Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda.
Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda : LegislatiI, EksekutiI, dan YudikatiI. LegislatiI adalah lembaga untuk membuat undang-undang; EksekutiI adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan YudikatiI adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya mulus atau tanpa halangan.
Pada masa lalu, bumi dihuni masyrakat pemburu primitiI yang biasanya mengidentiIikasi diri sebagai suku. Masing-masing suku dipimpin oleh seorang kepala suku yang biasanya didasarkan atas garis keturunan ataupun kekuatan Iisik atau nonIisik yang dimiliki. Kepala suku ini memutuskan seluruh perkara yang ada di suku tersebut.
Pada perkembangannya, suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yang diisi oleh para tetua masyarakat. Contoh dari dewan ini yang paling kentara adalah pada dewan- dewan negara-kota Yunani. Dewan ini sudah menampakkan 3 kekuasaan Trias Politika yaitu kekuasaan legislatiI, eksekutiI, dan yudikatiI. Bahkan di Romawi Kuno, sudah ada perwakilan daerah yang disebut Senat, lembaga yang mewakili aspirasi daerah-daerah. Kesamaan dengan Indonesia sekarang adalah Dewan Perwakilan Daerah DPD).
Namun, keberadaan kekuasaan yang terpisah, misalnya di tingkat dewan kota tersebut mengalami pasang surut. Tantangan yang terbesar adalah persaingan dengan kekuasaan monarki atau tirani. Monarki atau Tirani adalah kekuasaan absolut yang berada di tangan satu orang raja. Tidak ada kekuasaan yang terpisah di keduanya.
Pada abad Pertengahan kira-kira tahun 1000-1500 M), kekuasaan politik menjadi persengketaan antara Monarki raja/ratu), pimpinan gereja, dan kaum bangsawan. Kerap kali Eropa kala itu dilanda perang saudara akibat sengketa kekuasaan antara tiga kekuatan politik ini. Sebagai koreksi atas ketidakstabilan politik ini, pada tahun 1500 M mulai muncul semangat baru di kalangan intelektual Eropa untuk mengkaji ulang IilsaIat politik yang bertujuan melakukan pemisahan kekuasaan.
Tokoh-tokoh seperti John Locke, Montesquieu, Rousseau, Thomas Hobbes, merupakan contoh dari intelektual Eropa yang melakukan kaji ulang seputar bagaimana kekuasaan di suatu negara/kerajaan harus diberlakukan. Meski pemikiran mereka saling bertolak-belakang, tetapi tinjauan ulang mereka atas relasi kekuasaan negara cukup berharga untuk diperhatikan.
Untuk keperluan mata kuliah ini, cukup akan diberikan gambaran mengenai 2 pemikiran intelektual Eropa yang berpengaruh atas konsep Trias Politika. Pertama adalah John Locke yang berasal dari Inggris, sementara yang kedua adalah Montesquieu, dari Perancis.
1ohn Locke (132-174)
Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam agnum Opus karya besar) yang ia tulis dan berjudul Two Treatises of Government yang terbit tahun 1690. Dalam karyanya tersebut, Locke menyebut bahwa Iitrah dasar manusia adalah "bekerja mengubah alam dengan keringat sendiri)" dan "memiliki milik property)." Oleh sebab itu, negara yang baik harus dapat melindungi manusia yang bekerja dan juga melindungi milik setiap orang yang diperoleh berdasarkan hasil pekerjaannya tersebut. Mengapa Locke menulis sedemikian pentingnya masalah kerja ini ?
Dalam masa ketika Locke hidup, milik setiap orang, utamanya bangsawan, berada dalam posisi rentan ketika diperhadapkan dengan raja. Seringkali raja secara sewenang-wenang melakukan akuisisi atas milik para bangsawan dengan dalih beraneka ragam. Sebab itu, tidak mengherankan kalangan bangsawan kadang melakukan perang dengan raja akibat persengkataan milik ini, misalnya peternakan, tanah, maupun kastil.
Negara ada dengan tujuan utama melindungi milik pribadi dari serangan individu lain, demikian tujuan negara versi Locke. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya kekuasaan terpisah, kekuasaan yang tidak melulu di tangan seorang raja/ratu. Menurut Locke, kekuasaan yang harus dipisah tersebut adalah LegislatiI, EksekutiI dan FederatiI
Kekuasaan LegislatiI adalah kekuasaan untuk membuat undang-undang. Hal penting yang harus dibuat di dalam undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya secara damai. Untuk situasi 'damai' tersebut perlu terbit undang- undang yang mengaturnya. Namun, bagi John Locke, masyarakat yang dimaksudkannya bukanlah masyarakat secara umum melainkan kaum bangsawan. Rakyat jelata tidak masuk ke dalam kategori stuktur masyarakat yang dibela olehnya. Perwakilan rakyat versi Locke adalah perwakilan kaum bangsawan untuk berhadapan dengan raja/ratu Inggris.
EksekutiI adalah kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang. Dalam hal ini kekuasaan EksekutiI berada di tangan raja/ratu Inggris. Kaum bangsawan tidak melaksanakan sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan raja/ratu.
FederatiI adalah kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan- kerajaan lain. Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini antara lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan perang dan damai, pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh sebab alasan kepraktisan, diserahkan kepada raja/ratu Inggris, sebagai kekuasaan eksekutiI.
Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3 kekuasaan yang dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum bangsawan. Pemikiran Locke ini belum sepenuhnya sesuai dengan pengertian Trias Politika di masa kini. Pemikiran Locke kemudian disempurkan oleh rekan Perancisnya, Montesquieu.
ontesquieu (189-1755)
Montesqueieu nama aslinya Baron Secondat de Montesquieu) mengajukan pemikiran politiknya setelah membaca karya John Locke. Buah pemikirannya termuat di dalam magnum opusnya, Spirits of the Laws, yang terbit tahun 1748.
Sehubungan dengan konsep pemisahan kekuasaan, Montesquieu menulis sebagai berikut : "Dalam tiap pemerintahan ada tiga macam kekuasaan: kekuasaan legislatiI; kekuasaan eksekutiI, mengenai hal-hal yang berkenan dengan dengan hukum antara bangsa; dan kekuasan yudikatiI yang mengenai hal-hal yang bergantung pada hukum sipil.
Dengan kekuasaan pertama, penguasa atau magistrat mengeluarkan hukum yang telah dikeluarkan. Dengan kekuasaan kedua, ia membuat damai atau perang, mengutus atau menerima duta, menetapkan keamanan umum dan mempersiapkan untuk melawan invasi. Dengan kekuasaan ketiga, ia menghukum penjahat, atau memutuskan pertikaian antar individu-individu. Yang akhir ini kita sebut kekuasaan yudikatiI, yang lain kekuasaan eksekutiI negara."
Dengan demikian, konsep Trias Politika yang banyak diacu oleh negara-negara di dunia saat ini adalah Konsep yang berasal dari pemikir Perancis ini. Namun, konsep ini terus mengalami persaingan dengan konsep-konsep kekuasaan lain semisal Kekuasaan Dinasti rab Saudi), Wilayatul Faqih Iran), Diktatur Proletariat Korea Utara, Cina, Kuba).
ungsi-fungsi Kekuasaan Legislatif
LegislatiI adalah struktur politik yang Iungsinya membuat undang-undang. Di masa kini, lembaga tersebut disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia), ouse of Representative merika Serikat), ataupun ouse of Common Inggris). Lembaga- lembaga ini dipilih melalui mekanisme pemilihan umum yang diadakan secara periodik dan berasal dari partai-partai politik.
Melalui apa yang dapat kami ikhtisarkan dari karya Michael G. Roskin, et.al, termaktub beberapa Iungsi dari kekuasaan legislatiI sebagai berikut : Lawmaking, Constituency Work, Supervision and Critism Government, Education, dan Representation.
Lawmaking adalah Iungsi membuat undang-undang. Di Indonesia, undang-undang yang dikenal adalah Undang-undang Ketenagakerjaan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Guru Dosen, Undang-undang Penanaman Modal, dan sebagainya. Undang-undang ini dibuat oleh DPR setelah memperhatikan masukan dari level masyarakat.
onstituency Work adalah Iungsi badan legislatiI untuk bekerja bagi para pemilihnya. Seorang anggota DPR/legislatiI biasanya mewakili antara 100.000 s/d 400.000 orang di Indnesia. Tentu saja, orang yang terpilih tersebut mengemban amanat yang sedemikian besar dari sedemikian banyak orang. Sebab itu, penting bagi seorang anggota DPR untuk melaksanakan amanat, yang harus ia suarakan di setiap kesempatan saat ia bekerja sebagai anggota dewan. Berat bukan ?
