mendominasi dan
memanipulasi. Dalam kondisi tersebut Pierre Bourdieu mengajak untuk membongkar
selubung dominasi menggunakan strategi praktis dengan cara mengobjektivasi subjek.
rtinya, peluang untuk melakukan tindakan-tindakan koruptiI harus dieliminasi
dengan menerapkan sistem pengawasan eIektiI pada setiap lini penggunaan
wewenang authority) pada pusat-pusat kekuasaan dan memperkokoh sistem saling
mengawasi checks and balances) antar poros-poros kekuasaan negara.
Belitan korupsi di lingkungan birokrasi kekuasaan eksekutiI dapat diurai dengan
menelusuri kembali rentang kendali span oI control) organisasi kekuasaan eksekutiI
pusat/daerah), sambil mengeIektiIkan berbagai jalur pengawasan melalui kebijakan
pengawasan terpadu yang puncaknya secara langsung dikendalikan oleh
Presiden/Wapres. Hal itu sangat penting mengingat gurita korupsi yang melilit
birokrasi eksekutiI sangat luas cakupannya. Korupsi di negeri ini kini menjadi rimba
permasalahan yang kian tak jelas batas-batasnya dan cara menyelesaikannya. Sebuah
kejahatan struktural yang di dalamnya berkelindan permainan posisi/kekuasaan,
ambisi, amoralitas, penyalahgunaan wewenang abuse oI power) dan berakar pada
pada apa yang oleh Nietzsche disebut kehendak berkuasa the will oI power).
Nietzsche semasa hidupnya mengatakan bahwa hakikat dunia ini tak lain adalah
kekuatan. Hidup adalah kumpulan kekuatan-kekuatan yang berada di bawah satu
penguasaan.
Reduksi dalam pengungkapan jaringan maIia pajak dalam proses penegakan hukum
berkelindan dengan transaksi kepentingan politik yang kian membawa hukum di
negeri ini memasuki dunia kamuIlase semiotik. Hukum telah menjadi sebuah
Iatamorgana mirage) yaitu sebuah ontologi citraan dan semiotika yang dibangun di
atas sebuah tanda dusta Ialse sign) atau kebohongan. Hukum telah menjadi penanda
yang hampa empty signiIier) di saat konsitusi pun tak lagi sahih mengatur perilaku
lembaga-lembaga negara dan aparat penegak hukum diperkuda oleh hasrat epithumia
yaitu naluri irasional/instingiI sehingga bertekuk lutut di hadapan uang. Citra
kamuIlase camouIlage image) telah menjadikan hukum sekedar bersiIat
transaksional dan instrumental di bawah kendali aktor-aktor kepentingan politik dan
ekonomi. Hukum dalam kamuIlase semiotik hanya berganti-ganti permukaan tanda
atau kulit luar Iorm), tetapi substansi dibaliknya content) tetap tak berubah.
Pengungkapan seluruh jaringan maIia pajak dengan kasus Gayus sebagai puncak
gunung es-nya dalam pandangan Ricoeur akan menarik garis hubungan mutual
sirkuler mutual-circular) antara Iiksi bahwa pajak di negeri diwartakan sebagai
instrumen kebijakan untuk melakukan redistribusi kesejahteraan welIare
redistribution) Iungsi mengatur) dengan realitas bahwa negeri ini kian salah urus
dalam mengelola pajak dan kekayaan negara yang menjadikannya hanya
menguntungkan oknum yang korup yang bersembunyi di balik birokrasi negara.
Pilkada yang seharusnya menjadi Iorum kedaulatan rakyat kini tak ubahnya sebuah
arena kontestasi kekuatan yang distimulasi oleh kehendak berkuasa dan di dalamnya
tak jarang menghadirkan amoralitas permainan kekuasaan politik. Kalaulah
demokrasi menjadi pembungkus dari pilkada, struktur perpolitikan yang tak terbiasa
untuk melihat yang lain baca: lawan politik) dari kedekatan dan dengan hati
passion), menjadikan pilkada menjadi sebuah pertarungan harga diri kelompok yang
berkelindan dengan ambisi serta hasrat berkuasa. Padahal dalam pandangan Martin
Heidegger bagaimana individu-indivu menjadikan dirinya subyek yang mencintai
kebebasan atau keberkuasaan dan mengakui hadirnya yang lain dengan penuh hormat
dan kesanggrahan hospitality) atau meng-ada di dunia dengan perhatian care)
menentukan kebusukan atau keharuman sebuah masyarakat.
Di lingkungan kekuasaan legislatiI, benang kusut korupsi perlu diurai dengan
melakukan pembongkaran struktur politik yang memicu terjadinya tindakan-tindakan
koruptiI. Sudah jamak diketahui bahwa sistem pemilu yang miskin nilai dan sarat
jebakan money politic yang dipraktikkan selama ini telah menyebabkan para elite
politik, baik di lingkungan legislatiI maupun pada pucuk pimpinan eksekutiI
pusat/daerah) terjerat siklus perputaran transaksi kepentingan politik dan ekonomi
yang mensubordinasi demokrasi. Sistem pengawasan legislatiI yang memungkinkan
para anggota legislatiI mengawasi langsung lembaga eksekutiI sampai pada satuan
tiga hirarki eksekutiI pusat maupun daerah telah menyebabkan merebaknya korupsi
yang disebabkan adanya simbiosis mutualistis antara legislatiI dan eksekutiI. lhasil,
demokrasi menjadi dangkal dan hukum menjadi instrumen untuk mengabsahkan
transaksi kepentingan politik dan ekonomi tersebut pascaterpilih dalam jabatan-
jabatan publik.
Di lingkungan yudikatiI, korupsi masih sering terjadi karena tidak eIektiInya sistem
pengawasan, khususnya pengawasan internal, rendahnya penghargaan atas proIesi
dan habitus publik penegakan hukum yang sarat dengan perilaku koruptiI. Siklus
transaksi kepentingan politik dan ekonomi tak jarang juga merambah sampai ke ranah
yudikatiI. Hakim acapkali tak kuasa melawan inIiltrasi kuasa ekonomi maupun politik
dalam Iungsi yudisial yang dijalankannya, sehingga cukup banyak putusan tak sampai
mengonstruksi keadilan sosial social jusctice) yang diamanatkan oleh sila kelima
Pancasila dan konstitusi. kibatnya, negara hukum yang dinisbatkan oleh konstitusi
sebagai karakter dari negeri ini kehilangnya perIormanya dan telah menjadi negara
kekuasaan machtstaat) bahkan maIiastaat.