Supervision and ritism of Covernment, berarti Iungsi legislatiI untuk mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang oleh presiden/perdana menteri, dan segera mengkritiknya jika terjadi ketidaksesuaian. Dalam menjalankan Iungsi ini, DPR melakukannya melalui acara dengar pendapat, interpelasi, angket, maupun mengeluarkan mosi kepada presiden/perdana menteri.
Education adalah Iungsi DPR untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. nggota DPR harus memberi contoh bahwa mereka adalah sekadar wakil rakyat yang harus menjaga amanat dari para pemilihnya. Mereka harus selalu memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana cara melaksanakan kehidupan bernegara yang baik. Sebab, hampir setiap saat media massa meliput tindak-tanduk mereka, baik melalui layar televisi, surat kabar, ataupun internet.
#epresentation merupakan Iungsi dari anggota legislatiI untuk mewakili pemilih. Seperti telah disebutkan, di Indonesia, seorang anggota dewan dipilih oleh sekitar 300.000 orang pemilih. ah, ke-300.000 orang tersebut harus ia wakili kepentingannya di dalam konteks negara. Ini didasarkan oleh konsep demokrasi perwakilan. Tidak bisa kita bayangkan jika konsep demokrasi langsung yang diterapkan, gedung DPR akan penuh sesak dengan 300.000 orang yang datang setiap hari ke Senayan. Bisa-bisa hancur gedung itu. Masalah yang muncul adalah, anggota dewan ini masih banyak yang kurang peka terhadap kepentingan para pemilihnya. Ini bisa kita lihat dari masih banyaknya demonstrasi-demonstrasi yang muncul di aneka isu politik.
ungsi-fungsi Kekuasaan Eksekutif
EksekutiI adalah kekuasaaan untuk melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh LegislatiI. Fungsi-Iungsi kekuasaan eksekutiI ini garis besarnya adalah : Chief of state, ead of government, Party chief, Commander in chief, Chief diplomat, Dispenser of appointments, dan Chief legislators.
EksekutiI di era modern negara biasanya diduduki oleh Presiden atau Perdana Menteri. ChieI oI State artinya kepala negara, jadi seorang Presiden atau Perdana Menteri merupakan kepada suatu negara, simbol suatu negara. papun tindakan seorang Presiden atau Perdana Menteri, berarti tindakan dari negara yang bersangkutan. Fungsi sebagai kepala negara ini misalnya dibuktikan dengan memimpin upacara, peresmian suatu kegiatan, penerimaan duta besar, penyelesaian konIlik, dan sejenisnya.
ead of Covernment, artinya adalah kepala pemerintahan. Presiden atau Perdana Menteri yang melakukan kegiatan eksekutiI sehari-hari. Misalnya mengangkat menteri-menteri, menjalin perjanjian dengan negara lain, terlibat dalam keanggotaan suatu lembaga internasional, menandatangi surat hutang dan pembayarannya dari lembaga donor, dan sejenisnya. Di dalam tiap negara, terkadang terjadi pemisahaan Iungsi antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.
Di Inggris, kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris, demikian pula di Jepang. Di kedua negara tersebut kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Di Indonesia ataupun merika Serikat, kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh Presiden.
Party hief berarti seorang kepala eksekutiI sekaligus juga merupakan kepala dari suatu partai yang menang pemilu. Fungsi sebagai ketua partai ini lebih mengemuka di suatu negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer. Di dalam sistem parlementer, kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang berasal dari partai yang menang pemilu.
Namun, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensil terkadang tidak berlaku kaku demikian. Di masa pemerintahan Gus Dur di Indonesia) menunjukkan hal tersebut. Gus Dur berasal dari partai yang hanya memenangkan 9 suara di Pemilu 1999, tetapi ia menjadi presiden. Selain itu, di sistem pemerintahan parlementer, terdapat hubungan yang sangat kuat antara eksekutiI dan legislatiI oleh sebab seorang eksekutiI dipilih dari komposisi hasil suara partai dalam pemilu. Di sistem presidensil, pemilu untuk memilih anggota dewan dan untuk memilih presiden terpisah.
ommander in hief adalah Iungsi mengepalai angkatan bersenjata. Presiden atau perdana menteri adalah pimpinan tertinggi angkatan bersenjata. Seorang presiden atau perdana menteri, meskipun tidak memiliki latar belakang militer memiliki peran ini. Namun, terkadang terdapat pergesekan dengan pihak militer jika yang menjadi presiden ataupun perdana menteri adalah orang bukan kalangan militer.
Sekali lagi, ini pernah terjadi di era Gus Dur, di mana banyak instruksi-instruksinya kepada pihak militer tidak digubris pihak yang terakhir, terutama di masa kerusuhan sektarian agama) yang banyak terjadi di masa pemerintahannya.
hief Diplomat, merupakan Iungsi eksekutiI untuk mengepalai duta-duta besar yang tersebar di perwakilan negara di seluruh dunia. Dalam pemikiran trias politika John Locke, termaktub kekuasaan IederatiI, kekuasaan untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Demikian pula di konteks aplikasi kekuasaan eksekutiI saat ini. EksekutiI adalah pihak yang mengangkat duta besar untuk beroperasi di negara sahabat, juga menerima duta besar dari negara lain.
Dispenser of Appointment merupakan Iungsi eksekutiI untuk menandatangani perjanjian dengan negara lain atau lembaga internasional. Dalam Iungsi ini, penandatangan dilakukan oleh presiden, menteri luar negeri, ataupun anggota-anggota kabinet yang lain, yang diangkat oleh presiden atau perdana menteri.
hief Legislation, adalah Iungsi eksekutiI untuk mempromosikan diterbitkannya suatu undang-undang. Meskipun kekuasaan membuat undang-undang berada di tangan DPR, tetapi di dalam sistem tata negara dimungkinkan lembaga eksekutiI mempromosikan diterbitkannya suatu undang-undang oleh sebab tantangan riil dalam implementasi suatu undang-undang banyak ditemui oleh pihak yang sehari-hari melaksanakan undang-undang tersebut.
ungsi-fungsi Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan YudikatiI berwenang menaIsirkan isi undang-undang maupun memberi sanksi atas setiap pelanggaran atasnya. Fungsi-Iungsi YudikatiI yang bisa dispesiIikasikan kedalam daItar masalah hukum berikut : Criminal law petty oIIense, misdemeanor, Ielonies); Civil law perkawinan, perceraian, warisan, perawatan anak); Constitution law masalah seputan penaIsiran kontitusi); Administrative law (hukum yang mengatur administrasi negara); International law perjanjian internasional). O Criminal Law penyelesaiannya biasanya dipegang oleh pengadilan pidana yang di Indonesia siIatnya berjenjang, dari Pengadilan Negeri tingkat kabupaten), Pengadilan Tinggi tingkat provinsi, dan Mahkamah gung tingkat nasional). O Civil law juga biasanya diselesaikan di Pengadilan Negeri, tetapi khusus umat Islam biasanya dipegang oleh Pengadilan gama. O Constitution Law kini penyelesaiannya ditempati oleh Mahkamah Konstitusi. Jika individu, kelompok, lembaga-lembaga negara mempersoalkan suatu undang-undang atau keputusan, upaya penyelesaian sengketanya dilakukan di Mahkamah Konstitusi. O Administrative Law penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan Tata Usaha Negara, biasanya kasus-kasus sengketa tanah, sertiIikasi, dan sejenisnya. Sementara itu, O International Law tidak diselesaikan oleh badan yudikatiI di bawah kendali suatu negara melainkan atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB).
---------------------------------------------------- #eferensi : O Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2001).