Berbagai Iaktor di atas telah mendorong pengabaian tujuan dan nilai karena pada
akhirnya yang menentukan adalah keputusan subjek yang berasal dari hasrat dan
kepentingan politik maupun ekonomi. Rasio yang mendasari pilihan subjek-subjek
tersebut adalah rasio instrumental, yaitu cara berpikir jangka pendek yang
mendeIinisikan kehidupan hanya atas dasar persaingan, kekuasaan dan sikap-sikap
pragmatis. Rasio instrumental mudah tergoda untuk melayani kepentingan-
kepentingan tertentu, bahkan jika untuk hal itu etika dan norma hukum harus
dilanggar.
Dalam kondisi rezim yang korup, Jacques Derrida menawarkan upaya untuk
mendekonstruksi sistem yang korup dan menindas. ReIormasi birokrasi dan sistem
politik mendesak untuk segera dilakukan. Dalam konteks penegakan hukum, langkah
tersebut perlu dilengkapi dengan upaya untuk segera mengintegrasikan sistem
pembuktian terbalik shiIting burden oI prooI) guna menutup peluang sekecil
mungkin lepasnya perilaku koruptiI para aktor kekuasaan publik di lingkungan trias
politika negara dari jerat hukum.
Berbagai tanda sign) yang menunjukkan lemahnya sistem kekuasaan perlu
didekonstruksi dan selanjutnya direkonstruksi kembali antara lain: pe)lemahan
partisipasi karena pembatasan dan manipulasi, kekakuan sistem dan lemahnya
koordinasi, diskresi tanpa batas, serta tumpang tindah/konIlik kewenangan conIlict oI
authority). Pengawasan yang dilaksanakan oleh KPK harus diperkuat dengan
merevitalisasi sistem pengawasan internal, Iungsional maupun pengawasan publik
melalui sistem keterbukaan inIormasi open inIormation system). Cara-cara itu
memang memerlukan investasi waktu, dana dan tenaga ditambah perlunya dukungan
komitmen dari seluruh elemen bangsa. Namun, jika tidak segera dimulai, benang
kusut korupsi akan kian sulit diurai.

leh Dr W Riawan Tjandra SH Mhum Direktur Pascasarjana Universitas
Atma 1aya Yogyakarta













Trias politika kita cacat moral?
Oleh Hariyanto Imadha
Published On: 27 May 2011
Menurut IilsuI politik Prancis, Montesquieu, trias politika adalah sebuah konsep
kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan. Pertama, kekuasaan legislatiI
atau membuat undang-undang.
Kedua, kekuasaan eksekutiI atau kekuasaan melaksanakan undang-undang. Ketiga,
kekuasaan yudikatiI atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang.
DPR sebagai lembaga legislatiI salah satu Iungsinya adalah sebagai lembaga pembuat
undang-undang. Masalahnya, banyak undang-undang yang dianggap prokaum
kapitalis dan kurang prorakyat, terutama rakyat miskin. Di samping itu, DPR terkesan
semena-mena menggunakan uang negara yang berasal dari rakyat. Tidak ada
kekuatan yang bisa menghentikan keserakahan oknum DPR tersebut.
Sementara itu, pemerintah atau presiden dan kabinetnya merupakan lembaga
pelaksana undang-undang. Namun di dalam praktiknya, beberapa hak prerogratiI
presiden telah dikebiri oleh DPR sehingga hakikat dari hak prerogratiI menjadi tidak
banyak gunanya.
Dengan dihapusnya GBHN, maka rencana jangka pendek, menengah dan panjang
merupakan maniIestasi dari visi dan misi presiden terpilih. Jadi bukan penjabaran dari
UUD 1945. pakah hal demikian akan dipertahankan terus-menerus?
Bahkan, korupsi dan pungli juga tetap merajalela di lingkungan pemerintahan ataupun
birokrasi dari pusat hingga daerah. Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan
keserakahan oknum lembaga eksekutiI tersebut.
Sementara itu Polri, kejaksaan, Mahkamah gung dan beberapa institusi hukum
lainnya merupakan lembaga penegak undang-undang. Namun dalam praktiknya, ada
oknum penegak hukum yang justru memperjualbelikan hukum. Tidak ada kekuatan
yang bisa menghentikan keserakahan oknum penegak hukum tersebut.
Menurut Mentesquieu, ada dua ciri khas trias politika, yaitu independensi dan saling
mengawasi. Bagaimana teori dan praktiknya? Oleh karena itu, ada baiknya kalangan
akademisi melakukan kajian ilmiah, kaji ulang, atas keberadaan trias politika di
Indonesia.
Hariyanto Imadha SD usaloka Sektor XIJ-5, Jl.intan 2 lok S1/11, Tangerang
















1r|as o||t|ca dan Checks and 8a|ances a |a Indones|a


Sejak memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 gustus 1945, konstitusi
Indonesia terus berproses dalam rangka mewujudkan kehidupan yang demokratis.
Undang- Undang Dasar 1945 naskah asli), Konstitusi Republik Indonesia Serikat
1949, Undang- Undang Dasar Sementara 1950 dan Undang- Undang Dasar 1945
amandemen ke- empat) merupakan hasil upaya untuk semakin mendekatkan diri
kepada demokrasi. Ditinjau dari asal kata, demokrasi berarti 'rakyat berkuasa atau
'government or rule by the people. Kata Yunani demos berarti 'rakyat dan kratos/
kratein berarti 'kekuasaan/ berkuasa|1|.
Dalam demokrasi dikenal konsep Rechstaat negara hukum)|2|. Rechtstaat negara
hukum) diartikan sebagai negara yang penyelenggaraan pemerintahannya berdasarkan
prinsip- prinsip hukum untuk membatasi kekuasaan pemerintah|3|. Menurut Frederik
Julius Stahl, salah satu unsur dalam konsep Rechstaat adalah negara didasarkan
kepada Trias Politica pemisahan kekuasaan negara atas kekuasaan legislatiI,
kekuasaan eksekutiI dan kekuasaan yudisial)|4|. Menurut Carles de Secondat Baron
de Labriede et de Montesquieu|5|:
a. Kekuasan LegislatiI adalah sebagai pembuat undang- undang;
b. Kekuasaan EksekutiI adalah sebagai pelaksana undang- undang;
c. Kekuasaan YudikatiI adalah kekuasaan untuk menghakimi.
Dalam sistem ketata negaraan Indonesia pasca mandemen ke- empat Undang-
Undang dasar 1945 kekuasaan LegislatiI dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah DPD) selain itu Presiden juga
mempunyai hak untuk mengajukan rancangan undang- undang dan turut serta dalam
pembahasan rancangan undang- undang bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR).
Kekuasaan EksekutiI dilaksanakan oleh Presiden. Kekuasaan YudikatiI dilaksanakan
oleh Mahkamah gung M) dan Mahkamah Konstitusi MK)|6|.
Dalam rangka menjamin bahwa masing- masing kekuasaan tidak melampaui batas
kekuasaannya maka diperlukan suatu sistem checks and balances system sistem
pengawasan dan keseimbangan). Dalam checks and balances system, masing- masing
kekuasaan saling mengawasi dan mengontrol. Checks and balances system
merupakan suatu mekanisme yang menjadi tolok ukur kemapanan konsep negara
hukum dalam rangka mewujudkan demokrasi.
Dalam konstitusi Indonesia, Iungsi kontrol LegislatiI terhadap EksekutiI meliputi
persetujuan terhadap kekuasaan Presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; review terhadap Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang- Undang perpu) yang dibuat oleh Presiden, pembahasan
Rancangan nggaran dan Pendapatan Belanja Negara RPBN) bersama Presiden.
Selain Iungsi kontrol tersebut, DPR juga dapat mengajukan usul kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat MPR) untuk memberhentikan Presiden karena melakukan
pengkhianatan terhadap negara, korupsi penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
perbuatan tercela mau pun bila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden.
Dalam pelaksanaan Iungsi kontrol tersebut peran DPD sangat minim, yaitu sebatas
'dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang- undang mengenai : otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama.
DPD tidak berwenang secara langsung untuk menindak lanjuti hasil pengawasan
tetapi hanya sebatas menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Dalam menjalankan Iungsi kontrol
terhadap kekuasaan YudikatiI M dan MK), DPR berwenang melakukan
penyaringan terhadap para calon hakim agung dan mengajukan tiga dari sembilan
orang hakim konstitusi.
Di merika Serikat sebagai kiblat konsep checks and balances system, dalam hal
pelaksanaan Iungsi kontrol kekuasaan EksekutiI terhadap LegislatiI, Presiden diberi
kewenangan untuk memveto rancangan undang- undang yang telah diterima oleh
Congress semacam MPR), akan tetapi veto tersebut dapat dibatalkan oleh Congress
dengan dukungan 2/3 suara dari ouse of Representative semacam DPR) dan Senate
semacam lembaga utusan negara bagian)|7|. Dalam Undang- Undang Dasar 1945
tidak terdapat ketentuan mengenai hak veto tersebut tetapi pembahasan setiap
rancangan undang- undang dilakukan oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan
persetujuan bersama|8|. Selain hak pembahasan dan persetujuan bersama, Presiden
juga diberikan hak untuk mengajukan rancangan undang- undang kepada DPR|9|.
Keterlibatan Presiden sebagai pemegang kekuasaan EksekutiI dalam kegiatan
membuat undang- undang membuatnya juga memegang kekuasaan LegislatiI
sehingga Presiden mempunyai kekuasaan ganda. Hal tersebut tidak konsisten dengan
asas Trias Politica pemisahan kekuasaan). Sejauh ini di negara- negara yang
menganut sistem presidensial, kekuasaan LegislatiI diserahkan kepada parlemen,
sedangkan Presiden mempunyai hak veto. Diantara negara- negara tersebut hanya
konstitusi Indonesia dan Puerto Rico yang memberikan hak legislasi bersama
parlemen kepada Presiden|10|. Sedangkan dalam Iungsi kontrol tehadap kekuasaan
YudikatiI, Presiden diberikan kewenangan untuk menyetujui dan menetapkan calon
hakim agung sebagai hakim agung|11|, selain itu Presiden juga diberikan
kewenangan untuk mengajukan tiga dari sembilan orang hakim Konstitusi dan
menetapkan para hakim Konstitusi tersebut|12|.
Dalam rangka Iungsi pengawasan kekuasaan YudikatiI terhadap kekuasaan EksekutiI,
M diberikan kewenangan untuk menguji peraturan perundang- undangan yang
kedudukannya dibawah undang- undang terhadap undang- undang|13|. Berdasarkan
Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, bentuk- bentuk dan tata- urutan perundang- undangan meliputi:
Undang- Undang Dasar UUD) dan perubahan UUD.
Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Perpu).
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Presiden.
Peraturan Daerah.
Nenuiut penuapat }imly Asshiuuiqie, ualam piaktik uisamping peiatuian
peiunuang- unuangan teisebut masih banyak bentuk peiatuian peiunuang-
unuangan lain sepeiti Peiatuian Nenteii, Peiatuian Bank Inuonesia, Peiatuian
Nahkamah Agung, Peiatuian Nahkamah Konstitusi, Peiatuian uan Keputusan
Bauan Pemeiiksa Keuangan, ull|j. Kewenangan teisebut uibeiikan kepaua NA
kaiena Inuonesia belum membentuk NK. Bengan uibentuknya NK sebagai
"pengawal konstitusi" uan untuk mempeiingan tugas NA maka sebaiknya
kewenangan menguji NA uiseiahkan kepaua NK. Bal teisebut juga supaya
semua peiatuian peiunuang- unuangan uapat uiuji teihauap unuang- unuang
uasai sehingga uapat teiwujuu supiemasi konstitusi.
Selain hal tersebut, MK juga diberikan kewenangan untuk memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang
Dasar|15|.
Dalam rangka melaksanakan konsep checks and balances yang lazim, sebaiknya
Presiden tidak boleh turut bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR) dalam
pembahasan rancangan undang- undang dan hak Presiden untuk mengajukan
rancangan undang- undang sebaiknya dihapus. Sebagai mekanisme kontrol terhadap
LegislatiI, Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutiI diberikan hak veto atas
rancangan undang- undang yang akan disahkan LegislatiI. Perubahan tersebut wajib
dicantumkan dalam amandemen undang- undang dasar.
Selain hal tersebut, hak uji peraturan perundang- undangan sebaiknya diberikan
kepada Mahkamah Konstitusi MK) sehingga semua peraturan perundang- undangan
diuji terhadap undang- undang dasar.