O Michael G. Roskin, et al., Political Science: An Introduction, Bab 13, 14
Merekonstruksi Trias Politika yang Korup Selasa, 08 Maret 2011 00:01 WIB Korupsi di negeri ini nyaris sudah "menyatu" dengan sistem kekuasan, meskipun tentunya harus tetap diyakini bahwa masih ada peluang untuk membersihkan benalu korupsi dari roda birokrasi kekuasaan negara asal ada kemauan, komitmen dan kejujuran dari semua pihak, khususnya para elite di lingkungan legislatiI, eksekutiI dan yudikatiI. Korupsi di negeri ini dalam cara pandang IilsaIat Iondasionalisme, dilihat sebagai dampak dari penyalahgunaan kekuasaan abuse oI power) di lingkungan kekuasaan negara. Kekuasaan yang absolut ditambah lemahnya sistem pengawasan dan ketertutupan mekanisme penyelenggaraan kekuasaan telah membuka peluang terjadinya korupsi absolute powet tends to corrupt). Musuh terbesar dari upaya perwujudan kepemerintahan yang bersih clean governance) adalah nihilisme atau absennya sistem pengawasan. Kekuasaan yang tertutup dan jauh dari kontrol publik membawa pada hasrat subjek yang berkuasa untuk mendominasi dan memanipulasi. Dalam kondisi tersebut Pierre Bourdieu mengajak untuk membongkar selubung dominasi menggunakan strategi praktis dengan cara mengobjektivasi subjek. rtinya, peluang untuk melakukan tindakan-tindakan koruptiI harus dieliminasi dengan menerapkan sistem pengawasan eIektiI pada setiap lini penggunaan wewenang authority) pada pusat-pusat kekuasaan dan memperkokoh sistem saling mengawasi checks and balances) antar poros-poros kekuasaan negara. Belitan korupsi di lingkungan birokrasi kekuasaan eksekutiI dapat diurai dengan menelusuri kembali rentang kendali span oI control) organisasi kekuasaan eksekutiI pusat/daerah), sambil mengeIektiIkan berbagai jalur pengawasan melalui kebijakan pengawasan terpadu yang puncaknya secara langsung dikendalikan oleh Presiden/Wapres. Hal itu sangat penting mengingat gurita korupsi yang melilit birokrasi eksekutiI sangat luas cakupannya. Korupsi di negeri ini kini menjadi rimba permasalahan yang kian tak jelas batas-batasnya dan cara menyelesaikannya. Sebuah kejahatan struktural yang di dalamnya berkelindan permainan posisi/kekuasaan, ambisi, amoralitas, penyalahgunaan wewenang abuse oI power) dan berakar pada pada apa yang oleh Nietzsche disebut kehendak berkuasa the will oI power). Nietzsche semasa hidupnya mengatakan bahwa hakikat dunia ini tak lain adalah kekuatan. Hidup adalah kumpulan kekuatan-kekuatan yang berada di bawah satu penguasaan. Reduksi dalam pengungkapan jaringan maIia pajak dalam proses penegakan hukum berkelindan dengan transaksi kepentingan politik yang kian membawa hukum di negeri ini memasuki dunia kamuIlase semiotik. Hukum telah menjadi sebuah Iatamorgana mirage) yaitu sebuah ontologi citraan dan semiotika yang dibangun di atas sebuah tanda dusta Ialse sign) atau kebohongan. Hukum telah menjadi penanda yang hampa empty signiIier) di saat konsitusi pun tak lagi sahih mengatur perilaku lembaga-lembaga negara dan aparat penegak hukum diperkuda oleh hasrat epithumia yaitu naluri irasional/instingiI sehingga bertekuk lutut di hadapan uang. Citra kamuIlase camouIlage image) telah menjadikan hukum sekedar bersiIat transaksional dan instrumental di bawah kendali aktor-aktor kepentingan politik dan ekonomi. Hukum dalam kamuIlase semiotik hanya berganti-ganti permukaan tanda atau kulit luar Iorm), tetapi substansi dibaliknya content) tetap tak berubah. Pengungkapan seluruh jaringan maIia pajak dengan kasus Gayus sebagai puncak gunung es-nya dalam pandangan Ricoeur akan menarik garis hubungan mutual sirkuler mutual-circular) antara Iiksi bahwa pajak di negeri diwartakan sebagai instrumen kebijakan untuk melakukan redistribusi kesejahteraan welIare redistribution) Iungsi mengatur) dengan realitas bahwa negeri ini kian salah urus dalam mengelola pajak dan kekayaan negara yang menjadikannya hanya menguntungkan oknum yang korup yang bersembunyi di balik birokrasi negara. Pilkada yang seharusnya menjadi Iorum kedaulatan rakyat kini tak ubahnya sebuah arena kontestasi kekuatan yang distimulasi oleh kehendak berkuasa dan di dalamnya tak jarang menghadirkan amoralitas permainan kekuasaan politik. Kalaulah demokrasi menjadi pembungkus dari pilkada, struktur perpolitikan yang tak terbiasa untuk melihat yang lain baca: lawan politik) dari kedekatan dan dengan hati passion), menjadikan pilkada menjadi sebuah pertarungan harga diri kelompok yang berkelindan dengan ambisi serta hasrat berkuasa. Padahal dalam pandangan Martin Heidegger bagaimana individu-indivu menjadikan dirinya subyek yang mencintai kebebasan atau keberkuasaan dan mengakui hadirnya yang lain dengan penuh hormat dan kesanggrahan hospitality) atau meng-ada di dunia dengan perhatian care) menentukan kebusukan atau keharuman sebuah masyarakat. Di lingkungan kekuasaan legislatiI, benang kusut korupsi perlu diurai dengan melakukan pembongkaran struktur politik yang memicu terjadinya tindakan-tindakan koruptiI. Sudah jamak diketahui bahwa sistem pemilu yang miskin nilai dan sarat jebakan money politic yang dipraktikkan selama ini telah menyebabkan para elite politik, baik di lingkungan legislatiI maupun pada pucuk pimpinan eksekutiI pusat/daerah) terjerat siklus perputaran transaksi kepentingan politik dan ekonomi yang mensubordinasi demokrasi. Sistem pengawasan legislatiI yang memungkinkan para anggota legislatiI mengawasi langsung lembaga eksekutiI sampai pada satuan tiga hirarki eksekutiI pusat maupun daerah telah menyebabkan merebaknya korupsi yang disebabkan adanya simbiosis mutualistis antara legislatiI dan eksekutiI. lhasil, demokrasi menjadi dangkal dan hukum menjadi instrumen untuk mengabsahkan transaksi kepentingan politik dan ekonomi tersebut pascaterpilih dalam jabatan- jabatan publik. Di lingkungan yudikatiI, korupsi masih sering terjadi karena tidak eIektiInya sistem pengawasan, khususnya pengawasan internal, rendahnya penghargaan atas proIesi dan habitus publik penegakan hukum yang sarat dengan perilaku koruptiI. Siklus transaksi kepentingan politik dan ekonomi tak jarang juga merambah sampai ke ranah yudikatiI. Hakim acapkali tak kuasa melawan inIiltrasi kuasa ekonomi maupun politik dalam Iungsi yudisial yang dijalankannya, sehingga cukup banyak putusan tak sampai mengonstruksi keadilan sosial social jusctice) yang diamanatkan oleh sila kelima Pancasila dan konstitusi. kibatnya, negara hukum yang dinisbatkan oleh konstitusi sebagai karakter dari negeri ini kehilangnya perIormanya dan telah menjadi negara kekuasaan machtstaat) bahkan maIiastaat. Berbagai Iaktor di atas telah mendorong pengabaian tujuan dan nilai karena pada akhirnya yang menentukan adalah keputusan subjek yang berasal dari hasrat dan kepentingan politik maupun ekonomi. Rasio yang mendasari pilihan subjek-subjek tersebut adalah rasio instrumental, yaitu cara berpikir jangka pendek yang mendeIinisikan kehidupan hanya atas dasar persaingan, kekuasaan dan sikap-sikap pragmatis. Rasio instrumental mudah tergoda untuk melayani kepentingan- kepentingan tertentu, bahkan jika untuk hal itu etika dan norma hukum harus dilanggar. Dalam kondisi rezim yang korup, Jacques Derrida menawarkan upaya untuk mendekonstruksi sistem yang korup dan menindas. ReIormasi birokrasi dan sistem politik mendesak untuk segera dilakukan. Dalam konteks penegakan hukum, langkah tersebut perlu dilengkapi dengan upaya untuk segera mengintegrasikan sistem pembuktian terbalik shiIting burden oI prooI) guna menutup peluang sekecil mungkin lepasnya perilaku koruptiI para aktor kekuasaan publik di lingkungan trias politika negara dari jerat hukum. Berbagai tanda sign) yang menunjukkan lemahnya sistem kekuasaan perlu didekonstruksi dan selanjutnya direkonstruksi kembali antara lain: pe)lemahan partisipasi karena pembatasan dan manipulasi, kekakuan sistem dan lemahnya koordinasi, diskresi tanpa batas, serta tumpang tindah/konIlik kewenangan conIlict oI authority). Pengawasan yang dilaksanakan oleh KPK harus diperkuat dengan merevitalisasi sistem pengawasan internal, Iungsional maupun pengawasan publik melalui sistem keterbukaan inIormasi open inIormation system). Cara-cara itu memang memerlukan investasi waktu, dana dan tenaga ditambah perlunya dukungan komitmen dari seluruh elemen bangsa. Namun, jika tidak segera dimulai, benang kusut korupsi akan kian sulit diurai.
leh Dr W Riawan Tjandra SH Mhum Direktur Pascasarjana Universitas Atma 1aya Yogyakarta
Trias politika kita cacat moral? Oleh Hariyanto Imadha Published On: 27 May 2011 Menurut IilsuI politik Prancis, Montesquieu, trias politika adalah sebuah konsep kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan. Pertama, kekuasaan legislatiI atau membuat undang-undang. Kedua, kekuasaan eksekutiI atau kekuasaan melaksanakan undang-undang. Ketiga, kekuasaan yudikatiI atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-undang. DPR sebagai lembaga legislatiI salah satu Iungsinya adalah sebagai lembaga pembuat undang-undang. Masalahnya, banyak undang-undang yang dianggap prokaum kapitalis dan kurang prorakyat, terutama rakyat miskin. Di samping itu, DPR terkesan semena-mena menggunakan uang negara yang berasal dari rakyat. Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan keserakahan oknum DPR tersebut. Sementara itu, pemerintah atau presiden dan kabinetnya merupakan lembaga pelaksana undang-undang. Namun di dalam praktiknya, beberapa hak prerogratiI presiden telah dikebiri oleh DPR sehingga hakikat dari hak prerogratiI menjadi tidak banyak gunanya. Dengan dihapusnya GBHN, maka rencana jangka pendek, menengah dan panjang merupakan maniIestasi dari visi dan misi presiden terpilih. Jadi bukan penjabaran dari UUD 1945. pakah hal demikian akan dipertahankan terus-menerus? Bahkan, korupsi dan pungli juga tetap merajalela di lingkungan pemerintahan ataupun birokrasi dari pusat hingga daerah. Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan keserakahan oknum lembaga eksekutiI tersebut. Sementara itu Polri, kejaksaan, Mahkamah gung dan beberapa institusi hukum lainnya merupakan lembaga penegak undang-undang. Namun dalam praktiknya, ada oknum penegak hukum yang justru memperjualbelikan hukum. Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan keserakahan oknum penegak hukum tersebut. Menurut Mentesquieu, ada dua ciri khas trias politika, yaitu independensi dan saling mengawasi. Bagaimana teori dan praktiknya? Oleh karena itu, ada baiknya kalangan akademisi melakukan kajian ilmiah, kaji ulang, atas keberadaan trias politika di Indonesia. Hariyanto Imadha SD usaloka Sektor XIJ-5, Jl.intan 2 lok S1/11, Tangerang
1r|as o||t|ca dan Checks and 8a|ances a |a Indones|a
Sejak memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 gustus 1945, konstitusi Indonesia terus berproses dalam rangka mewujudkan kehidupan yang demokratis. Undang- Undang Dasar 1945 naskah asli), Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949, Undang- Undang Dasar Sementara 1950 dan Undang- Undang Dasar 1945 amandemen ke- empat) merupakan hasil upaya untuk semakin mendekatkan diri kepada demokrasi. Ditinjau dari asal kata, demokrasi berarti 'rakyat berkuasa atau 'government or rule by the people. Kata Yunani demos berarti 'rakyat dan kratos/ kratein berarti 'kekuasaan/ berkuasa|1|. Dalam demokrasi dikenal konsep Rechstaat negara hukum)|2|. Rechtstaat negara hukum) diartikan sebagai negara yang penyelenggaraan pemerintahannya berdasarkan prinsip- prinsip hukum untuk membatasi kekuasaan pemerintah|3|. Menurut Frederik Julius Stahl, salah satu unsur dalam konsep Rechstaat adalah negara didasarkan kepada Trias Politica pemisahan kekuasaan negara atas kekuasaan legislatiI, kekuasaan eksekutiI dan kekuasaan yudisial)|4|. Menurut Carles de Secondat Baron de Labriede et de Montesquieu|5|: a. Kekuasan LegislatiI adalah sebagai pembuat undang- undang; b. Kekuasaan EksekutiI adalah sebagai pelaksana undang- undang; c. Kekuasaan YudikatiI adalah kekuasaan untuk menghakimi. Dalam sistem ketata negaraan Indonesia pasca mandemen ke- empat Undang- Undang dasar 1945 kekuasaan LegislatiI dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah DPD) selain itu Presiden juga mempunyai hak untuk mengajukan rancangan undang- undang dan turut serta dalam pembahasan rancangan undang- undang bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR). Kekuasaan EksekutiI dilaksanakan oleh Presiden. Kekuasaan YudikatiI dilaksanakan oleh Mahkamah gung M) dan Mahkamah Konstitusi MK)|6|. Dalam rangka menjamin bahwa masing- masing kekuasaan tidak melampaui batas kekuasaannya maka diperlukan suatu sistem checks and balances system sistem pengawasan dan keseimbangan). Dalam checks and balances system, masing- masing kekuasaan saling mengawasi dan mengontrol. Checks and balances system merupakan suatu mekanisme yang menjadi tolok ukur kemapanan konsep negara hukum dalam rangka mewujudkan demokrasi. Dalam konstitusi Indonesia, Iungsi kontrol LegislatiI terhadap EksekutiI meliputi persetujuan terhadap kekuasaan Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain; review terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang perpu) yang dibuat oleh Presiden, pembahasan Rancangan nggaran dan Pendapatan Belanja Negara RPBN) bersama Presiden. Selain Iungsi kontrol tersebut, DPR juga dapat mengajukan usul kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR) untuk memberhentikan Presiden karena melakukan pengkhianatan terhadap negara, korupsi penyuapan, tindak pidana berat lainnya, perbuatan tercela mau pun bila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden. Dalam pelaksanaan Iungsi kontrol tersebut peran DPD sangat minim, yaitu sebatas 'dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang- undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama. DPD tidak berwenang secara langsung untuk menindak lanjuti hasil pengawasan tetapi hanya sebatas menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Dalam menjalankan Iungsi kontrol terhadap kekuasaan YudikatiI M dan MK), DPR berwenang melakukan penyaringan terhadap para calon hakim agung dan mengajukan tiga dari sembilan orang hakim konstitusi. Di merika Serikat sebagai kiblat konsep checks and balances system, dalam hal pelaksanaan Iungsi kontrol kekuasaan EksekutiI terhadap LegislatiI, Presiden diberi kewenangan untuk memveto rancangan undang- undang yang telah diterima oleh Congress semacam MPR), akan tetapi veto tersebut dapat dibatalkan oleh Congress dengan dukungan 2/3 suara dari ouse of Representative semacam DPR) dan Senate semacam lembaga utusan negara bagian)|7|. Dalam Undang- Undang Dasar 1945 tidak terdapat ketentuan mengenai hak veto tersebut tetapi pembahasan setiap rancangan undang- undang dilakukan oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama|8|. Selain hak pembahasan dan persetujuan bersama, Presiden juga diberikan hak untuk mengajukan rancangan undang- undang kepada DPR|9|. Keterlibatan Presiden sebagai pemegang kekuasaan EksekutiI dalam kegiatan membuat undang- undang membuatnya juga memegang kekuasaan LegislatiI sehingga Presiden mempunyai kekuasaan ganda. Hal tersebut tidak konsisten dengan asas Trias Politica pemisahan kekuasaan). Sejauh ini di negara- negara yang menganut sistem presidensial, kekuasaan LegislatiI diserahkan kepada parlemen, sedangkan Presiden mempunyai hak veto. Diantara negara- negara tersebut hanya konstitusi Indonesia dan Puerto Rico yang memberikan hak legislasi bersama parlemen kepada Presiden|10|. Sedangkan dalam Iungsi kontrol tehadap kekuasaan YudikatiI, Presiden diberikan kewenangan untuk menyetujui dan menetapkan calon hakim agung sebagai hakim agung|11|, selain itu Presiden juga diberikan kewenangan untuk mengajukan tiga dari sembilan orang hakim Konstitusi dan menetapkan para hakim Konstitusi tersebut|12|. Dalam rangka Iungsi pengawasan kekuasaan YudikatiI terhadap kekuasaan EksekutiI, M diberikan kewenangan untuk menguji peraturan perundang- undangan yang kedudukannya dibawah undang- undang terhadap undang- undang|13|. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, bentuk- bentuk dan tata- urutan perundang- undangan meliputi: Undang- Undang Dasar UUD) dan perubahan UUD. Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Perpu). Peraturan Pemerintah. Peraturan Presiden. Peraturan Daerah. Nenuiut penuapat }imly Asshiuuiqie, ualam piaktik uisamping peiatuian peiunuang- unuangan teisebut masih banyak bentuk peiatuian peiunuang- unuangan lain sepeiti Peiatuian Nenteii, Peiatuian Bank Inuonesia, Peiatuian Nahkamah Agung, Peiatuian Nahkamah Konstitusi, Peiatuian uan Keputusan Bauan Pemeiiksa Keuangan, ull|j. Kewenangan teisebut uibeiikan kepaua NA kaiena Inuonesia belum membentuk NK. Bengan uibentuknya NK sebagai "pengawal konstitusi" uan untuk mempeiingan tugas NA maka sebaiknya kewenangan menguji NA uiseiahkan kepaua NK. Bal teisebut juga supaya semua peiatuian peiunuang- unuangan uapat uiuji teihauap unuang- unuang uasai sehingga uapat teiwujuu supiemasi konstitusi. Selain hal tersebut, MK juga diberikan kewenangan untuk memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar|15|. Dalam rangka melaksanakan konsep checks and balances yang lazim, sebaiknya Presiden tidak boleh turut bersama Dewan Perwakilan Rakyat DPR) dalam pembahasan rancangan undang- undang dan hak Presiden untuk mengajukan rancangan undang- undang sebaiknya dihapus. Sebagai mekanisme kontrol terhadap LegislatiI, Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutiI diberikan hak veto atas rancangan undang- undang yang akan disahkan LegislatiI. Perubahan tersebut wajib dicantumkan dalam amandemen undang- undang dasar. Selain hal tersebut, hak uji peraturan perundang- undangan sebaiknya diberikan kepada Mahkamah Konstitusi MK) sehingga semua peraturan perundang- undangan diuji terhadap undang- undang dasar.