I1IM LM8AGIAN kLkUAAAN NLGAkA kLU8LIk INDCNLIA
MLNUkU1 UUD 194S
Posteu on Nei by anuukot

BAB I
PENDAHULUAN
Pembagian kekuasaan pemeiintahan sepeiti uiuapat gaiis-gaiis besainya
ualam susunan ketatanegaiaan menuiut 0nuang-0nuang Basai 9 aualah
beisumbei kepaua susunan ketatanegaiaan Inuonesia asli, yang uipengaiuhi
besai oleh pikiian-pikiian falsafah negaia Inggiis, Peiancis, Aiab, Ameiika
Seiikat uan Soviet Rusia. Aliian pikiian itu oleh Inuonesia uan yang uatang uaii
luai, uipeihatikan sungguh-sungguh ualam pengupasan ketatanegaiaan ini,
semata-mata untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemeiintahan menuiut
konstitusi pioklamasi.
Pembagian kekuasaan pemeiintah Republik Inuonesia 9 beiuasaikan
ajaian pembagian kekuasaan yang uikenal gaiis-gaiis besainya ualam sejaiah
ketatanegaiaan Inuonesia; tetapi pengaiuh uaii luai; uiambil tinuakan atas tiga
kekuasaan, yang uinamai Tiias Politica, sepeiti uikenal ualam sejaiah kontitusi
ui Eiopa Baiat uan ameiika Seiikat.
Ajaian Tiias Politica uiluai negeii paua hakikatnya menuahulukan uasai
pembagian kekuasaan, uan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Tiias
Politica) aualah hanya akibat uaii pemikiian ketatanegaiaan untuk
membeiantas tinuakan sewenang-wenang pemeiintah uan untuk menjamin
kebebasan iakyat yang teipeiintah.
Ajaian Tiias Politika uilahiikan oleh pemikii Inggiis }hon Locke uan oleh
pemikii Peiancis ue Nontesquieu uijabaikan ualam bukunya L'Espiis ues Lois,
yang menganuung maksuu bahwa kekuasaan masing-masing alat peilengkapan
negaia atau lembaga negaia yang menuiut ajaian teisebut aualah :
a. Bauan legislatif, yaitu bauan yang beitugas membentuk 0nuang-
unuang
b. Bauan eksekutif yaitu bauan yang beitugas melaksanakan unuang-
unuang
c. Bauan juuikatif, yaitu bauan yang beitugas mengawasi pelaksanaan
0nuang-unuang, memeiiksa uan megauilinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem ketatanegaiaan Republik Inuonesia menuiut 00B 9, tiuak
menganut suatu sistem negaia manapun, tetapi aualah suatu sistem khas
menuiut kepiibauian bangsa inuonesia, namun sistem ketatanegaiaan Republik
inuonesia tiuak teilepas uaii ajaian Tiias Politica Nontesquieu. Ajaian tiias
politica teisebut aualah ajaian tentang pemisahan kekuasaan negaia menjaui
tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, uan }uuikatif yang kemuuian masing-masing
kekuasaan teisebut ualam pelaksanaannya uiseiahkan kepaua satu bauan
manuiii, aitinya masing-masing bauan itu satu sama lain tiuak uapat saling
mempengaiuhi uan tiuak uapat saling meminta peitanggung jawaban.
Apabila ajaian tiias politika uiaitikan suatu ajaian pemisahan
kekuasaan maka jelas 0nuang-unuang Basai 9 menganut ajaian teisbut, oleh
kaiena memang ualam 00B 9 kekuasaan negaia uipisah-pisahkan, uan
masing-masing kekuasaan negaia teisebut pelaksanaannya uiseiahkan kepaua
suatu alat peilengkapan negaia.
Susunan oiganisasi negaia aualah alat-alat peilengkapan negaia atau
lembaga-lembaga negaia yang uiatui ualam 00B 9 baik baik sebelum
maupun sesuuah peiubahan. Susunan oiganisasi negaia yang uiatui ualam 00B
9 sebelum peiubahan yaitu :
() Najelis Peimusyawaiatan Rakyat (NPR)
() Piesiuen
() Bewan Peitimbagan Agung (BPA)
() Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR)
() Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK)
() Nahkmah Agung (NA)
Bauan-bauan kenegaiaan itu uisebut lembaga-lembaga Negaia. Sebelum
peiubahan 00B 9 lembaga-lembaga Negaia teisebut uiklasifikasikan, yaitu
NPR aualah lembaga teitinggi Negaia, seuangkan lembaga-lembaga kenegaiaan
lainnya sepeiti piesiuen, BPR, BPK, BPA uan NA uisebut sebagai lembaga tinggi
Negaia.
Sementaia itu menuiut hasil peiubahan lembaga-lembaga negaia yang
teiuapat ualam 00B 9 aualah sebagai beiikut:
() Najelis Peimusyawaiatan Rakyat (NPR)
() Piesiuen
() Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR)
() Bewan Peiwakilan Baeiah (BPB)
() Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK)
() Nahkmah Agung (NA)
() Nahkamah Konstitusi (NK)
Secaia institusional, lembaga-lembaga negaia meiupakan lembaga
kenegaiaan yang beiuiii senuiii yang satu tiuak meiupakan bagian uaii yang
lain. Akan tetapi, ualam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga
Negaia tiuak teilepas atau teipisah secaia mutlak uengan lembaga negaia lain,
hal itu menunjukan bahwa 00B 9 tiuak menganut uoktiin pemisahan
kekuasaan.
Bengan peikataan lain, 00B 9 menganut asas pembagian kekuasaan uengan
menunjuk paua jumlah bauan-bauan kenegaiaan yang uiatui uiualamnya seita
hubungan kekuasaan uiantaia bauan-bauan kenegaiaan yang aua, yaitu;
A. Sebelum Perubaban
. MPR, sebagai pelaksana keuaulatan iakyat, mempunyai kekuasaan untuk
menetapkan 00B, uBBN, memilih Piesiuen uan Wakil Piesiuen seita
mengubah 00B
. Presiden, yang beikeuuuukan uibawah NPR, mempunyai kekuasaan
yang luas yang uapat uigolongkan keualam bebeiapa jenis:
a. Kekuasaan penyelenggaian pemeiintahan;
b. Kekuasaan uiualam biuang peiunuang unuangan, menetapakn PP,
Peipu;
c. Kekuasaan ualam biuang yustisial, beikaitan uengan pembeiian
giasi, amnesti, abolisi uan iehabilitasi;
u. Kekuasaan ualam biuang hubungan luai negeii, yaitu menyatakan
peiang, membuat peiuamaian uan peijanjian uengan Negaia lain,
mengangkat uuta uan konsul.
. DPR, sebagai pelaksana keuaulatan iakyat mempunyai kekuasaan utama,
yaitu kekuasaan membentuk unuang-unuang (beisama-sama Piesiuen
uan mengawasi tinuakan piesiuen.