I1IM LM8AGIAN kLkUAAAN NLGAkA kLU8LIk INDCNLIA MLNUkU1 UUD 194S Posteu on Nei by anuukot
BAB I PENDAHULUAN Pembagian kekuasaan pemeiintahan sepeiti uiuapat gaiis-gaiis besainya ualam susunan ketatanegaiaan menuiut 0nuang-0nuang Basai 9 aualah beisumbei kepaua susunan ketatanegaiaan Inuonesia asli, yang uipengaiuhi besai oleh pikiian-pikiian falsafah negaia Inggiis, Peiancis, Aiab, Ameiika Seiikat uan Soviet Rusia. Aliian pikiian itu oleh Inuonesia uan yang uatang uaii luai, uipeihatikan sungguh-sungguh ualam pengupasan ketatanegaiaan ini, semata-mata untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemeiintahan menuiut konstitusi pioklamasi. Pembagian kekuasaan pemeiintah Republik Inuonesia 9 beiuasaikan ajaian pembagian kekuasaan yang uikenal gaiis-gaiis besainya ualam sejaiah ketatanegaiaan Inuonesia; tetapi pengaiuh uaii luai; uiambil tinuakan atas tiga kekuasaan, yang uinamai Tiias Politica, sepeiti uikenal ualam sejaiah kontitusi ui Eiopa Baiat uan ameiika Seiikat. Ajaian Tiias Politica uiluai negeii paua hakikatnya menuahulukan uasai pembagian kekuasaan, uan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Tiias Politica) aualah hanya akibat uaii pemikiian ketatanegaiaan untuk membeiantas tinuakan sewenang-wenang pemeiintah uan untuk menjamin kebebasan iakyat yang teipeiintah. Ajaian Tiias Politika uilahiikan oleh pemikii Inggiis }hon Locke uan oleh pemikii Peiancis ue Nontesquieu uijabaikan ualam bukunya L'Espiis ues Lois, yang menganuung maksuu bahwa kekuasaan masing-masing alat peilengkapan negaia atau lembaga negaia yang menuiut ajaian teisebut aualah : a. Bauan legislatif, yaitu bauan yang beitugas membentuk 0nuang- unuang b. Bauan eksekutif yaitu bauan yang beitugas melaksanakan unuang- unuang c. Bauan juuikatif, yaitu bauan yang beitugas mengawasi pelaksanaan 0nuang-unuang, memeiiksa uan megauilinya. BAB II PEMBAHASAN Sistem ketatanegaiaan Republik Inuonesia menuiut 00B 9, tiuak menganut suatu sistem negaia manapun, tetapi aualah suatu sistem khas menuiut kepiibauian bangsa inuonesia, namun sistem ketatanegaiaan Republik inuonesia tiuak teilepas uaii ajaian Tiias Politica Nontesquieu. Ajaian tiias politica teisebut aualah ajaian tentang pemisahan kekuasaan negaia menjaui tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, uan }uuikatif yang kemuuian masing-masing kekuasaan teisebut ualam pelaksanaannya uiseiahkan kepaua satu bauan manuiii, aitinya masing-masing bauan itu satu sama lain tiuak uapat saling mempengaiuhi uan tiuak uapat saling meminta peitanggung jawaban. Apabila ajaian tiias politika uiaitikan suatu ajaian pemisahan kekuasaan maka jelas 0nuang-unuang Basai 9 menganut ajaian teisbut, oleh kaiena memang ualam 00B 9 kekuasaan negaia uipisah-pisahkan, uan masing-masing kekuasaan negaia teisebut pelaksanaannya uiseiahkan kepaua suatu alat peilengkapan negaia. Susunan oiganisasi negaia aualah alat-alat peilengkapan negaia atau lembaga-lembaga negaia yang uiatui ualam 00B 9 baik baik sebelum maupun sesuuah peiubahan. Susunan oiganisasi negaia yang uiatui ualam 00B 9 sebelum peiubahan yaitu : () Najelis Peimusyawaiatan Rakyat (NPR) () Piesiuen () Bewan Peitimbagan Agung (BPA) () Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR) () Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK) () Nahkmah Agung (NA) Bauan-bauan kenegaiaan itu uisebut lembaga-lembaga Negaia. Sebelum peiubahan 00B 9 lembaga-lembaga Negaia teisebut uiklasifikasikan, yaitu NPR aualah lembaga teitinggi Negaia, seuangkan lembaga-lembaga kenegaiaan lainnya sepeiti piesiuen, BPR, BPK, BPA uan NA uisebut sebagai lembaga tinggi Negaia. Sementaia itu menuiut hasil peiubahan lembaga-lembaga negaia yang teiuapat ualam 00B 9 aualah sebagai beiikut: () Najelis Peimusyawaiatan Rakyat (NPR) () Piesiuen () Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR) () Bewan Peiwakilan Baeiah (BPB) () Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK) () Nahkmah Agung (NA) () Nahkamah Konstitusi (NK) Secaia institusional, lembaga-lembaga negaia meiupakan lembaga kenegaiaan yang beiuiii senuiii yang satu tiuak meiupakan bagian uaii yang lain. Akan tetapi, ualam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negaia tiuak teilepas atau teipisah secaia mutlak uengan lembaga negaia lain, hal itu menunjukan bahwa 00B 9 tiuak menganut uoktiin pemisahan kekuasaan. Bengan peikataan lain, 00B 9 menganut asas pembagian kekuasaan uengan menunjuk paua jumlah bauan-bauan kenegaiaan yang uiatui uiualamnya seita hubungan kekuasaan uiantaia bauan-bauan kenegaiaan yang aua, yaitu; A. Sebelum Perubaban . MPR, sebagai pelaksana keuaulatan iakyat, mempunyai kekuasaan untuk menetapkan 00B, uBBN, memilih Piesiuen uan Wakil Piesiuen seita mengubah 00B . Presiden, yang beikeuuuukan uibawah NPR, mempunyai kekuasaan yang luas yang uapat uigolongkan keualam bebeiapa jenis: a. Kekuasaan penyelenggaian pemeiintahan; b. Kekuasaan uiualam biuang peiunuang unuangan, menetapakn PP, Peipu; c. Kekuasaan ualam biuang yustisial, beikaitan uengan pembeiian giasi, amnesti, abolisi uan iehabilitasi; u. Kekuasaan ualam biuang hubungan luai negeii, yaitu menyatakan peiang, membuat peiuamaian uan peijanjian uengan Negaia lain, mengangkat uuta uan konsul. . DPR, sebagai pelaksana keuaulatan iakyat mempunyai kekuasaan utama, yaitu kekuasaan membentuk unuang-unuang (beisama-sama Piesiuen uan mengawasi tinuakan piesiuen. . DPA, yang beikeuuuukan sebagai bauan penasehat Piesiuen, beikewajiban membeiikan jawaban atas peitanyaan piesiuen uan beihak mengajukan usul kepaua pemeiintah . BPK, sebagai "counteipait" teikuat BPR, mempunyai kekuasaan untuk memeiiksa tanggung jawab keuangan Negaia uan hasil pemeiiksaannya uibeiitahukan kepaua BPR. . MA, sebagai bauan kehakiman yang teitinggi yang uiualam menjalankan tugasnya tiuak boleh uipengaiuhi oleh kekuasaan pemeiintah. B. Setelab Perubaban . MPR, Lembaga tinggi negaia sejajai keuuuukannya uengan lembaga tinggi negaia lainnya sepeiti Piesiuen, BPR, BPB, NA, NK, BPK, menghilangkan kewenangannya menetapkan uBBN, menghilangkan kewenangannya mengangkat Piesiuen (kaiena piesiuen uipilih secaia langsung melalui pemilu), tetap beiwenang menetapkan uan mengubah 00B, susunan keanggotaanya beiubah, yaitu teiuiii uaii anggota Bewan Peiwakilan Rakyat uan angota Bewan Peiwakilan Baeiah yang uipilih secaia langsung melalui pemilu. . DPR, Posisi uan kewenangannya uipeikuat, mempunyai kekuasan membentuk 00 (sebelumnya aua ui tangan piesiuen, seuangkan BPR hanya membeiikan peisetujuan saja) sementaia pemeiintah beihak mengajukan R00, Pioses uan mekanisme membentuk 00 antaia BPR uan Pemeiintah, Nempeitegas fungsi BPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaian, uan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontiol antai lembaga negaia. . DPD, Lembaga negaia baiu sebagai langkah akomouasi bagi keteiwakilan kepentingan uaeiah ualam bauan peiwakilan tingkat nasional setelah uitiauakannya utusan uaeiah uan utusan golongan yang uiangkat sebagai anggota NPR, kebeiauaanya uimaksuukan untuk mempeikuat kesatuan negaia Republik Inuonesia, uipilih secaia langsung oleh masyaiakat ui uaeiah melalui pemilu, mempunyai kewenangan mengajukan uan ikut membahas R00 yang beikaitan uengan otonomi uaeiah, hubungan pusat uan uaeiah, R00 lain yang beikait uengan kepentingan uaeiah. . BPK, Anggota BPK uipilih BPR uengan mempeihatikan peitimbangan BPB, beiwenang mengawasi uan memeiiksa pengelolaan keuangan negaia (APBN) uan uaeiah (APBB) seita menyampaikan hasil pemeiiksaan kepaua BPR uan BPB uan uitinuaklanjuti oleh apaiat penegak hukum, beikeuuuukan ui ibukota negaia uan memiliki peiwakilan ui setiap piovinsi, mengintegiasi peian BPKP sebagai instansi pengawas inteinal uepaitemen yang beisangkutan ke ualam BPK. . Presiden, Nembatasi bebeiapa kekuasaan piesiuen uengan mempeibaiki tata caia pemilihan uan pembeihentian piesiuen ualam masa jabatannya seita mempeikuat sistem pemeiintahan piesiuensial, Kekuasaan legislatif sepenuhnya uiseiahkan kepaua BPR, Nembatasi masa jabatan piesiuen maksimum menjaui uua peiioue saja, Kewenangan pengangkatan uuta uan meneiima uuta haius mempeihatikan peitimbangan BPR, kewenangan pembeiian giasi, amnesti uan abolisi haius mempeihatikan peitimbangan BPR, mempeibaiki syaiat uan mekanisme pengangkatan calon piesiuen uan wakil piesiuen menjaui uipilih secaia langsung oleh iakyat melui pemilu, juga mengenai pembeihentian jabatan piesiuen ualam masa jabatannya. . Mabkmab Agung, Lembaga negaia yang melakukan kekuasaan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggaiakan peiauilan untuk menegakkan hukum uan keauilan |Pasal ayat ()j, beiwenang mengauili paua tingkat kasasi, menguji peatuian peiunuang- unuangan ui bawah 0nuang-unuang uan wewenang lain yang uibeiikan 0nuang-unuang.ui bawahnya teiuapat bauan-bauan peiauilan ualam lingkungan Peiauilan 0mum, lingkungan Peiauilan Agama, lingkungan Peiauilan militei uan lingkungan Peiauilan Tata 0saha Negaia (PT0N), bauan-bauan lain yang yang fungsinya beikaitan uengan kekuasaan kehakiman uiatui ualam 0nuang-unuang sepeiti : Kejaksaan, Kepolisian, AuvokatPengacaia uan lain-lain. . Mabkamab Konstitusi, Kebeiauaanya uimaksuukan sebagai penjaga kemuinian konstitusi (`W YaS^VSZ [X `W U[Z_``a`[Z), Nempunyai kewenangan: Nenguji 00 teihauap 00B, Nemutus sengketa kewenangan antai lembaga negaia, memutus pembubaian paitai politik, memutus sengketa hasil pemilu uan membeiikan putusan atas penuapat BPR mengenai uugaan pelanggaian oleh piesiuen uan atau wakil piesiuen menuiut 00B, Bakim Konstitusi teiuiii uaii 9 oiang yang uiajukan masing-masing oleh Nahkamah Agung, BPR uan pemeiintah uan uitetapkan oleh Piesiuen, sehingga menceiminkan peiwakilan uaii cabang kekuasaan negaia yaitu yuuikatif, legislatif, uan eksekutif. Atas uasai itu, 00B 9 meletakan asas uan ketentuan-ketentuan yang mengatui hubungan-hubungan (kekuasaan) uiantaia lembaga-lembaga negaia teisebut. Bubungan -hubungan itu auakalanya beisifat timbal balik uan aua kalanya tiuak beisifat timbal balik hanya sepihak atau seaiah saja. BAB III KESIMPULAN Sistem pembagian kekuasaan ui negaia Republik Inuonesia jelas uipengaiuhi oleh ajaian Tiias Politica yang beitujuan untuk membeiantas tinuakan sewenang-wenang penguasa uan untuk menjamin kebebasan iakyat. 0nuang-unuang Basai 9 menganut ajaian Tiias Politica kaiena memang ualam 00B 9 kekuasaan negaia uipisah-pisahkan, uan masing- masing kekuasaan negaia teiuiii uaii Bauan legislatif, yaitu bauan yang beitugas membentuk 0nuang-unuang, Bauan eksekutif yaitu bauan yang beitugas melaksanakan unuang-unuang, Bauan juuikatif, yaitu bauan yang beitugas mengawasi pelaksanaan 0nuang-unuang, memeiiksa uan megauilinya Nenuiut 00B 9 penyelenggaian negaia pelaksanaannya uiseiahkan kepaua suatu alat peilengkapan negaia sepeiti Najelis Peimusyawaiatan Rakyat (NPR), Piesiuen, Bewan Peiwakilan Rakyat (BPR), Bewan Peiwakilan Baeiah (BPB), Bauan Pemeiiksa Keuangan (BPK), Nahkmah Agung (NA), Nahkamah Konstitusi (NK). Lembaga-lembaga negaia meiupakan lembaga kenegaiaan yang beiuiii senuiii yang satu tiuak meiupakan bagian uaii yang lain. Akan tetapi, ualam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negaia tiuak teilepas atau teipisah secaia mutlak uengan lembaga negaia lain, hal itu menunjukan bahwa 00B 9 tiuak menganut uoktiin pemisahan kekuasaan, uengan peikataan lain, 00B 9 menganut asas pembagian kekuasaan uengan menunjuk paua jumlah bauan-bauan kenegaiaan yang uiatui uiualamnya seita hubungan kekuasaan uiantaia bauan-bauan kenegaiaan yang aua. Sistem pembagian kekuasan yang ui anut oleh Republik Inuonesia saat ini tiuak teitutup kemungkinan akan beiubah sesuai uengan kebutuhan masyaiakat Inuonesia, uengan ui amanuemen 00B 9 tahun 999- menunjukan teijauinya peiubahan ualam penyelenggaiaan negaia, namun semua itu tetap ualam keiangka keuaulatan iakyat uiatas segalanya. DAFTAR PUSTAKA . C.S.T. Kansil, Ilmu Negaia, }akaita, PT. Piaunya Paiamita, . Abuy Yuhana, Sistem Ketatanegaiaan Inuonesia Pasca Peiubahan 00B 9, Banuung, Fokusmeuia, . Soehino, Bukum Tatanegaia, Yogyakaita, Libeity, 98