. DPA, yang beikeuuuukan sebagai bauan penasehat Piesiuen,
beikewajiban membeiikan jawaban atas peitanyaan piesiuen uan beihak
mengajukan usul kepaua pemeiintah
. BPK, sebagai "counteipait" teikuat BPR, mempunyai kekuasaan untuk
memeiiksa tanggung jawab keuangan Negaia uan hasil pemeiiksaannya
uibeiitahukan kepaua BPR.
. MA, sebagai bauan kehakiman yang teitinggi yang uiualam menjalankan
tugasnya tiuak boleh uipengaiuhi oleh kekuasaan pemeiintah.
B. Setelab Perubaban
. MPR, Lembaga tinggi negaia sejajai keuuuukannya uengan lembaga
tinggi negaia lainnya sepeiti Piesiuen, BPR, BPB, NA, NK, BPK,
menghilangkan kewenangannya menetapkan uBBN, menghilangkan
kewenangannya mengangkat Piesiuen (kaiena piesiuen uipilih secaia
langsung melalui pemilu), tetap beiwenang menetapkan uan mengubah
00B, susunan keanggotaanya beiubah, yaitu teiuiii uaii anggota Bewan
Peiwakilan Rakyat uan angota Bewan Peiwakilan Baeiah yang uipilih
secaia langsung melalui pemilu.
. DPR, Posisi uan kewenangannya uipeikuat, mempunyai kekuasan
membentuk 00 (sebelumnya aua ui tangan piesiuen, seuangkan BPR
hanya membeiikan peisetujuan saja) sementaia pemeiintah beihak
mengajukan R00, Pioses uan mekanisme membentuk 00 antaia BPR uan
Pemeiintah, Nempeitegas fungsi BPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi
anggaian, uan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontiol antai
lembaga negaia.
. DPD, Lembaga negaia baiu sebagai langkah akomouasi bagi keteiwakilan
kepentingan uaeiah ualam bauan peiwakilan tingkat nasional setelah
uitiauakannya utusan uaeiah uan utusan golongan yang uiangkat sebagai
anggota NPR, kebeiauaanya uimaksuukan untuk mempeikuat kesatuan
negaia Republik Inuonesia, uipilih secaia langsung oleh masyaiakat ui
uaeiah melalui pemilu, mempunyai kewenangan mengajukan uan ikut
membahas R00 yang beikaitan uengan otonomi uaeiah, hubungan pusat
uan uaeiah, R00 lain yang beikait uengan kepentingan uaeiah.
. BPK, Anggota BPK uipilih BPR uengan mempeihatikan peitimbangan
BPB, beiwenang mengawasi uan memeiiksa pengelolaan keuangan
negaia (APBN) uan uaeiah (APBB) seita menyampaikan hasil
pemeiiksaan kepaua BPR uan BPB uan uitinuaklanjuti oleh apaiat
penegak hukum, beikeuuuukan ui ibukota negaia uan memiliki
peiwakilan ui setiap piovinsi, mengintegiasi peian BPKP sebagai instansi
pengawas inteinal uepaitemen yang beisangkutan ke ualam BPK.
. Presiden, Nembatasi bebeiapa kekuasaan piesiuen uengan mempeibaiki
tata caia pemilihan uan pembeihentian piesiuen ualam masa jabatannya
seita mempeikuat sistem pemeiintahan piesiuensial, Kekuasaan legislatif
sepenuhnya uiseiahkan kepaua BPR, Nembatasi masa jabatan piesiuen
maksimum menjaui uua peiioue saja, Kewenangan pengangkatan uuta
uan meneiima uuta haius mempeihatikan peitimbangan BPR,
kewenangan pembeiian giasi, amnesti uan abolisi haius mempeihatikan
peitimbangan BPR, mempeibaiki syaiat uan mekanisme pengangkatan
calon piesiuen uan wakil piesiuen menjaui uipilih secaia langsung oleh
iakyat melui pemilu, juga mengenai pembeihentian jabatan piesiuen
ualam masa jabatannya.
. Mabkmab Agung, Lembaga negaia yang melakukan kekuasaan
kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggaiakan
peiauilan untuk menegakkan hukum uan keauilan |Pasal ayat ()j,
beiwenang mengauili paua tingkat kasasi, menguji peatuian peiunuang-
unuangan ui bawah 0nuang-unuang uan wewenang lain yang uibeiikan
0nuang-unuang.ui bawahnya teiuapat bauan-bauan peiauilan ualam
lingkungan Peiauilan 0mum, lingkungan Peiauilan Agama, lingkungan
Peiauilan militei uan lingkungan Peiauilan Tata 0saha Negaia (PT0N),
bauan-bauan lain yang yang fungsinya beikaitan uengan kekuasaan
kehakiman uiatui ualam 0nuang-unuang sepeiti : Kejaksaan, Kepolisian,
AuvokatPengacaia uan lain-lain.
. Mabkamab Konstitusi, Kebeiauaanya uimaksuukan sebagai penjaga
kemuinian konstitusi (`W YaS^VSZ [X `W U[Z_``a`[Z), Nempunyai
kewenangan: Nenguji 00 teihauap 00B, Nemutus sengketa kewenangan
antai lembaga negaia, memutus pembubaian paitai politik, memutus
sengketa hasil pemilu uan membeiikan putusan atas penuapat BPR
mengenai uugaan pelanggaian oleh piesiuen uan atau wakil piesiuen
menuiut 00B, Bakim Konstitusi teiuiii uaii 9 oiang yang uiajukan
masing-masing oleh Nahkamah Agung, BPR uan pemeiintah uan
uitetapkan oleh Piesiuen, sehingga menceiminkan peiwakilan uaii
cabang kekuasaan negaia yaitu yuuikatif, legislatif, uan eksekutif.
Atas uasai itu, 00B 9 meletakan asas uan ketentuan-ketentuan yang
mengatui hubungan-hubungan (kekuasaan) uiantaia lembaga-lembaga negaia
teisebut. Bubungan -hubungan itu auakalanya beisifat timbal balik uan aua
kalanya tiuak beisifat timbal balik hanya sepihak atau seaiah saja.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pembagian kekuasaan ui negaia Republik Inuonesia jelas
uipengaiuhi oleh ajaian Tiias Politica yang beitujuan untuk membeiantas
tinuakan sewenang-wenang penguasa uan untuk menjamin kebebasan iakyat.