kangkuman D|skus| 1r|as o||t|ka Wednesday 02 eptember 2009 218 AM osted d|skus| o|eh Ierd|nand andey harlan S kemarln memberlLakan keLua u8 Agung laksono mau mengganLl keLua kk yang dlLuduh dalang pembunuhanMaksud saya sampal se[auh mana kekuasan senayan yang kellhaLannya luar blasa kekuasannya selama lnlboleh dlkaLa hamplr menenLukan segala galanyaMungkln ada yang mau membahas penerapan Lrlas pollLlka selama lnl dl 8lSepengeLahuan saya Lrlas pollLlka adalah pembaglan kekuasaan dalam 3 pllar uLama yalLueksekuLlf yudlkaLlf leglslaLlf Apakah lnl dlLerapkan secara murnl dl 8l? ok saya Lunggu pembahasan anda semua? 1anggapan 1 Denn| |nontoan 02]09]209 ?ang klLa Lahu lndonesla lnl memprakLekkan Ldak mempLrakLekkan Lrlas pollLlk seperLl yang dlan[urkan oleh MonLesquleu yalLu pemlsahan kekuasaan anLara LksekuLlf LeglslaLls dan ?udlkaLlf Amerlka anLara laln negara yang memprakLekkan seperLl an[uran MonLesquleu lndonesla barangkall pembaglan kewenangan bukan pemlsahan kekuasaan anLara Llga lembaga lLu lLu sehlngga slsLem klLa sudah korup pada awalnya dennl 1anggapan 2 Ierd|nand pandey 02]09]209 Lerlma kaslh ronl aLas Langgapannya kemudlan bagalmana hubungannya Lrlas pollLlka lnl dengan PAM?uan slapa sebenarnya penceLus Lrlas pollLlkamonLesque dl aLas Lahun 1600 aLau [ohn calvln dlaLas Lahun 1400Memang sewakLu dlsekolah(lupa dl SM aLau SMA)dlbllang monLesqueLapl dlbuku rlwayaL hldup [ohn calvln dla penceLusnya dl[elaskan dla lnl selaln Lheolog dla [uga ahll hukumldeanya lnl karena manusla pada dasarnya berdosa sehlngga kekuasaan suaLu pemerlnLahan Lldak boleh dlsaLu LanganSebagal conLoh ra[a2 (pemerlnLahan kera[aan)pada zamannya8eglLu dulu 1anggapan 3 r|c||||a Lsther 02]09]209 8ole ba Lambaaaaaaaaa Cagasan mengenal pemlsahan kekuasaan (separaLlon of power) aLau pembaglan kekuasaan (dlvlslon of power) dllaLar belakangl oleh prakLek absoluLlsme dalam slsLlm monarkl dl Lropa abad perLengahan yang mana penguasa yang berLlndak sewenangwenang pada rakyaLnyaCleh karena lLu agar LerdapaL proses demokraLlsasl dan konLrol anLar lembaga negara sekallgus mengakomodlr kepenLlngan masyarakaL kekuasaan negara perlu dlplsahkan kedalam berbagal lembaga!ohn Locke melalul bukunya 1wo 1reaLles of CovernmenL memlsahkan kekuasaan negara aLas Llga kekuasaan yalLu 1 kekuasaan LeglslaLlf (membuaL undangundang) 2 kekuasaan LksekuLlf (melaksanakan undangundang) 3 kekuasaan lederaLlf (melakukan hubungan dlplomaLlk dengan negara laln) kemudlan MonLesquleu dalam bukunya L'LsprlL des Lols (1748) 2 memlsahkan kekuasaan negara men[adl Llga macam yalLu 1 kekuasaan LeglslaLlf (membuaL undangundang) 2 kekuasaan LksekuLlf (melaksanakan undangundang) 3 kekuasaan ?udlkaLlf (mengadlll kalau Ler[adl pelanggaran Lerhadap undangundang LersebuL)emlsahan kekuasaan men[adl Llga pusaL kekuasaan Ladl Cleh Lmmanuel kanL dlberl nama 1rlas ollLlka (1rl Llga As poros ollLlka kekuasaan) Sekarang Llba pada perLanyaan Apakah lndonesla menganuL 1rlas ollLlka? klLa llhaL dulu saaL lnl bahwa kekuasaan negara dl lndonesla dlbagl kedalam 6 lembaga Llnggl / LerLlnggl negara dlmana anLar lembaga Llnggl / LerLlnggl negara LersebuL LerdapaL hubungan ker[asama dan koordlnasl saLu sama laln berupa konsep ulvlslon of ower sedangkan menuruL 1rlas ollLlka anLara kekuasan yang saLu dengan yang laln Lerplsah secara Legas konsep SeparaLlon of ower !adl lndonesla se[ak awal Lldak menganuL konsep 1rasl ollLlka secara murnl kalau saya memln[am pernyaLaan darl l rof Mahfud Mu bahwa dalam kenyaLaannya Lldak ada saLu slsLem yang benarbenar asll 1ldak ada Leorl 1rlas ollLlka asll dan Lldak ada slsLem pemerlnLahan murnl karena hamplr semua negara membuaL slsLem dengan senLuhan dan modlflkasl sendlrlsendlrl sesual dengan kebuLuhan domesLlknya kalaupun slsLem lnl dl kalLak dengan korup aLau Lldak korup dalam suaLu negara bulanlah apda penerpan 1rlas ollLlkanya LeLapl pada LLlka penguasanya secara prlbada aLau personal hehehehehehehehe beglLu lnl slch pendapaL dan plklran saya kalo ada yang beda sah dan wa[ar sa[alnl Loch negara bebas dalam mengungkapkan plklranmya 1anggapan 4 Iro|y 02]09]209 1abea rlscllla salam kenal 1erlmakaslh aLas pen[elasan dan pendapaL dl bawah l learn from you Shalom froly 1anggapan S V|ctor Manueke 02]09]209 1abea waya Sesual 1rlas ollLlka pembaglan kekuasaan kekuasaan leglslaLlf u8 kekuasaan eksekuLlfreslden dan kablneLnya kekuasaan yudlkaLlf Mahkamah Agung kalu beglLu M8 punya kekuasaan apa? Salam bae vPM 1anggapan 6 Ierd|nand pandey 02]09]209 Lerlma kaslh aLas pen[elasannya memang apa yang dl[elaskan prlscllla penerapan Lrlas pollLlka dlLenLukan oleh eLlkaendapaL lnl samadengan profSaheLapl bahwa klLab uu ldana dan erdaLa yang berlsl pen[elasan2 dan daLa2harus dl Lafslrkan/dl anallsa oleh manusla!adl pada akhlrnya moral manusla yang menenLukansalah blsa [adl benar dan benar blsa [adl salahkemaball kepada perLanyaan saya yang perLamamenyangkuL pengganLln keLua kkkarena keLuanya dalam Lahanan karena dlLuduh mendalangl pembunuhanuan yang mau mengganLlnya sesual berlLa dlLenLukan oleh keLua u8 agung laksono !adl perLanyaannya dlslnl wewenang slapapreslden aLau u8ermasalahan selama lnl dalam slsLem pemerlnLahan semua lembaga wewenangnya sallng berebuLanConLoh perlnLah Langkap orangpecaL pe[abaL daerahpemerlksaan pe[abaLmengadakan pemekarakan dll kellhaLannya semuannya punya wewenangok dulu 3 1anggapan 7 r|c||||a Lsther 03]09]209 1abea vPM lLulah yang dlkaLakan bahwa lndonesla Lldaklah menganuL 1rlas ollLlka secara murnl dl lndonesla sa[a bukan hanya 3 lembaga ada 8 lembaga Llnggl dan LerLlnggl negara saaL lnl yang dlakul dalam uuu Coz kalo mau dl Lelaah leblh dalam lembaga kepresldenan dan perangkaL kablneLnya men[alankan fungsl leglsLlaLlve semenLara kekuasaan ?udlkaLlf saaL lnl Lldak semaLa dl[alankan oleh MA So kalau memperLanyakan M8 masuk kaLegorl lnl malah akan makln blngunglah klLa Lerleblh pasca 8eformasl dllkuLl dengan Amandemen uuu43 lLulah baglan ollLlk Pukum dl negara lnl wah membahas lnl perlu wakLu kullah 4 SkS dalam 1 semesLerhehehehe hehhe 1anggapan 8 r|c||||a Lsther 03]09]209 lnl namany so mallbuku samua suka [adl penenLu dl negara lnl 8eformasl kebablasan so larl [ao darl 1eorl yang klLa ada bla[ar kamarl apalagl darl A[aran 1eorl llmu negarakalo a[a Pans kelsen masl hldop skarang so nenLau dla mo kase maso dl sub bab mana 1anggapan 9 Ierd|nand pandey 03]09]209 Ck rlsclllaklLa llhaL anda kuasal Lrlas pollLlka lnlLolong dl[elaskan garls besar nya sa[aSupaya banyak orang mengerLlhak dan kewa[lbannya dlnegara 8lApalagl masyarakaL dl daerah sudah Lerlalu lama dl bodoh2hl dan dl Lekanuengan mengeLahul hak dan kewa[lban orang daerah Lldak mudah dladu domba apalagl adu domba yang bermuaLan SA8A8eglLupun mengenal korupsl yang selalu men[adl lsu besarsebagal conLoh pe[abaL dldaerah gampang sekall dlLuduh korupsl padahal semua orang Lau persls slsLem pengaLuran negara sudah rusakSemenLara sudah bukan rahasla umum pe[abaL2 dl senayan se[ak dulu korupsl puluhan s/d raLusan Lrlllun ngak ada yang beranl uLak uLlkdl daerah hanya hllang puluhan [uLa dl eksposL besar2an dan dlburu kayak ular cobra klLa baca dl suara pembaruan perLengahan [ull laluseorang pakar krlmlnal mengaLakan sekarang lnl banyak ke[ahaLan besar yang dlbungkus deml kepenLlngan agamademl keamanan negarademl naslonallsme !adl dengan dlskusl Lrlas pollLlka lnl sedlklLnya dapaL memberl moLlvasl kepada masyarakaL unLuk lkuL mengambll baglan memberl pencerahan bagl bangsa dan negara lnl 1anggapan 10 1anos Irank 03]09]209 8ung lerdlnanL rlscllla lnl sedang menyelesalkan prog S3 bldang Pukum lnLernaLlonal dl 8andung rlsclalla anak muda yang memlllkl repuLasl sangaL balk pada bldang Pukum lnLernaLlonal klra2 baglLu rlscllla?? sekedar lnfo voor bung lerdlnanL salam lrank 1anggapan 11 V|ctor Manueke 03]09]209 1rlms rlscllla Apa belum Llba wakLunya bagl rakyaL lndonesla yg berdaulaL lLu mengadakan penyederhanaan darl 8 lembaga Llnggl negara men[adl 3 lembaga Llnggl negara maksudnya agar rakyaL lndonesla neanda kase ga[l percuma bagl pen[abaL2 yg namanya sa[a pen[abaL Llnggl Lapl sebeLulnya so neanda ada peker[aan kan negara blsa banya menghemaL uang Salam bae vPM 4 1anggapan 12 Denn| |nontoan 03]09]209 Soal lnl blsa dlbaca dalam 8lsalah Sldang 8ukl khususnya dalam sldang 11 !ull 1943 kerancuan poslsl dan wewenang lembaga2 negara klLa lLu sudah darl awal negara lnl dlperslapkan berdlrl ara pendlrl negara klLa [uga mengalaml keblngungan soal lLu Mlsalnya apa kaLa Soekarno berlkuL lnl Sekarang 8usla menolak 1rlas ollLlca sudah 22 Lahun yang lalu SuL ?aL Sen [uga menolak 1rlas ollLlca 30 Lahun yang lalu !adl ada allran yang mengaLakan bahwa 1rlas ollLlca lLu koloL" kemudlan dlsambung oleh Soepomo "Sekarang yang men[alankan cukup Amerlka sendlrl mesklpun allran lLu Llmbul dl erancls LeLapl Lropa 8araL Lldak dl[alankan dengan coosepoeot !adl dengan maksud lLu yang men[alankan peker[aan negara Lldak blsa dlplsah dengan oceel darl kekuasaan pemerlnLah Sebab dalam prakLlk [uga badan yang memblkln undangundang dlserahl [uga peker[aan pemerlnLah kehaklman [uga dlserahkan peker[aan pemerlnLah dan pemerlnLah [uga dlberlk kekuasaan memblkln undangundang Cleh karena lLu 1rlas ollLlca menuruL para ahll Lldak cocok dengan prakLlk" 8eglLupulah dengan benLuk negara 8anyak usulan wakLu lLu mlsalnya ada yang mengusulkan benLuk negara federal Lapl yang kemudlan dlLerlma adalah benLuk negara kesaLuan keblngungan lnl [uga sama halnya dengan keLldak[elasan poslsl Soekarno Lerhadap lslam klLa mengenangnya sebagal Lokoh naslonalls Lapl dla [uga yang memlmpln rapaL anlLla Sembllan yang menghasllkan lagam !akarLa 8eglLu [uga dengan uekrlL reslden 3 !ull 1939 yang menegaskan bahwa lagam !akarLa men[lwal uuu 1943 dennl 1anggapan 13 Ierd|nand pandey 04]09]209 8onnyrlcllla ChrlsLylrank Lerlma kaslh lLu Langgapan dan lnformaslSeLelah membaca pendapaL anda berempaL mengenal 1rlas ollLlka dan kasus M8PkellhaLannya slsLem pemerlnLahan 8l seperLl llngkaran seLan ualam rangka pemecahan llngkaran seLan LersebuL dalam dlskus lnlsaya coba mengangkaL slsLem pemerlnLahan dl uSASebabkalau Lldak salah8onny dan rlsclla bllang hanya Amrlk yang men[alankan secara murnl Lrlas pollLlkaPal lnl mungkln dlsebabkan hukumkese[ahLeraan kemakmuran berLumpu dan berorlenLasl kepada/darl manusla unLuk manusla dlmana manusla sebagal prlbadl seuLuhnya dan keluarga(nllal manusla) yang men[adl paLokanSaya kaLakan lnl benar2 dlLerapkan karena selaln saya sakslkan dan alaml sendlrlsaya [uga mellhaL sewakLu kampanye preslden Amrlk semua kandldaL preslden ber[an[l dan berpaLokan melaksanakan pemerlnLahan berLumpu dan berorlenLasl kepada manusla sebagal prlbadl dan keluargabalk polLlk dalam negerl maupun luar negerlPal lnl mungkln Lerballk dengan negara2 laln seperLl lndonesla yang berLumpu dan berorlenLasl kepada kelompok aLau golonganSehlngga menuruL pendapaL saya Lrlas pollLlka adalah baglan yang Lldak dapaL dlplsahkan dengan PAMCk glmana pendapaL andamungkln ada pendapaL yang laln 1anggapan 14 1anos Irank 04]09]209 Pello bung lerdlnanL SadlklL mungkln Lu perbedaan dl lndonesla denk Amerlka Amerlka memang konslsLen men[alan 1rlas ollLlk 1apl dl ldnonesla agak bedaLorang dlslnl maslh ada ancaslla (PAM) klLa seLu[u apa yang rlscllla kaLakan semua LerganLung sapa Lu yang plmpln lnl negara ul lndonesla uu (peraLuran) blsa dlkalahkan dengan l[ln khusus aLau ulspensasl aLau lsLllah pollLlknya dengan bahasa yang kreen kempres hehehe lndonesla Lldak menghargal ?udlkaLlf dengan seuLuhnya LerganLung sapa Lu berkuasa Se[ak bangsa lnl Merdeka dan LerbenLuknya ancaslla sebagal landasan negara dan uuu 43 peran Mahkama konsLlLusl Lldak beglLu menon[ol LeLapl 3 sekarang lnl Mk boleh dlanggap se[a[ar dengan Mahkama Agung hehehe beLul kaLa rlscllla mana yang berkuasa lLu yang menenLukan Mk Mk Mk Mk hehehe bravo!!! hLLp//ldwlklpedla org/wlkl/ Mahkamah_ konsLlLusl_ lndonesla 1anggapan 1S Danny umendap 0S]09]209 Woah one more docLor ls comlng good Lord sl vls pacem parra bellum Note 4pobi/o terdopot dotodoto diskusi yonq tidok tercontum do/om ronqkumon ini mohon di informosikon kepodo komi denqon me/ompirkon doto diskusi ADMIN MILI 08]09]2009