0nuang-unuang Basai 9 menganut ajaian Tiias Politica kaiena
memang ualam 00B 9 kekuasaan negaia uipisah-pisahkan, uan masing-
masing kekuasaan negaia teiuiii uaii Bauan legislatif, yaitu bauan yang beitugas
membentuk 0nuang-unuang, Bauan eksekutif yaitu bauan yang beitugas
melaksanakan unuang-unuang, Bauan juuikatif, yaitu bauan yang beitugas
mengawasi pelaksanaan 0nuang-unuang, memeiiksa uan megauilinya
Nenuiut 00B 9 penyelenggaian negaia pelaksanaannya uiseiahkan
kepaua suatu alat peilengkapan negaia sepeiti Najelis Peimusyawaiatan Rakyat
(NPR), Piesiuen, Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR), Bewan Peiwakilan Baeiah
(BPB), Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK), Nahkmah Agung (NA), Nahkamah
Konstitusi (NK).
Lembaga-lembaga negaia meiupakan lembaga kenegaiaan yang beiuiii
senuiii yang satu tiuak meiupakan bagian uaii yang lain. Akan tetapi, ualam
menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negaia tiuak teilepas atau
teipisah secaia mutlak uengan lembaga negaia lain, hal itu menunjukan bahwa
00B 9 tiuak menganut uoktiin pemisahan kekuasaan, uengan peikataan lain,
00B 9 menganut asas pembagian kekuasaan uengan menunjuk paua jumlah
bauan-bauan kenegaiaan yang uiatui uiualamnya seita hubungan kekuasaan
uiantaia bauan-bauan kenegaiaan yang aua.
Sistem pembagian kekuasan yang ui anut oleh Republik Inuonesia saat ini
tiuak teitutup kemungkinan akan beiubah sesuai uengan kebutuhan masyaiakat
Inuonesia, uengan ui amanuemen 00B 9 tahun 999- menunjukan
teijauinya peiubahan ualam penyelenggaiaan negaia, namun semua itu tetap
ualam keiangka keuaulatan iakyat uiatas segalanya.
DAFTAR PUSTAKA
. C.S.T. Kansil, Ilmu Negaia, }akaita, PT. Piaunya Paiamita,
. Abuy Yuhana, Sistem Ketatanegaiaan Inuonesia Pasca Peiubahan 00B 9,
Banuung, Fokusmeuia,
. Soehino, Bukum Tatanegaia, Yogyakaita, Libeity, 98























kangkuman D|skus|
1r|as o||t|ka
Wednesday 02 eptember 2009 218 AM
osted d|skus| o|eh Ierd|nand andey
harlan S kemarln memberlLakan keLua u8 Agung laksono mau mengganLl keLua
kk yang dlLuduh dalang pembunuhanMaksud saya sampal se[auh mana kekuasan
senayan yang kellhaLannya luar blasa kekuasannya selama lnlboleh dlkaLa hamplr
menenLukan segala galanyaMungkln ada yang mau membahas penerapan Lrlas
pollLlka selama lnl dl 8lSepengeLahuan saya Lrlas pollLlka adalah pembaglan
kekuasaan dalam 3 pllar uLama yalLueksekuLlf yudlkaLlf leglslaLlf Apakah lnl
dlLerapkan secara murnl dl 8l? ok saya Lunggu pembahasan anda semua?
1anggapan 1 Denn| |nontoan 02]09]209
?ang klLa Lahu lndonesla lnl memprakLekkan Ldak mempLrakLekkan Lrlas pollLlk
seperLl yang
dlan[urkan oleh MonLesquleu yalLu pemlsahan kekuasaan anLara LksekuLlf
LeglslaLls dan
?udlkaLlf Amerlka anLara laln negara yang memprakLekkan seperLl an[uran
MonLesquleu lndonesla barangkall pembaglan kewenangan bukan pemlsahan
kekuasaan anLara
Llga lembaga lLu lLu sehlngga slsLem klLa sudah korup pada awalnya dennl
1anggapan 2 Ierd|nand pandey 02]09]209
Lerlma kaslh ronl aLas Langgapannya kemudlan bagalmana hubungannya Lrlas
pollLlka lnl dengan PAM?uan slapa sebenarnya penceLus Lrlas pollLlkamonLesque dl
aLas Lahun 1600 aLau [ohn calvln dlaLas Lahun 1400Memang sewakLu dlsekolah(lupa
dl SM aLau SMA)dlbllang monLesqueLapl dlbuku rlwayaL hldup [ohn calvln dla
penceLusnya dl[elaskan dla lnl selaln Lheolog dla [uga ahll hukumldeanya lnl karena
manusla pada dasarnya berdosa sehlngga kekuasaan suaLu pemerlnLahan Lldak
boleh dlsaLu LanganSebagal conLoh ra[a2 (pemerlnLahan kera[aan)pada
zamannya8eglLu dulu
1anggapan 3 r|c||||a Lsther 02]09]209
8ole ba Lambaaaaaaaaa
Cagasan mengenal pemlsahan kekuasaan (separaLlon of power) aLau pembaglan
kekuasaan (dlvlslon of
power) dllaLar belakangl oleh prakLek absoluLlsme dalam slsLlm monarkl dl Lropa
abad perLengahan
yang mana penguasa yang berLlndak sewenangwenang pada rakyaLnyaCleh karena
lLu agar LerdapaL
proses demokraLlsasl dan konLrol anLar lembaga negara sekallgus mengakomodlr
kepenLlngan
masyarakaL kekuasaan negara perlu dlplsahkan kedalam berbagal lembaga!ohn
Locke melalul bukunya
1wo 1reaLles of CovernmenL memlsahkan kekuasaan negara aLas Llga kekuasaan
yalLu
1 kekuasaan LeglslaLlf (membuaL undangundang)
2 kekuasaan LksekuLlf (melaksanakan undangundang)
3 kekuasaan lederaLlf (melakukan hubungan dlplomaLlk dengan negara laln)
kemudlan MonLesquleu dalam bukunya L'LsprlL des Lols (1748)
2
memlsahkan kekuasaan negara men[adl Llga macam yalLu
1 kekuasaan LeglslaLlf (membuaL undangundang)
2 kekuasaan LksekuLlf (melaksanakan undangundang)
3 kekuasaan ?udlkaLlf (mengadlll kalau Ler[adl pelanggaran Lerhadap
undangundang LersebuL)emlsahan kekuasaan men[adl Llga pusaL kekuasaan Ladl
Cleh Lmmanuel kanL dlberl nama 1rlas ollLlka (1rl Llga As poros ollLlka
kekuasaan)
Sekarang Llba pada perLanyaan Apakah lndonesla menganuL 1rlas ollLlka?
klLa llhaL dulu saaL lnl bahwa kekuasaan negara dl lndonesla dlbagl kedalam 6
lembaga Llnggl / LerLlnggl
negara dlmana anLar lembaga Llnggl / LerLlnggl negara LersebuL LerdapaL
hubungan ker[asama dan koordlnasl saLu sama laln berupa konsep ulvlslon of
ower sedangkan
menuruL 1rlas ollLlka anLara kekuasan yang saLu dengan yang laln Lerplsah secara
Legas konsep
SeparaLlon of ower !adl lndonesla se[ak awal Lldak menganuL konsep 1rasl ollLlka
secara murnl
kalau saya memln[am pernyaLaan darl l rof Mahfud Mu bahwa dalam
kenyaLaannya Lldak ada saLu
slsLem yang benarbenar asll 1ldak ada Leorl 1rlas ollLlka asll dan Lldak ada slsLem
pemerlnLahan murnl
karena hamplr semua negara membuaL slsLem dengan senLuhan dan modlflkasl
sendlrlsendlrl sesual
dengan kebuLuhan domesLlknya kalaupun slsLem lnl dl kalLak dengan korup aLau
Lldak korup dalam
suaLu negara bulanlah apda penerpan 1rlas ollLlkanya LeLapl pada LLlka
penguasanya secara
prlbada aLau personal hehehehehehehehe beglLu lnl slch pendapaL dan
plklran saya kalo ada
yang beda sah dan wa[ar sa[alnl Loch negara bebas dalam mengungkapkan
plklranmya
1anggapan 4 Iro|y 02]09]209
1abea rlscllla
salam kenal 1erlmakaslh aLas pen[elasan dan pendapaL dl bawah l learn from you
Shalom
froly
1anggapan S V|ctor Manueke 02]09]209
1abea waya
Sesual 1rlas ollLlka pembaglan kekuasaan kekuasaan leglslaLlf u8
kekuasaan eksekuLlfreslden dan kablneLnya kekuasaan yudlkaLlf Mahkamah
Agung
kalu beglLu M8 punya kekuasaan apa?
Salam bae vPM
1anggapan 6 Ierd|nand pandey 02]09]209
Lerlma kaslh aLas pen[elasannya memang apa yang dl[elaskan prlscllla penerapan
Lrlas pollLlka
dlLenLukan oleh eLlkaendapaL lnl samadengan profSaheLapl bahwa klLab uu
ldana dan
erdaLa yang berlsl pen[elasan2 dan daLa2harus dl Lafslrkan/dl anallsa oleh
manusla!adl pada
akhlrnya moral manusla yang menenLukansalah blsa [adl benar dan benar blsa [adl
salahkemaball kepada perLanyaan saya yang perLamamenyangkuL pengganLln
keLua
kkkarena keLuanya dalam Lahanan karena dlLuduh mendalangl pembunuhanuan
yang mau
mengganLlnya sesual berlLa dlLenLukan oleh keLua u8 agung laksono !adl
perLanyaannya
dlslnl wewenang slapapreslden aLau u8ermasalahan selama lnl dalam slsLem
pemerlnLahan
semua lembaga wewenangnya sallng berebuLanConLoh perlnLah Langkap
orangpecaL pe[abaL
daerahpemerlksaan pe[abaLmengadakan pemekarakan dll kellhaLannya
semuannya punya
wewenangok dulu
3
1anggapan 7 r|c||||a Lsther 03]09]209
1abea vPM
lLulah yang dlkaLakan bahwa lndonesla Lldaklah menganuL 1rlas ollLlka secara
murnl dl lndonesla sa[a
bukan hanya 3 lembaga ada 8 lembaga Llnggl dan LerLlnggl negara saaL lnl yang
dlakul dalam uuu
Coz kalo mau dl Lelaah leblh dalam lembaga kepresldenan dan perangkaL
kablneLnya men[alankan
fungsl leglsLlaLlve semenLara kekuasaan ?udlkaLlf saaL lnl Lldak semaLa dl[alankan
oleh MA
So kalau memperLanyakan M8 masuk kaLegorl lnl malah akan makln blngunglah
klLa Lerleblh pasca
8eformasl dllkuLl dengan Amandemen uuu43
lLulah baglan ollLlk Pukum dl negara lnl wah membahas lnl perlu wakLu kullah 4
SkS dalam 1
semesLerhehehehe hehhe
1anggapan 8 r|c||||a Lsther 03]09]209
lnl namany so mallbuku samua suka [adl penenLu dl negara lnl 8eformasl
kebablasan so larl [ao
darl 1eorl yang klLa ada bla[ar kamarl apalagl darl A[aran 1eorl llmu negarakalo
a[a Pans kelsen masl
hldop skarang so nenLau dla mo kase maso dl sub bab mana
1anggapan 9 Ierd|nand pandey 03]09]209
Ck rlsclllaklLa llhaL anda kuasal Lrlas pollLlka lnlLolong dl[elaskan garls besar nya
sa[aSupaya banyak
orang mengerLlhak dan kewa[lbannya dlnegara 8lApalagl masyarakaL dl daerah
sudah Lerlalu lama dl
bodoh2hl dan dl Lekanuengan mengeLahul hak dan kewa[lban orang daerah Lldak
mudah dladu domba
apalagl adu domba yang bermuaLan SA8A8eglLupun mengenal korupsl yang selalu
men[adl lsu
besarsebagal conLoh pe[abaL dldaerah gampang sekall dlLuduh korupsl padahal
semua orang Lau persls
slsLem pengaLuran negara sudah rusakSemenLara sudah bukan rahasla umum
pe[abaL2 dl senayan se[ak
dulu korupsl puluhan s/d raLusan Lrlllun ngak ada yang beranl uLak uLlkdl daerah
hanya hllang puluhan
[uLa dl eksposL besar2an dan dlburu kayak ular cobra klLa baca dl suara pembaruan
perLengahan [ull
laluseorang pakar krlmlnal mengaLakan sekarang lnl banyak ke[ahaLan besar yang
dlbungkus deml
kepenLlngan agamademl keamanan negarademl naslonallsme !adl dengan dlskusl
Lrlas pollLlka lnl
sedlklLnya dapaL memberl moLlvasl kepada masyarakaL unLuk lkuL mengambll baglan
memberl
pencerahan bagl bangsa dan negara lnl
1anggapan 10 1anos Irank 03]09]209
8ung lerdlnanL
rlscllla lnl sedang menyelesalkan prog S3 bldang Pukum lnLernaLlonal dl
8andung rlsclalla anak muda yang memlllkl repuLasl sangaL balk pada bldang
Pukum lnLernaLlonal klra2 baglLu rlscllla?? sekedar lnfo voor bung lerdlnanL
salam lrank
1anggapan 11 V|ctor Manueke 03]09]209
1rlms rlscllla
Apa belum Llba wakLunya bagl rakyaL lndonesla yg berdaulaL lLu mengadakan
penyederhanaan darl 8 lembaga Llnggl negara men[adl 3 lembaga Llnggl negara
maksudnya agar rakyaL lndonesla neanda kase ga[l percuma bagl pen[abaL2
yg namanya sa[a pen[abaL Llnggl Lapl sebeLulnya so neanda ada peker[aan
kan negara blsa banya menghemaL uang
Salam bae vPM
4
1anggapan 12 Denn| |nontoan 03]09]209
Soal lnl blsa dlbaca dalam 8lsalah Sldang 8ukl khususnya dalam sldang 11 !ull
1943
kerancuan poslsl dan wewenang lembaga2 negara klLa lLu sudah darl awal negara lnl
dlperslapkan berdlrl ara pendlrl negara klLa [uga mengalaml keblngungan soal lLu
Mlsalnya
apa kaLa Soekarno berlkuL lnl Sekarang 8usla menolak 1rlas ollLlca sudah 22 Lahun
yang lalu
SuL ?aL Sen [uga menolak 1rlas ollLlca 30 Lahun yang lalu !adl ada allran yang
mengaLakan
bahwa 1rlas ollLlca lLu koloL" kemudlan dlsambung oleh Soepomo "Sekarang yang
men[alankan cukup Amerlka sendlrl mesklpun allran lLu Llmbul dl erancls LeLapl
Lropa 8araL
Lldak dl[alankan dengan coosepoeot !adl dengan maksud lLu yang men[alankan
peker[aan
negara Lldak blsa dlplsah dengan oceel darl kekuasaan pemerlnLah Sebab
dalam prakLlk
[uga badan yang memblkln undangundang dlserahl [uga peker[aan pemerlnLah
kehaklman [uga
dlserahkan peker[aan pemerlnLah dan pemerlnLah [uga dlberlk kekuasaan memblkln
undangundang
Cleh karena lLu 1rlas ollLlca menuruL para ahll Lldak cocok dengan prakLlk"
8eglLupulah dengan benLuk negara 8anyak usulan wakLu lLu mlsalnya ada yang
mengusulkan
benLuk negara federal Lapl yang kemudlan dlLerlma adalah benLuk negara kesaLuan
keblngungan lnl [uga sama halnya dengan keLldak[elasan poslsl Soekarno Lerhadap
lslam klLa
mengenangnya sebagal Lokoh naslonalls Lapl dla [uga yang memlmpln rapaL anlLla
Sembllan
yang menghasllkan lagam !akarLa 8eglLu [uga dengan uekrlL reslden 3 !ull 1939
yang
menegaskan bahwa lagam !akarLa men[lwal uuu 1943 dennl
1anggapan 13 Ierd|nand pandey 04]09]209
8onnyrlcllla ChrlsLylrank Lerlma kaslh lLu Langgapan dan lnformaslSeLelah
membaca
pendapaL anda berempaL mengenal 1rlas ollLlka dan kasus M8PkellhaLannya
slsLem
pemerlnLahan 8l seperLl llngkaran seLan ualam rangka pemecahan llngkaran seLan
LersebuL
dalam dlskus lnlsaya coba mengangkaL slsLem pemerlnLahan dl uSASebabkalau
Lldak
salah8onny dan rlsclla bllang hanya Amrlk yang men[alankan secara murnl Lrlas
pollLlkaPal
lnl mungkln dlsebabkan hukumkese[ahLeraan kemakmuran berLumpu dan
berorlenLasl
kepada/darl manusla unLuk manusla dlmana manusla sebagal prlbadl seuLuhnya dan
keluarga(nllal manusla) yang men[adl paLokanSaya kaLakan lnl benar2 dlLerapkan
karena selaln
saya sakslkan dan alaml sendlrlsaya [uga mellhaL sewakLu kampanye preslden Amrlk
semua
kandldaL preslden ber[an[l dan berpaLokan melaksanakan pemerlnLahan berLumpu
dan
berorlenLasl kepada manusla sebagal prlbadl dan keluargabalk polLlk dalam negerl
maupun luar
negerlPal lnl mungkln Lerballk dengan negara2 laln seperLl lndonesla yang
berLumpu dan
berorlenLasl kepada kelompok aLau golonganSehlngga menuruL pendapaL saya Lrlas
pollLlka
adalah baglan yang Lldak dapaL dlplsahkan dengan PAMCk glmana pendapaL
andamungkln
ada pendapaL yang laln
1anggapan 14 1anos Irank 04]09]209
Pello bung lerdlnanL
SadlklL mungkln Lu perbedaan dl lndonesla denk Amerlka Amerlka memang
konslsLen men[alan
1rlas ollLlk 1apl dl ldnonesla agak bedaLorang dlslnl maslh ada ancaslla (PAM)
klLa
seLu[u apa yang rlscllla kaLakan semua LerganLung sapa Lu yang plmpln lnl negara
ul lndonesla
uu (peraLuran) blsa dlkalahkan dengan l[ln khusus aLau ulspensasl aLau lsLllah
pollLlknya
dengan bahasa yang kreen kempres hehehe lndonesla Lldak menghargal
?udlkaLlf dengan
seuLuhnya LerganLung sapa Lu berkuasa Se[ak bangsa lnl Merdeka dan
LerbenLuknya ancaslla
sebagal landasan negara dan uuu 43 peran Mahkama konsLlLusl Lldak beglLu
menon[ol LeLapl
3
sekarang lnl Mk boleh dlanggap se[a[ar dengan Mahkama Agung hehehe beLul
kaLa
rlscllla mana yang berkuasa lLu yang menenLukan Mk Mk Mk Mk
hehehe bravo!!!
hLLp//ldwlklpedla org/wlkl/ Mahkamah_ konsLlLusl_ lndonesla
1anggapan 1S Danny umendap 0S]09]209
Woah one more docLor ls comlng good Lord
sl vls pacem parra bellum
Note
4pobi/o terdopot dotodoto diskusi yonq tidok tercontum do/om ronqkumon ini
mohon di informosikon kepodo komi denqon me/ompirkon doto diskusi
ADMIN MILI 08]09]2009

You might also like